• Akuisisi
• Respon menekan tuas adalah respon operan yang diinginkan
• Pelet makanan adalah penguatnya
• Jika respon diiringi penguat, frekuensi menekan tuas terus bertambah
• Perilaku menekan tuas awalnya merupakan perilaku yang acak, tapi kemudian mengikuti
pengkondisian yang diberikan oleh penguat
• Pembentukan
• Perilaku harus dibentuk agar eksis
• Pembentukan adalah prosedur menilai perilaku secara umum, kemudian menilainya lebih
dekat lagi, baru kemudian dapat menggarap perilaku yang diinginkan proses penguatan
bertahap (Successive Approximation)
• Proses pembentukan perilaku memiliki 2 komponen:
– Penguatan differensial beberapa respon diperkuat dan respon yang lain tidak
– Aproksimasi suksesif respon yang diperkuat adalah jika ia kian mendekati respon
yang diinginkan
• Cara terbaik mengajarkan sebuah keterampilan yang kompleks adalah dengan membagi-
baginya menjadi komponen-komponen dasarnya dan secara bertahap membentuknya
hingga eksis
• Operan Diskriminatif
• Operan diskriminatif adalah sebuah respons operan yang dibuat di bawah seperangkat
situasi, namun tidak diperangkat situasi lainnya.
• Contoh : respon menekan tuas diperkuat ketika lampu dinyalakan dan tidak diperkuat
ketika lampu mati, sehingga tikus lebih sering menekan tuas pada saat lampu menyala
ketimbang saat lampu mati.
• Lampu telah menjadi stimulus pemilah/pembeda (stimulus diskriminatif / SD)
• Stimulus yang menguatkan operan diskriminatif disebut stimulus penguat (SR)
• Contoh operan diskriminatif
• SD (lampu menyala) R (respon menekan tuas) SR (pelet makanan muncul)
• SD (lampu merah menyala) R (menghentikan laju kendaraan) SR (menghindari ditilang
polisi / kecelakaan)
• Kesimpulan : respon apapun yang secara konsisiten diperkuat di situasi tertentu akan
diulangi ketika situasi itu muncul
• Generalisasi stimulus : kecenderungan memancarkan sebuah respon operan ini dalam
situasi yang serupa dengan respon yang awalnya sudah diperkuat.
• Penguatan
• Penguatan memiliki 2 efek :
– Memperkuat perilaku
– Menghargai pribadi yang melakukannya
• Jenis-jenis penguat :
– Penguat tak bersyarat
– Penguat bersyarat
• Penguat tak bersyarat
• Apapun respon organisme, tetap diberi penguat menyebabkan munculnya perilaku
takhayul / perilaku aneh yang diulang-ulang karena yakin bahwa respon ritualistik yang
diulang-ulang itulah yang menghasilkan penguat
• Misal : memakai kaos kaki bertuliskan Lucky agar menang dalam pertandingan sepak bola
• Penguat Bersyarat
• Penguat positif
• Perilaku yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mempertahankan hidup
cenderung diperkuat.
• Prinsip penguat positif menyajikan stimulus yang berguna, misal : makanan, air, udara
• Contoh penguat positif : memakan makanan karena disukai
• Penguat negatif
• Perilaku yang dapat mengurangi atau menghindarkan seseorang dari kondisi-kondisi yang
menghalangi kelangsungan hidup juga cenderung diperkuat
• Prinsip penguat negatif : menghilangkan kondisi-kondisi berkebalikan, contoh :
menghindari rasa lapar, suara yang keras
• Contoh penguat negatif : Makan untuk menghilangkan rasa lapar, merokok untuk
menghilangkan rasa cemas
• Penguatan Skunder (Penguat yang dikondisikan)
• Penguat primer : penguat alamiah (tidak netral secara biologis) berkaitan dengan
kelangsungan hidup, meliputi makanan, air, oksigen, dsb
• Penguat skunder : stimulus yang awalnya netral secara biologis, tidak menguatkan, namun
memperoleh sifat penguatannya lewat pengasosiasian dengan penguat primer