Anda di halaman 1dari 23

KEBUTUHAN KONATIF

1. Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan akan air, makanan, oksigen, dsb.
Memiliki potensi paling dasar dan paling besar untuk dipenuhi 
sebelum memenuhi kebutuhan akan makanan, seseorang tidak akan
mencari teman / ingin dihargai.
Kebutuhan fisiologis berbeda dgn kebutuhan lain, minimal dalam 2 hal :
a. Kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpenuhi sepenuhnya / minimal bisa di atasi.
b. Kebutuhan fisiologis memiliki hakikat pengulangan yaitu setelah
terpenuhi, maka akan muncul lagi, begitu seterusnya, sedangkan
kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi tidak muncul secara tterus
menerus

2. Kebutuhan akan rasa aman


Meliputi kebutuhan rasa aman fisik, stabilitas (bebas dari ancaman,
penyakit, bahaya, kerusuhan, bencana alam, rasa takut, rasa cemas),
kebutuhan akan hukum, aturan dan struktur.
Kebutuhan akan rasa aman tidak bisa terpenuhi secara total
Kecemasan dasar  rasa tidak aman karena mempertahankan
ketakutan irrasional pada masa kanak-kanak yang seolah-olah mirip
dengan rasa takut terhadap hukuman orangtua.

Kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki


Dorongan untuk bersahabat, memiliki pasangan dan keturunan, melekat
pada seluruh keluarga, kelompok, lingkungan, bangsa.
Seseorang yang kebutuhan dicintai dan dimiliki sudah terpenuhi sejak
kanak-kanak tidak akan panik saat menolak / ditolak cintanya karena
yakin bahwa dirinya akan diterima dan dicintai oleh orang-orang yang
penting dalam hidupnya dan tidak akan merasa hancur.
Seseorang yg tdk pernah merasa dicintai / dimiliki tidak sanggup
memberi cinta pd orang lain
Orang yg menerima sedikit rasa dicintai dan dimiliki akan termotivasi
kuat untuk mencari / memenuhi kebutuhan ini.
Anak-anak memerlukan cinta agar dapat tumbuh sehat secara psikologis
 upaya terang-terangan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Orang dewasa memenuhi kebutuhan ini dengan cara :
a. Mengalah agar mendapat cinta
b. Bersikap sinis/dingin/sadis agar mendapat cinta
c. Bersikap mandiri/independen agar mendapat cinta
d. Bersikap posesif agar mendapat cinta
3. Kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki
Dorongan untuk bersahabat, memiliki pasangan dan keturunan, melekat
pada seluruh keluarga, kelompok, lingkungan, bangsa.
Seseorang yang kebutuhan dicintai dan dimiliki sudah terpenuhi sejak
kanak-kanak tidak akan panik saat menolak / ditolak cintanya karena
yakin bahwa dirinya akan diterima dan dicintai oleh orang-orang yang
penting dalam hidupnya dan tidak akan merasa hancur.
Seseorang yg tdk pernah merasa dicintai / dimiliki tidak sanggup
memberi cinta pd orang lain
Orang yg menerima sedikit rasa dicintai dan dimiliki akan termotivasi
kuat untuk mencari / memenuhi kebutuhan ini.
Anak-anak memerlukan cinta agar dapat tumbuh sehat secara psikologis
 upaya terang-terangan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Orang dewasa memenuhi kebutuhan ini dengan cara :
a. Mengalah agar mendapat cinta
b. Bersikap sinis/dingin/sadis agar mendapat cinta
c. Bersikap mandiri/independen agar mendapat cinta
d. Bersikap posesif agar mendapat cinta
4. Kebutuhan untuk dihargai
Penghargaan diri, keyakinan bahwa orang lain memandang mereka dgn
perasaan menghargai.
Ada 2 tingkat kebutuhan untuk dihargai :
a. Reputasi : persepsi tentang prestise, pengakuan, ketenaran yang
berhasil dicapai
b. Harga diri : perasaan dan keyakinan akan penghargaan
Harga diri lebih mendasar dari pada reputasi, didasarkan pada
kompetensi nyata dan bukan sekedar opini orang lain

5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri


Pemenuhan kebutuhan untuk dihargai tidak selalu menyebabkan
seseorang bergerak menuju tingkat aktualisasi diri, hal ini tergantung
pada apakah mereka memiliki B-values atau tidak.
Mereka yg menghargai sangat tinggi nilai-nilai, seperti kebenaran,
keindahan, keadilan dan B value lainnya akan dapat langsung
mengaktualisasikan diri setelah terpenuhi kebutuhan untuk dihargai.
Yang tidak memiliki B values akan frustrasi karena tidak mampu
mencapai aktualisasi diri.
Aktualisasi diri adalah pemenuhan diri, realisasi semua potensi, menjadi
kreatif sepenuhnya.
Jika sudah mencapai aktualisasi diri berarti telah menjadi manusia
seutuhnya

