Anda di halaman 1dari 2

PERINATAL MORTALITY IN INDONESIA

Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada periode


kehamilan 28 minggu sampai dengan 7 hari setelah kelahiran.
Kematian perinatal meliputi kematian periode akhir janin dan kematian
periode neonatal dini. Kematian perinatal juga bisa diartikan sebagai
gabungan dari dua aspek, yaitu kelahiran mati (kematian pada janin yang
telah mencapai berat > 1000 gram atau pada usia kehamilan > 28
minggu) dan kematian bayi yang terjadi dalam 7 hari kehidupanya
(periode perinatal dini). Angka kematian bayi secara global masih
mengkhawatirkan. Sebanyak 7000 bayi baru lahir di dunia meninggal
setiap harinya, di Indonesia sendiri kematian bayi mencapai 185 per hari
dengan AKN 15/1000 kelahiran hidup.
Kasus kematian perinatal di Indonesia termasuk dalam urutan ke 8.
Beberapa tahun belakangan angka kematian bayi di Indonesia telah
mengalami penurunan. Namun, angka kematian bayi baru lahir
diIndonesia tetap tergolong tinggi dengan angka kematian neonatal 15 per
seribu kelahiran hidup. Berdasarkan jumlah tersebut Indonesia termasuk
dalam 10 negara dengan jumlah kematian ibu dan neonatal atau bayi baru
lahir tertinggi sedunia. Setidaknya setiap hari, 2 ibu dan 6 neonatal atau
bayi baru lahir meninggal di Indonesia.
Kasus kematian perinatal yang terjadi di dunia setiap tahunya kurang lebih
8 juta, dari jumlah tersebut sekitar 85% kematian bayi baru lahir terjadi
akibat infeksi, asfiksia pada saat lahir dan cedera saat lahir.
Berdasarkan proporsi penyebab kematian kelompok umur 0–6 hari
(perinatal dini) dan 7- 28 hari (perinatal lanjut). Masalah perinatal dini
meliputi gangguan pernafasan (asfiksia) sebanyak 35% kasus,
prematuritas sebanyak 32, 4% kasus, sepsis sebanyak 12% kasus,
hipotermi 6,3% kasus, kelainan pendarahan dan kuning sebanyak 5,6%
kasus postmatur 2,8% kasus dan malformasi konginetal 1,4% kasus.
Sedangakan masalah yang terjadi pada perinatal usia 7-28 hari meliputi
sepsis 20% kasus, malformasi kongenital 1,8% kasus, pneumonia
15,4% kasus, sindrom gawat pernafasan 12,8%, prematuritas sabanyak
12,8% kasus, kuning sebanyak 2,6%, cidera lahir 2,6% tetanus 2,6%,
defisiensi nutrisi 2,6% kasus, dan sindrom kematian mendadak (sudden
infant death) sebanyak 2,6% kasus. Untuk menurunkan jumlah kematian
perinatal di negara berkembang termasuk Indonesia, akan sangat
ditentukan oleh penatalaksanaan kesehatan ibu pada saat
kehamilan, menjelang persalinan, saat persalinan dan setelah
persalinan. Beberapa penelitian juga telah membuktikan
bahwa kelangsungan hidup pada masa perinatal juga
dipengaruhi oleh sejumlah faktor meliputi karakteristik
demografi dan sosial ibu, riwayat kesehatan reproduksi
ibu, kondisi kesehatan bayi dan kondisi lingkungan
tempat tinggal. Untuk mengurangi masalah yang menyebabkan kematian
pada perinatal diharapkan peran bidan maupun petugas kesehatan bisa
lebih ditingkakatkan dalam memberikan konseling, penyuluhan
tentang kesehatan ibu hamil, pentingnya pemeriksaan ANC, kebutuhan
nutrisi dan gizi seimbang pada agar ibu tahu dan mengerti pentingnya gizi
seimbang selama kehamilan agar pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam kandungan maksimal dengan terpenuhinya kebutuhan gizi selama
kehamilan, pemberian asi eklusif dan menyusui sampai dua tahun
serta penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai