Program sekolah dalam pembuatan biopori telah tercantum pada program 4 tahunan dan pragram
1 tahunan. Hal ini dilakukan oleh kader adiwiyata dan OSIS SMP Negeri 1 Parengan, terkait
dengan lahan atau medan sekolah yang datar dan luas. Untuk menyimpan air hujan, harus
beberapa langkah yang dilakukannya. Kegiatan sekolah untuk mengantisipasi air dalam tanah di
sekitar area tanaman sekolah sebagai berikut :
1. Pembuatan biopori
2. Pembuatan sumur resapan
3. Pembuatan sanitasi
4. Pembuatan kolam penyimpan air
5. Pembuatan kolam di taman
6. Pembuatan tandon air hujan
7. Penyediaan drum untuk tadah air hujan.
Dalam hal ini kami mengupas pembuatan lubang biopori di area SMP Negeri 1 Parengan.
Pembuatan biopori bertujuan untuk resapan air hujan agar lokasi di sekitar biopori tanah tetap
cukup dengan air, tanaman di sekitar biopori tetap terpenuhi kebutuhan air dalam proses
fotosintesis. Disamping sebagai resapan air, biopori juga dijadikan sebagai tempat pembuatan
pupuk organik yang berasal dari daun – daun yang dimasukkan ke dalam lubang biopori. Dalam
waktu 3 sampai dengan 4 bulan daun tersebut sudah membusuk dan berbentuk taburan dari
serpihan daun-daun yang sudah menjadi pupuk organik. Lubang biopori di SMP Negeri 1
Parengan berjumlah 150 lubang. Namun lubang tersebut ada yang tertutub bangunan baru,
akhirnya lubang biopori tidak dapat difungsikan sejumlah 30 lubang biopori. Dalam program 1
tahunan sudah tercantum pembuatan lubang biopori di tahun pelajaran 2019/2020. Sehingga
penangungjawab sarana dan prasarana sekolah beserta pembina kader adiwiyata atau tim
adiwiyata, menindaklanjuti pengadaan lubang biopori sejumlah 53 lubang biopori. Pembuatan
lubang sejumlah 20 lubang dipusatkan di belakang gedung kelas VII dekat dengan lapangan
lompat jauh. Kemudian53 lubang ditempatkan di depan ruang kelas VII dan di belakang ruang
kelas VIII. Air hujan di area tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman sekitar. Untuk menghemat
dan merawat tanaman secara ringan, lubang biopori sangat membatu.
DOKUMENTASI
PEMBUATAN LUBANG BIOPORI
Dalam pembuatan lubang, tim sarana dan prasarana sekolah mendatangkan tukang dari pihak
luar. Tukang yang diundang adalah alumni dari SMP Negeri 1 Parengan yang sekaligus orang
tua wali murid dari SMP Negeri 1 Parengan yang berprofesi tukang. Ini adalah kerja sama dari
pihak sekolah dengan orang tua wali dalam pembuatan sarana di sekolah. Biaya yang digunakan
dalam pembuata lubang biopori ini adalah dari BOS sekolah. Sistem penggajian tuang sesuai
dengan parameter yang sudah ada dalam aturan BOS. Orang tua wali sangat mendukung
hijaunya SMP Negeri 1 Parengan, mereka saip menyumbangkan tenaganya dalam program
sekolah adiwiyata. Tampak ada beberapa titik yang akan dibangun lbang biopori oleh sekolah
kami. Lapangan ini banyak rumput hijau yang belum dipotong oleh petugas kebersihan sekolah.
Hijaunya rumput di are ini didukung oleh banyaknya tanaman pelindung/keras di bagian pinggir
pagar bagian utara. Seperti jati, sawo kecik, juar, imbo, pepaya dan banyak tanaman lainnya.
Tanaman juar dan sawo sudah berusia sekitar 5 tahun, tanaman ini royom sejuk hijau. Sehingga
pada saat siswa-siswi melakukan olah raga beristirahat di bawah pohon tersebut dengan nyaman.