KEBUTUHAN ESTETIS
• Tidak universal
• Hanya sedikit orang yang termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan
dan pengalaman yang menyenangkan secara estetis
• Orang yang kebutuhan estetisnya kuat, ingin lingkungannya indah dan
teratur, jika tidak terpenuhi mereka akan menjadi sakit.
• Orang yang suka keindahan akan sakit secara fisik dan spritual jika hidup
di lingkungan yang kacau dan tidak teratur.

KEBUTUHAN KOGNITIF
• Kebutuhan untuk mengetahui sesuatu, memecahkan misteri, memahami
sesuatu dan ingin menyelidiki sesuatu.
• Saat kebutuhan kognitif terhalang, maka semua kebutuhan konatif akan
terancam  pengetahuan dibutuhkan untuk memenuhi semua
kebutuhan konatif, misal : kebutuhan rasa aman terpuaskan dengan
mengetahui cara membuat rumah yang kokoh.
• Pribadi yang sehat ingin tahu lebih banyak, berteori tentang sesuatu,
menguji hipotesis, menyingkap misteri, mengetahui bagaimana sesuatu
bekerja hanya untuk mengetahui saja.

Ada 14 B Values
• Kebenaran - kesempurnaan
• Kebaikan - keadilan & keteraturan
• Keindahan - kesederhanaan
• Kemenyeluruhan - totalitas
• Semangat - kegigihan
• Keunikan - humor / kebermaknaan
• Kelengkapan - kemandirian

Ciri-ciri pribadi pengaktualisasi diri


• Persepsi yang lebih efisien terhadap realitas
– Dengan mudah mendeteksi kepura-puraan
– Bisa melihat sisi positif dan negatif org lain
– Tidak berprasangka buruk
– Tidak memaksakan orang lain harus memiliki pandangan seperti
dirinya
– Tidak takut / nyaman dengan hal-hal yang tidak diketahui
– Merasa nyaman dengan teka-teki yang tidak memiliki jawaban
benar/salah yang tegas
– Menyambut keragu-raguan dan ketidak tentuan
• Menerima dirinya sendiri, oranglain dan alam
– Menerima diri apa adanya
– Memiliki cita rasa yang baik terhadap makanan, tidur dan seks
– Tidak terlalu kritis akan kelemahan diri
– Tidak terbebani oleh kecemasan / rasa malu yang tidak tepat
Menerima orang lain apa adanya
– Tidak memiliki kebutuhan kompulsif untuk memerintah,
menginformasikan / mengubah oranglain
– Toleransi terhadap kelemahan oranglain
– Tidak terancam dengan kekuatan orang lain
– Menerima alam apa adanya
• Menerima sifat alamiah manusia
• Tidak menuntut kesempurnaan oranglain
• Menyadari bahwa manusia akan selalu mengalami
penderitaan, menjadi tua dan meninggal
• Spontan, efektif dan alamiah
– Tidak konvensional, tapi tidak memaksa pendapatnya secara
kompulsif.
– Sangat etis, tapi sewaktu-waktu bisa tampak tidak etis / tidak
tunduk pada aturan yang berlaku jika situasi sirasa tidak benar.
– Tidak perlu memunculkan topeng diri untuk menipu dunia
– Tidak takut malu mengungkap kegembiraan, kekaguman,
kebahagiaan, kesedihan, kemarahan atau emosi-emosi lain yang
terasa sangat dalam.
• Fokus pada masalah
– Tertarik pada persoalan di luar dirinya, mengembangkan misi
dalam hidup, tujuan untuk hidup yang menyebar melampaui
kungkungan diri.
– Pekerjaan bukan hanya untuk mendapat penghasilan, tapi
menjadi tugas / panggilan dalam hidupnya.
Tidak begitu peduli dengan cibiran dan hinaan

