Anda di halaman 1dari 4

Tugas Akhir M4

Nama : Ahmad Fauzi, S. Pd

NoPes : 19150722010149

1. Berikut saya identifikasi berdasarkan tiap-tiap karakteristik pada soal yang diberikan sebagai dasar
untuk mendesain pembelajaran.

Tabel Identifikasi Karakteristik

No Karakteristik Siswa Banyak Siswa Total Siswa


1 Gender Laki-laki 20 30
Perempuan 10
2 Status Sosial Buruh (50%) 15
PNS (20%) 6 30
Pedagang (10%) 3
Pegawai Swasta (20%) 6
3 Minat dan Olahraga (50%) 15
Bakat Akademis (10%) 3 30
Seni (20%) 6
Keterampilan (20%) 6
4 Kemampuan Tinggi (20%) 6
Siswa Menengah (40%) 12 30
Bawah (40%) 12
5 Total Kinestetik (40%) 12
Referensi Visual (30%) 9 30
Belajar Auditory (30%) 9

Berdasarkan pada tabel di atas, maka dalam mengelola kelas pada proses pembelajaran saya desain
sebagai berikut.

Mata Pelajaran : PJOK

Tema : Bola Voli

Sub Tema : Teknik dasar Passing Bawah

1. Pengelolaan Kelas

Berdasarkan data pada soal diatas, pembelajaran yang cocok digunakan adalah model kooperatif.
Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik siswa yang bervariasi.
Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang
bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Misalnya pada mata pelajaran Penjaskes, pengelolaan kelas dan mengakomodasi pembelajaran
sesuai dengan karakteristik diatas antara lain:
a. Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen.

Dalam kasus soal diatas kelompok yang akan dibentuk terdiri atas 6 kelompok, dan setiap kelompok
terdiri atas 6 orang. Dalam pembagian kelompok ini diperhatiakn karakteristik umum siswa yang
( dalam soal meliputi gender, status sosial dan minat belajar) sehingga terbentuk kelompok-
kelompok yang heterogen . Selain itu pembagian kelompok ini juga harus memperhatikan
kemampuan siswa. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi harus dibagi rata setiap kelompo, begitu
juga yang memiliki kemampuan sedang dan rendah. Pencapaian tujuan dalam pembelajaran
kooperatif bersifat inklusif yang saling menguntungkan, yaitu usaha bersama. Didalamnya berlaku
prinsip: saya perlu kamu, kamu perlu saya, untuk sama-sama mencapai tujuan. Oleh karena itu guru
dapat merancang aktifitas yang harus dilaksanakan bersama, baik bersamaan dalam hal waktu
maupun bergantian.

b. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan.

Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas. Hurlock,
E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Melihat dari minat siswa, maka bahan ajar dan
tugas yang diberikan pada setiap soal nantinya akan dipraktikkan oleh sisw asesuai dengan
kelompoknya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengakomodasi reverensi belajar siswa yang 40%
adalah kinestetik.

c. Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran melalui diskusi kelompok dan kemudian dipraktikkan.

Dalam Fase ini siswa didorong untuk mengolah data dari hasil kerja mereka. Hasil pengolahan data
dapat ditampilkan dalam bentuk bahan presentasi beraudio. Hal ini dimaksudkan untuk
mengakomodasi reverensi belajar siswa yang 30% visual dan 30% auditori.

d. Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Guru harus pro aktif memfasilitasi dan memotivasi siswa baik secara kelompok maupun secara
individu, dengan mengakomodasi setiap pertanyaan, dan selalu memberi pengarahan jika siswa
membutuhkan.

e. Guru melaksanakan evaluasi baik secara individu maupun kelompok.

Dalam fase ini evaluasi berupa kuis atau semacamnya diberikan diakhir pembelajaran, atau bisa juga
dilakukan pada pertemuan berikutnya.

f. Bagi siswa atau kelompok siswa yang memperoleh nilai sempurna diberi penghargaan

Penghargaan atau reward yang diberikan dapat secara verbal berupa pujian dan sebagainya
maupun non verbal berupa hadiah langsung .

2. Pengembangan Kecerdasan Majemuk

Berdasarkan karakteristik siswa serta dalam contoh proses pembelajaran diatas maka
kecerdasan majemuk yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
a. Kecerdasan visual spasial
Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk mempresentasikan dunia melalui
gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik. Pusat bagi kecerdasan ruang adalah
kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan
modifikasin terhadap persepsi awal atas penglihatan, dan mampu menciptakan kembali
aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang
berhubungan dengan pengalaman visualnya.
Karakteristik kecerdasan visual spasial sebagai berikut:
1) Belajar dengan melihat, mengamati, mengenal wajah-wajah dan benda-benda
2) Melihat hal atau benda dengan perspektif baru
3) Merasakan pola-pola yang lembut maupun rumit
4) Cakap mendesain secara abstrak atau representasional
5) Mengekspresikan ketertarikan menjadi artis, fotografer, teknisi.

b. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan sangat aktif yang dianugrahkan kepada manusia adalah kecerdasan kinestetik-
tubuh. Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan
(atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak
(tarian,akting) amupun aktifitas bertujuan (atletik). Semua orang dengan kecerdasan
kinestetik tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan
gerak badannya, memiliki koordinasi tangan mata, dan mampu menggerakkan objek untuk
melengkapi sejumlah gerak kompleks untuk mengatur sebuah pesan.

Karakteristik kecerdasan kinestetik sebagai berikut:

1) Belajar dengan terlibat langsung


Para siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, misalnya siswa disuruh
untuk mempraktikkan bagaimana teknik start pada lari jarak pendek.
2) Sensitive dan responsive terhadap lingkungan dan sistem secara fisik. Peserta
didikdituntut untuk mudah mengerti dan faham bagaimana cara atau teknik start
dengan cepat dan benar. Misalnya pada aba-aba “Ya” siswa harus cepat tanggap
pada sat akan berlari
3) Mendemonstrasikan keseimbangan, keterampilan, dan ketelitian dalam tugas
fisik.artinya siswa didalam kelompoknya akan saling mengajarkan kepada teman
kelompoknya,misalnya tentang teknik start dan memasuki garis finish dalam lari
sprint.
4) Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara
pementasan fisik.

c. Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan interpersonal yaitu kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak


isyarat serta kemampuan membedakan aneka tanda interpersonal dan
menanggapinya secara efektif. Karakteristik kecerdasan interpersonal sebagai
berikut:

a. Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain


b. Merasakan fikiran, perasaan, motivasi, tingkah laku orang lain
c. Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain
d. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan grup yang berbeda
e. Tertarik pada karir seperti mengajar, pekerjaan sosial, konseling.

Dalam proses pembelajaran kooperatif menuntut siswa banyak berinteraksi dengan orang
lain terutama dengan teman-temansatu kelompoknya. Proses interaksi ini sangat baik untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal peserta didik. Kecerdasan interpersonal adalah
kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang disekitar kita, kecerdasan ini adalah
kemampuan kita untuk memahami dam memperkirakan perasaan, temperamen, suasana
hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.

Anda mungkin juga menyukai