Tanaman di lapangan tetap hijua karena tercukupinya kebutuhan air, ini karena manfaat lubang
biopori yang ada di area sekitar. Mata pelajaran pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan
( PJOK ) dengan binaan Bapak Agus Mulyono, S.Pd. Memanfaatkan lapangan ini dalam kondisi
teduh, karena banyak tanaman pelindung.
Kondisi biopori sebelum ditutup, kondisi terbuka ini akan dimasuki sampah daun yang sudah
dikumpulkan oleh kelas.
Rumput sebelum dipotong oleh petugas kebersihan, tampak hijau karena resapan aor dari lubang biopori.
Perawatan selai dengan pemotongan memakai alat pemotong rumput juga dilakukan oleh siswa siswi
pada saat jumat bersih ataupun pada kelas yang bertugas.
Lubang biopori yang sudah terisi dengan daun-daun kering ditutup untuk menghindari hewan yang masuk
dan membusuk dalam lubang. Untuk menghindari hal tersebut, petugas kelas beserta kader menutup
lubang biopori dengan tutup yang sudah disediakan.
PENCABUTAN RUMPUT DI SEKITAR LUBANG BIOPORI
Kelas yang bertugas perawatan lubang biopori bertanggungjawab dari kebersihan sampai dengan
pemanenan pupuk yang ada dalam lubang. Kegiatan pencabutan rumput biasanya pada saat jumat bersih.
Namun tidak menutup kemungkinan petugas atau pokja lubang biopori mengunjugi sewaktu waktu sesuai
dengan kebutuhan pokja ke lokasi lubang biopori.
Kondisi lubang biopori dalam perawatan, aksi nyata petugas dalam perawatan lubang biopori.
Aksi kader adiwiyata pokja biopori sedang memasukan daun-daun kering kedalam lubang biopori, selama
3 bulan daun-daun kering tersebut akan berubah menjai serpihan halus yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman. Lubang biopori akan menapung air yang masuk kedalam lubang, meskipun tidak banyak
air hujan yang masuk kedalam lubang, namun udara dan air tersebut akan memproses daun-daun menjadi
pupuk. Tiga bulan kemudian pupuk tersebut akan dipanen oleh para kader adiwiyata khususnya pada
pokja biopori dan pokja tanaman. Mereka berkerja sama untuk merawat tanaman di lingkungan sekolah
untuk memujudkan budaya sekolah hijau bersih dan nyaman.
Pokja lubang biopori akan melakukan pengambilan pupuk dari daun-daun kering yang telah dimasukkan
3 bulan yang lalu.
Setelah tiga bulan kemudian, pokja biopori melakukan aksi pengambilan pupuk. Pupuk organik ini
dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sekitar.
Fungsi Sosial
Untuk mencapai tujuan melakukan konservasi air.
Struktur teks:
Ungkapan baku dari sumber-sumber otentik.
Next to air, water is the most important element for the preservation of life.
Water is a finite commodity which, if not managed properly, will result in shortages
in the near future. Water conservation can go a long way to help alleviate these
impending shortages. Water conservation is the practice of using water efficiently
to reduce unnecessary water usage. According to Fresh Water Watch, water
conservation is important because fresh clean water is a limited resource, as well
as a costly one.
Water is our most precious resource. We can't live without it. And nor
can vast numbers of species. But we are facing a global water crisis.
Today, nearly two billion people live in areas at risk from severe water
scarcity, while water crises are one of the greatest risks to the global
economy. We’ve lost 83% of freshwater species populations since 1970
and a third of our remaining wetlands – the world’s life support systems.
And climate change will only make the situation worse since its impacts will
“most immediately and acutely be felt through water”.