• Kebutuhan akan privasi


– Merasa nyaman ketika bersama orang lain ataupun sendirian
– Dapat menemukan kesenangan dalam keheningan dan privasi
– Lebih memiliki kepedulian global bagi masalah kesejahteraan
oranglain tanpa terjebak oleh waktu dan masalah-masalah yang
tidak begitu penting
– Mampu menggerakkan diri sendiri dan bersedia melawan semua
upaya orang lain yang ingin membuatnya tunduk pada aturan
yang tidak sesuai dengan nilai-nilainya.
• Kemandirian
– Bergantung pada diri sendiri meskipun di masa lalu mereka harus
menerima cinta dan rasa aman dari oranglain (misalnya ibu)
– Yakin bahwa dirinya dicintai dan diterima tanpa syarat atau
kualifikasi apapun
– Tidak teganggu oleh kritik, tidak bergeming oleh bujuk rayu
– Independen yang memberi kedamaian dan ketenangan dan bukan
untuk mendapat persetujuan orang lain.
• Kesegaran yang berkesinambungan dalam mengapresiasi
– Mempertahankan kekonstanan perasaan mereka terhadap nasib
baik dan berterimakasih atas hal tersebut
• Pengalaman puncak
– Pengalaman mistis yang memberi mereka perasaan transedensi
(perasaan terpisah dari tubuh)  bisa dialami setiap orang,
namun dengan kedalaman yang berbeda.
– Pengalaman puncak tidak termotivasikan, tidak diperjuangkan dan
tidak diharap-harapkan.
– Selama mengalami pengalaman puncak, seseorang mengalami
seolah-olah dia tidak memiliki kebutuhan, keinginan, kekurangan
apapun.
– Pengalaman puncak sering memiliki efek yang langsung pada
hidup seseorang.
• Kepedulian sosial
– Perasaan komunitas, rasa persatuan dengan seluruh manusia
– Suka memberi perhatian dan dukungan pada oranglain
– Memperlakukan orang asing seperti temannya sendiri
– Meskipun berkali-kali dibuat jengkel, sedih, dikecewakan, tapi
mereka terus merasakan persauadaraan yang mendasar pada
orang tersebut
• Hubungan antar pribadi yang mendalam
– Memiliki perasaan mengasuh pada oranglain umumnya, namun
persahabatan erat hanya pada beberapa orang saja
– Cenderung memiliki pribadi yang sehat
– Memiliki hubungan antar pribadi yang intim dengan pribadi yang
memiliki ketergantungan besar / bersifat kanak-kanak
– Memiliki empati yang istimewa terhadap pribadi yang kurang
sehat
– Sering disalahpahami, kadang-kadang diejek oleh oranglain, tapi
banyak orang yang sangat mencintainya, mengaguminya dan
memujanya.
– Merasa malu / tidak nyaman jika dipuja secara
• Struktur karakter demokratis
– Memegang nilai-nilai demokratis  ramah, toleran dengan
oranglain tanpa memandang kelas, warna kulit, usia atau gender
– Memiliki hasrat dan kemampuan untuk belajar dari siapapun
karena menyadari masih sedikit apa yang mereka ketahui
– Tidak mengiyakan begitu saja secara pasif perilku buruk orang lain
– Berjuang keras menentang orang yang jahat
• Memilahkan cara dan tujuan
– Memiliki pengertian yang jelas mengenai benar-salah
– Lebih mengarahkan pandangan pada tujuan dari pada cara dan
mampu membedakan keduanya
– Menikmati upaya untuk mencapai beberapa hal
• Kepekaan filosofis terhadap humor
– Rasa humor yang sifatnya tidak menyerang
– Humornya membuat oranglain senang, memberi informasi,
menunjukkan ambiguits
– Lebih menyukai senyuman dari pada tertawa terbahak-ahak
– Humornya lebih bersifat spontan
• Kreatif
– Menurut Maslow, kreativitas dan aktualisasi diri bisa menjadi satu
hal yang sama
– Kreatif dengan caranya sendiri
– Memiliki persepsi yang tepat mengenai kebenaran, keindahan,
realitas.
• Perlawanan terhadap pembudayaan
– Otonom, mengikuti standarnya sendiri dalam berhubungan
dengan sesuatu, tidak mentaati aturan dengan membabi buta
– Tidak menghabiskan energi untuk melawan kebiasaan masyarakat
– Pribadi yang sehat, lebih terindividuasi dan tidak terlalu homogen,
hampir tidak memiliki kemiripan dengan siapapun

