Anda di halaman 1dari 6

• Teori Belajar Sosial Kognitif : Rotter & Mischel

• Oleh : Juliarni Siregar, M. Psi, Psikolog


• Asumsi Dasar Teori Belajar Sosial Kognitif Rotter & Mischel
• Faktor kognitif membantu manusia membentuk reaksi terhadap kekuatan lingkungan
• Penguatan tidak otomatis menentukan perilaku karena manusia mampu melihat hubungan sebab
akibat antara perilaku dan peluang munculnya penguatan
• Perilaku ditentukan oleh ekspektansi manusia terhadap peristiwa di masa depan
– Manusia berusaha mencapai tujuannya karena memiliki ekspektansi umum bahwa
usahanya mencapai tujuannya akan berhasil
• Prediksi Perilaku
• Perilaku manusia dapat diprediksi dengan baik dengan memahami interaksi manusia dan
lingkungannya yang paling bermakna.
• Bukan lingkungan atau manusia yang mendasari perilaku, tapi kognisi manusia, sejarah masa
lalunya dan ekspektansinya terhadap masa depannya.
• Teori Rotter
• Teori Mischel
(mirip dengan teori Bandura dan Rotter)
• Hipotesis Dasar Teori Belajar Sosial Rotter
• Asumsi 1 : Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang bermakna bagi mereka
– Reaksi manusia terhadap peristiwa tergantung pada pemaknaan manusia terhadap
peristiwa tersebut
– Penguatan tidak tergantung pada stimulus saja tapi tergantung pada pemaknaan menurut
kemampuan kognitif individu, karakteristik pribadi (kebutuhan, sifat)
– Perilaku berasal dari interaksi antara faktor pribadi dan faktor lingkungan
• Hipotesis Dasar Teori Belajar Sosial Rotter
• Asumsi 2 : Kepribadian merupakan sesuatu yang dipelajari sehingga kepribadian dapat diubah /
dimodifikasi selama manusia masih sanggup untuk belajar.
• Asumsi 3 : Kepribadian memiliki kesatuan dasar dan relatif stabil.
– Manusia belajar mengevaluasi pengalaman baru berdasarkan penguatan sebelumnya 
evaluasi yang konsisten mengarah pada stabilitas dan kesatuan kepribadian yang lebih
besar
• Hipotesis Dasar Teori Belajar Sosial Rotter
• Asumsi 4 : Motivasi mengarah pada tujuan tertentu  motivasi bukan untuk meredakan tegangan
• Asumsi 5 : Manusia sanggup mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi di depan

• Fokus Utama Teori Rotter


• 5 Hiptesis dasar tersebut membangun sebuah teori kepribadian yang berusaha untuk memprediksi
perilaku manusia
• Fokus utamanya : Memprediksi Perilaku manusia
• Memprediksi Perilaku Khusus Manusia
• Potensi Perilaku : Seberapa besar peluang munculnya perilaku tertentu pada waktu dan tempat
tertentu
• Contoh : Ketika berjalan melewati toko komputer, seseorang memiliki potensi perilaku untuk
mengabaikan atau masuk ke dalam toko.
• Potensi perilaku adalah fungsi dari ekspektansi, nilai penguatan dan situasi psikologis
• Prediksi Potensi Perilaku Khusus
• Ekspektansi
Ekspektansi
• Harapan bahwa penguatan akan muncul
• Tidak ditentukan oleh sejarah penguatan, tapi oleh keyakinan individu
Contoh ekspektansi:
Yakin bahwa toko yang ia lewati akan memberikan pelayanan yang memuaskan dan menyediakan
laptop yang ia butuhkan
• Nilai Penguatan
• Nilai penguatan
Yang menentukan nilai penguatan :
– Persepsi terhadap pengaruh positif/negatif penguatan
– Kebutuhan manusia
– Konsekuensi yang diharapkan di kemudian hari
Contoh :
Memiliki persepsi bahwa pelayanan yang memuaskan akan memudahkannya untuk memilih laptop
yang tepat
Ia juga sedang membutuhkan laptop dengan merk tertentu yang tersedia di toko tersebut
Jika ia berhasil memperoleh laptop yang ia butuhkan maka akan memudahkannya untuk belajar
• Situasi Psikologis
• Situasi Psikologis : bagian dari dunia external dan internal individu yang kepadanya manusia
merespon
• Contoh :
Situasi psikologis dari dunia eksternal : suasana toko saat itu tidak terlalu ramai
Situasi psikologis dari dunis internal : suasana hatinya juga sedang nyaman

