Anda di halaman 1dari 7

PIDATO 1 JUNI 1945 (1)

PIDATO LAHIRNYA PANCASILA OLEH IR. SOEKARNO


(SADURAN)
KHUSUS BAB NASIONALISME/KEBANGSAAN

Pengantar:
Berikut ini kutipan dari Pidato Ir. Soekarno, pada 1 Juni 1945, di depan BPUPKI,
untuk menjawab permintaan Ketua BPUPKI, Dr.KRT Radjiman Wediodiningrat.
Pada kesempatan kali ini saya kutipkan uraian beliau tentang apa itu bangsa,
kebangsaan, dan nasionalisme. Bab ini nantinya akan menjadi Sila Persatuan
Indonesia, ketika ada musyawarah panitia Sembilan ( 22 Juni 1945, Piagam
Jakarta atau Pembukaan ) dan PPKI pada 18 Agustus 1945, ketika
mengesahkan UUD 1945. (Dosen Pengampu Pancasila FAI, FH, FPSI, FIKOM
UIR, M. HUSNU ABADI SH MHUM PHD/Associated Professor)

Saya mengerti apakah TUAN kehendaki! TUAN minta dasar, minta


philosophische grondslag atau jikalau kita boleh memakai perkataan yang
muluk-muluk, tuan meminta suatu weltanshauung, di atas mana kita
mendirikan negara Indonesia ini.

Kita melihat dalam dunia ini, bahwa banya negeri-negeri yang merdeka, dan
banyak diantara negeri-negeri yang merdeka itu berdiri di atas suatu
weltanschauung .

Hitler mendirikan Jermania di atas national sozialistische weltanshauung,


filsafat nasional sosialisme telah menjadi dasar negara Jermania yang didirikan
oleh Adolf Hitler itu.

Lenin mendirikan negara Soviet di atas satu weltanshauung yaitu Marxistische.


Historisch Materialiistische Weltanshauung.

Nippon mendirikan negara Dai Nippon di atas satu weltanshauung yaitu yang
dinamakan Ten noo Koodoo Seishin. Di atas Ten noo Koodoo Seishin inilah
negara Dai Nippon didirikan.

Saudi Arabia, Ibnu Saud, mendirikan negara Arabia di atas satu


Weltanshauung, bahkan di atas satu dasar agama, yaitu Islam.
Demikian itulah yang diminta tuan yang mulia, apakah weltanshauung kita,
jikalau kita hendak mendirikan Indonesia yang merdeka?

Weltanshauung ini sudah lama harus kita bulatkan di dalam hati kita dan di
dalam pikiran kita, sebelum Indnesia Merdeka datang. Idealis-idealis di seluruh
dunia bekerja mati-matian untuk mengadakan bermacam-macam
weltanshauung , bekerja mati-matian untuk merealiteitkan (mengamalkan
atau mewujudkan. Dari MHA) weltanshauung mereka itu.

Maka oleh karena itusebenarnya tidak benar perkataan anggota yang


terhormat Abikoesno, bila beliau berkata banyak sekali negara-negara
merdeka didirikan dengan isi seadanya saja, menurut keadaan. Tidak ! Sebab
misalnya, walaupun menurut perkataan John Reed: Sovyet Rusia didirikan di
dalam 10 hari oleh Lenin c.s. ( dan kawan-kawannya. Dari MHA), John Reed di
dalam kitabnya: ten days that shock the wolrd, sepuluh hari yang
mengguncang dunia, tetapi weltanchauungnya telah tersdia bepuluh-puluh
tahun. Terlebih dulu telah tersedia weltanchauung nya, dan di dalam 10 hari
itu hanya sekedar merebut kekuasaan, dan ditempatkanlah negara baru di atas
weltanchauung yang sudah ada.

Dari 1985 Weltanchauung itu telah disusun, bahkan dalam revolusi 1905,
welatnchauung itu dicobakan, digeneral repetitiekan (dipraktekkan). Lenin di
dalam revolusi tahun 19805 telah mengerjakan apa yang dikatakan oleh beliau
sendiri generale repetitie dari revolusi 1907 Sudah lama sebelum 1917,
weltanchauung itu disediakan, bahkan diikhtiarkan. Kemudian hanya dalam 10
hari, sebagai dikatakan oleh John Reed . Hanya dalam 10 hari itulah disdirikan
negara baru, direbut kekuasaan itu, ditaruhkan kekuatsaan itu di atas
weltanchauung yang telah berpuluh-puluh tahun umurnya itu, Tidakkah pula
Hitler demikian?

Di dalam tahun 1933 Hitler menaiki singgasana kekuasaan mendirikan negara


Jermania di atas national sozialistische (NAZI) weltanchauuung.

Tetapi kapankah Hitler mulai menyediakan dia punya Weltanshauung itu?


Bukan di dalam tahun 1933, tetapi di dalam tahun 1921 atau 1922 beliau telah
mulai bekerja kemudian mengikhtiarkan pula agar Nazi isme ini, dapat
menjelmadengan nama Munchener Putch, tetapi gagal.
Di dalam tahun 1933 barulah datang saatnya beliau merebut kekuasaan dan
negara diletakkan si atas dasar weltanchauung yang telah dipropagandakana
bertahun2 itu.

Apakah weltanchauung kita, untuk mendirikan negara Indonesia merdeka di


atasnya?

Dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok merdeka, tetapi
weltanchauung nya telah siap dalam tahun 1885. Dalam buku The three
principles San Min Cui I, Mintsu, Minchuan, Min Sheng, nasionalisme,
demokrasi, sosialisme, telah digambarkan oleh doktor Sun Yat Sen
weltanchauung itu, tetapi baru tahun 1912 beliau mendirikan negara baru di
atas weltanschauung San Min Chu I itu.

Kita telah bersidang3 hari lamanya, banyak pikiran telah dikemukakan, macam-
macam, tetapi alangkah benarnya perkataan Dr. Soekiman, perkataan Ki
Bagoes Hadikusumo, bahwa kita harus mencari persetujuan faham. Kita
mencari persatuan philosophishe grondslag, yang kita semua setujui.

Tuan Yamin, ini bukan kompromis, tetapi kita bersama-sama mencari satu
hal yang sama-sama kita setujui. Apakah itu?

Pertama-tama , saya bertanya, apakah kita hendak mendirikan Indonesia


merdeka untuk seseorang , untuk semua golongan? Mendirikan Indonesia
merdeka tetapi sebenarnya hanya untuk emngagungkan satu orang, untuk
memberikan kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberikan
kekuasaan pada satu golongan bangsawan?

Baik saudara, yang namanya kaum kebangsaan maupun yanga dinamakan


kaum Islam, semuanya mufakat bahwa bukan negara yang demikian itu yang
kita tuju. Kita hendak mendirikan suatunegara, semua buat semua, bukan
buat satu orang, bukan buatsau golongan.Hal itu, selalu mendengung di
dalam jiwa saya, sejak tahun 1918, 25 tahun yang lalu.

DASAR PERTAMA yang baik dijadikan dasar buat negqra Indonesia ialah
dasar kebangsaan.

Saya minta, Ki Bagus Hadikusumo dan saudara yang Ismlam lainhya,


maafkanlah saya memakai perkataan kebangsaan ini. Saudara jangan salah
faham, jikalau saya katakan bahwa dasar pertama buat Indonesia ialah dasar
kebangsaan. Ini bukan berarti satu kebangsaan dalam arti yang sempit, saya
menghendaki nationale staat seperti yang saya katakan dalam rapay di
Taman Raden Saleh kemarin.

Tuan adalah orang bangsa Indoensia, bapak tuan pun orang Indonesia, nenek
tuan pun bangsa Indonesia, datuk-datuk Tuan dan nenek moyang Tuan pun
bangsa Indonesia.

Di atas satu kebangsaan Indonesia dalam arti yang dimaksudkan oleh ki


Bagus Hadikusumo itulah, kita dasarkan negara Indonesia.

Apakah yang dinamakan bangsa ? Menurut Renan syarat bangsa ialah


kehendak akan bersatu. Perlu orang-2nya merasa diri bersatu dan mau
bersatu. Enerst Renan menyebut syarat bangsa: le desir d’etre ensemble
yaitu kehendak akan bersatu. Menurut definisi Renan, maka yang menjadi
bangsa yaitu satu kelompok manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya
bersatu.

Kalau dilihat definisi lain, Otto Bauaer, was ist eine Nation, dan jawabnya
ialah Eine nation ist eine aus schiksalsgemeinschaft erwahchsene
charaktergemeninschaft, bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul
karena persatuan nasib.

Kemarin kalau tidak salah Ki Bagus Hadikusumo atau Moenandar,


mengatakan persatuan antara orang dan tempat

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan rakyat dan
bumi yang ada di bawah kakinya. Renan dan Otto B hanya sekedar melihat
orangnya. Mereka hanya mengingat karakter, tidak mengingat tempat,
buminya. Apakah tempat itu ? Tempat itu yaitu Tanah air, tanah dan air
adalah satu kesatuan. Allah swt membuat peta dunia, dan kita tahu
kesatuan-kesatuan disitu. Seorang anak kecilpun, jikalau ia melihat peta
dunia, ia dapat menunjukkanbahwa kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan, satu gerombolan pulau-pulau diantara 2 lautan besar, lautan
Pacific dan lautan Hindia, diantara 2 benua, Asia dan Australia.