Penghalang-penghalang kesehatan psikologis


• Kondisi berharga
• Ketidakkongruenan
• Pertahanan diri
• Disorganisasi
Kondisi Berharga (Condition of Worth)
• Sebagian orang tidak menerima penghargaan positif tanpa syarat, tapi
hanya menerima kondisi berharga saja.
• Kondisi berharga  orang yang dicintai menerima dirinya hanya jika
dirinya dapat memenuhi harapan dan persetujuan dari orang-orang yang
dicintai tsb.
• Kita mengassimilasikan kondisi berharga tersebut ke dalam struktur kita
• Kita mengevaluasi pengalaman apapun atas dasar kondisi berharga
tersebut  sehingga kita mengabaikan persepsi inderawi dan intuitif
kita sendiri  kita menjadi asing dengan diri kita yang rill (tidak
kongruen)
Ketidakkongruenan
• Ketidakseimbangan psikologis dimulai saat kita gagal untuk menyadari
pengalaman-pengalaman keorganismean kita sebagai pengalaman diri,
artinya : kita tidak menyimbolisasikan secara akurat pengalaman
pengahayatan organismik menjadi kesadaran karena pengalaman
tersebut tidak konsisten dengan diri kita.
• Semakin besar ketidakkongruenan diri yang kita pahami (konsep diri)
dan penghayatan organismik kita, maka semakin rapuhlah diri kita.
• Kecemasan dan ancaman akan dialami saat kita meraih kesadaran
tentang ketidakkongruenan itu
• Kita menjaadi cemas saat kita tidak terlalu menyadari kontradiksi ini.
• Kita merasa terancam saat kita lebih sadar dengan kontradiksi ini  tapi
hal ini membuat kita maju menuju kesehatan psikologis.
Pertahanan diri
• Untuk mencegah ketidakkonsistenan antara penghayatan organismik
dengan diri yang dipahami kita bereaksi dengan cara bertahan
(membuat pertahanan diri)  melindungi konsep diri dari kecemasan
dan ancaman dengan penyangkalan / pendistorsian pengalaman
• Pendistorsian : kesengajaan menginterpretasikan pengalaman secara
keliru agar sesuai dengan beberapa konsep dirinya.
• Penyangkalan : penolakan untuk memahami pengalaman dalam
kesadaran kita.
Disorganisasi
• Jika pertahanan diri gagal, maka perilaku menjadi tidak terorganisasi /
psikotik.
• Ketika ketidakkongruenan antara diri yang dipahami dan penghayatan
organismik menjadi terlalu mencolok, atau muncul secraa mendadak
sehingga tidak bisa lagi disangkal/didistorsi maka perilakunya menjadi
tidak terorganisasi.
• Disrorganiasi dapat muncul tiba-tiba atau bertahap untuk waktu yang
cukup lama.
Terapi client centered bertujuan agar pribadi yang rapuh / cemas dapat
tumbuh sehat secara psikologis, dengan cara menjalin kontak dengan
terapis yang kongruen, menerima klien tanpa syarat dan memberi empati
yang akurat.
Terapi Rogerian dapat dilihat dari :
• Kondisi-kondisi
• Proses
• Hasil-hasilnya
Rasa Bersalah
• Rasa bersalah muncul ketika manusia menyangkal potensinya, gagal
memahami secara akurat kebutuhan sesamanya atau masih tetap
bersikukuh dengan ketergantungan mereka pada dunia alamiah.
• Rasa bersalah dan kecemasan bersifat ontologis artinya mengacu pada
hakikat kemengadaan, jadi bukan sekedar perasaan-perasaan yang
muncul dari situasi / pelanggaran tertentu.
• Ada 3 bentuk rasa bersalah ontologis :
– Rasa bersalah yang berkaitan dengan umwelt
Bukan berasal dari kegagalan seseorang dalam bertindak, tapi pada
kurangnya kesadaran akan kemengadaan dalam dunia (rasa bersalah akibat
pencabutan). Contoh : perkembangan teknologi membuat manusia semakin
tercabut dari alam
– Rasa bersalah yang berkaitan dengan mitwelt
Rasa bersalah yang berasal dari ketidakmampuan kita memahami secara
akurat dunia oranglain (melihat oranglain dari kacamata kita sendiri.
– Rasa bersalah yang berkaitan dengan eigenwelt
Rasa bersalah yang dilandasi pada hubungan kita dengan diri sendiri 
rasa bersalah pada potensi atau kegagalan kita  mirip dengan konsep
Maslow (takut mengada / melakukan yang terbaik)