• Analisis Video
• Lakukan prediksi mengenai perilaku wanita muda dalam video berikut
• Memprediksi Perilaku Umum
• Ekspektansi umum
– Prinsipnya generalisasi dari pengalaman masa lalu
– Contoh : jika David merasa dihargai karena mampu menaikkan status sosialnya, maka ketika
ia dipecat, David tidak akan memohon pada atasan agar tidak di PHK
• Kebutuhan-kebutuhan
– Perilaku yang menggerakkan manusia mencapai tujuan
– Kebutuhan bukan kondisi kekurangan/kelebihan
– Kebutuhan adalah indikator bagi arah perilaku
• Rumus Prediksi Dasar
• Kategori kebutuhan manusia
• Status / pengakuan
• Dominasi
• Independensi
• Ketergantungan terhadap proteksi
• Cinta dan afeksi
• Rasa nyaman fisik
• Potensi kebutuhan
• Potensi kebutuhan
– Kemungkinan munculnya perilaku yang dapat mencapai tujuan
– Tidak dapat diukur hanya dengan mengobservasi perilaku  perilaku sama, belum tentu
kebutuhannya sama.
– Potensi kebutuhan tergantung pada kebebasan bergerak dan nilai kebutuhan tersebut
• Apakah seseorang akan memenuhi kebutuhannya tergantung pada :
• Kebebasan bergerak  tidak ada halangan untuk mencapai kebutuhan
– Adanya ekspekstansi manusia bahwa tindakan menuju kebutuhan akan diperkuat
– Adanya harapan bahwa manusia dapat dapat bebas memilih atau memenuhi kebutuhannya
• Nilai kebutuhan
– Derajat kesukaan seseorang pada kebutuhan tersebut
• Contoh :
• Apakah seseorang akan melanjutkan S2 ? Dapat dianalisis dengan melihat :
– Nilai kebutuhan  Seseoang memiliki kebutuhan akan pretise dan ia menganggap bahwa
dengan S2 ia dapat memenuhi kebutuhannya tersebut
– Kebebasan bergerak
• Seseorang memiliki ekspektansi bahwa ia akan mendapat pujian dari orang lain jika
ia S2
• Ia juga memiliki ekspektansi bahwa ia bebas menentukan pilihannya untuk S2 / tidak
ada paksaan untuk memilih selain S2.
• Rumus prediksi Umum
• Skala Rotter untuk melihat ekspektansi umum
• Skala Kontrol eksternal internal
• Dikembangkan berdasarkan disertasi muridnya yaitu E. J. Phares dan W. H. James
• Terdiri dari 29 pernyataan (23 yang dinilai, 6 pengecoh)
• Hasil dari skal I-E harus dipahami bersama nilai penguatan, jika ingin memprediksi potensi perilaku
• Skala I-E tidak untuk memprediksi pencapaian dalam situasi tertentu
• Skala i-E bukan untuk membagi 2 tipe manusia
• Skor ekstrem internal atau eksternal tidak disukai secara sosial
• Kondisi sehat  berada antara internal dan eksternal
• Skala kepercayaan antarpribadi
• Terdiri dari 25 pernyataan yang dinilai dan 15 pengecoh

