Gusti Ngurah Ari Darmawan - 033 - Laporan Lengkap
Gusti Ngurah Ari Darmawan - 033 - Laporan Lengkap
Menyetujui,
Disahkan oleh :
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Mata Kuliah Interaksi OPT dan
Indentifikasi Hama dan Diagnosis
Penyakit
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
dan Identifikasi Hama dan Diagnosis Penyakit”. Laporan ini disusun sebagai salah
penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh karenanya,
dengan kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
kuliah Interaksi OPT dan Identifikasi Hama dan Diagnosis Penyakit Tanaman
Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan imbalan
yang setimpal atas kebaikan dan jasa jasa mereka, serta tulisan ini mendapatkan ridho-
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
LAPORAN TEMPAT
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Morfologi Serangga…………………………………………………..8
2. Tipe Morfologi Serangga…………………………………………….10
3. Metamorfosis Serangga……………………………………………....12
4. Penyakit Tanaman…………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
kegiatan dalam bidang pertanian yang cukup kompleks mulai dari pengenalan hama
pada suatu lingkungan sampai dengan diagnosis awal penyakit tanaman akibat dari
Interaksi OPT dengan tanaman adalah salah satu bentuk interkasi antara
sebagai bentuk interaksi timbal balik antara tanaman dengan OPT. OPT
Keberadaan serangga hama tergantung pada jenis ekosistem tanaman yang tumbuh
karena tidak semua serangga hama dapat tumbuh dan berkembang pada lokasi yang
sama antar satu dengan yang lain (Setiawan & Maulana, 2019).
seperti bakteri, virus, jamur dan nematoda. Gejala dan tanda akibat dari serangan
pathogen tersebut juga berbeda, hal tersebut diakibatkan oleh perbedaan cara
mengenai jenis serangga dan penyakit yang terdapat pada lahan pertanian.
1
1.2 Tujuan
penyakit serta untuk mengetahui bagaimana interaksi antara tanaman dengan OPT
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Caput
belalalang keras karena mengalami sklerotisasi. Sebagian pusat utama dari sisem
yang menonjol diluar kapsul dengan dua mata majemuk yang bervariasi dalam
bentuk dan tonjolan. Mata belalang banyak mengandung kelompok unit masing-
masing tersusunn dari sistem lensa yang fungsinya untuk memfokuskan sinar dari
dimodifikasi untuk, mengunyah atau untuk menelan, menusuk atau menghisap dan
2.1.2 Toraks
Toraks adalah bagian tubuh diantara caput dan abdomen, yang dimana pada
bagian toraks terbagi menjadi 3 segmen yaitu segmen toraks depan (protoraks),
Pada serangga yang memiliki sayap, sayap berada pada bagian segmen meso dan
mesotoraks, dan secara bersamaan 2 segmen ini disebut juga sebagai pterotoraks
yang dihubungkan dengan kepala oleh leher atau serviks (Fatiah, 2019). Insekta
terdapat sayap. Pada tiap-tiap ruas terdapat satu pasang tungkai (Waskita, 2018).
2.2.3 Abdomen
atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh bagian seperti selaput (membran). Jumlah
ruas untuk tiap spesies tidak sama. Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas
terbagi menjadi tergum (bagian atas) dan sternum (bagian bawah), sedangkang
pleurun (bagian tengah) tidak tampak. Perbedaan kelamin jantan dan betina dapat
dilihat jelas pada bagian abdomen ini. Pada abdomen serangga betina terdapat 10
ruas tergum dan 8 ruas sternum sedangkan pada serangga jantan terdapt 10 ruas
2.2.1 Hama
Hama tanaman berupa hewan yang memiliki ukuran yang dapat dilihat oleh
terhadap; gejala pada serangan atau tubuh serangga hama itu sendiri, Sebagian
besar serangga hama juga berperan sebagai serangga vektor yang menularkan
pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah atau keseluruhan
4
2.2.2 Penyakit
hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal
Bakteri, dan Virus. Cendawan merupakan suatu kelompok jasad hidup yang
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak,
berkembang biak dengan spora, tetapi tidak memiliki klorofil. Cendawan tidak
mempunyai batang, daun, akar dan sisem pembuluh darah seperti pada tumbuhan
Bakteri adalah salah satu jenis makhluk kecil (organisme) yang Sebagian
besar termasuk saprofit (hidup menumpang didalam tubuh makhluk lain, dapat
Virus adalah pathogen obligat (hanya dapat hidup pada organisme hidup),
ukuran virus sangat kecil dan terdiri atas komposisi kimia yaitu protein dan nuclead
acid, virus bersifat parasitic dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada
2.2.3 Gulma
5
nutrisi pertumbuhan, itu terjadi karena dengan adanya gulma menyebabkan
hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal
keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit dan gejala
penyakit dapat dilihat dengan mata telanjang. Berdasarkan sifatnya gejala penyakit
pada tanaman terbagi menjadi dua tipe yaitu ; gejala lokal dan gejala sistemik.
gejala morfologi, dimana gejala ini merupakan gejala luar pada tanaman yang dapat
diketahui melalui rasa, bau, raba dan dapat ditunjukan oleh seluruh bagian
nekrotik,gejala nekrotik ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian seperti nekrosis,
hidrosis dan klorosis. Gejala yang kedua yaitu gejala hipoplastik, gejala ini adalah
akibat dari tumbuhan mengalami gangguan pertumbuhan sel. Gejala ketiga adalah
6
BAB III. METODE PRAKTIKUM
mulai dari pukul 09:00-15:30 WITA, kegiatan praktikum mengambil tempat pada
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini berupa swapnet, tali rafia,
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu spesimen serangga
yang berasal dari beberapa ordo, spesimen tanaman yang memiliki gejala serangan
peyakit tanaman
Membuat plot dengan ukuran 2x2 m di lahan pertanian budidaya padi pada
serangga yang berada didalam plot tersebut, serta melakukan pengamatan terhadap
morfologi serangga tersebut, serta mengamati gejala serta tanda dari tanaman yang
7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
hinggap pada bulir padi, walang sangit merupakan salah satu serangga yang
tergolong pada serangga hama, termasuk dalam ordo hemiptera walang sangit
merupakan serangga hama yang seringkali dijumpai pada tanaman padi, dengan
dan bulir padi juga masi sehat, hal tersebut ditunjukan dengan aktifitas walang
sangit yang aktif menyerang bulir padi. Bulir padi akan mmenjadi kosong akibat
8
Kemunculan serangga diberbagai tempat yang berbeda, hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya bahan makanan bagi serangga itu sendiri, seperti pada
serangga belalang dan ulat grayak didapati pada tanaman kangkong dan sawi,
Gambar 2 menunjukan keping sedang hinggap dan mengisap sari dari bulir
padi. Kepik tergolong pada serangga hama, serangga ini berasal dari ordo hemiptera
Sebagai gejala serangan hama ini serupa dengan serangan walang sangit
sama-sama menjadikan bulir padi kosong, namun terdapat perbedaan yang cukup
mencolok yaitu gejala serangan kepik pada bagian luar bulir padi yang terserang
akan terdapat bercak kehitaman, dan pada bulir padi yang telah terserang oleh kepik
namun tidak kosong dan menjadi beras maka beras yang dihasilkan menjadi pahit
Serangga hama merupakan serangga yang mengganggu dan merusak tanaman baik
9
secara ekonomis atau estetis. Permasalahan serangga di bidang pertanian tidak
terlepas dari peran serangga sebagai hama, karena serangga hama inilah salah satu
mulut yang terdiri atas tipe mulut pengunyah dan tipe mulut pengisap, dimana
serangga seperti capung dan belalang memiliki tipe mulut pengunyah dan kepik
10
Tungkai dan antena dari setiap serangga juga memiliki perbedaan, dimana
belalang memiliki tipe tungkai salatorial dan tipe antenna filiform, kepik hijau
abdomen, tetapi ada juga serangga yang hanya memiliki dua bagian tubuh seperti
serangga pada golongan ordo lepidoptera. Tungkai serangga berperan sebagai alat
bantu dalam berpindah lokasi yang dekat, umumnya serangga memiliki 3 pasang
tungkai tetapi ada juga yang mmemiliki 2 pasang tungkai seperti capung. Salah satu
bagian organ tubuh yang penting bagi serangga untuk berpindah dalam jangkauan
yang jauh adalah sayap, jumlah sayap dari setiap serangga berbeda, ada yang hanya
Serangga memiliki dua antena bagian kepala (caput) yang jauh lebih
pendek dari bentuk tubuh. Belalang juga memilki femur belakang yang panjangdan
kuat sehingga dapat melompat dengan baik. Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian
utama yaitu kepala (caput), dada (thorax), perut (abdomen). Belalang memiliki kaki
belakang yang panjang digunakan untuk melompat dan kaki depan yang pendek
disk bulat yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk
Gejala dari serangan dua serangga ini memiliki perbedaan dimana belalang
hanya menyerang bagian daun tanaman dan menyebabkan daun tanaman akan
11
menjadi berlubang dan sobek, gejala akibat dari serangan kepik adalah munculnya
bercak kehitaman pada helai dan bulir padi menjadi kosong, beras yang dihasilkan
menjadi hitam dan nasi terasa pahit (Meilin dan Nasamsir, 2016).
