Anda di halaman 1dari 20

PERILAKU KEORGANISASIAN

RPS 6 “Konsep Komunikasi, Hambatan dan Solusi”

Dosen Pengampu: Dr. I Made Artha Wibawa, S.E., M.M.

OLEH:

Kelompok 1
01. I Gusti Ayu Nita Utamy (1907521030) (78)
07. Ni Kadek Sintya Dewi (1907521225) (78)
13. I Made Dwi SatriaPramartha (1907521264) (78)
19. Ni Komang Rista Widyanti (1907521271) (78)
25. I Made Bagas Adi Suputra (1907521280) (78)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan resume ini. Dalam resume ini, kami membahas mengenai
“Konsep Komunikasi, Hambatan, dan Solusi”.

Harapan kami semoga resume ini dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca. Kami mengetahui masih
banyak kekurangan dalam resume ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan resume ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik.

Sabtu, 13 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 1

1.3 Tujuan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3

2.1 Pengertian Komunikasi .......................................................... 3

2.2 Proses dan Unsur Komunikasi ............................................... 3

2.3 Komunikasi Antar Individu Dalam Kelompok .......................... 6

2.4 Komunikasi Keorganisasian ................................................... 8

2.5 Hambatan terhadap Komunikasi ............................................ 10

2.6 Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi .............................. 11

2.7 Isu-isu Dalam Komunikasi...................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ............................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku organisasi mempelajari interaksi orang-orang dalam organisasi,


termasuk status manusia sebagai individu dan status manusia sebagai kelompok,
interaksi dan pengaruh timbal balik antara manusia dan organisasi, serta interaksi
antara organisasi dan lingkungan. Berbagai bentuk interaksi ini tentunya tidak
dapat diselesaikan tanpa komunikasi. Atas dasar ini, tidak berlebihan untuk
mengatakan bahwa komunikasi merupakan elemen dasar dari perilaku organisasi.
Sebagai elemen dasar dari perilaku organisasi, komunikasi merupakan suatu
bentuk hubungan yang erat antara komunikasi dan organisasi. Individu, grup atau
organisasi tidak dapat bertahan tanpa berbagi informasi di antara anggotanya.
Komunikasi tidak hanya sekadar menyampaikan makna, tetapi juga harus
dipahami.

Dengan demikian, untuk mengetahui lebih dalam komunikasi dalam


perilaku organisasi, kita harus memahami apa itu konsep komunikasi beserta
hambatan dan solusinya yang akan dijelaskan dalam resume ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Jelaskan pengertian dari komunikasi!
b. Apa saja proses dan unsur komunikasi?
c. Bagaimana komunikasi antar individu dalam kelompok?
d. Apa yang dimaksud dengan komunikasi keorganisasian?
e. Apa saja hambatan terhadap komunikasi?
f. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi?
g. Apa saja isu-isu dalam komunikasi?

1
1.3 Tujuan
a. Untuk dapat memahami pengertian dari komunikasi, hambatan-hambatan
terhadap komunikasi, serta solusi dalam mengatasi hambatan tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi melaksanakan 4 guna utama di dalam kelompok ataupun


organisasi: pengendalian, motivasi, statment emosional, serta data.

Komunikasi berfungsi buat mengatur sikap anggota dalam bermacam


metode. Organisasi mempunyai otoritas hierarki serta panduan resmi untuk para
pekerja yang dipersyaratkan buat diiringi. Kala para pekerja mengkomunikasikan
pekerjaan yang terpaut dengan penyampaian keluhan, menjajaki deskripsi
pekerjaan mereka, ataupun mematuhi kebijakan industri, komunikasi melakukan
guna pengendalian. Komunikasi secara informal pula mengatur sikap. Kala
kelompok kerja menggoda ataupun melecehkan seseorang anggota yang sangat
produktif( serta anggota lain dari kelompok itu nampak kurang baik), mereka
melaksanakan komunikasi secara informal, serta mengatur sikap anggota.

Komunikasi menolong tingkatkan motivasi dengan menarangkan kepada


para pekerja menimpa apa yang wajib mereka jalani, seberapa baik mereka dalam
melaksanakannya, serta gimana mereka bisa tingkatkan kinerja mereka. Guna
terakhir dari komunikasi merupakan buat memfasilitasi pengambilan keputusan.
Komunikasi membagikan data yang dibutuhkan oleh para orang serta kelompok
buat mengambil keputusan dengan mengirimkan informasi yang dibutuhkan buat
mengenali serta mengevaluasi opsi. Oleh karenanya, komunikasi wajib meliputi
baik pemindahan ataupun uraian arti( Robbins serta Judge, 2013)

2.2 Proses dan Unsur Komunikasi

Proses komunikasi

Menurut Harold D. Laswell dalam bukunya, di dalam proses komunikasi


kita akan mengenal 5 hal penting, yaitu :

3
a. Who (siapa), yang artinya siapa yang akan menjadi komunikator.

b. Say what (apa yang dikatakan), yang artinya isi dari pesan yang
disampaikan saat berkomunikasi harus diikuti atau dilaksanakan

c. In wich channel (saluran yang digunakan), ini artinya saluran media yang
digunakan dalam proses komunikasi adalah langsung atau komunikasi
tatap muka.

d. To whom (untuk atau kepada siapa), ini berarti sasaran atau komunikator
tersebut

e. With what effect (efek yang timbul), artinya akibat yang mungkin akan
timbul setelah pesan itu disampaikan misalnya timbulnya suatu tindakan.

Unsur-unsur Komunikasi

Menurut pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora ada
beberapa unsur penting dalam sebuah komunikasi, yaitu :

a. Sumber ( Source )

Seperti yang kita ketahui, dalam sebuah komunikasi pastinya akan


melibatkan satu atau lebih sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Sumber juga biasa disebut pengirim atau komunikator. Namum
dalam bahasa Inggris, sumber disebut source, sender atau encode.

b. Pesan ( Message )

Dimana dalam proses komunikasi pesan ini adalah sesuatu yang


disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka (komunikasi tatap muka) atau melalui media
komunikasi. Biasanya pesan ini berisi ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau bahkan propaganda. Sedangkan dalam bahasa
Inggris pesan biasanya diartikan dengan kata message, content atau
information.

c. Media ( Channel )

Dalam sebuah komunikasi, media yang dimaksud adalah alat yang


nantinya akan digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

4
(pengirim) kepada penerima. Media identik dengan bermacam- macam
bentuknya, misalnya pancaindera yang digunakan dalam komunikasi
pribadi. Dalam sebuah komunikasi massa, media merupakan alat yang
dapat menghubungkan antara pengirim dan penerima yang sifatnya sangat
terbuka, dimana setiap orang akan dapat melihat, membaca atau
mendengarnya.

d. Penerima ( Receiver )

Dalam sebuah komunikasi, penerima yang dimaksudkan adalah pihak


yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber atau pengirim.
Penerima ini bisa saja melibatkan satu orang atau lebih, bentuknya seperti
kelompok, partai atau negara. Penerima sering disebut dengan berbagai
macam istilah atau sebutan, misalnya seperti khalayak, sasaran,
komunikan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut audience atau receiver.

Dalam sebuah proses komunikasi, penerima adalah elemen yang sangat


penting, dimana penerima ini yang nantinya akan menjadi sasaran dari
sebuah komunikasi. Misalnya dalam komunikasi pesan itu tidak diterima
oleh penerima, maka akan berdampak seperti menimbulkan berbagai
macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, bisa pada sumber,
pesan atau saluran.

e. Efek

Dalam komunikasi yang dimaksud pengaruh atau efek adalah perbedaan


antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh seorang
penerima sebelum dan sesudah menerima sebuah pesan. Pengaruh
biasanha berbentuk seperti pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang saat berkomunikasi. Selain itu, hal ini juga dikarenakan
pengaruh dapat diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada ilmu
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan
pesan.

f. Umpan balik

Dalam proses komunikasi, umpan balik biasanya berasal dari unsur seperti
pesan dan media, walaupun pesan tersebut belum sampai kepada

5
penerima. Misalnya, sebuah surat yang memerlukan perubahan atau ingin
dirubah sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan itu mengalami beberapa gangguan sebelum ke tujuan. Hal-hal
seperti ini bisa menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

2.3 Komunikasi antar Individu dalam Kelompok


Teori yang tercantum dalam teori komunikasi antar orang, antara lain;

A. Aprehensi Komunikasi

Aprehensi komunikasi merupakan salah satu keadaan kognitif. Keadaan


ini menarangkan dimana seorang mengenali dengan siuman kalau dirinya
mempunyai rasa takut serta ketakutan sepanjang terbentuknya
komunikasi. Sehingga dia jadi orang yang mati rasa sebab tidak
mempunyai benak serta perasan apapun. Apalagi sampai tidak menguasai
karena akibat sosial. Komentar yang lain mengemukakan, kalau aprehensi
komunikasi bisa terjalin apabila orang menyangka kalau pengalaman
komunikasi miliknya dijadikan sesuatu perihal yang tidak mengasyikkan.
Sehingga dia merasa khawatir buat berbicara kembali. Pemicu aprehensi
komunikasi dikemlompokkan dalam 3 jenis:

1. Kegiatan yang kelewatan– Secara psikologis menampilkan perilaku kita


telah sangat aktif apalagi saat sebelum aktivitas dilakukan

2. Proses kognitif tidak pas– Ditunjukkan dengan rasa tidak aman dalam
mengalami komunikasi

3. Keahlian dalam komunikasi tidak mencukupi– Ini menampilkan bila kita


tidak ketahui metode berbicara secara efisien.

B.Self- Disclosure

6
Self disclosure ialah bagian dari kajian komunikasi perspektif internasional.
Fokus utama dari sesuatu aksi komunikasi merupakan aspek interaksi
yang mengaitkan penanda selaku orang sosial. Perihal ini pula digunakan
buat meningkatkan kemampuan kemanusiaan lewat interaksi sosial. Pada
teori self- disclosure, komunikasi yang terjalin kala orang berani membuka
diri serta melaporkan tentang data dirinya. Data yang diungkapkan
merupakan data mendalam( rahasia).

C. Evaluasi Sosial

Para orang yang biasa melaksanakan 2 perihal dalam menerima pesan,


semacam mengkontraskan serta mengasimilasikan. Kontras ialah distorsi
perseptual yang membawakan pada polarisasi ilham. Setelah itu asimilasi
hendak membuktikan kekeliruan dalam melaksanakan evaluasi yang
berlawanan. Tidak hanya itu terdapat 3 perihal dalam Teori Evaluasi Sosial
yang mempengaruhi pada komunikasi antar individu, antara lain:

• Pembicaraan yang mempunyai kredibilitas besar. Perihal ini bisa


melancarkan penyampaian pesan secara jelas tanpa memunculkan
kesalah pahaman pada lawan bicara.

• Ambiguitas kerapkali dinilai lebih baik dibandingkan dengan kejelasan.

• Adanya Orang yang bertabiat dogmatis dalam mengalami kasus.

D. Penetrasi Sosial

Melaporkan kalau keakraban antar individu itu berlangsung secara


bertahap( gradual). Setelah itu dicoba secara berentetan diawali dari sesi
biasa sampai sesi seksual. Perihal ini ialah guna dari akibat dikala ini serta
masa depan.

7
E. Pengurangan Ketidak Pastian

Teori ini menarangkan kalau gimana manusia menggali pengetahuan


tentang lawan bicaranya. Ini bertujuan buat kurangi ketidak pastian dalam
komunikasi. Sehingga sanggup memunculkan perasaan yang tenang serta
aman sepanjang berbicara. Tetapi, apabila

tidak mengenali latar balik lawan bicaranya semacam orang asing, pasti
memunculkan perasaan tidak tenang, khawatir salah bicara serta tidak
aman dalam berbicara.

F. Dialetika Relasional

Teori ini berkata kalau orang– orang yang menjalakan kedekatan serta
komunikasi antar individu, didalam batin mereka terjalin tarikan konflik.
Tarikan konflik tersebut menjadikan kedekatan senantiasa terletak dalam
keadaan cair. Perihal tersebut diketahui selaku ketegangan dialektis.
2.4 Komunikasi keorganisasian

Jaringan Kelompok Kecil yang Formal

Komunikasi organisasi jaringan kelompok kecil yang formal atau jaringan


organisasi yang formal dapat lebih sulit dan rumit, yang meliputi ratusan
orang dan lebih banyak level hierarki. Untuklebih mudah, kita akan
meringkaskan jaringan jaringan ini ke dalam tiga kelompok yang lebih kecil
dan masing masing terdiri atas lima orang.

Rantai dengan ketat mengikuti rantai perintah yang formal, jaringan ini
mendekati saluran komunikasi yang akan ditemukan dalam ketiga
tingkatan organisasi yang ketat. Roda bergantung pada sebuah sosok
sentral untuk bertindak sebagai saluran bagi seluruh komunikasi pada
kelompok, ini menstimulasikan jaringan komunikasi yang akan kita
temukan pada sebuah tim dengan seorang pemimpin yang kuat. Jaringan
seluruh saluran mengijinkan para anggota kelompok untuk berkomunikasi

8
satu sama lain secara aktif, sering ditandai dengan pelaksanaan tim yang
dikelola sendiri, dimana para anggota kelompok bebas untuk memberikan
kontribusi dan tidak ada seorangpun yang mengambil peran sebagai
pemimpin.
Efektivitas setiap jaringan bergantung pada variabel dependen yang dapat
diperhatikan. Struktur dari roda ditandai adanya seorang pemimpin,
jaringan seluruh saluran merupakan yang terbaik karena struktur ini
menginginkan kepuasan dari para anggota, dan rantai yang terbaik jika
keakuratan merupakan hal yang terpenting.

Kabar Selentingan (gosip)


Kabar Selentingan yakni jaringan komunikasi resmi didalam sebuah
kelompok atau organisasi. Meskipun rumor dikirimkan melalui kabar
selentingan yang resmi, namun informasi ini juga termasuk sumber
informasi yang penting untuk para pekerja dan para kandidat (pelamar
pekerjaan). Kabar selentingan atau informasi yang berasal dari para rekan
tentang sebuah perusahaan akan berpengaruh pada apakah para pelamar
pekerjaan akan bergabung dengan organisasi atau tidak. Gosip ini muncul
sebagai tanggapan terhadap situasi yang penting bagi anggota organisasi,
ketika terdapat ambiguitas, dan di bawah kondisi yang dapat menimbulkan
kecemasan.
Kabar selentingan juga dapat memenuhi kebutuhan dari para pekerja,
pembicaraan kecil ini dapat membantu para pekerja untuk menciptakan
rasa kedekatan dan persahabatan diantara mereka yang berbagi informasi,
meskipun riset menyarankan bahwa hal ini sering terjadi dengan
mengorbankan orang orang yang berada di luar kelompok. Gosip yang
didorong oleh jaringan sosial dari pekerja yang akan membuat para
manajer dapat belajar untuk mempelajari lebih banyak tentang bagaimana
informasi yang positif dan negatif menyebar ke seluruh organisasi.

9
2.5 Hambatan dalam komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau
mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi
dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit
pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai.

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu


hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta
hambatan lingkungan

Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan
personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka,
bias, dan lain-lain.

Hambatan kultural atau budaya


Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan
dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus
memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang
dipegang oleh orang lain.

Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan


keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi
tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat
kemampuan berbahasa yang sama.

Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa


yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang”
atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang
yang diajak berkomunikasi.

10
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa
adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun
kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal
yang menjadi topik pembicaraan. (Baca : Komunikasi Antar Budaya)

Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi.
Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar
individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.

Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai
peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut
mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor
lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi.
Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan,
gangguan, serta waktu.

2.6 Mengatasi hambatan dalam orgam komunikasi


Menanggulangi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Sebagian pemecahan yang bisa ditawarkan dalam menanggulangi


kendala- kendala yang timbul dalam proses komunikasi organisasi antara lain:

1. Ikatan Antar Personal

Ikatan yang harmonis dengan orang- orang lain dalam tingkatan individu,
antar sahabat, sesama sebaya maupun dengan atasan, umumnya diucap
hubungan antar persona. Sesuatu anailisis spesial tentang ikatan antar pesona
menyatakan kalau kita hendak sukses menghasilkan komunikasi dalam organisasi
apabila melakukan hal- hal berikut ini

a. Melindungi kontak individu yang akrab tanpa meningkatkan perasaan


bermusuhan

11
b. Menetapkan serta menegaskan bukti diri kita dalam ikatan dengan orang
lain tanpa membesar- besarkan ketidaksepakatan.

c. Mengantarkan data kepada oranglain tanpa memunculkan


kebingunngan, kesalahpahaman, penyimpangan, ataupun pergantian yang lain
yang disengaja

d. Ikut serta dalam pemecahan permasalahan yang terbuka tanpa


memunculkan sikap bertahan ataupun menghentikan proses

e. Menolong orang- orang yang lain buat meningkatkan style ikatan


persona serta antar pesona yang efektif

f. Turut dan dalam interaksi social informal tanpa ikut serta dalam muslihat

Ikatan antar pesonal cenderung jadi lebih baik apabila kedua belah pihak
melaksanakan hal- hal berikut ialah mengantarkan perasaan secara langsung
serta dengan metode yang hangat serta ekspresif, mengantarkan apa yang terjalin
dalam area individu mereka lewat penyingkapan diri, mengantarkan uraian yang
positif, hangat kepada satu sama yang lain dengan membagikan respons- respons
yang relevan serta penuh penafsiran, berlagak tulus kepada satu sama lain
dengan membuktikan perilaku menerima secara verbal ataupun nonverbal, selalu
mengantarkan pemikiran positif tanpa ketentuan terhadap satu sama yang lain
dalam pembicaraan yang tidak menghakimi serta ramah, berterus- terang kenapa
jadi susah ataupun apalagi mustahil buat setuju satu sama yang lain dalam
pembicaraan yang tidak menghakimi, teliti, jujur, serta membangun

2. Ikatan Posisional

Ikatan posisional didetetapkan dengan pendekatan struktur serta tugas


tugas fungsional anggota organisasi. Bagi Koontz serta O’ Donnel buat
menanggulangi kesalahan universal yang merintangi kinerja efisien serta efektif
orang dalam organisasi yang diakibatkan ketidaklancaran proses komunikasi di
organisasi merupakan:

12
a. Merancang penempatan/ pengaturan jabatan secara benar

Sebagian dari kegagalan buat merancang dengan benar lebih banyak


terletak pada pengaturan orang- orang dari jabatan yang diberikan dari atasan
sehingga pada kesimpulannya terjalin kegagalan dalam komunikasi horizontal
serta vertical yang terdapat dalam organisasi. Buat bisa mencairkan keadaan
tersebut terdapat baiknya melaksanakan rencana penempatan orang- orang yang
terdapat di organisasi dengan bersumber pada keahlian serta kesenioritasan yang
diakui oleh individu- individu yang terdapat dalam organisasi

b. Berupaya menjernihkan hubungan

Kegagalan buat menjernihkan ikatan organisasi memunculkan


kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan, serta pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan yang lain dalam pengorganisasian.
Buat itu butuh terdapatnya orang yang bisa jadi jembatan buat mencairkan
suasana kebekuan komunikasi horizontal serta vertikal antar sesama rekan serta
antara bawahan– atasan..

3. Ikatan Berurutan

Data di informasikan ke segala organisasi resmi oleh sesuatu proses dalam


proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan; kepada orang kedua yang
setelah itu mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang
awal jadi pesan orang kedua, serta reproduksi pesan orang kedua jadi pesan
orang ketiga. Kedudukan kunci dalam sistem ini merupakan pengulang pesan(
relayor).

2.7 Isu isu dalam komunikasi

1. Penyaringan

Penyaringan atau filtering digunakan untuk memanipulasi informasi oleh si


pengirim sehingga si penerima yang akan melihatnya menjadi lebih
menguntungkan. Tetapi beberapa penyaringan terjadi ketika terdapat perbedaan
status. Misalnya, faktor ketakutan untuk menyampaikan berita buruk dan keinginan
untuk menyenangkan bos seringkali mengarah pada pekerja untuk

13
memberitahukan kepada atas mereka apa yang menurut pendapat mereka ingin
didengar oleh bos mereka, sehingga mengganggu komunikasi ke arah atas.

2. Pemilihan persepsi

Pemilihan persepsi adalah hal yang penting karena dalam proses


komunikasi para penerima melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan
pada kebutuhan mereka motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik
personal lainnya. Para penerima juga memproyeksikan ketertarikanku dan
ekspektasi mereka ke dalam komunikasi seperti mereka akan menguraikan isi
pesan mereka. Seorang pewawancara kerja yang mengharapkan pelamar kerja
wanita untuk menempatkan keluarga di atas karirnya cenderung melihat bahwa
semua pelamar wanita, tanpa memperhatikan apakah mereka benar benar
memiliki pemikiran yang sama.

3. Informasi yang berlebihan

Setiap orang memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses data.


Informasi yang berlevih didapat ketika informasi yang dimiliki harus bekerja
melebihi kapasitas kita. Ketika para individu memiliki informasi yang berlebihan
maka mereka cenderung untuk mengabaikan, melewati, atau melupakannya atau
menyaring informasi tersebut. Para pekerja harus menyeimbangkan kebutuhan
atas komunikasi yang konstan dengan kebutuhan pribadi mereka sendiri untuk
beristirahat sejenak dari pekerjaan, atau mereka berisiko mengalami kelelahan.

4. Emosi

Para individu yang berada dalam suasana hati positif lebih percaya diri
mengenai opini mereka setelah membaca sebuah pesan yang persuasif, Sehingga
argumen dirancang dengan baik akan memiliki dampak yang lebih kuat pada opini
mereka. Orang-orang yang berada dalam suasana hati yang negatif elbih mudah
untuk mengkritisi pesan dengan lebih terperinci, sedangkan mereka yang berada
dalam suasana hati positif akan lebih mudah untuk menerima komunikasi begitu
saja. Emosi yang lebih ekstrim seperti seorang kegirangan atau depresi berisiko

14
menghalangi komunikasi yang efektif. Dalam kondisi seperti ini, kita akan sangat
rentan terhadap mengabaikan nasional kita dan proses berfikir yang objektif dan
berganti dengan penilaian secara emosional.

5. Bahasa

Penggunaan bahasa di antara orang-orang sangat tidak beragam. Ketika


kita mengetahui bagaimana orang-orang memodifikasi bahasa, kita akan dapat
mengatasi kesulitan dalam komunikasi, tapi kita biasanya tidak mengetahuinya.
Para pengirim cenderung mengasumsikan kata-kata dan istilah-istilah dengan
tidak tepat dimana mereka menggunakan arti yang sama dengan mereka gunakan
kepada penerima.

6. Keheningan

Sangat mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya


komunikasi karena di definisikan dengan ketiadaan informasi. Namun, riset
menyarankan untuk menggunakan keheningan dan penangguhan komunikasi
adalah hal yang umum dan from play Mathis. Geningan menjadi kurang di mana
opini dari kaum minoritas diperlakukan dengan hormat, identifikasi kelompok kerja
yang tinggi, dan keadilan procedural tinggi yang menang. Secara praktik, hal ini
berarti bahwa para manajer harus memastikan bahwa mereka berperilaku dalam
hal yang suportif ketika para pekerja menyuarakan opini opini yang berbeda. Dan
mereka harus memandang nya berdasarkan nasehat. salah satu tindakan yang
mengabaikan atau meremehkan seorang pekerja untuk mengekspresikan
perhatiannya akan mengadakan kerja untuk menahan komunikasi yang penting
pada masa mendatang

7. Kekhawatiran komunikasi

Diperkirakan lima hingga 20% dari populasi menderita Kekhawatiran


komunikasi yang melemahkan tenaga atau kecemasan sosial. Orang orang
tersebut mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam
komunikasi secara lisan, tertulis, atau keduanya. Mereka merasa luar biasa sulit
untuk berbicara antarmuka dengan orang lain atau menjadi sangat cemas ketika
mereka harus menggunakan telepon, bergantung pada memo atau email ketika
panggilan telepon menjadi lebih cepat dan lebih sesuai. Kekhawatiran dalam

15
komunikasi secara lisan menghindari situasi, misalnya mengajar, yang mana
berkomunikasi lisan merupakan suatu persyaratan yang dominan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses menjadikan komunikasi sebagai ilmu pengetahuan semua makhluk hidup


pada Dasar nya berkomunikasi,baik manusia memiliki akal budi maupun
binatang.komunikasi sebagai praktik sejalan diciptakannya manusia dan
menggunakan komunikasi dalam rangka menghubungkan antara sesama dalam
melakukan aktifitas sosial. Kata [komunikasi] (comunication) berasal dari bahasa
latin (comunicatio) yang berbentuk dari dua akar kata bahasa latin berarti (bersatu
dengan). Schingga komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman pesan dari
seseorang kepada orang lain demi[union with] bersatu dengan atau (union
together with)bersama dengan, (Alo liliweri,2007).

16
DAFTAR PUSTAKA

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YBxlxOOqhnMJ:jurnal.
pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/download/384/363/+&cd=9&hl=id&ct=cln
k&gl=id&client=firefox-b-d

Robbins, Stephen. P. 2016. Perilaku Organisasi, Edisi 16. Penerbit Salemba


Empat, Jakarta 2015.

Robbin, Stephen P., Judge, Timoty A (2015), Perilaku Organisasi, Edisi 16,
Penerbit Salemba Empat.

https://pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-komunikasi

17

Anda mungkin juga menyukai