Anda di halaman 1dari 1

5 Istilah populer dalam filsafat

1. Yang-Ada (Being)
Istilah ini merupakan istilah paling umum dan paling luas cakupannya. ‘Yang-ada’
menunjuk sesuatu yang dimiliki bersama oleh segala sesuatu. Predikat ‘yang-ada’
merupakan predikat yang paling sederhana dan paling universal. Sehingga, segala
sesuatu baik nyata maupun dalam angan-angan, tidak terlepas dari predikat tersebut.
2. Kenyataan (Reality)
‘Yang-nyata’ adalah sesuatu yang benar-benar ada dan dapat dipercaya. Meskipun
segala sesuatu mempunyai sifat ‘yang-ada’, tidak semuanya bersifat nyata atau
merupakan kenyataan. Sehingga, segala ‘yang-nyata’ pasti mempunyai sifat ‘yang-ada’,
tapi segala ‘yang-ada’ tidak harus nyata. Misalnya, kita memimpikan seorang
perempuan berambut pirang yang cantik. Sebagai impian, impian itu nyata-ada. Akan
tetapi, wanita yang kita impikan tersebut tidak nyata atau hanya ‘ada’ dalam angan-
angan belaka. Dalam hal ini, dapat juga dikatakan bahwa kenyataan adalah hal yang
bertentangan dengan khayalan.
3. Eksistensi (Existence)
Eksistensi merupakan keadaan yang lebih khusus dari ‘yang-nyata’. Segala yang
bereksistensi pasti nyata, tapi tidak semua yang nyata itu bereksistensi. Suatu hal
dikatakan bereksistensi jika hal itu bersifat publik. Artinya, hal tersebut harus bisa
dialami (dengan inderawi) oleh banyak orang yang mengamati. Sehingga apa yang
bereksistensi pastilah terdapat dalam ruang dan waktu.
4. Esensi (Essence)
Esensi adalah hakikat (sifat terdalam dan khas) dari suatu yang ada. Seringkali disebut
sebagai sesuatu yang menjadikan ‘yang-ada’ apa adanya, atau sebagai jawaban dari
pertanyaan “apakah hakekatnya hal itu ?”. Misalnya, sering kita dengar pernyataan
bahwa manusia adalah hewan yang berpikir, sebagai jawaban dari “apakah esensi
manusia itu ?”. Dalam hal ini, ‘berpikir’ adalah esensi dari subjek bernama manusia.
Sesuatu yang khas, yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
5. Substansi (Substance)
Substansi adalah sesuatu yang mendasari atau mengandung kualitas serta sifat-sifat
yang dipunyai suatu barang. Substansi juga dipandang sebagai sesuatu yang terdapat di
dalam dirinya sendiri. Substansi berbeda dengan esensi. Jika esensi adalah hakekat dari
suatu barang, substansi dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menyusun barang
tersebut. Misalnya, substansi dari objek-objek material adalah materi.

Referensi :
Pengantar Filsafat (Element Of Philosophy) karya Louis O.Kattsoff diterjemahkan oleh
Soejono Soemargono

Anda mungkin juga menyukai