• Skor Kontrol Intenal Tinggi


• Percaya jika sumber kontrol terletak di dalam dirinya
• Dapat melatih kontrol pribadi setinggi mungkin dalam situasi apapun.
• Skor internalisasi sangat tinggi terkait dengan perasaan bertanggungjawab atas apaun yang terjadi
pada diri mereka
• Skor kontrol eksternal tinggi
• Yakin bahwa hidupnya sebagian besar dikontrol oleh kekuatan-kekuatan dari luar diri mereka,
seperti kebetulan, atau takdir.
• Skor eksternalisasi yang sangat tinggi terkait dengan kondisi frustrasi dan putus asa karena percaya
bahwa mereka tidak punya kontrol atas lingkungan

• Kepercayaan antarpribadi
• Kspektansi umum yang dipegang individu kata-kata atau janji orang lain dapat diandalkan
• Kepercayaan muncul ketika belum ada bukti kebohongan
• Kepercayaan bukan keluguan yaitu mempercayai secara bodoh oranglain
• Ciri-ciri orang yang percaya dengan orang lain
• Tidak suka berbohong
• Tidak suka curang / mencuri
• Lebih suka memberi oranglain kesempatan kedua
• Lebih suka menghargai hak-hak oranglain
• Jarang merasa tidak bahagia / berkonflik
• Lebih disukai dan populer
• Lebih bisa dipercaya
• Tidak terlalu naif
• Tidak terlalu bodoh
• Perilaku maladaptif
• Perilaku yang gagal menggerakkan seseorang ke tujuan yang diinginkan
• Terjadi karena :
– Tingginya nilai kebutuhan
– Rendahnya kebebasan bergerak
• Ciri individu maladaptif :
– Tujuan tidak realistik
– Perilaku tidak tepat
– Kemmpuan tidak cukup
– Ekspektansi rendah yang tidak beralasan
• Psikoterapi
• Pendekatan pemecahan masalah
• Tujuan : kebebasan klien bergerak ke tujuan
• Peran terapis : aktif sebagai guru, hangat dan penuh penerimaan
• Cara yang digunakan :
– Menekankan pentingnya tujuan hidup/mengubah tujuan hidup
– Menghilangkan ekspektansi yang rendah yang tidak realistik terhadap keberhasilan
• Masalah utama yang muncul dari penetapan tujuan hidup
• Konflik antara 2 tujuan hidup yang dianggap penting. Contoh : remaja di satu sisi ingin bebas, tapi
di sisi lain ingin dilindungi orangtua
• Tujuan hidupnya destruktif  tidak sesuai dengan realitas
• Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi  frustrasi mencapainya
• Kebebasan bergerak rendah terjadi karena :
• Tidak punya keahlian / informasi untuk memperjuangkan keberhasilan tujuan-tujuan mereka
• Keliru mengevaluasi saat ini
• Adanya generalisasi yang tidak tepat
• Tidak ada nilai kebutuhan yang dominan
• Teori Kepribadian Mischel : Teori Kepribadian Afektif-Kognitif
• Perilaku berasal dari campuran antara disposisi pribadi yang relatif stabil dan proses afektif-kognitif
yang berinteraksi dengan situasi sosial tertentu

