Anda di halaman 1dari 3

SINDROMA METABOLIK – OBESITAS PADA ANAK

Gizi dan pertumbuhan pada awal kehidupan berperan penting dalam perkembangan kondisi
penyakit degeneratif di masa dewasa. Perkembangan kehidupan di masa sekarang seperti
peningkatan teknologi terutama pada bidang makanan dan transportasi memberikan efek
terhadap konsumsi dan kebiasaan makan. Kejadian obesitas pada anak salah satunya
dipengaruhi oleh kebiasaan makanan siap saji dengan densitas energi yang tinggi.

Asupan zat gizi pada periode kritis 1000 HPK yaitu mulai dari kehamilan hingga 2 tahun
akan memberikan dampak terhadap komposisi tubuh dan fungsi fisiologis dari keturunannya.
Asupan gizi pada 1000 HPK dapat menyebabkan perubahan permanen pada komposisi tubuh
dan fisiologis anak yang dilahirkan. Selain itu asupan makanan juga dapat mempengaruhi
perkembangan janin baik secara langsung dengan menyediakan zat gizi bagi janin atau secara
tidak langsung melalui perubahan fungsi dan struktur plasenta. Pada penelitian hewan coba
menunjukkan bahwa konsumsi makan berlebih pada tikus selama awal kehidupan pasca
kelahiran terbukti menyebabkan kelebihan berat badan permanen dengan peningkatan
penumpukan lemak, hyperleptinemia, hyperinsulinemia, gangguan toleransi glukosa,
hipertrigliseridemia dan peningkatan tekanan darah sistolik di usia mendatang.

Gizi kurang akan memberikan dampak kekurangan asam amino pada ibu sehingga pembuluh
darah menjadi kaku. Hal tersebut dapat menyebabkan hipertensi dan memicu kardiovaskuler
pada keturunan. Kondisi obesitas pada ibu juga mempengaruhi komposisi tubuh dari
keturunan. Ibu yang obesitas sebelum hamil memiliki resiko metabolic sindrom pada
keturunan karena berkaitan dengan resiko sel lemak yang lebih besar pada keturunannya dan
secara positif berkaitan dengan berbagai faktor resiko kardiovaskuler

Peningkatan berat badan ibu yang berlebih selama kehamilan berhubungan dengan adiposa
pada anak yang dilahirkan dan juga dengan BMI keturunannya baik pada usia anak remaja
maupun dewasa serta berhubungan dengan setiap komponen metabolic sindrom. Namun ibu
dengan peningkatan berat badan kurang dari rekomendasi cenderung memiliki keturunan
dengan tingginya adiposa, tekanan darah sistol, CRP, IL-6 serta rendahnya HDL. Oleh karena
itu, ibu hamil harus tetap memantau peningkatan berat badannya selama kehamilan, agar
tidak lebih ataupun kurang.

Gestational diabetes atau DM pada ibu hamil menyebabkan kelebihan pasokan glukosa ke
janin yang memiliki efek jangka panjang. Anak yang lahir dari ibu gestational diabetes lebih
cenderung kelebihan berat badan dan memiliki sel lemak sentral yang besar, sensitifitas
insulin yang lebih rendah, tekanan darah tinggi dan dislipidemia

Gizi setelah kelahiran juga memberikan efek terhadap masalah metabolic sindrom.
Pertumbuhan yang cepat pada anak beresiko terhadap kejadian obesitas. Efek pertambahan
berat badan yang lebih cepat pada masa anak-anak menyebabkan masalah kesehatan
khususnya resiko obesitas di kemudian hari, sehingga perlu kita selalu pantau pertumbuhan
linier anak-anak. Pemberian nutrisi awal berperan penting sebagai penentu potensial terhadap
resiko penyakit di kemudian hari. Pentingnya pemberian ASI pada awal kehidupan akan
memberikan efek fisiologis yang panjang dan jangka pendek. Durasi menyusui ASI eksklusif
yang lebih lama ≥90 hari akan menurunkan resiko metabolisme daripada pemberian susu
formula.

Kasus obesitas telah banyak ditemui tidak hanya dinegara maju namun juga negara
berkembang. Beberapa penyebab obesitas pada anak yaitu adanya peningkatan sosial
ekonomi pada keluarga sehingga memberikan kemudahan akses terhadap makanan terutama
makanan siap saji yang tinggi densitass energi. Hal ini juga memberikan dampak terhadap
kebiasaan atau pilihan makan serta gaya hidup terutama gaya hidup sedentari pada keluarga
maupun pada anak. Adapun faktor lain yang berkontribusi adalah genetik dan juga masalah
kesehatan.

Obesitas disebabkan karena positive energy balance dalam waktu yang lama artinya intake
energi melebihi kebutuhan bukan dalam waktu yang singkat tetapi dalam waktu yang lama.
Penyebab terjadinya obesitas pada anak yaitu intake energi yang tidak seimbang antara input
dan output. Inputnya lebih tinggi daripada outputnya. Output yang rendah disebabkan karena
rendahnya aktivitas fisik disebabkan karena tingginya konsumsi makanan dengan densitas
energi yang tinggi, karena pemilihan makan yang salah atau jumlah porsi makan yang
banyak.

Manajemen yang bisa dilakukan untuk mengatasi obesitas pada anak yaitu dengan
pencegahan. Keseimbangan antara intake dan output, adanya kerjasama yang baik antara
orang tua, anak, dan lingkungan sekitar. Edukasi dan motivasi, modifikasi diet, meningkatkan
aktivitas fisik, peran orang tua sebagai panutan, dan pengobatan jika dalam kondisi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai