LBP)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam
Oleh:
0205183118
UTARA
MEDAN
2022 M / 1444 H
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PEMBAYARAN UPAH DI BAWAH
UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM
(Analisis Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.1662/Pid.B/2015/PN
LBP)
Oleh :
SRI WAHYUNI PURBA
0205183118
Menyetujui
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Hak mendasar yang harus diwujudkan dan diintegrasikan dengan pekerja adalah
perlindungan hukum, yang diatur dalam Undang-Undang Sumber Daya Manusia No.
13 Tahun 2003 (selanjutnya disebut Undang-Undang Ketenagkerjaan). Tujuan dari
perlindungan hukum ini adalah untuk melindungi kesejahteraan pekerja dan
keluarganya, dengan tetap memperhatikan kepentingan pemberi kerja. Bentuk-bentuk
perlindungan yang diberikan antara lain perlakuan yang sama terhadap majikan dan
terwujudnya hak-hak dasar seperti hak liburan dan hak istirahat. Hal ini berguna
untuk mewujudkan hak-hak dasar sehingga dapat melindungi pekerja dari tindakan
sewenang-wenang oleh pengusaha.Pasal 67 sampai 101 UU Ketenagakerjaan, salah
satunya mengatur hak cuti dan hak gaji, mengatur bagaimana mempertahankan hak-
hak dasar tersebut.Menurut Pasal 28D ayat (20) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
bekerja dan memperoleh imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam suatu
hubungan kerja, pemberian upah dilakukan untuk memenuhi penghidupan yang layak
bagi pekerja. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana
pengaturan ketentuan pidana pada pembayaran gaji di bawah upah minimum
berdasarkan hukum pidana dan hukum pidana Islam? (2) Bagaimana sanksi hukum
sanksi hukum pelaku pembayaran upah di bawah umr pada putusan pengadilan negeri
Lubuk Pakam No. 1662/Pid.B/2015/PN.LBP? (3) Bagaimana pertimbangan hukum
hakim pada putusan PN Lubuk Pakam No. 1662/Pid.B/2015/PN.LBP?. Maka dari
penelitian tersebut dapat disipulkan bahwa dalam kasus pembayarn gaji di bawah
upah minimum telah di atur dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
pasal 90 jo pasal 185 dengan pidana hukuman penjara paling singkat 1(satu) tahun
dan paling lama 4 (empat) tahun, atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) atau paling banyak Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah),
sedangkan dalam Hukum Pidana Islam hukuman bagi pelaku pengalihan objek
jaminan fidusia dijatuhi hukuman ta’zir.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................7
C. Batasan Masalah...........................................................................................8
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................8
E. Manfaat Penelitian........................................................................................8
F. Kerangka Teori.............................................................................................9
G. Kajian Terdahulu..........................................................................................13
H. Hipotesis Penelitian......................................................................................14
I. Metodologi Penelitian..................................................................................14
1. Kronologi Kasus......................................................................................43
3. Amar Putusan...........................................................................................45
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP......................................................................46
Pakam No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP..........................................................50
iii
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP.................................................................................53
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP......................................................................53
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP......................................................................81
BAB V PENUTUP..................................................................................................93
A. Kesimpulan...................................................................................................93
B. Saran.............................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................96
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari perlindungan hukum ini adalah untuk melindungi kesejahteraan pekerja
bentuk perlindungan yang diberikan antara lain perlakuan yang sama terhadap
majikan dan terwujudnya hak-hak dasar seperti hak liburan dan hak istirahat. Hal ini
berguna untuk mewujudkan hak-hak dasar sehingga dapat melindungi pekerja dari
Ketenagakerjaan, salah satunya mengatur hak cuti dan hak gaji, mengatur bagaimana
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak untuk bekerja dan memperoleh imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam suatu hubungan kerja, pemberian upah dilakukan untuk memenuhi
Kepala daerah dalam hal ini Gubernur, Bupati, atau Walikota, kemudian
Perlindungan gaji karyawan merupakan topik yang selalu menjadi perbincangan, baik
sebagai upah dari pengusaha atas pekerjaannya yang besarnya ditentukan berdasarkan
pada kesepakatan dalam perjanjian kerja, serta tunjangan yang diberikan kepada
pada suatu perjanjian kerja, yaitu adanya kesepakatan antara pemberi kerja dan
pekerja tidak secara lisan, melainkan secara tertulis, berdasarkan refleksi yang tulus
pada keadaan di tempat kerja. Hal ini karena berkomunikasi hanya secara verbal
dituangkan dalam aturan yang kokoh dan sikap tindakan untuk memulai, memelihara,
dan memelihara kehidupan sosial yang damai. fungsi teori penegakan hukum
(1), ketika membuat perjanjian kerja tertulis dan penetapan upah, yaitu: nama, alamat,
dan jenis perusahaan, diikuti dengan nama karyawan, jabatan, lokasi, dan gaji, serta
hak dan tanggung jawab para pihak, lamanya kontrak, kapan dan di mana
ditandatangani, dan bukti akhir tanda tangan para pihak sebagai bukti
perjanjian .Selain itu pada ayat (2) dijelaskan bahwa ketentuan dan tata cara
pelaksanaan besaran upah tidak boleh melanggar hukum. Hal ini menunjukkan bahwa
bentuknya, dan tentu saja besaran upah yang harus dibayar. Tujuannya adalah untuk
3
Makna yang harus disampaikan adalah bahwa besaran gaji pegawai harus
oleh serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah pusat semuanya terlibat dalam
pengaturan upah minimum pekerja.Pemerintah daerah juga terlibat. lokal. Dalam hal
Kontrak kerja yang diberikan kepada pekerja atau buruh lebih seperti
template atau perjanjian yang sudah memiliki bentuk baku. Bukan lagi kesepakatan
yang berasal dari pembicaraan atau negosiasi antara para pihak. Kesepakatan klausula
baku bukanlah hasil kesepakatan melainkan kehendak salah satu pihak, yang
memaksakan kehendaknya kepada pihak lain sedemikian rupa sehingga pihak lain
pengusaha membayar upah di bawah UMP/UMK. karena hal itu bertentangan dengan
syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata. Suatu perjanjian
dianggap sah apabila memenuhi syarat-syarat perjanjian yang mengikat diri para
2
Ibid, Pasal 89 ayat 1
4
bahwa hal-hal yang melawan kesusilaan atau hukum dianggap sebagai sebab yang
dilarang. Bagian ini menjelaskan apakah suatu sebab bertentangan dengan hukum,
akal sehat, atau ketertiban umum.melanggar hukum untuk membayar pekerja kurang
telah dianggap sah akan dianggap sah bagi para pihak yang terlibat. Perjanjian ini
juga harus dilaksanakan dengan benar karena tidak dapat ditarik kembali, tetapi dapat
dikesampingkan jika kedua belah pihak atau semua pihak berkehendak demikian
karena alasan yang diperbolehkan. Penegasan ini juga telah dijelaskan dalam Pasal
1320 KUHPerdata dan “dilaksanakan dengan itikad baik”, serta bahwa suatu
Penjelasan pasal tersebut di atas memberikan penekanan pada kata “sah”. Asas ini
juga dapat diartikan bahwa sikap batin seseorang menentukan di mana ia melakukan
suatu perbuatan hukum. Pengaturan ini juga merupakan bentuk bagi pengusaha yang
ingin membuat kesepakatan tentang penugasan pekerjaan atau tenaga kerja. Ayat 2
mengatur besaran upah dan cara pembayarannya harus sesuai dengan undang-undang.