More than ever, we need healthy freshwater environments. WWF is
striving to protect and revive the rivers and wetlands that sustain people
and nature. From the Amazon to the Zambezi, we are working with
communities, partners, companies and governments to safeguard iconic
species like sturgeon and river dolphins, restore wetlands and keep rivers
free flowing, increase protected areas, and build resilience to climate
change.
Ultimately, though, what’s needed is a transformation in the way rivers
are valued - so that the diverse benefits they provide to people and nature
are no longer overlooked and undervalued but taken into account by
decision-makers.
There are some ways to save water. For example: Check your toilet for
leaks. Stop using your toilet as an ashtray or wastebasket. Put a plastic bottle in
your toilet tank. Take shorter showers
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Saintific approach dan model discovery learning
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
1. Menyapa dan memberi salam.
2. Mengajak seluruh siswa untuk berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
3. Melakukan literasi (membaca Al Qur’an) selama 10 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Memeriksa kehadiran siswa sambil memberi kesempatan siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan belajar (buku, alat tulis).
5. Mengaitkan materi dengan materi pembelajaran sebelumnya.
6. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran.
7. Menyampaikan rencana kegiatan.
2. Kegiatan Inti
SISWA GURU
Mengamati
Mengamati gambar teks yang ditayangkan Menayangkan gambar dan teks report
Mempertanyakan:
Bertanya dan menjawab mengenai Mendorong anak untuk bertanya.
gambar dan teks yang ditayangkan. Mengenai gambar yang ditayangkan.
Mengumpulkan informasi:
Mengumpulkan informasi dari gambar dan Meminta siswa mengumpulkan informasi
teks yang ditayangkan. dari gambar dan teks yang ditayangkan.
Melakukan penilaian sikap.
Mengasosiasi:
Masing-masing anak menemukan salah Meminta siswa menyebutkan 1 cara untuk
satu cara untuk melakukan konservasi air. melakukan konservasi air.
Siswa melakukan
Mengkomunikasikan:
Setiap menampilkan/membacakan salah Meminta setiap siswa menampilkan/
satu cara untuk melakukan konservasi air. membacakan salah satu cara untuk
melakukan konservasi air.
3. Penutup
1. Membimbing siswa untuk merangkum pembelajaran.
2. Membimbing siswa untuk melakukan refleksi.
3. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi tugas.
PERTEMUAN KE-2
Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
1. Menyapa dan memberi salam.
2. Mengajak seluruh siswa untuk berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
3. Melakukan literasi (membaca Al Qur’an) selama 10 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Memeriksa kehadiran siswa sambil memberi kesempatan siswa untuk
mempersiapkan perlengkapan belajar (buku, alat tulis).
5. Mengaitkan materi dengan materi pembelajaran sebelumnya.
6. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran.
7. Menyampaikan rencana kegiatan.
2. Kegiatan Inti
SISWA GURU
1. Membaca teks bacaan yang disajikan 1. Meminta siswa untuk membaca teks
tentang ‘water conservation’ bacaan tentang ‘water conservation’
2. Memahami teks bacaan tentang ‘water sebagai bahan pengamatan.
conservation’ dan hal-ha yang 2. Meminta siswa untuk memahami dan
bisa dilakukan sehari-hari untuk menganalisa hal-hal yang bisa di-
lakukan sehari-hari untuk mendukung
mendukung program ‘water
program ‘water conservation’
conservation’
3. Menjawab pertanyaan tentang teks 3. Membimbing siswa dalam menjawab
tentang ‘water conservation’ dan hal- pertanyaan bacaan tentang ‘water
hal yang bisa dilakukan untuk conservation’ dan hal-hal yang bisa
melakukan konservasi air dengan dilakukan untuk melakukan konservasi
benar. air dengan benar dan mengkoreksi
4. Setiap siswa menulis lima hal yang jawaban siswa.
bisa dilakukan untuk melakukan 4. Membantu siswa dalam menulis lima
penghematan air di rumah untuk hal yang bisa dilakukan untuk
mendukung program ‘water melakukan penghematan air di rumah
conservation’. untuk mendukung program ‘water
conservation’
SISWA GURU
Memberi tugas siswa untuk membuat
poster pada pertemuan berikutnya dan
mempresentasikan di kelas.
Siswa dimohon berkoordinasi dengan
orangtua untuk dibimbing dan
dimotivasi agar presentasinya dapat
berhasil dengan baik.
Pertemuan 3
1. Pendahuluan/Kegiatan Awal(10 menit)
a. Menyapa dan memberi salam
b. Mengaitkan materi dengan materi pembelajaran sebelumnya
c. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
SISWA GURU
7. Penutup
a. Mengumpulkan hasil karya siswa
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi tugas.
G. PENILAIAN DAN RUBRIK
a. Jenis/TeknikPenilaian
Aspek pengetahuan : tes
tulis Aspek keterampilan :
praktik
Aspek sikap : pengamatan dan jurnal
b. Bentuk Instrumen dan Instrumen (terlampir)
c. Pedoman Penskoran:
1. Penilaian ketrampilan:
d. CaraPenilaian:
Skor Perolehan X 100
Skor Maksimal
2. Penilaian sikap ini dimbil oleh guru pada saat siswa melakukan aksi
pengelolaan dan pemanfaat lubang biopori di sekolah.
KETERANGAN
1. Belum terlihat 2. Jarang terlihat 3. Kadang–kadang terlihat
4. Sering terlihat 5. Selalu terlihat
Pedoman penskoran:
Tiap jawaban betul : skor 5
Skor maksimal : 20
Kelas yang bertugas perawatan lubang biopori bertanggungjawab dari kebersihan sampai dengan
pemanenan pupuk yang ada dalam lubang. Kegiatan pencabutan rumput biasanya pada saat jumat bersih.
Namun tidak menutup kemungkinan petugas atau pokja lubang biopori mengunjugi sewaktu waktu sesuai
dengan kebutuhan pokja ke lokasi lubang biopori.
Kondisi lubang biopori dalam perawatan, aksi nyata petugas dalam perawatan lubang biopori.
Aksi kader adiwiyata pokja biopori sedang memasukan daun-daun kering kedalam lubang biopori, selama
3 bulan daun-daun kering tersebut akan berubah menjai serpihan halus yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman. Lubang biopori akan menapung air yang masuk kedalam lubang, meskipun tidak banyak
air hujan yang masuk kedalam lubang, namun udara dan air tersebut akan memproses daun-daun menjadi
pupuk. Tiga bulan kemudian pupuk tersebut akan dipanen oleh para kader adiwiyata khususnya pada
pokja biopori dan pokja tanaman. Mereka berkerja sama untuk merawat tanaman di lingkungan sekolah
untuk memujudkan budaya sekolah hijau bersih dan nyaman.
Pokja lubang biopori akan melakukan pengambilan pupuk dari daun-daun kering yang telah dimasukkan
3 bulan yang lalu.
Setelah tiga bulan kemudian, pokja biopori melakukan aksi pengambilan pupuk. Pupuk organik ini
dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sekitar.
Kegiatan Berbudaya lingkungan sekolah di SMP Negeri 1 Parengan khususnya dalam pengelolaan dan
pemanfaatn air melalui pembuatan drainase vertikal seperti lbang biopori. Kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris tersebut juga tercantum dalam program kader adiwiyata
sekolah. Yang mana kegiatan ini dilakukan pada saat jumat bersih dan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan dalam rapat kader adiwiyata. Namun tidak menutup kemungkinan kader adiwiyata sewaktu
waktu akan mengunjungi lubang biopori dengan tujuan jika lubang tersebut dipenuhi oleh rumput, dengan
rasa tanggungjawab yang tinggi mereka akan mencabuti ruput pengganggu lubang biopori.
Kondisi lubang biopori dalam perawatan, aksi nyata petugas dalam perawatan lubang biopori.