Pada gambar 5 dditas menunjukan gejala dan tanda serangan penyakit yang
diduga disebakan oleh jamur, gejala yang timbul pada bulir padi tersebut adalah
menghitamnya bagian kulit bulir padi yang mengindikasikan telah diserang oleh
serangga hama yang kemungkinan besar adalah serangga vektor dari penyakit
tersebut. Berdasarkan tanda yang ada yaitu adanya misselium spora dapat diketahui
merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi hampir diseluruh areal
12
Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu petani padi pengendalian
yang dilakukan untuk mengurangi dampak serangan blas padi adalah tidak dengan
sesuai dengan jenis penyakit, dan dapat juga dengan mengurangi keberadaan
13
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Serangga memiliki beberapa perbedaan mulai dari tipe mulut yang terdiri
atas tipe mulut pengunyah dan tipe mulut pengisap, dimana serangga seperti
capung dan belalang memiliki tipe mulut pengunyah dan Walang sangit
2. Tungkai dan antena dari setiap serangga juga memiliki perbedaan, dimana
belalang memiliki tipe tungkai salatorial dan tipe antenna filiform, tawon
tanamannya
5.2 Saran
penyakit sedikit saran dari saya untuk kedepannya labih memperhatikan kondisi
waktu serta tempat yang lebih memadai agar jalannya praktikum dapat berjalan
dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ardillah JS, Leksono AS, Hakim L. 2014. Diversitas Athropoda tanah di area
restorasi Ranu Pani Kabupaten Lumajang. Biotropika:Journal of Tropica
Biology 2(4): 208-213.
Azima, S. E., Syahribulan, S., Sjam, S., & Santosa, S. 2017. Analisis Keragaman
Jenis Serangga Predator Pada Tanaman Padi Di Areal Persawahan
Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar. Bioma: Jurnal Biologi
Makassar. 2(2): 12-18.
Badan Litbang Pertanian. 2019. Mengenal Penyakit Darah Pada Pisang. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Bella A. A. M. et al. 2018. Sistem Pakar Diagnosis Hama dan Penyakit Tanaman
Kacang Tanah Berbasis Dekstop dengan Metode Backward Chaining.
Media Jurnal Infomatika. 8(1)
Cahyaningrum H., Prihatiningsih N., dan Soedarmono S. 2017. Intensitas dan Luas
Serangan Beberapa Isolat Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi pada Jahe
Gajah. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 21(1): 16-22
Lestari, S.A., Kulsum, U. & Ramdan, E.P. 2021. Efikasi Beberapa Agen Hayati
Terhadap Penekanan Pertubuhan Pyricularia grisea Secara In Vitro.
Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 23(1): 31-36
Meilin, A. dan Nasamsir. 2016. Serangga Dan Peranannya Dalam Bidang Pertanian
Dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian. 1(1): 18-28
Ruswandari V. R., Ahmad S., dan Tintrim R. 2020. Uji Antagonis Jamur
Trichoderma viride dalam Menghambat Petumbuhan Jamur Patogen
Alternaria porri Penyebab Penyakit Bercak Ungu pada Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.). e-jornal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-
Tropic). 5(2): 84-90
Sari W. dan Inayah S. A. 2020. Inventarisasi Penyakit Pada Dua Varietas Lokal
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Bima Brebes dan Trisula. Pro-Stek.
2(2): 64-71
Talitha A. M. P., Retno W., dan Rendy S. 2019. Keanekaragaman Jenis Capung
Anggota Ordo Odonata Di Area Persawahan Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember. Bioma. 8(1): 324
Palopo,16 Mei 2002. Anak ketiga dari tiga bersaudara dan dari pasangan
bangku Pendidikan masuk di TK Umum Mekar Jaya, pada tahun 2007 dan
selesai pada tahun 2008.Pada tahun yang sama melanjutkan studi di SDN 123
Mekar Jaya dan selesai pada tahun 2013. Setelah itu, pada tahun yang sama melanjutkan studi di
SMPN 2 Mappedeceng dan selesai pada tahun 2017. Pada tahun yang sama melanjutkan studi di
SMAN 9 Luwu Utara dan selesai pada tahun 2020. Kemudian melanjuti studi di Unniversitas