(Priyono, 2017). Gaji minimum yang harus dibayarkan kepada pegawai sesuai
layak bagi semua warga negara. Menurut Pasal 28D UUD 1945 UUD 1945Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
bekerja dan menerima balas jasa serta perlakuan yang adil dan layak, setiap warga
negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
Indonesia dari middle income trap sehingga dapat menjadi bangsa yang efisien yang
memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk berbisnis.Majikan dan majikan yang
pidana kontraproduktif.
lebih rendah dari upah minimum,” sebagaimana tercantum dalam Pasal 185 ayat (1)
Pasal 90 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling
lama empat tahun, atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp.400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) cukup untuk
melakukan tindak pidana. Selain itu, UU No. Larangan dalam Pasal 11 UU No. 11
Tahun 2020 tentang Penciptaan Lapangan Kerja telah diatur kembali dan lebih
menekankan pada pembatasan masa kerja pekerja atau buruh yang dapat menjadi
ketentuan Pasal 25 Pasal 81 tentang penyisipan Pasal 88E, 88, dan 89 Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pekerja dan
buruh dengan masa kerja kurang dari satu tahun pada perusahaan yang bersangkutan
berhak atas upah minimum, dan pengusaha dilarang membayar pekerja atau buruh
lebih rendah dari upah minimum. Selain itu, pengusaha dilarang membayar pekerja
atau buruh lebih rendah dari upah minimum.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyebutkan bahwa barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 88E ayat (2)
diancam dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama satu tahun.
empat tahun penjara, serta denda paling sedikit Rp100.000.100 juta rupiah, sampai
dengan paling banyak Rp400.000.000,00 (atau 400 juta rupiah), dan perbuatan
tersebut di atas tidak sah.Kewajiban membayar upah lembur juga diatur dalam
ketentuan Pasal 78 angka (2) UU No. Sesuai dengan Pasal 187 ayat (1) dan (2) UU
7
pekerjaatau buruh di luar jam kerja normal mereka diharuskan membayar upah
pada ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu bulan dan paling
(sepuluh juta rupiah).100.000.000,00 (seratus juta rupiah), dan tindak pidana tersebut
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal ini
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasannya lebih jelas dan
terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis. Pada skrisi ini, penulis akan
menyajikan beberapa pembatasan masalah yang ada dalam proposal ini yaitu ruang
upah minimum berdasarkan hukum pidana dan hukum pidana Islam, dalam hal ini
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang telah penulis buat, maka tujuan
2. Untuk mengetahui saksi hukum pelaku pembayaran upah di bawah UMR pada
E. Manfaat Penelitian
Dari segi manfaat penelitian itu sendiri, suatu penelitian dapat dikatakan telah
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah menyediakan data material atau informasi yang
2. Manfaat Praktisi
Dalam dunia praktisi penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan untuk
dan advokat) dalam sistem peradilan pidana. Penelitian ini juga dapat
penegak hukum.
3. Manfaat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarja (S1) dalam Ilmu
F. Kerangka Teori
Tujuan teori adalah untuk menjelaskan atau menjelaskan mengapa proses atau
gejala tertentu terjadi.Kerangka teori adalah seperangkat ide atau sudut pandang,
teori, atau tesis tentang segala sesuatu atau masalah apa pun yang dapat dibandingkan
dan digunakan sebagai pedoman teoretis.Ide-ide atau sudut pandang ini mungkin atau
penelitian ini.
Perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh
aparat penegak hukum dalam rangka berbagi rasa nyaman, baik lahir maupun batin,
dari hambatan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.Teori perlindungan hukum
adalah memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang telah dirugikan
oleh orang lain agar dapat menikmati semua hak yang diberikan oleh hukum.
sesuai dengan ketentuan hukum, untuk mencapai ketertiban dan ketentraman, serta
2. Teori Pemidanaan
Hukum pidana merupakan salah satu bagian dari hukum pada umumnya.
Hukum pidana ada untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang melakukan
kejahatan. Berbicara mengenai hukum pidana tidak terlepas dari hal-hal yang
berkaitan dengan pemidanaan. Arti kata pidana pada umumnya adalah hukum
dari kata straf dan istilah dihukum berasal dari perkataan word gestraft. Beliau
3
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1860/5/128400111_, diakses pada 5
September 2022, pukul 6.31.
11
menggunakan istilah yanginkonvensional, yaitu pidana untuk kata straf dan diancam
dengan pidana untuk kata word gestraft. Hal ini disebabkan apabila kata straf
Moeljatno, dihukum berarti diterapi hukum, baik hukum perdata maupun hukum
pidana. Hukuman adalah hasil atau akibat dari penerapan hukum tadi yang
mempunyai arti lebih luas, sebab dalam hal ini tercakup juga keputusan hakim dalam
pronouncing people guilty without any formal consequences following form that
guilt”. Hukum pidana tanpa pemidanaan berarti menyatakan seseorang bersalah tanpa
ada akibat yang pasti terhadap kesalahannya tersebut. Dengan demikian, konsepsi
tersebut.5
tindak pidana, dapat dibenarkan secara normal bukan karena pemidanaan itu
4
Moeljatno, Membangun Hukum Pidana, (Bina Aksara :Jakarta, 1985), hlm. 40
5
Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kealahan. Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan
Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana,(Kencana Prenada Media : Jakarta, 2006)
hlm. 125
12
dijatuhkan bukan karena seseorang telah berbuat jahat tetapi pidana dijatuhkan agar
pelaku kejahatan tidak lagi berbuat jahat dan orang lain takut untuk melakukan
kejahatan. Pemidanaan itu sama sekali bukan dimaksudkan sebagai upaya balas
dendam melainkan sebagai upaya pembinaan bagi seseorang yang melakukan tindak
wajib menanggung segala sesuatunya (jika ada sesuatu hal, boleh dituntut,
“Sebuah konsep yang berhubungan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep
tanggung jawab (pertanggungjawaban) hukum. Bahwa seseorang bertanggungjawab
secara hukum atas perbuatan tertentu atau bahwa dia bertanggungjawab atas suatu
sanksi bila perbuatannya bertentangan. Biasanya, yakni bila sanksi ditunjukan kepada
pelaku langsung, seseorang bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri. Dalam
kasus ini subjek dari tanggungjawab hukum identik dengan subjek dari kewajiban
hokum”.
bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di Indonesia”. Menurut
W.P.J.Pompe seperti yang dikutip dalam Bahan Ajar Hukum Pidana padaFakultas
6
http://inspirasihukum.blogspot.com/2011/04/pertanggung-jawaban-administrasi-
negara_23.html, diakses pada 1 Desember 2022, pukul : 10.25.
13
G. Kajian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sahroni dari Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara yang berjudul Sanksi Hukum Bagi
penelitian ini penulis membahas bagaimana sanksi hukum pidana Islam dan
Terhadap Upah Tenaga Kerja Yang Tidak Sesuai Dengan Upah Minimum
Dalam penelitian ini penulis membahas hukum islam terhadap upah tenaga
H. Hipotesis Penelitian
7
Sahroni, Sanksi Hukum Bagi Perusahaan Membayar Upah Di Bawa Upah Minimum
Regional (Studi Komperatif Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif), Al-Qanun :
Jurnal Kajian Sosial Dan Hukum Islam, Vol. 1 No. 1, 2020.
8
Rzki Puspita Cahyaning Putri, Tnjauan Hukum Islam Terhadap Upah Tenaga Kerja
Yang Tidak Sesuai Dengan Upah Minimum Kabpaten Bekasi (Studi Putusan No.
36/Pdt.Sus.Phi/2015/PN.BDG), Skripsi IAIN Purwokerto.
14
untuk menentukan apakah tebakan itu benar atau salah.Hipotesis menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya karena
alasan atau pernyataan pendapat (teori, proposisi, dll) meskipun kebenarannya tetap
harus ditegakkan.9
bawah upah minimum pelaku dijatuhi hukuman penjara paling singkat 1 tahun dan
paling lama 4 tahun atau denda paling sedikit 100 juta rupiah atau paling banyak 400
juta rupiah, sesuai dengan pasal 185 UU No. 13 Tahun 2013 Tentang
Ketenagakerjaan.
I. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
9
Diakses dari, https://penerbitdeepublish.com/hipotesis-penelitian/ , pada tanggal 5
September 2022, pukul 6.45.
15
social dan masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu
3. Sifat Penelitian
4. Sumber Data
1662/Pid.B/2015/PN.LBP
Berisi bahan hukum dan pendapat hukum yang diperoleh dari buku-buku,
10
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h. 11
16
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
data yang berupa buku, pendapat para ahli, dan sumber-sumber resmi yang
6. Analisis Data
Metode yang dipergunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang telah
yang dilakukan dengan cara merangkai data yang telah dikumpulkan dengan
J. Sistematika Pembahasan
Bab I dari penelitian ini merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang,
pembahasan.
Bab II dari penelitian ini berisikan jawaban dari rumusan masalah yang
Bab III dari penelitian ini merupakan pembahasan dari rumusan masalah yang
kedua yaitu sanksi hukum pembayaran gaji di bawah upah minimum pada putusan
Bab IV dari penelitian ini adalah penjelasan dari rumusan masalah yang ketiga
yaitu pertimbangan hukum hakim pada putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.
1662/Pid.B/2015/PN.LBP.
BAB II
18
Menurut ekonomi klasik, upah adalah harga untuk factor produksi tenaga kerja.
standart kehidupan yang layak bagi pekerja,hal tersebut dikuatkan dengan ketentuan
dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang
yang layak bagikemanusiaan yang kemudian lebih lanjut di sebutkan dalam Pasal
bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalandan perlakuan yang
Ketenagakerjaan (UU 13/2003), Upah adalah hak pekerja yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
dalamperaturan perundang-undangan.
dirimereka. Upah ditetapkan dengan cara paling tepat tanpaharus menindas pihak
manapun. Setiap pihak memperolehbagian yang sah dari hasil kerja sama mereka
yang paling layak pada tekanan tidak pantasterhadap pihak manapun. Masing-masing
yang lainnya.
Menurut teori ini upah normal di atas hanya memenangkan majikan atau
pengusaha saja, sebabkalau teori itu yang dianut mudah saja pengusahaitu
buruh itu.” Olehkarena itu, menurut teori itu, buruh harus berusaha
hidup.
20
Menurut teori ini, pekerja atau karyawan tidakperlu menentang seperti yang
itu sebetulnya adalah berdasarkankepada besar kecilnya jumlah dana yang ada
padamasyarakat. Jika dana ini jumlahnya besar makaakan besar pula upah
perjanjiankerja untuk waktu kurang dari satu minggu. Bilamana upahtidak ditetapkan
dengan hasil pekerjaannya dan/atau sesuai dengan jumlah hari atau waktu dia
bekerja.
kelompok yaitu :
b. Sistem gaji menurut kesatuan hasil, yaitu system pemberian gaji yang
ataumenghasilkan pekerjaan.
21
c. Sistem upah borongan, yaitu sistem pemberian upah yang didasarkan atas
buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuktim survei dan turun ke lapangan
mencari tahu harga sejumlah kebutuhanyang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan
buruh. Setelah survei disejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap
11
M. Manulung, Pengantar Ekonomi Perusahaan, cet. ke-1(Yogyakarta: Liberty, 1991),
hlm. 123.
22
c. Survey dilakukan setiap satu bulan sekali dari bulan Januari s/d September,
d. Nilai KHL ini akan digunakan sebagai salah satu bahanpertimbangan dalam
kurang dari 1 (satu) tahun. Upahbagi pekerja dengan masa kerja 1 (satu) tahun
tanggal 1 Januari.
regionalmaupun subsektoral. Dalam hal ini upah minimum itu adalah upah pokokdan
pengertianupah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok
sama. Oleh karena itu, upahminimum ditetapkan berdasarkan wilayah Provinsi atau
para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepadapekerja di dalam
peningkatrankesejahteraan.
menunjukkan bahwa kebijakan upah minimum tidak hanya berdampak pada upah
pekerja dengan tingkat upah di sekitar upahminimum, tetapi juga berdampak pada
seluruh distribusi upah. Oleh sebabitu, kebijakan upah minimum pada akhirnya akan
minimum bagi pekerja akan memperbaiki daya belimereka yang akhirnya mendorong
menyesuaikan tingkatupah yang harus mereka berikan kepada pekerja dengan tingkat
Bagi pengusaha yang karenasesuatu hal tidak atau belum mampu membayar upah
yangberlaku.
Namun peraturan tentang upah juga dijelaskan dalam hokum perdata Indonesia.
Menurut pasal pasal 1601 KUH Perdata, jika upah seluruhnya atausebagian
ditetapkan secara lain menurut jangka waktu, maka upah harianyang ditetapkan
dalam jumlah uang, harus diambil upah rata-rata dari buruhatau harus diambil upah
yang biasa untuk pekerjaan yang paling sesuai/menyerupai, mengingat sifat, tempat
dan waktu.13
Jika dilihat dari Upah Minimum Kota (UMK) Lubuk Pakam berdasarkan
13
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 149-150
26
Hukum Pidana
namun demikian belum ada konsep yang secara utuh menjelaskan definisi
terhadap istilah straftbaarfeit menurut persepsi dan sudut pandang mereka masing-
pengertian tindak pidana menurut KBBI. Tindak pidana merupakan istilah yang
terdiri dari dua kata, yaitu tindak dan Pidana. Kata tindak menurut KBBI ialah: (1)
langkah; (2) perbuatan Sedangkan kata pidana ialah kejahatan (tentang pembunuhan,
perampokan, korupsi, dan sebagainya). Namun pengertian kata pidana menurut KBBI
Kemudian, straftbaarfeit terdiri dari tiga suku kata yakni kata straf yang
diterjemahkan sebagai pidana dan hukum, kata baar diterjemahkan sebagai dapat dan
boleh sedangkan untuk kata feit diterjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran
dan perbuatan.14
14
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 69.
27
dapat dipahami sebagai sebuah tindak, peristiwa, pelanggaran atau perbuatan yang
dapat atau boleh dipidana atau dikenakan hukuman. Istilah-istilah yang pernah
tindak pidana;
e. Perbuatan yang boleh dihukum, istilah ini digunakan oleh Mr. Karni dalam
Menurut van Hamel bahwa straftbaarfeit itu adalah kekuatan orang yang dirumuskan
dalam undang-undang, bersifat melawan hukum, patut dipidana dan dilakukan dengan
pidana yakni suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukum pidana. 15
dipergunakan istilah perbuatan pidana, yakni sebuah perbuatan yang dilarang oleh
suatu aturan hukum yang disertaidengan ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu
bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Dari pengertian perbuatan pidana
yang dikemukakan oleh Moeljatno, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Perbuatan pidana adalah perbuatan oleh suatu aturan hukum yang dilarang dan
diancam pidana;
hubungan yang sangat erat, oleh karenanya kejadian tidak dapat dilarang jika yang
menimbulkan bukan orang, maka dalam hal ini orang tidak dapat diancam pidana jika
29
bukan karena perbuatan yang ditimbulkan olehnya. Dan untuk menyatakan hubungan
yang erat dipakailah istilah perbuatan, sebuah pengertian yang abstrak yang
tertentu dan kedua ialah adanya orang yang berbuat yang menimbulkan kejadian itu.
melakukan suatu tidak pidana dan memenuhi unsur-unsurnya yang telah ditentukan
suatu keadaan psikis sedemikian rupa yang membenarkan adanya penerapan sesuatu
upaya pemidanaan, baik dilihat dari sudut umum maupun dari orangnya. Selanjutnya
dikatakan bahwa seseorang mampu bertanggung jawab jika jiwanya sehat yaitu
apabila:
16
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, (Jakarta: Storia Grafika, 2012), h. 249.