• Biograi Walter Mischel


• Lahir : 22 februari 1930 di Wina
• Anak kedua
• Keluarga kelas menengah ke atas
• Berpindah tempat karena invansi Nazi dan menetap di Brooklyn
• Ayah sakit-sakitan  Mischel bekerja untuk biaya pendidikannya
• Latar belakang pendidikan
• S1 Psikologi di NewYork University  berminat pada humanistik
• S2 psikologi klinis di City College of newyork
• S3 di Ohio State University (menjadi murid Rotter dan Kelly)
• Karir
• Peneliti di Karibia mempelajari ritual agam
• Mengajar di University of Colorado
• 1962 pindah ke Stanford University selama 20 tahun
• 1982 pindah ke Columbia University  menjadi peneliti aktif
• Karya ilmiah
• Personality and assessment
• Introduction to personality
• Latar belakang sistem kepribadian Afektif - kognitif
• Paradoks konsistensi
– Perilaku tidak pernah konsisten
– Perilaku spesifik tidak pernah dapat diprediksi secara akurat jika mengandalkan sifat-sifat
pribadi
– Sifat tidak konsisten dari situasi ke situasi lain
– Perilau ditentukan oleh situasi spesifik yang berinteraksi dengan kompetensi, minat, tujuan,
nilai dan ekspektansi
• Interaksi antar situasi dan kepribadian
– Disposis pribadi mempengaruhi perilaku hanya pada kondisi dan situasi tertentu
– Perilaku tidak disebabakan oleh sifat personal secara global tapi pleh persepsi seseorang
tentang dirinya pada situasi tertentu
• Prediksi Perilaku
• Jika kepribadian merupakan sistem yang stabil yag terus menerus memproses informasi tentang
situasi eksternal dan internal, maka ketika individu menghadapi situasi berbeda perilaku mereka
bisa tetap atau berubah
• Misal : Jika Bob merasa ditekan oleh istrinya, maka ia akan bereaksi agresif. Tetapi, jika ia merasa
ditekan oleh atasannya, maka ia akan bereaksi patuh.
• Prediksi perilaku tergantung pada variabel situasi dan unit afektif-kognitif yaitu :
– Strategi pengkodean
– Kompetensi dan strategi pengaturan diri
– Ekspektansi & keyakinan
– Tujuan dan nilai
– Respon afektif
• Variabel situasi
• Umpan balik situasional berinteraksi dengan ekspektansi kesuksesan  mempengaruhi pilihan
manusia terhadap pengharagaan
– Para siswa yang diberitahu sudah berhasil menjawab soal cenderung memilih penghargaan
yang lebih bernilai dan bertahan lama meskipun tertunda.
– Para siswa yang diberitahu gagal cenderung memilih penghargaan langsung meskipun
nilainya tidak tinggi.
– Siswa yang nilainya tidak diberitahu akan membuat pilihan berdasarkan ekspektansi awal
mereka terhadap kesuksesan  ekspektansi awal tinggi akan memilih penghargaan yang
lebih tinggi meskipun tertunda, sebaliknya ekspektansi awal rendah memilih penghargaan
langsung meskipun nilainya rendah.
• Strategi pengkodean
• Cara manusia mengkategorisasikan informasi yang diterimanya dari stimulus eksternal
• Contoh : Seorang marah ketika dihina, tapi orang lain tidak marah ketika dihina.
• Perbedaan cara individu mengkodekan situasi yang sama berasal dari perbedaan konstrak
kepribadian yaitu cara manusia memandang diri sendiri, oranglain dan dunia.
• Kompetensi dan strategi pengaturan diri
• Manusia bersikap tergantung pada :
– Potensi perilaku yang tersedia
– Keyakinan mengenai apa yang bisa dilakukan / kompetensi
– Rencana dan strategi bagi perilaku rill
– Ekspektansi terhadap kesuksesan
• Strategi pengaturan diri : mengontrol perilaku dengan melihat kembali tujuan dan konsekuensinya
• Pengaturan diri memungkinkan manusia membuat :
– Rencana
– Inisiatif
– Mempertahankan perilaku meskipun dukungan lemah
• Ekspektansi / keyakinan
• Keyakinan spesifik tentang konsekuensi perilaku
• Kemungkinan apa yang paling muncul berdasarkan stimulus tertentu
• Jika tidak tahu apa yang diharapkan, manusia merespon sesuatu sesuai pengalamannya di masa
lalu.
• Tujuan dan nilai
• Manusia secara aktif mencapai tujuan dengan cara :
– merumuskan tujuan
– Membuat rencana untuk mencapainya
– Menciptakan situasi untuk mencapainya
• Respon afektif
• Emosi
• Perasaan
• Reaksi fisiologis

Anda mungkin juga menyukai