1. Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan akan air, makanan, oksigen, dsb.
Memiliki potensi paling dasar dan paling besar untuk dipenuhi
sebelum memenuhi kebutuhan akan makanan, seseorang tidak akan
mencari teman / ingin dihargai.
Kebutuhan fisiologis berbeda dgn kebutuhan lain, minimal dalam 2 hal :
a. Kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpenuhi sepenuhnya / minimal bisa di atasi.
b. Kebutuhan fisiologis memiliki hakikat pengulangan yaitu setelah
terpenuhi, maka akan muncul lagi, begitu seterusnya, sedangkan
kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi tidak muncul secara tterus
menerus
KEBUTUHAN ESTETIS
• Tidak universal
• Hanya sedikit orang yang termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan
dan pengalaman yang menyenangkan secara estetis
• Orang yang kebutuhan estetisnya kuat, ingin lingkungannya indah dan
teratur, jika tidak terpenuhi mereka akan menjadi sakit.
• Orang yang suka keindahan akan sakit secara fisik dan spritual jika hidup
di lingkungan yang kacau dan tidak teratur.
KEBUTUHAN KOGNITIF
• Kebutuhan untuk mengetahui sesuatu, memecahkan misteri, memahami
sesuatu dan ingin menyelidiki sesuatu.
• Saat kebutuhan kognitif terhalang, maka semua kebutuhan konatif akan
terancam pengetahuan dibutuhkan untuk memenuhi semua
kebutuhan konatif, misal : kebutuhan rasa aman terpuaskan dengan
mengetahui cara membuat rumah yang kokoh.
• Pribadi yang sehat ingin tahu lebih banyak, berteori tentang sesuatu,
menguji hipotesis, menyingkap misteri, mengetahui bagaimana sesuatu
bekerja hanya untuk mengetahui saja.
Ada 14 B Values
• Kebenaran - kesempurnaan
• Kebaikan - keadilan & keteraturan
• Keindahan - kesederhanaan
• Kemenyeluruhan - totalitas
• Semangat - kegigihan
• Keunikan - humor / kebermaknaan
• Kelengkapan - kemandirian
Apakah Takdir ?
Sifat-Sifat Kramdangsa
• Sebagai juru catat
– Mencatat semua hal yg dijumpainya dan dialaminya, yg dimulai
sejak masa bayi.
– Kualitas catatan tergantung dari bersih tidaknya mata batin / hati
nurani.
• Sebagai tukang menanggapi
– Kramadangsa mengabdi kepada catatan dan rasa hidup.
– Semua tindakan kramadangsa selalu mencari keuntungan bagi
catatan dan rasa hidup.
– Dalam pergaulan dgn semua benda, semua ditanggapi dengan
rasa senang atau benci.
– Rasa suka dan rasa benci dipakai sebagai mekanisme bela diri.
• Sebagai tukang menggagas atau berpikir
– Kramadangsa selalu berpikir untuk mencapai kebahagiaan dan
menghindari celaka.
– Objek yg digagas kramadangsa adalah semat (kekayaan), Drajat
(kehormatan) dan kramat (kekuasaan).
• Sebagai tukang menginginkan
– Keinginan menimbulkan berbagai macam rasa
– Rasa menjadi unsur pokok keinginan
Dimensi I
• Terdapat pada kehidupan bayi yang baru lahir.
• Yang berfungsi hanya organ panca indera saja, tapi organ tubuh belum
dapat untuk mereaksi motorik secara tepat, kecuali dengan gerakan
global saja.
• Bayi juga belum mengetahui hukum alam mengenai benda-benda.
• Contoh : bayi digigit nyamuk merasa sakit dan menangis, namun belum
dapat menghalau nyamuk yang menggigitnya.
Dimensi II
• Dimensi II terdapat pada masa anak-anak kecil.
• Berfungsinya pancaindera, sudah mereaksi motorik, tapi masih salah
karena belum tahu hukum alam mengenai benda-benda.
• Misal : melihat api, anak ingin memegangnya, namun belum mengerti
bahwa api itu panas dan berbahaya.
Dimensi III
• Berfungsinya 3 hal yaitu :
– Panca indera
– Organ atau bagian tubuh untuk menanggapi rangsang
– Pikiran, mulai mengerti hukum alam pada benda-benda dan tahu
cara bertindak yg benar.
• Pada dimensi III ini, pemahaman terhadap perasaan oranglain belum
berkembang.
• Hidup 3 dimensi ini berjalan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
saja, sehingga orang atau benda hanya dipandang sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dirinya sebagai Aku dan Oranglain sebagai Kamu.
Dimensi IV
• Hidup dalam dimensi IV adalah hidup dalam tahap tertinggi yg harus
ditempuh manusia.
• Dimensi IV tdd 3 dimensi sebelumnya ditambah dengan dimensi
perasaan yg berguna untuk mengerti perasaan oranglain.
• Perasaan, hati dan pikiran harus dididik agar dapat berkembang secara
wajar.
• Manusia yg hidup di dimensi IV menghayati perasaannya dan perasaan
oranglain.
• Bahwa rasa sendiri dan rasa oranglain itu ada dalam diri sendiri atau
dalam rasanya sendiri.
• Oranglain bukanlah Kamu. Oranglain sama dengan Aku.
Tahap evolusi kedua berkaitan dengan apa yang disebut Mode Adaptasi;
itu juga dibingkai sebagai polaritas dua bagian, orientasi pasif, yaitu
kecenderungan untuk mengakomodasi ceruk ekologis seseorang, versus
orientasi aktif, yaitu kecenderungan untuk memodifikasi atau
mengintervensi lingkungan seseorang.
Struktur NAFSANI
• Qalbu yg memiliki fitrah ketuhanan (ilahiyah) sebagai aspek
suprakesadaran manusia yg berfungsi sebagai daya emosi (rasa)
• Akal yg memiliki fitrah kemanusiaan (insaniah) sebagai aspek kesadaran
manusia yg berfungsi sebagai daya kognisi (cipta)
• Nafsu yg memiliki fitrah kehewanan (hayawaniyah) sebagai aspek pra
atau bawah kesadaran manusia yg berfungsi sebagai daya konasi
(karsa).
• Ruh diciptakan untuk menjadi esensi kepribadian manusia esensinya tidak hanya di alam
imateri tapi juga di alam materi setelah bergabung dgn fisik.
• Ruh ada sebelum jasad karena ruh menjadi motivasi bagi nafs.
• Ruh bersifat kekal karena ruh akan bertanggungjawab atas segala perbuatannya diakhirat.
• Penyebabnya adalah dominasi hawa nafsu dan bujukan setan yg mendorong manusia
berbuat maksiat dan dosa.
– Perilaku tsb mengandung dosa yg dilarang oleh Allah SWT yg mengotori jiwa
manusia.