30
kemampuan untuk menginsafi sifat melawan hukumnya suatu perbuatan dan sesuai
dengan keinsafan itu mampu untuk menentukan kehendaknya. Dalam hal ini orang
b. Dapat menginsafi perbuatan itu tidak dapat dipandang patut dalam pergaulan
masyarakat.
Upah minimum adalah upah bulananterendah yang terdiri dari upah pokok
tercapai.
diwakili oleh serikat pekerja/serikatburuh, dan pemerintah pusat saja tapi juga
31
melibatkan unsur pemerintah daerah setempat. Pemerintahdaerah dalam hal ini adalah
secara tidak layak,dalam hal ini memberikan upah di bawah upahminimum yang telah
adalahpidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama4 tahun dan/atau denda
diatur pada pasal 185 ayat (1 UU No. 13 Tahun 21013 tentang Ketenagakerjaan, yang
berbunyi :
Selain itu, diatur juga pada pasal 81 ayat (63) UU No. 11 Tahun 2020 tentang
“Pengusaha yang membayar upah lebih rendah dari upah minimum dikenai sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
32
tersebut, walaupun hal semacam itu juga dapat terjadi secara lisan (verbal), sehingga
ciri yang terpenting adalah bahwa sanksi pidana merupakan konkretisasi dari larangan
resmi yang sifatnya memaksa dan berisikan penderitaan tertentu, sedangkan terhadap
memperhatikan tujuan yang akan dicapai pada saat menjatuhkan sanksi pidana,
seperti yang disampaikan oleh Leden Marpaung, bahwa tujuan penjatuhan sanksi
sebagai dari kesatuan (for the public as a whole). Hukum pidana tidak hanya melihat
penderitaan korban atau penderitaan terpidana (not only for the person injured), tetapi
ternyata ada perluasan atau penambahan bentuk atau jenis pidana tambahan di luar
17
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005),
hlm.105.
33
menetapkan jenis-jenis pidana yang termaktub dalam pasal 10.Diatur dua pidana
yaitu pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri atas empat jenis
pidana, dan pidana tambahan terdiri atas tiga jenis pidana. Jenis-jenis sanksi pidana
a) Pidana Mati
b) Pidana Penjara
c) Pidana Kurungan
d) Pidana Denda
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, adalah sebagai berikut: “Upah adalah hak
pekerja atau uruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari dari engusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan
undangan, termasuk unjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu
a) Upah minimum
pekerjaannya
Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk dilakukan penyidikan. Ancaman pidana bagi
pengusaha yang membayar upah pekerjanya di bawah upah minimum adalah pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
Dalam hal penerapan sanksi pidana terhadap perusaan yang membayar upah
ketenagakerjaan masih kurang efektif hal ini dapat dilihat dari hasil laporan penelitian
tesis ini pada umumnya masih adanya praktek pembayaran upah di bawah ketentuan
Upah Minimum Kota (UMK) dengan berbagai alasan dan kondisi perusahaan. Faktor
a. Faktor hukum ditinjau dari segi hukumnya, adanya kepincangan dari substansi
jumlah pengawas.
c. Faktor fasilitas dan sarana pendukung yang masih kurang di masing masing
Ada tiga istilah yang digunakan dalam pengertian hukum pidana Islam. Di
antaranya yaitu:
37
a. Jarimah
Hukum Pidana Islam dalam bahasa Arab disebut dengan jarimah atau jinayah.
“perbuatan dosa” atau “perbuatan yang dibenci”. Kata jarimah juga berasal dari kata
oleh Allah dengan hukuman hudud dan ta’zir. Dalam hukum positif diartikan dengan
peristiwa pidana , tindak pidana, perbuatan pidana atau delik. Menurut Qanun No.6
tahun 2014 tentang Hukum Jinayat, bahwa yang dimaksud denganjarimah adalah
perbuatan yang dilarang oleh syariat Islam yang dalam qanun ini diancam dengan
b. Jinayah
berbuat dosa. Secara terminologis, Jinayah yaitu perbuatan yang dilarang oleh syara’,
c. Ma’shiyat
istilah ma’shiyat hanya mencakup unsur perbuatan yang dilarang oleh hukum untuk
dilakukan.18
18
Mardani, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2019),h. 1-3
38
Yaitu adanya sikap dan tingkah laku yang membentuk tindak pidana, baik
berbuat lansung ataupun sikap tidak berbuat, yang seharusnya dia harus
berbuat.
permasalahan yang terjadi adalah dengan menggunakan Al-Qur’an dan Sunah Nabi,
disamping masih banyak lagi sumber hukum yang dapat digunakan. Al- Qur’an
sebagai sumber hukum dasar yang menjadi pijakannya. Adapun sumber/dasar hukum
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
19
Eldin H. Zainal, Hukum Pidana Islam sebuah perbandingan, (Medan: Cv.Perdana
Mulya Sarana, 2017),h.20-21
39
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS. At-Taubah: 105 )20
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa kita tidak boleh memakan harta sesama
dengan cara yang bathil dan melanggar perjanjian karena bias menimbulkan kerugian
Dasar hukum Ijarah/upah dalam Al-Ijma adalah sebagai berikut: “Umat islam
pada masa sahabat telah berijma bahwa ijarah dibolehkan sebab bermanfaat bagi
manusia. (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Nasa‟i dari Said Ibn Bi
Waqash). Dan dalam bukunya Hendi Suhendi diambil dari Fiqh As- Sunnah bahwa
landasan ijma ialah semua umat bersepakat, tidak ada seorang ulamapun yang
membantah kesepakatan ijma ini, sekalipun ada beberapa orang diantara mereka yang
Dalam Islam, janji adalah sesuatu yang sangat di jaga, selama janji tersebut
tidak bertujuan untuk berbuat dosa dan ingkar kepada Allah. Bahkan janji akan
dimintai pertanggung jawabannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-
Isra’ ayat 34 yang artinya “Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
20
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya ,(Bandung :
Madina ,2018),h.49.
40
jawabnya”.
di tekankan untuk menepati janji yang sudah mereka ikrarkan. Allah Swt berfirman
Artinya: Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu
telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti
seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat,
menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat
penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya
dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya mengujimu dengan hal itu. Dan
sesungguhnya di hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu
perselisihkan itu.21
pembayaran gaji di bawah upah minimum dalam hukum Islam memang tidak
disebutkan secara jelas baik dalam al-Qur’an maupun Hadits. Namun bukan berarti
pelaku pidana Fidusia tersebutterlepas dari sebuah hukuman. Sesuai yang dijelaskan
21
Ibid, h.222
41
Ta’zir menurut Bahasa adalah mashdar (kata dasar) bagi azzahra yang berarti
tidakdisebutkan ketentuan kadar hukumnya oleh syara’ dan menjadi kekuasaan ulil
amri atau hakim. Sebagian ulama mengartikan ta’zir sebagai hukuman yang tidak
a) Hukuman mati
b) Hukuman cambuk
Mengenai hal ini ada dua jenis hukuman, yaitu hukuman penjara dan
hukuman pengasingan.