4 Jenis Cinta dalam Tradisi Barat


1. Seks  kebutuhan fisiologis yang mencari kepuasan lewat peredaan
tegangan
2. Eros  hasrat psikologis yang mencari prokreasi atau kreasi melalui
sebuah penyatuan kekal dengan pribadi yang dicintai  harapan untuk
membangun penyatuan abadi.
3. Filia  persahabatan intim nonseksual diantara 2 pribadi.
– Eros dibangun di atas filia
– Filia memerlukan waktu untuk tumbuh berkembang
– Filia tidak mensyaratkan kita melakukan apapun bagi yang dicintai
kecuali diri pribadi yang dicintai, bersama pribadi tersebut,
menikmati pribadi tersebut.
– Fillia menjadikan eros hidup
4. Agape  rasa menghargai pribadi lain, kepedulian terhadap
kesejahteraan oranglain tanpa batas, cinta tanpa syarat yang mirip kasih
Tuhan bagi manusia.
– Cinta yang alturistik, tidak bergantung pada perilaku / karakteristik
/ tidak menuntut apapun / tidak bersyarat.
Kebebasan dan Takdir
• Individu yang sehat sanggup mengasumsikan kebebasan sekaligus
menghadapi takdirnya.
• Kebebasan adalah kapasitas individu untuk mengetahui bahwa dia
makhluk terbatas / memiliki takdir.
• Kebebasan berasal dari pemahaman mengenai takdir kita
• Kebebasan memungkinkan pengubahan meskipun kita tidak bisa
mengetahui kemana perubahan berjalan.
• Bentuk-bentuk kebebasan :
1. Kebebasan eksistensial  kebebasan bertindak berdasarkan
pilihan yang dibuatnya  kebebasan eksistensial tidak menjamin
kebebasan esensial (kebebasan mengada)  kebebasan
eksistensial sering membuat sulit mencapai kebebasan esensial.
2. Kebebasan esensial  kebebasan mengada

Apakah Takdir ?

• Takdir adalah rancangan alam semesta yang berbicara melalui


rancangan hidup bagi setiap dari kita.
• Takdir bukan berarti sudah diatur / ditetapkan
• Takdir adalah tujuan manusia
• Kita tidak dapat menghapus takdir, tapi kita dapat memilih bagaimana
cara kita merespon, bagaimana kita akan hidup dengan talenta-talenta
kita.
Psikopatologi
• Menurut May, apati dan kekososngan adalah sumber penyakit zaman
modern.
• Manusia menyangkal adanya takdir, meninggalkan mitos sehingga
manusia menjadi kehilangan tujuan mereka untuk mengada  menjadi
tidak berarah tujuan  menjadi psikopatologis
• Psikopatologi  menyangkal takdir sehingga kehilangan kebebasan 
muncul simtom neurotik
• May melihat psikopatologi sebagai kurangnya komunikasi
(ketidakmampuan untuk mengetahui oranglain dan berbagi diri dengan
mereka.

Konsep-Konsep dasar Eksistensialisme


1. Mengada dalam dunia (being in the world)
– Kaum eksistensialis mengadopsi pendekatan fenomenologis untuk
memahami kemanusiaan
– Kita memahami dunia berdasarkan persepsi kita / bukan
berdasarkan kerangka acuan eksternal  menyatu antara pribadi
dan lingkungan.
– Perasaan cemas dan putus asa diakibatkan oleh alienasi diri
sendiri/dari dunianya  asing dengan dirinya sendiri, terasing dari
dunianya.
– Ketika manusia menggunakan produk industri, manusia teralienasi
dari tanah, laut dan langit (alam).
– Perasaan terasing dari diri dan dunia dialami oleh orang yang
terganggu / patologis dan diderita oleh banyak individu di
masyarakat modern.
– Alienasi adalah penyakit zaman dan termanifestasi dari 3 wilayah :
– Keterpisahan dari alam (umwelt)
– Kekurangan hubungan antarpribadi yang bermakna (mitwelt)
– Keterasingan dari diri yang autentik (eigenwelt)
– Pribadi yang sehat hidup dalam Umwelt, Mitwelt dan Eigenwelt
sekaligus.

2. Ketidakmengadaan (non being)


– Kematian adalah jalan bagi ketidakmengadaan
– Hidup menjadi lebih bermakna saat kita mengkonfrontasikan
kemungkinan dari kematian / ketidakmengadaan kita
– Rasa takut pada kematian mendorong kita untuk hidup secara
defensif
– Menyangkal/menghindari ketidakmengadaan akan menyisakan
rasa putus asa dan kehampaan
– Alternatif yang lebih sehat adalah menghadapi kematian yang tak
terelakkan dan menyadari bahwa ketidakmengadaan merupakan
bagian tak terpisahkan dari kemengadaan

Pendekatan Frankl tehadap Kepribadian


• Kesehatan psikologis menekankan pentingnya kemauan akan arti
• Kehendak untuk makna sebagai sumber utama motivasi manusia.
• Terapinya disebut logotherapy  logos : pelajaran, kata, ruh, Tuhan,
atau makna
– Logoterapi berbicara tentang arti dari eksistensi manusia dan
kebutuhan manusia akan arti serta teknik-teknis terapeutis khusus
untuk menemukan arti dalam kehidupan.
– Logoterapi awalnya adalah metode psikoterapi untuk menangani
orang-orang yang kehidupannya kehilangan arti

