Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Indonesia merupakan suatu wilayah yang memiliki banyak keunikan, mulai


dari bahasa daerahnya yang beragam, kesenian, budaya, adat istiadat, alam, serta
yang tidak kalah pentingnya adalah kuliner yang sangat bercita rasa tinggi. Sehingga
dengan hal itu membuat banyak turis manca Negara yang tertarik untuk
mendatanginya.
Kuliner tradisional Indonesia tidak perlu diragukan lagi rasanya, rasa yang
begitu nikmat dan beragam disetiap daerahnya menjadikan Indonesia sebagai surga
wisata kuliner bagi para turis. Salah satu kuliner yang hampir ada di tiap sudut daerah
di Indonesia yang sudah terkenal dan memilik rasa yang nikmat yaitu gado-gado.
Gado-gado memiliki nama yang berbeda di tiap daerah tetapi dengan bahan baku
yang sama, walaupun sama tetapi ada sedikit perbedaan dari sisi pengolahannya. Di
daerah lain gado-gado ini juga dikenal dengan nama Lotek, Pecel, dan Karedok.
Gado-gado merupakan makanan khas Indonesia yang terdiri dari sayur-sayuran, kuah
kacang, dan dilengkapi dengan kerupuk.
Melihat banyaknya masyarakat yang gemar mengkonsumsi gado-gado
tercetuslah sebuah ide yaitu menjadikan produk gado-gado juga bisa digemari oleh
masyarakat dunia. Penulis ingin memperkenalkan gado-gado secara lebih luas lagi
dan bisa menyaingi produk-produk junk food dari luar, karena seperti yang kita
ketahui bahwa Junk food adalah makanan yang kurang baik apabila sering
dikonsumsi oleh masyarakat, karena junk food tidak mengandung bahan yang baik
yang dibutuhkan oleh tubuh. Definisi junk food menurut Oetoro, S (2013) seorang
Dokter Spesialis Gizi mengatakan “Junk food kerap dikenal sebagai makanan yang
tidak sehat (makanan sampah). Junk food mengandung jumlah lemak yang besar,
rendah serat, banyak mengandung garam, gula, zat aditif dan kalori tinggi tetapi

1
2

rendah nutrisi, rendah vitamin, dan rendah mineral” sehingga dapat memicu segala
macam penyakit berbahaya seperti obesitas, jantung dan kanker. Seorang ahli
kesehatan Parengkuan (2013) mengatakan “Junk food atau makanan sampah ini
dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau karena minim kandungan
nutrisi. Selain itu, junk food juga mengandung zat-zat tidak sehat yang akan
membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus”.
Dalam hal ini para pakar dan dokter menyebutkan makanan yang ada di
restoran fast food menjadi ancaman utama bagi kesehatan karena makanan-makanan
yang disediakan banyak mengandung lemak jenuh, sodium, zat aditif, dan masyarakat
lebih sering memilih mengkonsumsi makanan seperti ini yang akhirnya akan menjadi
junk food sehingga membahayakan kesehatan. Kebanyakan masyarakat kurang
menyadari bahwa gado-gado merupakan makanan sehat, sehingga banyak orang yang
tidak memanfaatkan makanan ini sebagai menu sehat mereka untuk memenuhi
kebutuhan asupan tubuhnya.
Dan dewasa ini kita dapat melihat bahwa masyarakat Indonesia sangat minim
dalam mengkonsumsi sayur, dapat dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menyebutkan banyak masyarakat Indonesia yang tidak
mengonsumsi buah dan sayur. Riset tersebut menunjukkan 93,5% penduduk usia
lebih dari 10 tahun mengonsumsi sayur dan buah di bawah anjuran. (Editor: Ida
Nurcahyani, Antaranews.com; 25 Januari 2017).
Dilihat dari trend gaya hidup masyarakat modern, dapat diprediksi bahwa masyarakat
dimasa yang akan datang akan mulai meninggalkan junk food. Hal ini dapat terjadi
karena gencar edukasi tentang dampak buruk junk food. Masyarakat juga banyak
membicarakan dampak buruk junk food mulai dari artikel, media sosial, dan grup-
grup diskusi. Masyarakat juga dapat melihat bukti-bukti dikehidupannya, yang mana
orang yang sering mengonsumsi junk food ini mengalami obesitas dan masih banyak
dampak buruk lain. Sehingga dengan hal tersebut masyarakat secara tidak langsung
fikirannya dibombardir dengan informasi tersebut yang terus menerus sehingga
3

lambat laun masyarakat akan berubah pola fikirnya sehingga mereka akan mencari
penggantinya yaitu makanan yang sehat. Dengan hal ini kita dapat melihat potensi
yang besar untuk jenis makanan sehat, salah satunya adalah salad. Di sini kita
mencoba untuk mengambil bagian dari perubahan gaya hidup masyarakat dunia.
Negara-negara lain akan berlomba-lomba menawarkan salad khas dari negaranya, di
sini penulis mengangkat gado-gado untuk bersaing dengan Negara lain, yang mana
gado-gado ini merupakan salad asli Indonesia yang tak perlu diragukan lagi
kelezatannya.
Berawal dari ide dan permasalahan tersebut penulis melihat peluang yang
sangat besar untuk jenis kuliner dan segmen yang potensial ini, penulis mencoba
untuk menangkap peluang ini dengan menginovasikan gado-gado tradisional menjadi
suatu produk makanan modern sehingga bisa diterima dan juga dapat meningkatkan
konsumsi sayur masyarakat Indonesia maupun dunia.
Bandung merupakan tempat yang tepat untuk merealisasikan bisnis ini karena
memiliki pasar kuliner yang cukup luas. Perkembangan kuliner yang sangat pesat,
dan telah terkenal sebagai daerah pencipta produk-produk kuliner inovatif. Sehingga
kelak mempermudah usaha ini untuk melakukan ekspansi ke daerah-daereah lain
terutama daerah yang banyak dikunjungi oleh turis, agar proses branding dapat
tersempaikan dengan baik dibenak masyarakat manca Negara.
Melihat persaingan yang sangat ketat untuk jenis usaha kuliner, dibutuhkan
rancangan yang mumpuni untuk dapat bersaing dengan competitor. Perencanaan
bisnis merupakan alat yang sangat penting untuk pelaku bisnis dalam mengambil
keputusan. Tujuan dari perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan
dilaksanakan atau yang sedang berlangsung dapat berjalan sesuai koridor dan tujuan
yang direncanakan.
Dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk memilih
melakukan penelitian ini dengan judul “Perencanaan Bisnis Inovasi Kuliner Gado-
Gado”
4