22
Nur Lailatul Musyafa’ah, Hadis Hukum Pidana,(Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press,2014),h.123
23
Achmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,(jakarta : Sinar Grafika ,2005), h.249
42
maslahat.
Syariat Islam tidak menetapkan batas minimal atau maksimal dari hukuman
denda. Ibnu al qayyim menjelaskan bahwa ada dua macam denda, yaitu denda yang
BAB III
NO. 1662/Pid.B/2015/PN.LBP
1. Kronologi Kasus
Berawal dari adanya pelimpahan berkas perkara dari Polda Sumut yang
diterima Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang tentang
dugaan tindak pidana ketenagakerjaan yang terjadi terhadap karyawan PT. Asia Raya
Foundry yang beralamat di jalan Sei Blumei (Utama) No.118 Desa Dagang Kelambir
Serdang padaTahun 2010, Tahun 2011, Tahun 2012 danTahun 2013 terhadap 30 (tiga
kepada Pimpinan Perusahaan PT. Asia Raya Foundry dengan penjelasan bahwa
hubungan kerja yang terjadi antara Tenaga Kerja yang direkrut melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Tenaga Kerja dengan Pimpinan Perusahaan PT. Asia Raya Foundry
2003 Jo Permenakertrans RI No.19 Tahun 2012 maka demi hukum status hubungan
kerja antara Pekerja buruh dan Perusahaan penerima Pemborongan atau Perusahaan
Penyedia Jasa Tenaga Kerja beralih menjadi hubungan kerja antar Pekerja/Buruh
dengan Perusahaan Pemberi Kerja yaitu PT. Asia Raya Foundry, selanjutnya terhadap
PT. Asia Raya Foundry akan tetapi tidak dilaksanakan oleh terdakwa sehingga
Bahwa terdakwa Kargiat selaku pimpinan perusahaan PT. Asia Raya Foundary yang
Tenaga Kerja tidak sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Kabupaten Deli Serdang pada
Tahun 2010, Tahun 2011, Tahun 2012 dan Tahun 2013 akan tetapi dibayarkan berdasarkan
kontrak kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja yang mana didalam kontrak
kerja tersebut disepakati tentang pembayaran upah lebih rendah dari ketentuan Upah
Minimum Sektoral Kabupaten dan terdakwa juga tidak pernah menunjukkan Surat
Adapun dakwaan ang diajukan oleh penuntut umum adalah sebagai berikut :
“Perbuatan terdakwa diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 90 ayat (1) Jo Pasal 185 UU No.
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 Jo Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Jo Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor :
188.44/40/KPTS/ Tahun 2013 tanggal 18 Januari 2013 tentang Upah Minimum Sektor
3. Amar Putusan
24
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. “Putusan Pengadilan
Negeri Pematangsiantar Nomor: 1662/Pid.B/2015/PN.LBP”, dalam
http://putusanmahkamahagung.go.id/putusan//, diakses pada 15 Januari 2023, pukul 13.25 WIB,
h. 4
45
“Ketenagakerjaan” melanggar Pasal 90 ayat (1) Jo Pasal 185 UU No. 13 Tahun 2003
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Pasal 90 ayat (1) Jo Pasal 185 UU No. 13
e) Bulan Juni tahun 2010 s/d Desember tahun 2010 dan bulan Januari tahun 2011 s/d
Desember 2011 ;
f) Bulan Januari tahun 2012 s/d Desember tahun 2012 dan bulan Januari tahun 2013
Serdang);
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP
bahwa PT. Asia Raya Foundry yang dalam hal ini diwakili oleh terdakwa Kargiat
selaku direktur PT. Asia Raya Foundry telah melakukan tindak pidana
Diketahui bahwa terdakwa melanggar ketentuan Pasal 90 ayat (1) Jo. Pasal
2010 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 Jo.
28 Februari 2011 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun
tanggal 30 Januari 2012 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, yang unsurunsurnya adalah sebagai berikut:
maka direkturlah yang mewakili perseroan di dalam Pengadilan, dalam hal ini
kapasitasnya sebagai direktur yang mewakili PT. Asia Raya Foundry. Adapun
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Dinas Tenaga Kerja dan
47
puluh) pekerja/buruh sebesar Rp. 181.586.500,- (seratus delapan puluh satu juta lima
terungkap dalam persidangan dan terdakwa juga telah mengakuinya secara jujur
Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang, maka perbuatan terdakwa terbukti telah
selanjutnya terdakwa dituntut oleh JPU (Jaksa Penuntut Umum) dengan Pasal 90 ayat
(1) Jo. Pasal 185 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
hakim. Salah satu poin penting yang mempengaruhi pertimbangan hakim dalam
menjatuhi putusan dalam kasus a quo adalah itikad baik terdakwa yang berusaha
menghubungi para korban dan telah memenuhi hak 17 (tujuh belas) orang korban
yang Ia rugikan serta terdakwa juga dalam proses persidangan mengaku berterus
terang telah melakukan tindak pidana a quo dan menyesali perbuatannya sehingga
mengenai lamanya terdakwa dijatuhi pidana sebagaimana yang diajukan oleh JPU
harus pula mempertimbangkan rasa keadilan bagi terdakwa dan masyarakat selain itu
usaha preventif dan represif agar terdakwa bisa merenungkan perbuatan selanjutnya,
lebih tegasnya hukuman yang dijatuhkan bukan untuk menurunkan derajat manusia,
akan tetapi bersifat edukatif, motiratif agar terdakwa tidak melakukan perbuatan
tersebut lagi serta preventif bagi masyarakat lainnya oleh karenanya terdakwa
14 huruf a KUHP, yakni tentang ketentuan pidana bersyarat dengan maksud tujuan
agar terdakwa dikemudian hari dapat lebih berhati-hati dalam hal menentukan hak-
hak pekerja/buruh PT. Asia Raya Foundry. Sebagaimana hal tersebut, Majelis Hakim
dalam putusannya mengadili terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun
yang mana pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali kemudian hari ada perintah
lain dari Hakim karena terdakwa melakukan tindak pidana sebelum habis masa
pidana pokok yang lain, akan tetapi merupakan cara penerapan pidana, sebagaimana
pidana yang tidak bersyarat. Maksud dari penjatuhan pidana bersyarat adalah untuk
memperbaiki diri dengan tidak melakukan tindak pidana atau tidak melanggar
perjanjian yang diberikan kepadanya, dengan harapan jika berhasil maka pidana yang
Jika dibandingkan dengan ketentuan dalam Pasal 90 ayat (1) Jo. Pasal 185
yang membayar upah dibawah ketentuan upah minimum akan dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
49
denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). Maka, penjatuhan hukuman yang hanya
ketentuan upah minimum selama lebih dari 3 (tahun), dimana hal tersebut
menyebabkan 30 (tiga puluh) pekerja PT. Asia Raya Foundry mengalami kerugian
dengan menerima upah dibawah kebutuhan hidup yang layak dalam kurun waktu
tersebut.
telah mengembalikan hak 17 (tujuh belas) pekerja, tetapi jika dilihat berdasarkan teori
penghapusan pidana dan peringanan pidana diketahui bahwa pengembalian hak yang
Perbuatan terdakwa yang telah membayar upah dibawah ketentuan upah minimum
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 merupakan perbuatan pidana yang telah
sempurna dan merugikan 30 (tiga puluh) perkeja/buruh PT. Asia Raya Foundry, oleh
karena itu sudah seharusnya terdakwa diberikan hukuman yang membuat jera.