Teori yang Mendasari Logoterapi


• Logoterapi meruapakan teknik dari pada teori, tapi psikoterapi harus
memiliki teori
• Teori tentang kodrat manusia yang berasal dari logoterapi dibangun
atas 3 pilar yaitu :
– Kebebasan kemauan
– Kemauan akan arti
Arti kehidupan
Kebebasan Akan Kemauan
• Menentang konsep bahwa manusia ditentukan oleh insting biologis,
konflik masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar.
• Meskipun kita tunduk pada kondisi eksternal, namun kita bebas untuk
menilih reaksi kita terhadap kondisi-kondisi yang muncul.
• Kita bisa mengambil sikap dalam menangani kekuatan dari luar tersebut.
Kemauan Akan Arti dan Arti Kehidupan
• Kebutuhan kita untuk terus menerus mencari arti, untuk memberi
maksud bagi eksistensi kita
• Semakin kita mampu untuk mengatasi diri, yaitu : mengarahkan kita
pada satu tujuan, semakin mampu memberi sesuatu pada seseorang,
maka kita semakin menjadi manusia sepenuhnya.
• Kita harus menghadapi kondisi eksistensi kita secara bertanggungjawab
dan bebas menemukan dalam kondisi-kondisi itu suatu tujuan hidup.

Cara membuat orang dapat memberi arti bagi kehidupannya yaitu :


– Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan
– Mengambil hikmah dari suatu kejadian
– Menyikapi penderitaan dengan sikap yang benar

Hakikat eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor :


– Spritualitas (roh/jiwa/hati nurani)
– Kebebasan  kebebasan untuk memiliki  tidak ditentukan oleh
faktor non spritual (seperti insting, warisan nilai khusus, dan
kondisi lingkungan)  orang yang tidak memiliki kebebasan
adalah mereka yang berprasangka / sangat neurosis sehingga
menghambat pemenuhan potensinya
– Tanggungjawab  seseorang tidak hanya bebas untuk memiliki,
tapi harus bertanggungjawab atas pilihannya
Hidup dan Rasa Hidup
• Hidup itu bukan benda.
• Hidup itu adalah laku / gerak.
• Benda memakan tempat, tapi hidup tidak memerlukan ruang.
• Contoh : duduk adalah gerak sehingga tdk memerlukan tempat. Yang
memerlukan tempat adalah raga.
• Manusia adalah benda hidup yg dapat bergerak dalam ruang dan waktu.
• Mengapa manusia hidup? = karena manusia dapat bergerak.
• Mengapa manusia dapat bergerak? = karena didorong oleh rasa hidup.
Contoh : orang mencari minuman karena didorong oleh rasa haus.
• Jadi, manusia mempunyai rasa hidup  tindakan manusia didorong oleh
perasaannya.
• Gerakan hewan dan tumbuhan juga didorong oleh rasa hidup, namun
tidak disadari.
• Pada manusia, tindakan dilakukan dengan sadar.
• Rasa hidup pada manusia, hewan dan tumbuhan mempunyai tujuan yg
sama yaitu untuk melaksanakan hidup dan meneruskan hidup jenisnya.
• Jika ada tindakan melawan rasa hidup, maka akan timbul konflik batin
dalam diri manusia.
Seseorang merasa damai jika
• Segala sesuatu diterima dan dihadapi dengan rasa enak, tidak
berkeinginan berlebihan dan tidak terlalu ambisius.
• Sebutuhnya  segala sesuatu dipenuhi menurut apa yg memang benar-
benar dibutuhkan.
• Seperlunya  apa yg dilakukan memang diperlukan, bukan dicari-cari
• Secukupnya  yang diinginkan dan dilakukan tidak lebih dan tidak
kurang (sesuai keperluan)
• Semestinya  menurut aturan yg telah ditetapkan
• Sebenarnya  segala tindakan dilakukan dengan benar.