1.2 Identifikasi Masalah

Konsep kuliner gado-gado yang ada selama ini hanya menawarkan gado-gado
tradisional yang terdiri dari tahu, kentang, kol, selada, toge, kacang panjang, telor,
dan disirami saus kacang. Itu semua adalah standar gado-gado tradisional, tanpa
menyuguhkan inovasi menu dalam hal memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Bukan hanya inovasi menu saja yang kurang diperhatikan oleh produsen gado-gado
tradisional tapi begitu juga dengan inovasi packaging, pelayanan, dan atmosfer gerai.
Selain itu, gado-gado tradisional tidak pernah mem-branding dirinya sebagai
makanan “sehat”, sehingga gado-gado ini kalah bersaing dengan salad dalam hal
mengambil segmen pasar kebugaran/kesehatan (Olahragawan, pelaku diet, dan
pecinta kesehatan). Produsen gado-gado tradisional terjebak di “Comfort Zone”
karena penjualan yang stabil, tidak ada komplain, dan hasil yang lumayan. Padahal
jika produsen mau berfikir lebih, banyak kesempatan yang bisa ditangkap untuk
mengembangkan usaha gado-gado ini.

(Sumber: www.duniaqtoy.com) (Sumber: triasyuliana.wordpress.com)


Gambar 1.1
Gado-gado tradisional
5

(Sumber: www.jejakrasa.com ) (Sumber: http://kulinerdicirebon.blogspot.co.id )

Gambar 1.2
Atmosfer gerai dan proses pelayanan

Di manca Negara, gado-gado kalah pamor dengan jenis makanan Indonesia


lainnya seperti bakso, sate, dan rendang. Bakso dan sate juga telah banyak dilakukan
inovasi oleh pelaku bisnis, macam-macam inovasi yang telah dilakukan di bakso
antara lain bakso isi buah, keju, cabe, dan masih banyak lainya. Begitu juga dengan
sate, sate juga telah banyak dilakukan inovasi antara lain sate asin pedas dan sate
taichan.
Ditambah dengan arus trend yang sangat deras melalui media sosial, internet,
dan televisi membuat produk-produk inovasi tersebut cepat naik ke permukaan pasar
dan sangat digandrungi oleh anak muda. Di era ini adalah saat yang tepat untuk
menjadikan produk gado-gado ini dapat bersaing dengan jenis makanan Junk Food
dengan menggunakan inovasi produk dan memanfaatkan berbagai macam media.
Banyak media yang bisa digunakan untuk menyebarkan informasi tentang usaha ini,
sehingga membuat produk ini lebih cepat terkenal. Walaupun bisnis inovasi lebih
cepat “BOOMING” karena memiliki perbedaan dengan pesaing dan dibantu oleh
derasnya arus penyebaran informasi, bukan berarti dia bisa terus menang dengan
pesaingnya. Sehingga dibutuhkan perencanaan bisnis yang akurat agar usaha tersebut
6

terus memiliki nilai lebih dibandingkan pesaingnya dan bisa meraih kesuksesan
dikemudian hari.
Dengan menggunakan Timmons Model yang mendasarkan kepada 3 aspek,
yaitu aspek permasalahan pasar, ekonomi, dan tim manajemen, maka perencanaan
bisnis dari Kuliner Gado-gado inovasi tersebut akan diteliti dalam penelitian ini.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Mempelajari fakta-fakta yang diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yang
dapat diterapkan perusahaan berdasarkan aspek-aspek lingkungan bisnis,
pemasaran, operasional, sumberdaya manusia, dan keuangan.
2. Mempelajari bagaimana kelayakan perencanaan bisnis Kuliner Gado-gado
inovasi berdasarkan kriteria kewirausahaan pada “Timmons Model” dilihat dari
segi permasalahan pasar dan permasalahan ekonomi serta permasalahan
manajemen.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan tujuan yang diuraikan di atas, penelitian ini


diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
A. Manfaat Teoritis
 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam
menghubungkan masalah yang diteliti
 Untuk menambah pengetahuan mahasiswa lain serta sebagai acuan untuk
penelitian berikutnya.
B. Manfaat Praktis
Dari segi praktis penelitian ini adalah untuk bahan masukan bagi saya pribadi
yang akan menjalankan usaha ini dan sebagai bahan dalam mengambil kebijakan. Di
samping itu, usaha ini akan mambantu masyarakat dalam hal meningkatkan konsumsi
sayur yang berdampak pada makin membaiknya tingkat kesehatan masyarakat dan
7

dengan fenomena yang kita ciptakan yaitu ”Memboomingkan Gado-gado” secara


tidak langsung akan memberikan manfaat kepada UMKM berupa meningkatnya
keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi gado-gado.

Anda mungkin juga menyukai