Maka manakah yang dinamakan tanah tumpah darah kita, tanah air kita?
Menurut geopolitik makan Indonseialah tanah air kita, indonesia yang bulat,
bukan Jawa saja, bukan sumatera sajam, bikanborneo saja, .... tetapi segenap
kepulauan yang ditunjuk oleh Allag swt menjadi kesatuan antara 2 benua
dan 2 samudera, itulah tanah air kita.

Pendek kata, bangsa Indonesia, natie Indonesia, bukanlah sekedar sayu


golongan yang hidup dengan ledesir d’etre ensemble di atas daerah yang
kecil seperti Minangkabau, atau Madura, atau Yogya, atau Sunda atau bugus
tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusianya yang meneurut
geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah swt tinggal di kesatuannya
semua pulau-pulau Indonesia dari uuung utara Sumatera sampai ke Irian.

Karena antara manusia 70 juta, ini sudah ada le desir d’etre ensemble, sudah
jadi charakter gemeinschaft !!!

Natie indonesia . bangsa Indonesiajumlah orangnya 70 juta, tetapi 70 juta


yang telah menjadi satu !!!

Demikian pula, bukan semuaa negeri-negeri di tanah sir kita yangmerdekaa


di jaman dulu, adalah nationale staat. Kita hanya 2 kali mengalami nationale
staat yaitu zaman Sriwijaya dan Majapahit. Di luar dari itu kita tidak
mengalami nationalestaat.

Saya berkata dengan penuh hormat kepada kita punya raja-sraja dahulu,
kepada`Sultan Agung Hanyokrokusumo, bahwa Mataram, meskipun
merdeka, bukan nationale staat. Demikian juga Siliwangi bahwa kerajaannya
bukan nationale staat.

Nationale staat hanya Indonesia seluruhnya, yang telah berdiri di zaman


Sriwijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan bersama.

Karena itu, jikalau tuan terima, marilah kita mengambil sebagai dasar negara
yang pertama, Kebangsaan Indonesia.

Saya tahu, banyak juga orang Tionghoa klasik yang tidak mau akan dasar
kebangsaan, karena mereka memeluk paham kosmopolitanisme, yang
mengatakan tidak ada kebangsaan, tidak ada bangsa.

Bangsa Tionghoa dahulu banyak yang kena penyakit kosmopolitanisme


Sehingga mereka berkata bahwa tidak ada bangs TIonghoa, tidak ada bangsa
Nippon tidak ada bangsa India, tidak ada bangsa Arab, tetapi semuanya
menscheid, peri kemanusiaan.

Tetapi Sun Yat`Sen bangkit, memberi pengajaran kepada rakyat Tionghoa,


bahwa ada kebangsaan Tionghoa.

Saya mengaku, ketika sekolah HBS di Surabaya, saya dipengaruhi oleh


seorang sosialis bernama A. Baars, mengatakan jangan berfaham
kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa`kemanusiaan sedunia, jangan
mempunyai rasa kebangsaas sedikitpun. Ini terjadi tahun 1917.

Tetapi tahun 1918 alhamdulillah ada orang lain yang memperingatkan saya,
dialah Sun Yat`Sen !

Ia membongkar kompolitanisme yang diajarkan A. Baars itu. Dalam hati saya


sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan oleh pengaruh Sun Yat`Sen, maka
oleh karena itu jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Sun Yat Sen
sebagai pengajarnya, yakinlah bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia
yang dengan perasaan berterima kasih pada `Sun yat Sen, sampai ke liang
kubur.

Memang prinsip kebangsaan itu ada bahayanya, yaitu mungkin orang


meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga berfaham
Indonesia uber alles. Kita cnta tanah air yang satu, tetapi tanah air kita
Indonesia hanya satu bahagian kecil saja dari dunia !!!

GANDI berkata, saya seorang nasionalais tetapi kebangsaan saya adalah peri
kemanusiaa,, my nationalism is humanity !

Kebangsaan kita bukan kebanagsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme,


sebagai yang dikobarkan orang Eropa, yang mengatakan Deutschland uber
alles , tidak ada yang setinggi Jermania, bangsa mulya, bangsa Aria, yang
dianggapnya tertinggi di atas dunia, sedang bangsa-bangsa lain tidak ada
harganya.

Jangan berkata bahwa bangsa Indonesia lah yang terbagus dan termulya,
serta meremehkan bangsa lain, kita harus menuju persatuan dunia. Kita
harus menuju kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya
yang kedua, inilah filosofisch principle yang nomor dua, yang saya namakan
internasionalisme, tapi bukan kosmopolitanisme.

Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam


buminya nasionalisme.

=====

Anda mungkin juga menyukai