Sifat-Sifat Kramdangsa
• Sebagai juru catat
– Mencatat semua hal yg dijumpainya dan dialaminya, yg dimulai
sejak masa bayi.
– Kualitas catatan tergantung dari bersih tidaknya mata batin / hati
nurani.
• Sebagai tukang menanggapi
– Kramadangsa mengabdi kepada catatan dan rasa hidup.
– Semua tindakan kramadangsa selalu mencari keuntungan bagi
catatan dan rasa hidup.
– Dalam pergaulan dgn semua benda, semua ditanggapi dengan
rasa senang atau benci.
– Rasa suka dan rasa benci dipakai sebagai mekanisme bela diri.
• Sebagai tukang menggagas atau berpikir
– Kramadangsa selalu berpikir untuk mencapai kebahagiaan dan
menghindari celaka.
– Objek yg digagas kramadangsa adalah semat (kekayaan), Drajat
(kehormatan) dan kramat (kekuasaan).
• Sebagai tukang menginginkan
– Keinginan menimbulkan berbagai macam rasa
– Rasa menjadi unsur pokok keinginan
Dimensi I
• Terdapat pada kehidupan bayi yang baru lahir.
• Yang berfungsi hanya organ panca indera saja, tapi organ tubuh belum
dapat untuk mereaksi motorik secara tepat, kecuali dengan gerakan
global saja.
• Bayi juga belum mengetahui hukum alam mengenai benda-benda.
• Contoh : bayi digigit nyamuk merasa sakit dan menangis, namun belum
dapat menghalau nyamuk yang menggigitnya.
Dimensi II
• Dimensi II terdapat pada masa anak-anak kecil.
• Berfungsinya pancaindera, sudah mereaksi motorik, tapi masih salah
karena belum tahu hukum alam mengenai benda-benda.
• Misal : melihat api, anak ingin memegangnya, namun belum mengerti
bahwa api itu panas dan berbahaya.
Dimensi III
• Berfungsinya 3 hal yaitu :
– Panca indera
– Organ atau bagian tubuh untuk menanggapi rangsang
– Pikiran, mulai mengerti hukum alam pada benda-benda dan tahu
cara bertindak yg benar.
• Pada dimensi III ini, pemahaman terhadap perasaan oranglain belum
berkembang.
• Hidup 3 dimensi ini berjalan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
saja, sehingga orang atau benda hanya dipandang sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dirinya sebagai Aku dan Oranglain sebagai Kamu.
Dimensi IV
• Hidup dalam dimensi IV adalah hidup dalam tahap tertinggi yg harus
ditempuh manusia.
• Dimensi IV tdd 3 dimensi sebelumnya ditambah dengan dimensi
perasaan yg berguna untuk mengerti perasaan oranglain.
• Perasaan, hati dan pikiran harus dididik agar dapat berkembang secara
wajar.
• Manusia yg hidup di dimensi IV menghayati perasaannya dan perasaan
oranglain.
• Bahwa rasa sendiri dan rasa oranglain itu ada dalam diri sendiri atau
dalam rasanya sendiri.
• Oranglain bukanlah Kamu. Oranglain sama dengan Aku.

Keberadaan: Polaritas Kenikmatan-Sakit


Fase pertama, eksistensi, menyangkut pemeliharaan fenomena integratif, baik
partikel nuklir, virus, atau manusia, dengan latar belakang dekompensasi
entropik.
Mekanisme evolusioner yang berasal dari tahap ini menganggap peningkatan
kehidupan dan pelestarian kehidupan.
Yang pertama berkaitan dengan orientasi individu terhadap peningkatan
kelangsungan hidup dan peningkatan kualitas hidup; yang terakhir dengan
mengarahkan individu menjauh dari tindakan atau lingkungan yang
menurunkan kualitas hidup, atau membahayakan keberadaan itu sendiri. Ini
bisa disebut tujuan eksistensial.
Pada tingkat fungsi manusia, tujuan tersebut membentuk, secara
fenomenologis atau metaforis, polaritas kesenangan-sakit.Selengkapnya
tentang teks sumber iniDiperlukan teks sumber untuk mendapatkan informasi
terjemahan tambahan kirim masukan Panel samping
Adaptasi: Polaritas Aktif-Pasif
Untuk eksis hanyalah fase kelangsungan hidup awal.
Setelah struktur integratif ada, ia harus mempertahankan
keberadaannya melalui pertukaran energi dan informasi dengan
lingkungannya.

Tahap evolusi kedua berkaitan dengan apa yang disebut Mode Adaptasi;
itu juga dibingkai sebagai polaritas dua bagian, orientasi pasif, yaitu
kecenderungan untuk mengakomodasi ceruk ekologis seseorang, versus
orientasi aktif, yaitu kecenderungan untuk memodifikasi atau
mengintervensi lingkungan seseorang.

-cara adaptasi ini berbeda dari fase pertama evolusi, karena


berhubungan dengan bagaimana sesuatu yang ada dapat bertahan atau
terus bertahan dalam lingkungannya

Replikasi: Polaritas Diri-Lainnya


Meskipun organisme dapat beradaptasi dengan baik dengan
lingkungannya, keberadaan semua bentuk kehidupan memiliki batas
waktu.

Untuk menghindari keterbatasan ini, organisme telah mengembangkan


Strategi Replikasi, yaitu cara untuk meninggalkan keturunan.

Strategi-strategi ini mencerminkan apa yang oleh para ahli biologi


disebut sebagai strategi r- atau self-propagating, di satu kutub ekstrim,
dan K- atau strategi pengasuhan lainnya, di ekstrim lainnya.

