Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN SELF STUDY TUTORIAL SKENARIO I

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL

Disusun oleh:
Elza Lorenza / 2110101284

Dosen Pembimbing:
Nurul Mahmudah, S.ST., M.Keb

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
1. Definisi kehamilan gameli
Kehamilan gemelli adalah terdapatnya dua janin dalam kandungan dalam waktu yang
sama dan angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sumber: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/viewFile/27079/23774

2. penatalaksanaan PEB
Untuk kehamilan <35 minggu tanpa disertai tanda- tanda impending eklampsia
dengan keadaan janin baik). Pengobatan yang diberikan berupa medikamentosa,
yaitu:
a. Segera masuk rumah sakit
b. Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan
diastolik diantara 90-100 mmHg.
c. Pasang infus RL ( Ringer Laktat )
d. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
e. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
f. Jika jumlah urin < 30 ml perjam tindakan yang dilakukan adalah:
1) Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
2) Pantau kemungkinan edema paru
3) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin.
4) Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam.
5) Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda
edema paru. Jika terjadi edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik
misalnya furosemide 40 mg intravena.
6) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak
terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulapati
7) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam
8) Pemberian SM 40% 4gr/i.m pada bokong kanan dan bokong kiri
9) Berikan antihipertensi (nifedipine sublingual 5-10mg) bila tekanan darah≥
180/100mmHg ( Elza )
Sumber: https://repository.unair.ac.id/105749/1/Penatalaksanaan.pdf

3. penanganan kehamilan kurang bulan dengan preeklamsi berat


4. Pengertian Persalinan kurang bulan
Beberapa pakar mendefinisikan secara berbeda tentang persalinan kurang bulan,
namun sebagian besar memiliki kesamaan dengan yang diusulkan WHO yaitu dengan
menambahkan usia kehamilan antara minggu ke 20–37.
a. Persalinan kurang bulan menurut WHO (2015) adalah persalinan yang terjadi
antara usia kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37 minggu (259 hari),
dihitung dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari, dengan subkategori:
extremely preterm <28 minggu, very preterm 28-<32 minggu dan moderate to late
preterm 32-<37 minggu
b. Late preterm birth didefinisikan sebagai persalinan pada usia kehamilan 34-36
minggu (Cunningham, 2014).
c. The American College of Obstetricians and Gynecologists (2013) dan the Society
for Maternal- Fetal Medicine endorse and encourage specific gestational age
designations dalam Cunningham (2014) mengatakan bahwa bayi yang lahir antara
usia kehamilan 37 minggu 0 hari dan usia 38 minggu 6 hari mengalami morbiditas
yang berhubungan dengan prematuritas, jika dibandingkan dengan kelahiran pada
usia 39 minggu 0 hari sampai usia 40 minggu 6 hari. Kelahiran usia 37 minggu 0/7
hari - 38 minggu didefinisikan sebagai kelahiran normal dini, sedangkan 39
minggu 0 hari - 40 minggu 6 hari didefinisikan sebagai kelahiran normal.

Sumber: https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan
%20Kurang%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf

5. Diagnosis Persalinan kurang bulan


Diagnosis adanya persalinan kurang bulan yang akan berakhir dengan kelahiran bayi
sampai saat ini dianggap sulit (inexact process) atau dengan kata lain yang
membedakan persalinan “palsu (false labour)” dan “asli (true labour)” ternyata tidak
mudah. Hodgson dan Lockwood (2010) menyatakan hanya 13% yang memenuhi
kriteria persalinan asli pada usia kehamilan <34 minggu berakhir dengan kelahiran
bayi dalam 1 minggu.
Sumber:
https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan%20Kurang
%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf

6. Angka Kejadian Persalinan kurang bulan


Diperkirakan 15 juta atau satu dari sepuluh bayi dilahirkan terlalu dini setiap tahun.
Menurut laporan World Health Organization (2018), India menduduki peringkat
teratas negara dengan jumlah kelahiran prematur maksimum yaitu 3.519.100 kasus
persalinan, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-5 dengan total kasus
sebanyak 675.500 kasus atau 15,5 % dari 100.000 kelahiran hidup. Sekitar 1 juta anak
meninggal setiap tahun karena komplikasi kelahiran prematur. Banyak orang yang
selamat menghadapi cacat seumur hidup, termasuk ketidakmampuan belajar dan
masalah visual dan pendengaran. Secara global, prematuritas adalah penyebab utama
kematian pada anak di bawah usia 5 tahun (WHO, 2018).
Sumber: http://scholar.unand.ac.id/59145/2/BAB%20I%282%29.pdf

7. Faktor resiko Persalinan kurang bulan


Ras, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Jarak Kehamilan, Sosial Ekonomi, Stress
dan Depresi, Sosial Demografi, Merokok, Beban Kerja, Riwayat Obstetri, Kebiasaan
Sehari-hari, Riwayat Kehamilan Sekarang, Panjang Pendek Serviks, Bakterial
vaginosis, Bakteriuria, Anemia, Penyakit Periodontal, Hipotiroid, Fetal Fibronectin
(fFN)
Sumber: https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan
%20Kurang%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf
8. Pencegahan resiko Persalinan kurang bulan
Asam Lemak Omega-3, Probiotik , Suplementasi, Progesteron, Perubahan Nutrisi,
Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Pendukung
Sumber: https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan
%20Kurang%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf

9. Pengelolaan Persalinan kurang bulan


Tirah Baring (bedrest), Hidrasi dan Sedasi, Terapi Relaksasi, Pemberian Tokolitik ,
Pemberian Steroid, Antibiotika, Emergency Cerclage, PerencanaanPersalinan,
Pemberian Neuroprotector
Sumber: https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan
%20Kurang%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf

10. Tatalaksanaan Persalinan kurang bulan


Pencegahan persalinan preterm dapat diberikan progesteron ataupun
tindakan  cervical cerclage dan pemasangan pesarium untuk membantu memperbaiki
kelainan struktural serviks atau kelemahan serviks. Tindakan pencegahan ini hanya
bisa dilakukan pada kasus tanpa rupture membrane ketuban.

11. Dampak Persalinan Persalinan kurang bulan


Pada anak: memiliki resiko tinggi terjadinya gangguan tumbuh kembang seperti
kelumpuhan otak, hidrosefalus, ketidakmampuan belajar atau gangguan akademis,
gangguan neurologis, gangguang sensorik dan pernapasan dan dampaknya dapat
memanjang sampai masa remaja dan dewasa, dan juga berdampak negatif pada
individu, keluarga , layanan kesehatan masyarakat.
komplikasi lain termasuk hipoglikemia, ketidakstabilan pernapasan, hipotermia,
enterokolitis nekrosis (NEC) (Viswanathan et all, 2017)
Sumber: https://repository.unair.ac.id

12. Prognosis Persalinan kurang bulan


Dari prognosis persalinan kurang bulan yang menarik dan menambah keprihatinan
adalah bumil yang melahirkan bayi kurang bulan ternyata mengalami risiko
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular bertahun-tahun setelah persalinan tersebut
terjadi.
Pada tahun 2015, satu systematic review dan meta-analysis dari 10 studi kohort
mendapatkan hasil bahwa bumil yang mengalami PKB spontan yang diikuti 12 – 35
tahun kemudian akan mengalami (baik yang fatal maupun nonfatal) yaitu sebagai
berikut:
Fatal and nonfatal Ischemic heart disease (Hazard ratio (HR 1,38, 95% CI; 1,22-1,57)
Fatal and nonfatal Stroke (HR 1,71, 95% CI; 1,53-1,91)
Fatal and nonfatal Semua penyakit kardiovaskular (HR 2,01, 95% CI; 1,52-2,65)
Sumber: https://repository.unair.ac.id/99328/1/Buku%20Acuan%20Persalinan
%20Kurang%20Bulan%20%28Prematur%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai