Anda di halaman 1dari 8

Seiring berkembangnya waktu , dunia pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan

hussy Dallam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi , peningkatan yang terjadi juga ikut
berdampak dan membawa pengaruh dalam dunia industri namun yang paling terkena dampaknya
yaitu pada dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut dibuktikkan dengan sarana prasarana dan
media pembelajaran yang digunakan oleh seorang tenaga pendidik di dalam memberikan materi
pembelajaran oleh dosen atau tenaga pendidik untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa. Dengan kemajuan teknologi yang semakin meningkat menuntut peran seorang
tenaga pendidik untuk melakukan sebuah trobosan baru dalam membuat dan menciptakan
sebuah media pembelajaran baru dengan tujuan selain menciptakan atau membawa perubahan
baru dalam dunia pendidikan , media pembelajaran ini dapat dijadikan sebuah perantara dalam
menyampaikan sebuah pesan atau informasi dalam memberikan pemahaman kepada peserta
didik terhadap materi teori maupun praktik yang dimana dalam proses pembelajaran sebagai
seorang tenaga pendidik pasti membutuhkan media pembelajaran untuk mempermudah dalam
penyampaian materi dari tenaga pendidik atau dosen kepada mahasiswa.
Di dunia pendidikan sekarang ini masih dalam masa pemulihan dari dampak Covid-19 yang
melanda Indonesia kurang lebih dua tahun lamanya , yang sangat membawa banyak perubahan
khususnya dalam dunia pendidikan dan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang sejak
awal pandemi terjadi mengalami banyak perubahan baik dari segi proses , sistematika dan teknis
yang tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah terprogram dan dibuat
setiap tahunnya harus berubah tanpa adanya persiapan yang matang sejak awal pandemi melanda
, proses pembelajaran berubah drastis dari pembelajaran yang bisa dilakukan secara tatap muka
(konvensional) berubah menjadi pembelajaran daring atau online tanpa persiapan matang semua
harus langsung menyesuiakan dengan aturan diterapkan.
Seperti peraturan dari Kementrian Pendidikan , Kebudayaan , Riset dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek) dengan mengeluarkan kebijakan sesuai dengan Surat Edaran No.4 Tahun
2020 yang isinya tentang sebuah informasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam
tanggap masa darurat penyebaran pandemi Covid-19 dimana berdasarkan kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah menghasilkan keputusan bahwa pembelajaran semua sepenuhnya
dilaksanakan secara jarak jauh atau daring dirumah. Meskipun masa tersebut sudah dijalani
selama kurang lebih dua tahun lamanya sampai membuat dunia pendidikan mengalami penurun
dalam hasil capaian kompetensi yang seharusnya bisa mencapai target sesuai dengan RPP yang
sudah terancang tetapi tidak sesuai dengan target yang diharapkan , walaupun seiring berjalannya
waktu semuanya dapat berjalan seperti biasanya mungkin diawal-awal membutuhkan adaptasi
atau penyesuian terhadap perubahan lingkungan belajar yang berubah namun penyesuaian
tersebut tidak berangsur lama , karena walaupun dari pihak pemerintah mengeluarkan kebijakan
untuk semua pembelajaran dilakukan secara daring dirumah tetepi dalam hal ini pemerintah juga
memfasilitasi belajar jarak jauh dengen pemberian kuota gratis selama pembelajaran daring
berlangsung .
Adanya kebijakan pembelajaran yang dikeluarkan pemerintah seiring berjalannya masa darurat
pandemi covid -19 membuat banyak perubahan khususnya pada kegiatan atau aktivitas yang
berhubungan mahasiswa dalam belajar di perguruan tinggi , namun kondisi ini tidak berangsur
secara lama dan seiring berjalannya waktu kondisi pandemi tersebut semakin lama menghilang
dan mulai kembali pada kondisi awal sebelum adanya pandemi. Dengan dikeluarkannya
kebijakan dari pemerintah ini yang membuat instansi pendidikan baik dari tingkatan dasar
sampai perguruan tinggi telah melakukan banyak perubahan dan beradaptasi khususnya dalam
proses pembelajaran yang diubah dari proses pembelajaran secara konvensional menjadi proses
pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan sistem digital (Putra 2021).
Menurut Sukiman (2012) Media pembelajaran dikatakan penting karena media pembelajaran
merupakan sebuah perantara atau penghubung dalam menyalurkan sebuah pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan tersebut , dengan tujuan untuk dapat memberikan sentuhan
stimulus , pola pikir manusia, perasaan , serta ketertarikan dan kemauan dari masing -masing
siswa dalam pembelajaran di dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
Menurut penjelasan dari media pembelajaran inti yang disampaikan ialah bahwa tujuan dari
penggunaan media pembelajaran agar selain memudahkan komunikasi pesan atau informasi yang
ingin disampaikan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Agar tercipta proses
pembelajatan yang efektif maka diperlukkan strategi pembelajaran yang baik, karena sebagai
tenaga pendidik pastinya memiliki strategi pembelajaran yang berbeda-beda dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang hendak diinginkan . Maka dari itu sebagai tenaga pendidik harus
meningkatkan sistem pembelajaran yang menarik dan inovatif serta diharapkan dapat melakukan
inovasi baru dengan menggunakan strategi, teknik dan media pembelajaran yang tepat untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan mudah untuk dipahami.
Pada kurikulum yang digunakan saat ini kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran saat ini
terdapat mata pelajaran yang mempelajari tentang kearsipan, dimana yang kita tahu mata
pelajaran kearsipan ini sebetulnya bukan materi baru karena memang sebelumnya orang zaman
dulu sudah melakukan kegitan arsip ini namun bedanya dengan zaman sekarang ialah sistem
penyimpanan yang digunakan sekarang lebih kompleks dan lebih banyak jenis penyimpanan
dengan berbagai macam kode penyimpanan yang berbeda-beda. Sehingga pada kurikulum saat
ini untuk mata pelajaran kearsipan diajar dengan dua metode yang pertama dapat diajar dengan
teori dan dengan praktik , praktik yang dilakukan dilakukan secara elektronik.
Namun kenyataan dilapangannya praktik kearsipan ini banyak menemui berbagai macam
kendala baik secara teknis maupun alat-alat yang digunakan itu belum cukup memadai apabila
teori praktik kearsipan ini dilakukan secara digital karena masih sangat minim bahkan tidak ada ,
sehingga biasanya untuk praktik kearsipan sendiri lebih enak dan gampangnya apabila
praktiknya dilakukan secara langsung tanpa dilakukan secara elektronik karena yang
berhubungan secara elektronik ini selalu berhubungan dengan sistem dimana sistem ini apabila
tidak ada proteksi keamanan yang ketat , maka dikhawatirkan data-data atau dokumen -dokumen
yang diarsipkan itu bisa dicuri datanya apabila tidak menggunakan sistem keamanan yang kuat ,
karena kejahatan yang terjadi saat ini jauh lebih berbahaya karena yang kita hadapi bukan orang
biasa melainkan hacker dimana hacker ini bisa mencuri data atau dokumen apa saja apabila
sistem keamanan yang digunakan tidak terlalu aman data yang disimpan secara digital bisa saja
dicuri suatu saat nanti.
