Oleh:
YESI HASNELI N, SKp, MNS
Tujuan Umum:
Sebagai terapi alternatif dalam mengatasi masalah fisik dan psikologis pasien
Tujuan Khusus:
1. Memberikan ketenangan hati dan pikiran bagi yang melakukan terapi prayer
2. Mengatasi gangguan rasa nyaman: nyeri
3. Mengatasi sesak napas
4. Mengatasi masalah kecemasan
Pengertian:
Kata zikir berasal dari bahasa Arab, dzikr yang berarti mengingat, mengucap atau
menyebut, dan berbuat baik. Dengan demikian jika kata zikir dikaitkan dengan Islam, maka
memiliki pengertian mengingat dan menyebut asma Allah SWT, berdoa kepada Allah SWT,
serta berbuat baik atau beramal saleh (Hamid, 2008).
Kata zikir berarti “mengucapkan dengan lidah atau menyebut sesuatu”. Makna ini
kemudian berkembang menjadi “mengingat”, karena mengingat sesuatu seringkali mengantar
lidah menyebutnya. Demikian juga menyebut dengan lidah dapat mengantarkan hati untuk
mengingat lebih banyak lagi apa yang disebut-sebut itu (Harahap & Dalimunte, 2008).
Kata “menyebut” dikaitkan dengan sesuatu, apa yang disebutkan itu adalah namanya. Pada
sisi lain, jika nama sesuatu terucapkan, pemilik nama itu diingat atau disebut sifat, perbuatan,
atau peristiwa yang berkaitan dengannya. Jadi, dapat dipahami bahwa kata zikrullah dapat
mencakup penyebutan nama Allah atau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan
Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya, dan juga
wahyu-wahyu-Nya, bahkan segala yang dikaitkan dengan-Nya, Syihab (2006) dalam Harahap
dan Dalimunte (2008).
Zikir dapat digunakan untuk relaksasi yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman
hati. Hal ini tercantum dalam surat 13 ayat 28 yang artinya "ingatlah, hanya dengan berzikir
kepada Allah-lah hati menjadi tentram" (Q.S. Ar Ra’d/13: 28). Alexis Correl, salah seorang ahli
bedah Perancis dan peraih Nobel dalam bidang kedokteran menyatakan bahwa dengan berdoa
banyak pasien yang memperoleh kesembuhan, karena doa merupakan gejala keagamaan yang
paling agung bagi manusia yang membuat jiwa manusia seakan-akan terbang bersama tuhannya
(Harahap & Dalimunte, 2008).
Zikir dan mendengarkan murottal Al Qur’an dapat dijadikan terapi alternatif dalam
mengatasi masalah fisik dan psikologis. Beberapa peneltian yang telah dilakukan terkait manfaat
zikir dan mendengarkan murottal Al Qur’an terbukti dapat mengatasi nyeri, sesak napas dan
memberikan ketenangan hati pada responden penelitian. Banyak penelitian yang telah dilakukan
yang mengkombinasikan antara terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi non
farmakologi yang sering diterapkan adalah distraksi, relaksasi, dan imaginary. Zikir merupakan
salah satu bentuk terapi non farmakologi yang dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan
rohani seseorang serta berdampak terhadap ketenangan hati.
Hal ini dapat dilihat dari penelitian Mardiyono, Anggraini, dan Sulistyowati pada tahun
2008 yang telah membuktikan bahwa zikir sangat efektif untuk menurunkan kecemasan dan
menimbulkan perasaan yang rileks pada pasien prabedah mayor dengan p = 0,004 pada α = 0,05.
Selain itu guru besar FKUI
Hawari (2003) dalam (Akbar, 2003) mengatakan bahwa berdo’a dan berzikir bisa menjadi
unsur penyembuh penyakit atau sebagai psikoterapeutik
Penelitian terkait lainnya yang terintegrasi dengan teknik non farmakologi (distraksi)
adalah penelitian Franco dan Rodrigues tahun 2008 yang meneliti tentang terapi musik yang
dapat menurunkan intensitas nyeri pasien onkologi dengan p = 0,000. Hasil penelitian yang
dilakukan Ahmad (2003) dengan menggunakan 5 orang sampel yang terdiri dari 3 pria dan 2
wanita yang sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan tidak tahu bahwa yang akan dibacakan
padanya adalah ayat Alqur’an. Penelitian dilakukan dengan dua percobaan yaitu membacakan
ayat-ayat Alqur’an dan membacakan bacaan dalam bahasa Arab yang bukan berasal dari
Alqur’an dengan pembacaan yang sama. Percobaan dilakukan sebanyak 210 kali ini
mengungkapkan bahwa responden mendapatkan ketenangan sebanyak 65% dari bacaan ayat-
ayat Alqur’an dan hanya mendapatkan 35% dari bacaan dalam bahasa Arab bukan Alqur’an.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa zikir dan
mendengarkan murottal Al Qur’an dapat menciptakan ketenangan hati dan pikiran sehingga
sirkulasi darah lancar yang pada akhirnya akan mengurangi rasa nyeri, sesak napas (dyspnea)
dan kecemasan yang dialami pasien. Selain itu, zikir dan mendengarkan murottal Al Qur’an
merupakan suatu ibadah bagi muslim dan di dalam ayat-ayat (lafadz) yang dibacakan
mengandung doa yang dapat menjadi kesembuhan bagi yang melakukannya.
Banyak kalimat-kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berzikir kepada
Allah SWT. Kalimat-kalimat yang sering digunakan adalah Subhanallah, Alhamdulillah,
Allahuakbar, dan Astaghfirullah (Hamid, 2008).
Selain untuk mengatasi keluhan dyspnea, teknik distraksi dan relaksasi telah banyak
memberikan manfaat bagi kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian, diantaranya
terapi mendengarkan murattal Al Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian terapi ini dapat
menciptakan ketenangan pada 65% pasien (Ahmad, 2003). Mardiyono, Anggraini, dan
Sulistyowati (2008) meneliti tentang pengaruh terapi zikir terhadap penurunan kecemasan pasien
prabedah mayor, hasil penelitian didapatkan bahwa terapi zikir dapat digunakan sebagai teknik
relaksasi psikologis yang efektif untuk menurunkan kecemasan dan menimbulkan perasaan yang
rileks pada pasien prabedah mayor dengan p = 0,004 pada α = 0,05. Penelitian lain mengatakan
bahwa 10 dari 10 pasien onkologi mengalami penurunan intensitas nyeri setelah diberikan terapi
musik dengan p = 0,000. Dalam penelitian ini pasien melaporkan akan adanya sensasi
pengurangan nyeri dan relaksasi (Franco dan Rodrigues, 2008).
Manfaat zikir telah lama diketahui oleh umat Islam, hampir seluruh kaum muslim pernah
melakukannya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Zikir mereka rasakan dapat
menjadikan hati bersih dan menenangkan pikiran, sehingga tekanan pekerjaan dan segala beban
kehidupan terasa ringan. Itulah sebabnya dalam beberapa tahun terakhir ini, zikir yang dilakukan
secara bejamaah oleh ratusan bahkan ribuan peserta sebagai pemandangan yang amat biasa
(Hamid, 2008).
Banyak kalimat-kalimat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk berzikir kepada
Allah SWT. Kalimat-kalimat yang sering digunakan adalah subhanallah (maha suci Allah),
Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), allahuakbar (Allah maha besar), dan astaghfirullah
(mohon ampun kepada Allah) (Hamid, 2008).
Zikir dapat dilakukan dengan lisan, hati, dan panca indra atau anggota badan. Zikir dengan
lisan, yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil, dan lain
sebagainya. Zikir dengan hati, yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih,
tahlil, dan lain sebagainya dengan membatin tanpa mengeluarkan suara. Zikir dengan panca
indra atau anggota badan, yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan
cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya (Hamid, 2008).
Zikir memberikan dampak terhadap kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Zikir
berdampak pada ketenangan hati. Hati yang tenang yang dihasilkan melalui proses zikir dapat
menjaga keseimbangan tubuh. Keseimbangan tubuh yang disebabkan ketentraman hati bisa
menggerakkan satu mekanisme internaldi dalam tubuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Hati yang tenang juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit
jantung, dan meningkatkan harapan hidup.
Salah satu manfaat berzikir adalah untuk menarik energi positif atau energy zikir yang ada
di sekeliling kita agar ia dapat masuk ke sirkulasi di seluruh bagian tubuh. Manfaat utama energi
zikir pada tubuh adalah untuk menjaga suasana kejiwaan yang tenang, damai, dan terkendali.
Cara untuk mengikat energy positif tersebut adalah zikir. Jika energy positif tersebut terikat,
akan terjamin berakarnya ketenangan dalam tubuh, (Syukur, 2007 dalam Harahap dan
Dalimunte, 2008).
Selain menjaga ketenangan hati, zikir juga mampu menyembuhkan berbagai macam
penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani. Terapi dan pengobatan dengan metode zikir dan
doa ini telah dibuktikan oleh banyak orang. Dan sebagai hasilnya, mereka memperoleh
kesembuhan dari penyakit yang mereka derita (Harahap & Dalimunte, 2008).
PERSIAPAN PERAWAT:
1. Berwudhu
2. Sebelum menemui pasien, ambil air minum/air mineral/air zam-zam, bacakan doa berikut
(masing-masing 3 kali) ke botol air (tutup botol dibuka terlebih dahulu).
a. Alfatihah
b. Ayat Kursi
c. Al ikhlas
d. Annas
e. Al falaq
f. Al kafiruun
3. Jika tersedia minyak bidara dan Habatussaudah (teteskan dengan bilangan ganjil ke
dalam botol air). Berdoa pada Allah SWT mohon kesembuhan pasien.
4. Minumkan pada pasien sebelum terapi di mulai.
5. Jika pasien kelihatan gelisah berat, minta keluarga membeli air mineral 2 botol dan
bacakan doa nomor 2 ditambah doa surat Al-Ma’tsurat dan doa Rukyah lalu minumkan
pada pasien sampai gejala berkurang/hilang
6. Ajarkan keluarga doa-doa di atas karena setiap muslim bisa melakukannya
FORMAT PENILAIAN
TERAPI ZIKIR DAN MENDENGARKAN MUROTTAL AL-QURAN