dalam artikel seminal 1979, Compliance with the Minimum Wage Law, bahwa
diharapkan yang akan terjadi jika terdeteksi, dan keuntungan yang diharapkan oleh
pengusaha dengan melanggar hukum. Lebih khusus lagi, keuntungan bagi pengusaha
pengusaha jika mereka melanggar hukum dengan kemungkinan bahwa pemberi kerja
akan lolos dari deteksi. Sebaliknya, biaya dapat dihitung dengan mengalikan
probabilitas bahwa dia akan tertangkap melanggar hukum dengan jumlah ganti rugi
yang harus dia bayar jika dia tertangkap. Dengan kata lain, "Pengusaha/pemberi kerja
tidak akan mematuhi hukum jika hukuman yang diharapkan kecil karena mudah lolos
dari deteksi atau karena hukuman yang dinilai kecil”. Di sisi lain, pengusaha/pemberi
kerja memperoleh keuntungan lebih dari pelanggaran hukum dengan perbedaan yang
lebih besar antara upah pasar dan upah minimum, dan oleh karena itu mereka lebih
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP
atau hal-hal yang dipandang tidak baik, dibenci oleh manusia karena bertentangan
dengan keadilan, kebenaran, dan jalan yang lurus (agama). Sedangkan menurut
istilah, jarimah merupakan perbuatan- perbuatan yang dilarang syara’, yang diancam
Selain itu, jika mengkaitkan dengan jarimah yang ada dalam hukum pidana
Islam, maka perbuatan terdakwa termasuk dalam jenis jarimah ta’zir. Ta’zir berarti
mencegah dan menolak. Ta’zir sebagai hukuman yang berkaitan dengan pelanggaran
terhadap hak Allah dan hamba yang tidak ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadits,
perbuatan yang serupa, jadi dapat dipahami, jarimah ta’zir merupakan perbuatan-
perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukuman had dan tidak pula kifarat.
makruh merupakan pendapat yang dapat diterima, apalagi kalau hal itu membawa
perbuatan tersebut tidak diharamkan karena zatnya, melainkan karena sifatnya. Sifat
Hampir semua sanksi dalam hukum pidana Islam, diterapkan untuk menjaga
hukuman jarimah ta’zir, mutlak menjadi wewenang hakim dan bertujuan untuk
melindungi masyarakat atau rakyat. Hakim dalam hal ini ulil amri diberi kewenangan
untuk menjatuhkan hukuman bagi pelaku jarimah ta’zir, dan hakim sebagai ulilamri
mempunyai hak untuk memutus perkara tersebut dan hakim harus lebih melihat
Disisi lain terdakwa telah memenuhi rukun syar’i hukum pidana Islam yang
meliputi unsur formil yaitu adanya undang-undang yang mengatur dalam hal ini
materiil yaitu terdakwa telah mengakui bahwa perbuatannya telah melanggar pasal 90
undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang datang dari niatnya
52
sendiri yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, unsur moril yaitu terdakwa
mampu bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, dalam kata lain
menjatuhkan hukuman kepada terdakwa jika dikaitkan dalam hukum pidana Islam
Melihat dari hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan. Hal-
meringankan yakni dalam hal ini terdakwa mengakui terus terang terhadap
lagi, usiat erdakwa masih muda sehingga masih diharapkan untuk kembali menjadi
BAB IV
tahun ;
3. Memerintahkan pidana tersebut tidak perlu dijalani kecuali dikemudian hari ada
perintah lain dari Hakim karena terdakwa melakukan tindak pidana sebelum
e. Bulan Juni tahun 2010 s/d Desember tahun 2010 dan bulan Januari tahun
f. Bulan Januari tahun 2012 s/d Desember tahun 2012 dan bulan Januari
(Kompetensi Absolute) serta Surat Dakwaan Batal Demi Hukum dan memohon
kepada Majelis Hakim yang Mulia agar berkenan menyatakan dakwaan Jaksa
2015, yang pada pokoknya memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini menolak keseluruhan isi Eksepsi Penasehat Hukum tertanggal
tersebut, Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan Sela pada persidangan tanggal 12
Oktober 2015, yang pada pokoknya dalam amarnya menyatakan sebagai berikut :
di atas;
berikut:
dihadapan penyidik ;
benar semua;
tersebut ;
f. Bahwa pada saat pertama sekali bekerja di PT. Asia Raya Foundry,
melamar pekerjaan melalui biro jasa, yaitu melalui PT. Cinta Maju
Sejahtera ;
begitu seterusnya sampai saksi tidak bekerja lagi di PT. Asia Raya
Foundry ;
yang saksi peroleh untuk setiap bulannya, akan tetapi saksi tidak
Maju Sejahtera ;
terima, akan tetapi sejak saksi menjadi anggota serikat buruh yang
setiap bulannya ;
57
bahwa memang sebesar itulah upah saksi yang diberikan oleh PT.
Ketenagakerjaan ;
dan pihak PT. Asia Raya Foundry, akan tetapi dalam pertemuan
58
u. Bahwa saat sekarang ini, saksi tidak mau menerima tawaran atau
sebagai berikut:
dihadapan penyidik ;
tersebut ;
2013 ;
e. Bahwa pada saat pertama sekali bekerja di PT. Asia Raya Foundry,
melamar pekerjaan melalui biro jasa, yaitu melalui PT. Cinta Maju
Sejahtera ;
begitu seterusnya sampai saksi tidak bekerja lagi di PT. Asia Raya
Foundry ;
yang saksi peroleh untuk setiap bulannya, akan tetapi saksi tidak
Sejahtera;
60
terima, akan tetapi sejak saksi menjadi anggota serikat buruh yang
setiap bulannya ;
bahwa memang sebesar itulah upah saksi yang diberikan oleh PT.
Ketenagakerjaan ;
dan pihak PT. Asia Raya Foundry, akan tetapi dalam pertemuan
r. Bahwa selain saksi, masih ada 20 (dua puluh) Bahwa saat sekarang
ini, saksi tidak mau menerima tawaran atau niat baik pihak PT.
Foundry ;
dihadapan penyidik ;
benar semua;
tersebut ;
63
Serdang ;
Foundry tersebut ;
64
2010, 2011, 2012 dan 2013, PT. Asia Raya Foundry telah
hukum perburuhan ;
dihadapan penyidik ;
semua;
tersebut ;
pekerjakan ;
demi hukum ;
r. Bahwa apabila hal tersebut terjadi, ada 2 (dua) ranah hukum yang
tersebut ;
d. Bahwa apabila pengusaha membayar upah lebih rendah dari yang telah
pidana ;
perusahaan;
Hubungan Industrial ;
demi hukum, yang mana secara tegas disebutkan dalam Pasal 51 dan
tersebut ;
5. Bulan Juni tahun 2010 s/d Desember tahun 2010 dan bulan Januari tahun
6. Bulan Januari tahun 2012 s/d Desember tahun 2012 dan bulan Januari
Umum dengan susunan dakwaan tunggal yaitu melanggar ketentuan Pasal 90 ayat
Februari 2010 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun
Januari 2013 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun
73
2013,
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta
b. Usaha usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
bentuk lain ;
diketahui bahwa terdakwa merupakan Direktur PT. Asia Raya Foundry yang
beralamat di Jalan Sei Blumei Nomor 118 Desa Kelambir Kecamatan Tanjung
dihubungkan dengan Berita Acara Rapat Nomor 11, yang dibuat dan ditandatangani
pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2013 dan Berita Acara Rapat Nomor 24, yang
dibuat dan ditandatangani pada hari Kamis tanggal 18 Desember 2014, oleh Susan
baik di dalam maupun di luar Pengadilan, oleh karena Asia Raya Foundry adalah
mewakili perseroan di dalam Pengadilan, dalam hal ini terdakwa bukanlah bertindak
Ketenagakerjaan tersebut ;
tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Upah adalah hak pekerja/ buruh yang
75
diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
tunjangan dari pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
berpendapat untuk menentukan upah yang harus dibayarkan kepada pekerja/ buruh
undangan ;
Menimbang, bahwa ahli Dr. DEDI HARIANTO, SH., M.Hum., dan ahli Dr.