Sehingga mungkin ini menjadi salah satu kelemahan dari sistem kearsipan digital , apabila
memang ingin betul-betul mempraktikkan sistem kearsipan secara digital maka dibutuhkan
perencanaan yang matang karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
praktik kearsipan digital baik dari persiapan sistem keamanan untuk data-data atau dokumen-
dokumennya serta untuk sistem-sistem pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam
pengoperasian praktik kearsipan digital. Sistem pembelajaran kearsipan yang diterapkan saat ini
masih menggunakan pada penataan praktik arsip secara konvensional dengan menggunakan
media atau alat bantu filling kabinet yang kemudian seiring berkembangnya zaman dalam dunia
pendidikan sistem pembelajaran kearsipan berubah dengan melakukan inovasi baru dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis digital atau biasa disebut arsip yang disimpan secara
virtual. Sistem penyimpanan kearsipan secara virtual atau menggunakan bantuan sistem untuk
menyimpan datanya , sistem penyimpanan ini sering disebut electronic arsip (E-Arsip). Untuk
jenis arsip digital sendiri ada banyak jenisnya baik dalam surat berupa file word , excel , ppt
maupun gambar serta video dan berbagai macam file komputer lainnya , semua jenis arsip digital
yang disebutkan tersebut data dan dokumennya akan tersimpan dalam memori komputer atau
terarsipkan secara elektronik.
Di era digital saat ini dimana di setiap masing -masing perusahaan membutuhkan kemampuan
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam bidang kearsipan , karena yang
kita ketahui setiap masing -masing perusahaan juga memerlukkan tenaga arsiparis untuk
mengarsipkan dokumen-dokumen atau data-data penting yang dimiliki perusahaan. Pengelolaan
arsip elektronik sedang tren untuk saat ini sekaligus berfokus pada proses pengembangan
pengelolaan kearsipan dalam suatu institusi perusaahaan yang mulai menggunakan sistem
penyimpanan arsip secara elektronik arsip (e-arsip). Menurut pendapat dari Sedarmayanti (2017)
bahwasannya sumber daya manusia (SDM) merupakan sebagai suatu kemampuan potensial yang
harus dimiliki manusia yang terdiri dari kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak dan
bermoral untuk melaksanakan suatu kegiatan yang bersifat teknis maupun manajerial.
Kemampuan potensial yang dimiliki manusia tersebut harus dikembangkan untuk menjawab
tantangan di masa depan. Pengembangan sumber daya manusia merupakan cara yang efektif
untuk mengatasi ketertinggalan sumber daya manusia, keberagaman sumber daya manusia,
perubahan sistem organisasi dan tata kerja
Sebetulnya materi pembelajaran kearsipan ini sudah pernah diajarkan pada tingat pendidikan
sekolah menengah kejuruan (SMK) , namun bedanya pembelajaran di sekolah menengah
kejuruan (SMK) dengan sistem pembelajaran di perguruan tinggi negeri (Universitas) sebetulnya
hampir sama namun sistem pembelajaran di perguruan tinggi itu lebih mengembangkan sistem
model pembelajarannya misalnya dengan membuat media pembelajaran kearsipan yang efektif
digunakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) jadi sistem pembelajaran di SMK hanya
mempelajari teori tentang kearsipan nya saja sedangkan untuk tingkatan pembelajaran di
universitas ini dituntut untuk lebih mengembangkan ke media pembelajarannya karena di
perguruan tinggi khususnya jurusan pendidikan administrasi perkantoran memang harus bisa
membuat atau melakukan inovasi baru dalam menciptakan media ataupun model pembelajaran
yang menarik dan efektif agar model pembelajaran sistem kearsipan dapat berkembang dengan
berbagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Dalam dunia perkantoran merupakan sebuah entitas yang dimana dituntut untuk turut
menggunakan hasil produk transformasi dari sumber daya alam yang skala pemakaiannya secara
luas turut mempengaruhi pemanasan global seperti pemakaian kertas, listrik, tinta dan sumber
daya lain. Untuk pengunaan sumber-sumber daya yang ada manjadi daya tarik tersendiri dan
menjadi pusat perhatian dalam dunia usaha khususnya perusahaan yang mengelola kegiatan
bisnis di dunia perkantoran yang dimiliki, karena beberapa sumber daya yang ada semakin lama
semakin menipis bahkan mempengaruhi munculnya keinginan menjadi perusahaan yang ramah
