PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
2
rendah nutrisi, rendah vitamin, dan rendah mineral” sehingga dapat memicu segala
macam penyakit berbahaya seperti obesitas, jantung dan kanker. Seorang ahli
kesehatan Parengkuan (2013) mengatakan “Junk food atau makanan sampah ini
dideskripsikan sebagai makanan yang tidak sehat atau karena minim kandungan
nutrisi. Selain itu, junk food juga mengandung zat-zat tidak sehat yang akan
membahayakan kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus”.
Dalam hal ini para pakar dan dokter menyebutkan makanan yang ada di
restoran fast food menjadi ancaman utama bagi kesehatan karena makanan-makanan
yang disediakan banyak mengandung lemak jenuh, sodium, zat aditif, dan masyarakat
lebih sering memilih mengkonsumsi makanan seperti ini yang akhirnya akan menjadi
junk food sehingga membahayakan kesehatan. Kebanyakan masyarakat kurang
menyadari bahwa gado-gado merupakan makanan sehat, sehingga banyak orang yang
tidak memanfaatkan makanan ini sebagai menu sehat mereka untuk memenuhi
kebutuhan asupan tubuhnya.
Dan dewasa ini kita dapat melihat bahwa masyarakat Indonesia sangat minim
dalam mengkonsumsi sayur, dapat dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menyebutkan banyak masyarakat Indonesia yang tidak
mengonsumsi buah dan sayur. Riset tersebut menunjukkan 93,5% penduduk usia
lebih dari 10 tahun mengonsumsi sayur dan buah di bawah anjuran. (Editor: Ida
Nurcahyani, Antaranews.com; 25 Januari 2017).
Dilihat dari trend gaya hidup masyarakat modern, dapat diprediksi bahwa masyarakat
dimasa yang akan datang akan mulai meninggalkan junk food. Hal ini dapat terjadi
karena gencar edukasi tentang dampak buruk junk food. Masyarakat juga banyak
membicarakan dampak buruk junk food mulai dari artikel, media sosial, dan grup-
grup diskusi. Masyarakat juga dapat melihat bukti-bukti dikehidupannya, yang mana
orang yang sering mengonsumsi junk food ini mengalami obesitas dan masih banyak
dampak buruk lain. Sehingga dengan hal tersebut masyarakat secara tidak langsung
fikirannya dibombardir dengan informasi tersebut yang terus menerus sehingga
3
lambat laun masyarakat akan berubah pola fikirnya sehingga mereka akan mencari
penggantinya yaitu makanan yang sehat. Dengan hal ini kita dapat melihat potensi
yang besar untuk jenis makanan sehat, salah satunya adalah salad. Di sini kita
mencoba untuk mengambil bagian dari perubahan gaya hidup masyarakat dunia.
Negara-negara lain akan berlomba-lomba menawarkan salad khas dari negaranya, di
sini penulis mengangkat gado-gado untuk bersaing dengan Negara lain, yang mana
gado-gado ini merupakan salad asli Indonesia yang tak perlu diragukan lagi
kelezatannya.
Berawal dari ide dan permasalahan tersebut penulis melihat peluang yang
sangat besar untuk jenis kuliner dan segmen yang potensial ini, penulis mencoba
untuk menangkap peluang ini dengan menginovasikan gado-gado tradisional menjadi
suatu produk makanan modern sehingga bisa diterima dan juga dapat meningkatkan
konsumsi sayur masyarakat Indonesia maupun dunia.
Bandung merupakan tempat yang tepat untuk merealisasikan bisnis ini karena
memiliki pasar kuliner yang cukup luas. Perkembangan kuliner yang sangat pesat,
dan telah terkenal sebagai daerah pencipta produk-produk kuliner inovatif. Sehingga
kelak mempermudah usaha ini untuk melakukan ekspansi ke daerah-daereah lain
terutama daerah yang banyak dikunjungi oleh turis, agar proses branding dapat
tersempaikan dengan baik dibenak masyarakat manca Negara.
Melihat persaingan yang sangat ketat untuk jenis usaha kuliner, dibutuhkan
rancangan yang mumpuni untuk dapat bersaing dengan competitor. Perencanaan
bisnis merupakan alat yang sangat penting untuk pelaku bisnis dalam mengambil
keputusan. Tujuan dari perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan
dilaksanakan atau yang sedang berlangsung dapat berjalan sesuai koridor dan tujuan
yang direncanakan.
Dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk memilih
melakukan penelitian ini dengan judul “Perencanaan Bisnis Inovasi Kuliner Gado-
Gado”
4
Konsep kuliner gado-gado yang ada selama ini hanya menawarkan gado-gado
tradisional yang terdiri dari tahu, kentang, kol, selada, toge, kacang panjang, telor,
dan disirami saus kacang. Itu semua adalah standar gado-gado tradisional, tanpa
menyuguhkan inovasi menu dalam hal memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Bukan hanya inovasi menu saja yang kurang diperhatikan oleh produsen gado-gado
tradisional tapi begitu juga dengan inovasi packaging, pelayanan, dan atmosfer gerai.
Selain itu, gado-gado tradisional tidak pernah mem-branding dirinya sebagai
makanan “sehat”, sehingga gado-gado ini kalah bersaing dengan salad dalam hal
mengambil segmen pasar kebugaran/kesehatan (Olahragawan, pelaku diet, dan
pecinta kesehatan). Produsen gado-gado tradisional terjebak di “Comfort Zone”
karena penjualan yang stabil, tidak ada komplain, dan hasil yang lumayan. Padahal
jika produsen mau berfikir lebih, banyak kesempatan yang bisa ditangkap untuk
mengembangkan usaha gado-gado ini.
Gambar 1.2
Atmosfer gerai dan proses pelayanan
terus memiliki nilai lebih dibandingkan pesaingnya dan bisa meraih kesuksesan
dikemudian hari.
Dengan menggunakan Timmons Model yang mendasarkan kepada 3 aspek,
yaitu aspek permasalahan pasar, ekonomi, dan tim manajemen, maka perencanaan
bisnis dari Kuliner Gado-gado inovasi tersebut akan diteliti dalam penelitian ini.