Perusahaan ;
menerangkan bahwa perihal pengupahan itu sendiri diatur dalam Pasal 88 sampai
yang terdiri dari upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota
dan upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota ;
saksi ALI AKBAR, ST., yang merupakan pengawas Ketenagakerjaan pada kantor
2010, 2011, 2012 dan 2013, PT. Asia Raya Foundry telah membayar upah 30 (tiga
Serdang ;
persidangan diketahui bahwa saksi RIANTO SINAGA adalah salah satu dari 30 (tiga
puluh) pekerja/buruh PT. Asia Raya Foundry yang bekerja sejak bulan September
tahun 2011 sampai dengan bulan Agustus tahun 2013, dimana sebelumnya melamar
pekerjaan melalui biro jasa, yaitu PT. Cinta Maju Sejahtera, yang mana pada tahun
2012 mendapat upah sebesar Rp. 1.050.000,00 (Satu Juta Lima Puluh Ribu Rupiah),
sementara pada tahun 2013 saksi mendapat upah sebesar Rp. 1.250.000,00 (Satu Juta
Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), dan saksi APRIZAL TANJUNG juga salah
satu dari 30 (tiga puluh) pekerja/buruh PT. Asia Raya Foundry yang bekerja sejak
tahun 2010 sampai dengan bulan Agustus tahun 2013, dimana sebelumnya melamar
pekerjaan melalui biro jasa, yaitu PT. Cinta Maju Sejahtera, yang mana pada tahun
2012 saksi mendapat upah sebesar Rp. 1.050.000,00 (Satu Juta Lima Puluh Ribu
Rupiah), sementara pada tahun 2013 saksi mendapat upah sebesar Rp. 1.250.000,00
(Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Halmana dapat dilihat dari bukti
surat yang diberi tanda T. Nomor : 5 dan T. Nomor : 6 yang diajukan oleh Penasehat
Hukum terdakwa ;
tersebut diatas, maka diketahui terdakwa sebagai direktur PT. Asia Raya Foundry
2010 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010,
28 Februari 2011 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang Tahun
2011 yang memutuskan Upah Minimum Sektoral Kabupaten Deli Serdang Tahun
tanggal 30 Januari 2012 tentang Upah Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2012 yang memutuskan Upah Minimum Sektoral Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 yang memutuskan Upah Minimum Sektoral
penangguhan, akan tetapi berdasarkan fakta hukum, PT. Asia Raya Foundry tidak ada
benar telah membayar upah 30 (tiga puluh) pekerja/buruh dibawah ketentuan Upah
Minimum Sektor Kabupaten Deli Serdang. Akan tatapi terdakwa telah memiliki
itikad baik untuk membayar kekurangan upah tersebut, dimana terhadap 17 (tujuh
belas) pekerja/buruh sudah dilakukan pembayaran dan yang lainnya masih dalam
penyelesaian oleh karena masih mencari alamat, dimana terdakwa telah memanggil
Menimbang, bahwa didalam hukum perburuhan itu sendiri juga diatur perihal
tahun 2004 sifatnya lex specialist terhadap Undang-undang No. 13 Tahun 2003, dan
khusus terhadap perselisihan hak, dapat ditempuh melalui perdata maupun pidana,
dimana bisa terlebih dahulu ditempuh jalur perdata baru pidana, atau sebaliknya atau
bisa secara bersamaan ditempuh jalur perdata maupun pidananya, akan tetapi oleh
ditentukan adalah merupakan suatu kejahatan, maka bagi pelaku haruslah dituntut
secara pidana ;
Majelis Hakim, secara tidak langsung terdakwa mengakui bahwa telah mengakui
telah melakukan perbuatan membayar upah lebih rendah dari upah minimum Sektor
Pasal 90 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, yang mana dengan mengacu kepada
ketentuan Pasal 185 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, perbuatan tersebut memiliki
sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp.400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah), dengan demikian Majelis hakim
79
melainkan murni tindak pidana yang secara normatif diatur dalam Undang-undang
hasil pemeriksaan perkara ini sebagaimana tersebut diatas maka Majelis Hakim
dilakukan Terdakwa, akan tetapi Majelis Hakim tidak sependapat dengan lamanya
terdakwa dijatuhi pidana sebagaimana diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam
requisitoirnya, terlebih lagi Majelis Hakim dalam menjatuhkan pidana harus pula
mempertimbangkan rasa keadilan bagi terdakwa dan masyarakat selain itu tujuan
preventif dan represif agar terdakwa bisa merenungkan perbuatan selanjutnya, lebih
tegasnya hukuman yang dijatuhkan bukan untuk menurunkan derajat manusia, akan
tetapi bersifat edukatif, motifatif agar terdakwa tidak melakukan perbuatan tersebut
lagi serta preventif bagi masyarakat lainnya oleh karenanya terdakwa haruslah
korban dan pelaku sehingga pemidanaan harus mengandung unsur yang bersifat
pidana modern juga mengarahkan pemidanaan pada pembinaan pada pelaku dan
bukan sebagai balas dendam sehingga Majelis berpendapat bahwa pemidanaan pada
80
pelaku tidak saja dapat dilakukan dalam lembaga pemasyarakatan tetapi juga dapat
pembinaan;
surat pembayaran kekurangan upah terhadap pekerja/buruh PT. Asia Raya Foundry
tertanggal 03 Maret 2016, yang ditandatangani oleh terdakwa dan saksi Rianto
dibenarkan oleh saksi Rianto Sinaga, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
terdakwa telah mempunyai itikad baik dalam hal menanggulangi perbuatan yang
buruh/pekerja PT. Asia Raya Foundry tersebut. Oleh karena itu Majelis Hakim
berpendapat bahwa kepada terdakwa adalah patut apabila diterapkan ketentuan Pasal
agar terdakwa di kemudian hari dapat lebih berhati-hati dalam hal penentukan hak-
hak pekerja/buruh PT. Asia Raya Foundry, sehingga PT. Asia Raya Foundry dapat
berproduksi baik dan juga pekerja/buruh juga mendapatkan hak-hak mereka secara
Menimbang, bahwa dalam Pasal 14 a ayat (1) KUHP ditentukan bahwa jika
dijatuhkan hukuman penjara yang selama-lamanya satu tahun dan bila dijatuhkan
maka hakim boleh memerintahkan bahwa hukuman itu tidak akan dijalankan kecuali
kalau dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan hakim, oleh karena terhukum
sebelum lalu tempo percobaan yang akan ditentukan dalam perintah pertama
membuat perbuatan yang boleh dihukum atau dalam tempo percobaan itu tidak
81
memenuhi suatu perjanjian yang istimewa yang sekiranya diadakan dalam perintah
itu.
No.1662/Pid.B/2015/PN.LBP
Putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 193 ayat (1) KUHAP yang
(Pasal183 KUHAP). Adanya kesalahan terdakwa dibuktikan minimal dua alat bukti
dandisertai keyakinan hakim maka syarat untuk menjatuhkan pidana telah terpenuhi.
Seorang hakim dalam menentukan sanksi pidana tentu tidak lepas dari
1662/Pid.B/2015/PN.LBP :
sebagaihal yang harus dimuat dalam putusan. Hal-hal yang termasuk dalam
melanggar ketentuan Pasal 90 ayat (1) Jo Pasal 185 UU No. 13 Tahun 2003
Tahun 2013.
dakwaan mana yang lebih mendekati perbuatan terdakwa. Dalam hal ini
b. Keterangan Terdakwa
83
c. Keterangan Saksi
keterangan itu mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengan sendiri, dan
saksi yaitu:
a) Rianto Sinaga selaku salah satu dari 30 (tiga puluh) pekerja/buruh PT.
Asia Raya Foundry yang bekerja sejak bulan September tahun 2011
b) Aprizal Tanjung juga salah satu dari 30 (tiga puluh) pekerja/buruh PT.
Asia Raya Foundry yang bekerja sejak tahun 2010 sampai dengan
d) Dr. Dedi Harianto, SH., M.Hum selaku saksi ahli yang didatangkan
e) Dr. Agusmidah, SH., M.Hum selaku saksi ahli yang didatangkan oleh
penuntut umum.
d. Barang-barang bukti
Bulan Juni tahun 2010 s/d Desember tahun 2010 dan bulan
pasal atau tidak. Dalam hal ini Hakim memutus berdasar kualifikasi Pasal
hakimmelihat dari sisi dampak perbuatan terdakwa dan kondisi diri terdakwa. Hal-
keinginan serta dorongan keras pada diri terdakwa dalam melakukan tindak
pidana. Dalam hal ini terdakwa adalah seorang Direktur PT. Asia Raya
Foundery.
Perbuatan terdakwa sdah tentu membawa rugi kepada 30 (iga puluh) orang
ratus delapan puluh enam ribu lima ratus rupiah), dengan perincian sebagai
berikt :
a) Kekurangan upah pekerja bulan Juni 2010 sampai bulan Desember 2010
sebesar Rp.1.579.500,- (satu juta lima ratus tujuh puluh Sembilan ribu
2011 sebesar Rp.6.125.000,- (enam juta seratus dua puluh lima ribu
rupiah) ;
ratus dua ribu rupiah) Kekurangan upah pekerja bulan Januari 2013
selamaini adalah orang baik dan belum pernah berurusan dengan hukum.
untukkeperluan sehari-hari.
d. Agama terdakwa
KETUHANAN YANG MAHA ESA” pada kepala putusan. Namun hal ini
juga harus menjadi tolok ukur penilaian hakim yang berasal darinurani
terdakwa tindak pidana pembayarn gaji di bawah upah minimum (studi kasus putusan
yang menyidangkan perkara ini diketuai oleh Hakim Pengadilan Negeri Lubuk
Dalam hal ini, dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana yakni
waktu dantempat tindak pidana itu dilakukan (Pasal 143 ayat 2 KUHAP).
pada buktiformil, melainkan juga berdasarkan pada unsur yang lebih esensial,
yaitu padaadanya suatu keyakinan hakim. Bukti formil dan keyakinan hakim
(4) Surat;
(5) Petunjuk
terdakwatelah terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan dengan adanya alat bukti
pidana bagi terdakwa, Hakim Pengadilan Negeri Lubuk Pakam HENRY TARIGAN,
masyarakatdan telah merugikan 30 (tiga puluh) orang karyawa/buruh PT. Asia Raya
Foundry merupakan hal yang memberatkan pidana bagi terdakwa, karena perbuatan
terdakwa sangat bertentangan dengan norma yang diatur dalam perjanjian dan
Kondisi psikis terdakwa tidak sedang dalam tekanan ataupun ancaman, karena
dalam dakwaan dikatakan bahwa terdakwa yang langsung tergiur dengan tawaran
imbalan yang didapat. Hal ini terbukti dengan adanya unsure kesengajaan dari pihak
terdakwa dengan adanya niat dan sikap bathin dalam diri terdakwa dengan maksud
memperoleh imbalan uang dan menikmati uang tersebut untuk keperluan sehari-hari.
tingkah laku terdakwa yang sopan selama di muka sidang dan mengaku secara terus
terang menyesali perbuatannya dan bahkan berjanji tidak akan mengulangi lagi
90
perbuatannya serta terdakwa juga belum pernah dihukum menjadi hal yang
meringankan terdakwa. Selain itu status sosial terdakwa dalam masyarakat selama ini
tindak pidana pembayaran gaji di bawah upah minimum. Selain pertimbangan pidana
tersebut, hakim juga mempertimbangkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Dalam hal
ini, Jaksa Penuntut Umum menuntut agar putusan yang dijatuhkan oleh hakim
berdasarkan kualifikasi yang sesuai dengan fakta seperti hal yang memberatkan dan
meringankan terdakwa dan juga hati nurani. Penjatuhan pidana tidak boleh disamakan
dengan perhitungan pada matematika yang harus sesuai dengan angka yang
kepentingan korban saja, maka Hakim harus objektif dalam memberikan putusan.
Harus ada eksaminasi mengenai fakta, dan hakim tidak boleh terikat dengan tuntutan
jaksa dalam hal penjatuhan berat pidana (tidak ada intervensi). Pada akhirnya setiap
orang yang awalnya berpikiran subjektif karena membela haknya, ketika putusan
dijatuhkan maka setiap orang harus objektif termasuk Jaksa selaku perwakilan
korban.
berikut :
Perbuatan terdakwa merugikan pihak buruh/karyawan yang bekerja pada PT. Asia
Raya Foundry.
di Persidangan ;
dihukum ;
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis dan sekaligus
untuk menjawab rumusan masalah yang telah penulis paparkan pada bab I maka
pasal 90 jo pasa 185 ayat (1) mengatur ketentuan pidana yang berbunyi :
pasal 90 jo pasa 185 ayat (1) mengatur ketentuan pidana yang berbunyi :
ayat (1)dan ayat (2),Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90
ayat (1), Pasal 143, dan Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7), dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4(empat) tahun
pembayaran gaji di bawah upah minimum itu secara khusus tidak diatur dan
karena itu tindak pembayaran gaji di bawah upah minimum termasuk pidana
ta’zir.
bawah upah minimum oleh terdakwa Kargiat, dengan dakwaan tunggal yang
diajukan oleh penuntut , dan terdakwa telah terbukti dan mengaku bersalah
Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dijatuhi pidana selama 1 (satu) tahun penjara
keputusan hakim tersebut sudah tepat, meskipun dari segi sanksi tidak cukup
3. Seorang hakim dalam menentukan sanksi pidana tentu tidak lepas dari yang
dan agama terdakwa. Dalam pertimbangan hakim juga ada hal yang
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah
1. Bagi masyarakat yang menjabat sebagai direktur atau kepala perusahaan agar
dalam persidangan serta untung rugi terdakwa dalam kasus ini, sabaiknya asas
3. Semoga dengan adanya kasus diatas menjadi pembelajaran bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Chazawi, Adami. 2001. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
H. Zainal, Eldin. 2017. Hukum Pidana Islam Sebuah Perbandingan. Medan : CV.
Kanter, E.Y, S.R Sianturi. 2012. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan
Lailatul Musyafa’ah, Nur. 2014. Hadits Hukum Pidana. Surabaya : UIN Sunan
Ampel Pers.
Marpaung, Leden. 2005. Asas Teori Praktik Hukum Pidana. Jakarta : Sinar Grafika
Eresco
Warda Muslich, Achmad. 2005. Hukum Pidana Islam. Jakarta : Sinar Grafika.
Undang-Undang
Karya Ilmiah
Sahroni. 2020. Sanksi Hukum Bagi Perusahaan Membayar Upah Di Bawah Upah
Rizki Puspita Cahyaning Putri. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Upah Tenaga Kerja
Website
97
https://mediaindonesia.com/ekonomi/352173/menkeu-uu-cipta-kerja-tarik-
19.41.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1860/5/128400111_, diakses