Secara psikologis, strategi yang pertama diarahkan pada tindakan yang


memaksimalkan reproduksi diri;; di sini, organisme bersifat egois, tidak
peka, tidak pengertian, dan tidak peduli secara sosial; sedangkan strategi
yang terakhir ditujukan untuk melindungi dan menopang kerabat atau
keturunan; ini mengarah pada tindakan yang berafiliasi secara sosial,
akrab, peduli, dan penuh perhatian
Istilah Kepribadian dalam Islam
• Dalam bahasa Arab kontemporer, kepribadian ekuivalen dengan istilah
syakhshiyah.
• Dalam Al Quran menggunakan istilah khulq (akhlak) teori islam klasik
lebih tertarik menggunakan istilah akhlak dari pada syakhsiyah.
• Istilah syakhsiyah lebih dekat dengan makna personality.

Struktur NAFSANI
• Qalbu yg memiliki fitrah ketuhanan (ilahiyah) sebagai aspek
suprakesadaran manusia yg berfungsi sebagai daya emosi (rasa)
• Akal yg memiliki fitrah kemanusiaan (insaniah) sebagai aspek kesadaran
manusia yg berfungsi sebagai daya kognisi (cipta)
• Nafsu yg memiliki fitrah kehewanan (hayawaniyah) sebagai aspek pra
atau bawah kesadaran manusia yg berfungsi sebagai daya konasi
(karsa).

Dinamika Kepribadian Islam


• Allah menciptakan struktur kepribadian manusia dalam bentuk potensial
 tidak secara otomatis bernilai baik atau buruk sebelum manusia
berusaha mengaktualisasikan diri.
• Aktualisasi struktur tergantung pd pilihan manusia.

Dinamika Struktur Jasmani


• Jasmani adalah aspek biologis dari kepribadian manusia.
• Struktur jasmani tanpa ruh tdk dapat membentuk tingkahlaku lahiriah
dan batiniah.
• Ruh masuk ke dalam jasmani ketika usia 4 bulan dalam kandungan.
• Struktur ruhani lebih dulu ada sebelum struktur jasmani.
• Struktur jasmani menyatu menjadi satu struktur yg disebut nafsani.
• Oleh karena itu, pemahaman kepribadian manusia tidak hanya
bertumpu pada struktur jasmani melainkan harus meliputi struktur
ruhani.
Dinamika Struktur Ruhani

• Struktur ruhani merupakan aspek psikologis dari sruktur kepribadian manusia.

• Ruh tercipta dari alam amar Allah yg sifatnya ghaib.

No Daya Nafsani Tingkatan Kepribadian

Kepribadian Muthmainnah Kepribadian Lawwamah Kepribadian A

1. Qalbu Tinggi Sedang Rendah

2. Akal Sedang Agak tinggi Sedang

3. Hawa Nafsu rendah Sedang Tinggi

• Ruh diciptakan untuk menjadi esensi kepribadian manusia  esensinya tidak hanya di alam
imateri tapi juga di alam materi setelah bergabung dgn fisik.

• Naturnya suci dan mengejar dimensi-dimensi spritual.

• Ruh tanpa jasad dapat eksis di dunia imateri.

• Ruh ada sebelum jasad karena ruh menjadi motivasi bagi nafs.

• Ruh bersifat kekal karena ruh akan bertanggungjawab atas segala perbuatannya diakhirat.

Gangguan Kepribadian dalam Psikologi Islam

• Gangguan kepribadian : serangkaian perilaku manusia yg menyimpang dari fitrah asli yg


murni, bersih dan suci yg telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali.

• Hal tsb menyebabkan penyakit jiwa yg jika mencapai puncaknya mengakibatkan


keterkuncian atau kematian kalbu.

• Penyebabnya adalah dominasi hawa nafsu dan bujukan setan yg mendorong manusia
berbuat maksiat dan dosa.

• Gangguan kepribadian yg dimaksud meliputi 3 domain yaitu domain keimanan (akidah),


domain keislaman (ibadah dan muamalah), dan domain keihsanan (akhlak).

• Musyrik (domain keimanan), pezina (domain keislaman), pemarah (domain keihsanan) 


merupakan psikopatologi dalam perspektif islam, karena mengandung 2 ciri yaitu :
– Mengganggu realisasi dan aktualisasi diri individu  misal : orang yg iri hati maka
hidupnya selalu cemas dan gelisah terhadap presttasi oranglain.

– Perilaku tsb mengandung dosa yg dilarang oleh Allah SWT yg mengotori jiwa
manusia.

Anda mungkin juga menyukai