lingkungan, secara rasional, efisien dan efektif menggunakan sumber daya alam. Salah satu
kegiatan yang masuk dalam dunia perkantoran menjadi suatu kegiatan atau aktivitas rutin yang
dilakukan yaitu pengolahan arsip. Dimana arsip dikelola dan ditangani sesuai dengan aturan
yang berlaku di suatu instansi perusahaan/kantor. Arsip menjadi sesuatu yang penting jika suatu
saat diperlukan dan dibutuhkan sehingga yang perlu diperhatikan adalah cara mendapatkan
kembali (retrieve) atau dokumen yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu
pengolahan arsip umumnya menggunakan media kertas yang memerlukan metode khusus
Inovasi yang dikembangkan dalam dunia pendidikan khususnya dari segi sarana dan prasarana
yang mendukung dalam proses pembelajaran tenaga pendidik atau dosen yang justru lebih
membutuhkan inovasi baru dalam mengembangkan media pembelajaran yang ada untuk
menjelaskan teori penjelasan secara langsung maupun dalam bentuk praktek dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa. Tujuan dari
pembelajaran ini ialah untuk mempersiapkan anak didik atau mahasiswa dalam memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya. Keberhasilan pembelajaran dapat terlihat dari sejauh mana mahasiswa
memiliki motivasi atau minat yang tinggi untuk belajar tetapi keinginan tersebut akan tercapai
apabila ada hubungan kerja sama yang baik antara tenaga pendidik dengan anak didik atau
mahasiswa , sebagai tenaga pendidik bentuk support yang dilakukan dapat berupa memberikan
motivasi kepada anak didiknya untuk tetap melalui prosesnya untuk mencapai suatu keinginan
selain itu dosen juga dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengajar dengan
menciptakan inovasi -inovasi media pembelajaran baru dengan tujuan menarik dan memotivasi
belajar mahasiswa agar tidak mudah bosan dengan sistem pembelajaran yang biasa -biasa saja.
Materi pembelajaran keasripan ini merupakan salah satu materi pembelajaran yang
membutuhkan media pembelajaran yang mendukung untuk materi ini selain media pembelajaran
yang mendukung , dibutuhkan sarana dan prasarana serta tekologi yang mendukung dalam
matakuliah kearsipan , media pembelajaran yang cocok dan mendukung untuk materi kearsipan
ini yaitu dengan memanfaatkan media elektronik arsip dalam sistem pembelajaran yang
diterapkan.
Sistem pembelajaran kearsipan yang kita ketahui selama ini hanya menggunakan peralatan yang
masih manual dengan menggunakan filling cabinet , odner , namun pada praktek nya sudah
berubah berganti dengan menggunakan media pembelajaran dengan mengunakan sistem yaitu
media elektronik arsip. Setelah memanfaatkan media pembelajaran e-arsip , untuk pembelajaran
kearsipan dengan sistem manual masih tetap digunakan oleh beberapa instansi perusahaan
namun seiring berkembangnya teknologi sekarang ini , banyak dari beberapa perusahaan yang
mulai beralih ke sistem penyimpanan arsip secara elektronik selain keamanan data -data atau
informasinya terjamin juga lebih memudahkan dalam menemukan dokumen file yang akan
dicari. Tetapi tidak menutup kemungkinan sistem pengelolaan arsip secara manual ini tidak akan
digunakan lagi , karena bagaimanapun juga sistem pengelolaan arsip manual juga memudahkan
manusia dalam menyimpan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan walaupun dari segi
penyimpanan memang kalah jauh dari segi sistem keamanannya.
Dalam perkembangan teknologi khususnya dalam perkembangan komputer, komputer ini tidak
lain berperan dalam menciptakan arsip dan menyimpan arsip (Iswandi et al., 2018). Arsip
mengalami perubahan dan perkembangan bentuk, yaitu dalam bentuk elektronik dimana arsip
elektronik dihasilkan oleh komputer dan dikelola dalam komputer. Para pengelola kearsipan
harusnya selalu tanggap dan mengikuti perkembangan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan kearsipan. Semakin banyak jumlah data yang harus dikumpulkan, disimpan, dan
diolah, maka pada zaman modern seperti saat ini, akan lebih efektif jika penanganan informasi
dilakukan dengan menggunakan alat-alat elektronik. Dengan adanya media elektronik seperti
komputer dan aplikasi-aplikasi, maupun web dapat membantu proses pengelolaan dan
pengurusan arsip akan menjadi lebih mudah dan tidak memakan waktu lama.
Dengan adanya memanfaat media atau alat komputer dapat mengubah arsip konvensional
menjadi digital dan dapat menciptakan arsip elektronik. Pengelolaan arsip senantiasa mengikuti
dinamika perkembangan teknologi yang terjadi di masyarakat (Aryani et al., 2019). Di Indonesia,
diperlukan pengelolaan arsip berbasis elektronik. Hal tersebut mengacu pada Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Pengelolaan arsip elektronik menawarkan berbagai
keuntungan seperti ruang yang tidak terbatas karena telah dialihkan ke ruang virtual, serta arsip
dapat diakses dimana saja dan oleh siapa saja karena bersifat online. Dengan pengelolaan arsip
secara elektronik dan model penyimpanan menggunakan teknologi informasi, maka
penyelenggaraan proses administrasi dipermudah dan akan membantu memenuhi kebutuhan di
masa yang akan datang.
Sedangkan didalam proses pembelajaran, kompetensi dapat dijelaskan sebagai bentuk
pendekatan scientific approach. Kompetensi tersebut dapat dioptimalkan dengan menerapkan
student center learning, sehingga dalam pembelajaran siswa dapat belajar mandiri dalam
memecahkan masalah yang diberikan saat pembelajaran. Untuk itu diperukan media
pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk belajar mandiri dalam memecahkan masalah
(Salleh, Tasir,& Shukor, 2012; Pappas, Giannakos, & Sampson ; 2017) dan guru untuk
menyampaikan pembelajaran sesuai tugasnya (Schneider,Nebel, Beege, & Rey; 2018). Ada
beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan media pembelajaran
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital (Akyuz & Yavuz, 2015; Sousa & Rocha;
2019), dengan begitu akan menghasilakan sebuah paradigma baru yang sering disebut media
pembelajaran digital. Pemanfaatan software untuk menciptakan sebuah media pembelajaran
digital yang bersifat online atau offline pun banyak dilakukan di Indonesia khususnya pada
mahasiswa Program Studi Administrasi Perkantoran untuk meningkatkan kompetensi mengelola
arsip mahasiswa.
Media yaitu suatu perangkat yang berbentuk hardware maupun software yang digunakan untuk
menyalurkan informasi (Anitah : 2009). Sehingga didalam proses pembelajaran tentunya
pendidik tidak dapat menyampaikan semua informasi kepada peserta didik tanpa menggunakan
alat bantu berupa media pembelajaran. Beberapa ahli menyatakan media pembelajaran adalah
setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
peserta didik memungkinkan menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Anitah : 2009).
Perkembangan media pembelajaran di era digital saat ini sering disebut dengan media
pembelajaran digital, media pembelajaran digital merupakan bentuk kolaborasi antara
penggunaan tenologi dalam bentuk software dengan tujuan untuk menyalurkan
informasi/pengetahuan kepada anak didik agar anak didik mendapatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap dengan lebih mudah,dengan terbatasnya ruang dan waktu serta sesuai
fakta di lapangan
Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan yang menyatakan bahwa
suatu kejadian yang dimana bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi yang
diolah dan diterima oleh suatu lembaga atau instansi, baik berupa Negara, Pemerintah Daerah,
Pendidikan, Perusahan, Organisasi ataupun perseorangan dalam pelaksanaan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kearsipan merupakan sebuah proses penyimpanan yang berupa data
maupun dokumen atau warkat yang disimpan secara sistematis. Menurut Robert (2008:408)
mendefinisikan bahwa digitalisasi merupakan sebuah proses pemindahan data tanpa
memodifikasi, mengurangi ataupun menambahkan bentuk apapun baik berupa fisik dan isi
informasi dari arsip tersebut. Sehingga kegiatan utama yang dilakukan Dallam digitalisasi ini
seperti menjelaskan tujuan, memutuskan apa yang akan di digitalisasikan, spesifikasi teknis yang
dianjurkan, pemilihan perencanaan dan manajemen, menyiapkan dokumen, pengambilan
gambar, metadata capture, quality control penyimpanan dan preservasi dari gambar digital dan
metadata, akses dan penggunaan.
Harapannya dengan adanya media elektronik Dallam pengelolaan arsip maka akan memperoleh
keuntungan selain mempercepat, mempermudah dan lebih mengfleksibelkan waktu dan tenaga.
Maksud dari kecepatan disini yaitu dapat dilihat dari segi penggunaan media elektroniknya yang
mempermudah proses pencarian, penemuan, pendistribusian, dan pengolahan datanya yang
prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga dikatakann lebih efektif dan efisien.
Sedangkan apabila dilihat dari sudut pandang kemudahannya penggunaan media elektronik ini
memberikan kemudahan Dallam bentuk mencari, mendistribusikan, dan pada proses mengolah
datanya. Selanjutnya yang dimaksud dengan hemat Dallam penggunaan media elektronik bahwa
selain dapat mengurangi tenaga, pikiran, dan menghemat biaya Dallam pengelolaan arsip.
Arsip dapat dijadikan sebagai bukti pertanggungjawaban kerja yang diberi tanggungjawab
Dallam mengelola arsip yang senantiasa dipelihara, dirawat, dan dilindungi keberadaannya.
Namun tidak semua arsip diperlakukan sama karena kembali lagi harus dilihat dari jenis arsipnya
karena setiap masing -masing arsip memiliki nila guna yang berbeda. Nilai guna yang
terkandung di dalamnya arsip seperti administrative value, financial value, research value,
educational value, documentary value, dan hystorical value. Dari sekian banyaknya nilai guna
yang ada tersebut sangat menentukan kegunaan arsip baik sebagai pusat ingatan, sumber
informasi, dan menjadi referensi bagi manajemen Dallam membuat keputusan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) bahwa digitalisasi adalah proses pemberian
atau pemakaian sistem digital. Intinya bahwa digitalisasi merupakan sebuah proses menganti
sesuatu hal yang bersifat fisik dan analog menjadi sesuatu yang virtual dan digital. Sebagai
contoh, jika kita melihat Dallam dekade terakhir, segala sesuatu mulai dari film, buku, dan musik
telah tersedia Dallam format digital. Pada sebagian instansi perusahaan maupun pemerintahan
modern, file tidak lagi disimpan di Dallam lemari arsip atau di luar kantor yang dapat dengan
mudah diakses oleh semua karyawan melalui perangkat lunak (software). Jika perusahaan masih
menyimpan sebagian besar dokumen Dallam format fisik, mungkin ingin mempertimbangkan
untuk memindai file dan menjadi digital, atau menguji sistem hybrid (melakukan keduanya)
Menurut Hasugian (2018) Teknologi web yaitu yang isinya berupa halaman untuk menyimpan
dokumen - dokumen berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video. Jika halaman tersebut lebih
dari satu dan saling terhubung maka itu disebut dengan website. Adaptive Software Development
adalah pembuatan prototype dimulai dengan dilakukannya komunikasi antara tim pengembang
perangkat lunak dengan para pelanggan (Agtya, 2018; Sagala, 2014). Tim pengembang
perangkat lunak akan melakukan pertemuan dengan skateholder untuk mendefinisikan sasaran
keseluruhan untuk perangkat lunak yang akan dikembangkan, mengidentifikasi spesifikasi
kebutuhan, dan menggambarkan area-area dimana definisi lebih jauh pada iterasi selanjutnya
merupakan merupakan keharusan.
1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas , maka dapat dilakukan
identifikasi permasalahannya sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai