Anda di halaman 1dari 114

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS

ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL ANEMIA


DI PUSKESMAS MERDEKA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III (Tiga) Kesehatan Bidang Gizi

Oleh :
Rizkika Putri Amiza
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.19.066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III GIZI
PALEMBANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Status Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil Anemia di Puskesmas
Merdeka” telah memperoleh persetujuan.

ii
PANITIA SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS


ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL ANEMIA
DI PUSKESMAS MERDEKA

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Rizkika Putri Amiza
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.19.066
Telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal
03 Juni 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji

iii
PANITIA SIDANG UJIAN AKHIR PROGRAM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS


ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL ANEMIA
DI PUSKESMAS MERDEKA

Dipersiapkan dan disusun oleh :


Rizkika Putri Amiza
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.1.19.066
Telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal
03 Juni 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Wahai Tuhan Kami, Berikanlah Rahmat Kepada Kami Dari Sisi-mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”

-QS. Al Kahfi ayat 10-

Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

1. Allat SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga


saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dalam keadaan
sehat dan diberikan kelancaran.
2. Kedua orang tuaku (Ayah dan Ibu) yang selalu mendoakan, memberi
dukungan, semangat yang tiada henti disetiap langkah perjuangan
hingga saya dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan aamiin.
3. Saudaraku tersayang (Kak Yolan dan Yuk Ibel) yang telah memberikan
dukungan dan doa kepadaku.
4. Sepupuku terkasih (Iyak dan Dek Na) yang telah memberikan dukungan
disetiap kegiatanku.
5. Pembimbingku (Bapak Podojoyo, SKM, M.Kes dan Ibu Hana Yuniarti,
SKM, M.Kes) serta pengujiku (Bapak Muzakar, S.ST, M.PH dan Ibu
Terati, SKM, M.Si) yang selama ini telah meluangkan waktu untuk
membimbingku.
6. Pembimbing Akademikku Ibu Nathasa Weisdania Sihite, M.Si yang telah
membimbingku selama 6 semester ini.
7. Seluruh Dosen serta Staff Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang
terima kasih sudah memberi ilmu yang sangat berharga.
8. Teruntuk nam-chin Andrie Arnando yang telah menemani dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Untuk Indah Permata Sari roommate terbaikku selalu membantu
kesulitan yang ada.

v
10. Untuk Saber yang telah menemaniku dan memberikan semangat serta
motivasi (Happy, Ica, Mouly dan Yesika).
11. Untuk Julid yang saling memberikan informasi dan berbagi bersama
(Ook, Amoy dan Yuk Indik)
12. Untuk party time yang selalu ada untuk memberikan dukungan (Della,
Nyim, Hawa).
13. Keluarga Leukimia yang sangat membantu dan saling kasih dimanapun
berada (Kak Sabana, Kak Shelly, Kak Ririn, Nanda, Afifah dan Nora).
14. Teman-teman seperjuangan PKL RS Cibabat.
15. Teman-teman seperjuangan PKL Puskesmas Sosial, PPG dan PIGM
Desa Pedang.
16. Anak bimbingan bapak Podojoyo (Ayak, Alicha, Caca, Kia dan Punab)
17. Teman-teman seperjuangan angkatan 2019.
18. Almamaterku.

vi
ABSTRAK
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 03 JUNI 2022
RIZKIKA PUTRI AMIZA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS ANEMIA


GIZI BESI PADA IBU HAMIL ANEMIA DI PUSKESMAS MERDEKA.
(XVII, 91 Halaman, 34 Tabel, 2 Bagan, 6 Lampiran)
Anemia gizi besi pada ibu hamil merupakan suatu keadaan dimana
secara fisiologi mengalami kekurangan zat besi. Anemia ditandai dengan
kadar hemoglobin di bawah normal yaitu < 11 g/dL (Kemenkes RI, 2018).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil di Puskesmas
Merdeka. Jenis penelitian ini adalah deskrptif dengan rancangan penelitian
cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil anemi di
Puskesmas Merdeka dengan sampel terdiri dari 60 ibu hamil anemia.
Hasil analisis univariat menunjukkan responden sebagian besar
mengalami anemia ringan (63,3%), anemia sedang (36,7%), usia 19-29
tahun (55%), trimester 1 (11,7%), trimester 2 (35%), trimester 3 (53,3%),
mendapatkan TTD (88,3%), tidak cukup konsumsi TTD (78,3%), konsumsi
multivitamin (55%), konsumsi suplemen vitamin C (25%), kebiasaan minum
the tidak berisiko (71,7%), paritas tidak berisiko (73,3%), asupan energi
cukup (51,7%), asupan protein tidak cukup (61,7%), asupan zat besi tidak
cukup (65%), asupan asam folat cukup (54,7%), asupan vitamin C tidak
cukup (68,3%). Hasil analisis chi square ada hubungan bermakna antara
paritas, asupan energi, protein, zat besi dan asam folat dengan status
anemia (p < 0,05). Tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi TTD,
kebiasaan minum the dan asupan vitamin C dengan status anemia (p >
0,05).
Disarankan mengedukasi ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi
tablet tambah darah (TTD), konsumsi suplemen, asupan energi dan zat gizi
sesuai kebutuhan ibu hamil.
Kata kunci : Anemia, Ibu Hamil, Asupan Gizi, TTD, Suplemen, Paritas.
Daftar Pustaka : 1998 – 2022.

vii
ABSTRACT
STUDIES PROGRAM DIPLOMA-III NUTRITION
POLTEKKES KEMENKES PALEMABANG
SCIENTIFIC PAPER, JUNE 03, 2022
RIZKIKA PUTRI AMIZA

FACTORS RELATED TO IRON NUTRITIONAL ANEMIA STATUS IN


ANEMIA PREGNANT WOMEN IN PUSKESMAS MERDEKA.

(XVII, 91 Pages, 34 Tables, 2 Charts, 6 Attachments)

Iron nutritional anemia in pregnant women is a condition where there


is a physiological deficiency of iron. Anemia is characterized by a
hemoglobin level below normal, which is <11 g/dL (Kemenkes RI, 2018).
The purpose of this study was to determine the factors associated
with iron nutritional anemia status in pregnant women at the Puskesmas
Merdeka. This type of research is descriptive with a cross sectional research
design. The sample in this study was anemic pregnant women at the
Puskesmas Merdeka with a sample consisting of 60 anemic pregnant
women.
The results of univariate analysis showed that most of the
respondents had mild anemia (63.3%), moderate anemia (36.7%), age 19-
29 years (55%), trimester 1 (11.7%), trimester 2 (35%) ), 3rd trimester
(53.3%), getting TTD (88.3%), not consuming enough iron (78.3%), taking
multivitamins (55%), taking vitamin C supplements (25%), drinking tea
habits not at risk (71.7%), parity not at risk (73.3%), adequate energy intake
(51.7%), insufficient protein intake (61.7%), insufficient iron intake (65%),
sufficient folic acid intake (54.7%), insufficient vitamin C intake (68.3%). The
results of the chi square analysis showed a significant relationship between
parity, intake of energy, protein, iron and folic acid with anemia status (p <
0.05). There was no significant relationship between TTD consumption, tea
drinking habits and vitamin C intake with anemia status (p > 0.05).
It is recommended to educate pregnant women to increase the
consumption of blood-added tablets (TTD), consumption of supplements,
intake of energy and nutrients according to the needs of pregnant women.

Keywords : Anemia, Pregnant Women, Nutritional Intake, TTD,


Supplements, Parity.
Bibliography : 1998 – 2022.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah


SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Status Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil Anemia di Puskesmas
Merdeka”. Tujuan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (tiga)
Kesehatan dalam Bidang Gizi.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis banyak mendapat


bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-
tululusnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes, Direktur Politeknik


Kesehatan Palembang.
2. Ibu Susyani, S.SiT, M.Kes, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Palembang.
3. Bapak Muzakar, S.ST, M.PH, Ketua Program Studi Diploma III Gizi
Poltekkes Palembang dan Penguji I yang telah mengarahkan dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir.
4. Bapak Podojoyo, SKM, M.Kes, Pembimbing Utama yang telah banyak
memberikan perhatian ilmu dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Hana Yuniarti, SKM, M.Kes, Pembimbing Pendamping yang telah
banyak memberikan perhatian ilmu dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
6. Ibu Terati, SKM, M.Si Penguji II yang telah mengarahkan dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir.
7. Segenap dosen dan staf pengajar di Jurusan Gizi Poltekkes
Palembang, atas dukungan dan bekal ilmu yang telah diberikan.

ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini,
masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat Penulis
harapkan untuk perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Palembang, 03 Juni 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PANITIA SIDANG LTA ........................................................iii
LEMBAR PANITIA SIDANG UAP ........................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN ................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1. Tujuan Umum ...................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 3
D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6


A. Telaah Pustaka .......................................................................... 6
1. Gambaran Anemia ............................................................... 6
a. Pengertian Anemia ........................................................ 6
b. Anemia Ibu Hamil .......................................................... 6
c. Klasifikasi Anemia.......................................................... 7
d. Diagnosis Anemia .......................................................... 8
e. Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil ..................... 9
f. Anemia Gizi Besi .......................................................... 10

xi
g. Akibat Anemia Gizi Besi ............................................... 11
h. Faktor-Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil......... 12
2. Gambaran Asupan Makanan Ibu Hamil .............................. 16
a. Konsumsi Energi........................................................... 16
b. Konsumsi Protein.......................................................... 17
c. Konsumsi Zat Besi ........................................................ 18
d. Konsumsi Vitamin C ..................................................... 20
e. Konsumsi Asam Folat ................................................... 21
f. Konsumsi Vitamin B12 .................................................. 23
3. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) ............................. 25
B. Kerangka Teori .......................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 28
D. Variabel Penelitian .................................................................... 28
E. Definisi Operasional .................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 35


A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 35
B. Jenis Penelitian ......................................................................... 35
C. Populasi .................................................................................... 35
D. Sampel ...................................................................................... 35
E. Besaran Sampel ........................................................................ 35
F. Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 36
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .......................................... 36
H. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 42


A. Gambaran Umum Puskesmas Merdeka ................................... 42
B. Gambaran Umum Responden .................................................. 47
C. Hasil dan Pembahasan ............................................................. 48
1. Analisis Univariat................................................................. 48
2. Analisis Bivariat ................................................................... 57

xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 70
A. Kesimpulan ............................................................................... 70
B. Saran......................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 72


LAMPIRAN .......................................................................................... 75

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Klasifikasi Anemia ............................................................................ 8
2. Kecukupan Energi pada Ibu Hamil................................................... 16
3. Kecukupan Protein pada Ibu Hamil.................................................. 17
4. Kecukupan Zat Besi pada Ibu Hamil ................................................ 19
5. Kecukupan Vitamin C pada Ibu Hamil ............................................. 20
6. Kecukupan Asam Folat pada Ibu Hamil ........................................... 22
7. Kecukupan Vitamin B12 pada Ibu Hamil .......................................... 24
8. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka ........................................ 43
9. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka ............... 43
10. Jumlah Pustu di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka .................... 44
11. Jumlah Posyandu dan Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas
Merdeka......................................................................................... 44
12. Daftar Pegawai Puskesmas Merdeka Tahun 2021 ........................ 45
13. Distribusi Responden Menurut Usia Ibu Hamil............................... 47
14. Distribusi Responden Menurut Status Anemia Ibu Hamil .............. 48
15. Distribusi Responden Menurut Asupan Energi Ibu Hamil .............. 48
16. Distribusi Responden Menurut Asupan Protein Ibu Hamil ............. 49
17. Distribusi Responden Menurut Asupan Zat Besi Ibu Hamil............ 50
18. Distribusi Responden Menurut Asupan Vitamin C Ibu Hamil ......... 50
19. Distribusi Responden Menurut Asupan Asam Folat Ibu Hamil....... 51
20. Distribusi Responden Menurut Paritas Ibu Hamil........................... 52
21. Distribusi Responden Menurut Usia Kehamilan Ibu Hamil ............. 52
22. Distribusi Responden Menurut Program Pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD) Ibu Hamil .................................................................. 53
23. Distribusi Responden Menurut Tablet Tambah Darah (TTD) Ibu
Hamil ............................................................................................. 54
24. Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Minum Teh Ibu Hamil .. 55
25. Distribusi Responden Menurut Konsumsi Multivitamin Tinggi Asam
Folat Ibu Hamil .............................................................................. 56

xiv
26. Distribusi Responden Menurut Konsumsi Suplemen Vitamin C Ibu
Hamil ............................................................................................. 57
27. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Energi ......... 58
28. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Protein ........ 59
29. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Zat Besi ...... 61
30. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Vitamin C.... 62
31. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Asam Folat . 64
32. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Paritas ..................... 65
33. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut TTD ......................... 66
34. Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Kebiasaan Minum
Teh ................................................................................................ 68

xv
DAFTAR BAGAN
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori ............................................................................... 27
2. Kerangka Konsep ............................................................................ 28

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Perhitungan Besar Sampel .............................................................. 75
2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden .................................... 76
3. Data Responden .............................................................................. 77
4. Form Recall...................................................................................... 80
5. Output .............................................................................................. 81
6. Surat Izin Penellitian ........................................................................ 92

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia gizi besi pada ibu hamil merupakan suatu keadaan
dimana secara fisiologi mengalami kekurangan zat besi. Anemia
ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin di bawah normal yaitu
< 11 g/dL. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah gizi mikro
yang sampai saat ini sulit diatasi (Kemenkes RI, 2018).
Anemia yang paling umum ditemui di Indonesia adalah
anemia yang terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak
mencukupi, yang disebabkan oleh faktor konsumsi zat gizi,
khususnya zat besi. Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi,
khususnya zat besi (Anwar, 2009). Protein berperan penting dalam
transportasi zat besi di dalam tubuh. Oleh karena itu, kurangnya
asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terhambat
sehingga akan terjadi defisiensi besi. Senyawa tanin dari teh yang
berlebihan dalam darah akan mengganggu penyerapan zat besi.
Tubuh kekurangan zat besi maka pembentukan butir darah merah
(hemoglobin) berkurang sehingga mengakibatkan anemia.
Pengaruh penghambatan tanin dapat dihindarkan dengan cara tidak
minum teh setelah selesai makan agar tidak mengganggu
penyerapan zat besi (De Maeyer, 1995 dalam Bangun, dkk, 2012).
Anemia Gizi merupakan kelainan gizi yang paling sering
ditemui di negara berkembang dan bersifat epidemik (Hatma, dkk.
2014). Menurut World Health Organization (2014), menyatakan
bahwa 50% dari kasus anemia diperkirakan akibat dari kekurangan
zat besi. Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) proporsi kejadian
anemia pada ibu hamil di indonesia yaitu 48.9% proporsi tersebut
naik dari tahun 2013 yaitu 37,1%. Angka tersebut telah melewati
batas masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health)
yaitu ≥40 %. Dengan telah melewati batas interval dari WHO maka

1
2

kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia merupakan masalah


kesehatan masyarakat berat yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah. Dinas kesehatan Kota palembang tahun
2018 prevalensi kejadian Anemia pada ibu hamil di Kota Palembang
mencapai 6,2% atau sekitar 1793 ibu hamil di Kota Palembang
mengalami anemia dalam kehamilan. Prevalensi tertinggi ibu hamil
yang mengalami anemia di tingkat Puskesmas yang ada di Kota
Palembang adalah Puskesmas Merdeka yaitu 26,27% (Dinas
Kesehatan Kota Palembang, 2021).
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran
prematur, kematian ibu dan anak, serta penyakit infeksi. Anemia
defisiensi Fe pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya
(Kemenkes RI, 2018).
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi
yang dilakukan melalui pemberian suplemen zat besi ini
diprioritaskan pada ibu hamil. Oleh karena itu untuk mencegah
anemia gizi pada ibu hamil dilakukan suplementasi zat besi dengan
dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60 mg elemental iron dan
0,25 g asam folat) berturut-turut minimal selama 90 hari selama
masa kehamilan. Puskesmas Merdeka telah melaksanakan program
pemerintah yaitu pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu
hamil dengan persentase pemberian tablet tambah darah (TTD)
kepada ibu hamil di wilayah kerja tersebut sebanyak 96,86%.
Namun, permasalahan yang muncul adalah masih tingginya
prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah kerja
Puskesmas Merdeka. Dengan melihat pertimbangan ini, peneliti
memilih Puskesmas Merdeka karena memiliki prevalensi tertinggi ibu
hamil yang mengalami anemia.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, dapat
diketahui bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di
wilayah kerja Puskesmas Merdeka masih tinggi. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil
anemia di wilayah kerja Puskesmas Merdeka.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status
anemia gizi besi pada ibu hamil anemia di wilayah kerja
Puskesmas Merdeka.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahui status anemia ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
b) Diketahui total asupan energi ibu hamil di Puskesmas
Merdeka.
c) Diketahui total asupan protein ibu hamil di Puskesmas
Merdeka.
d) Diketahui total asupan zat besi ibu hamil di Puskesmas
Merdeka.
e) Diketahui total asupan vitamin C ibu hamil di Puskesmas
Merdeka.
f) Diketahui total asupan asam folat ibu hamil di Puskesmas
Merdeka.
g) Diketahui paritas ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
h) Diketahui usia kehamilan ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
i) Diketahui Program Pemberian tablet tambah darah (TTD)
ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
j) Diketahui total konsumsi tablet tambah darah (TTD) ibu
hamil di Puskesmas Merdeka.
4

k) Diketahui kebiasaan minum teh ibu hamil di Puskesmas


Merdeka.
l) Diketahui total konsumsi multivitamin tinggi asam folat ibu
hamil di Puskesmas Merdeka.
m) Diketahui total konsumsi suplemen vitamin C ibu hamil di
Puskesmas Merdeka
n) Diketahui hubungan asupan energi dengan status anemia
ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
o) Diketahui hubungan asupan protein dengan status anemia
ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
p) Diketahui hubungan asupan zat besi dengan status anemia
ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
q) Diketahui hubungan asupan vitamin C dengan status anemia
ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
r) Diketahui hubungan asupan asam folat dengan status
anemia ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
s) Diketahui hubungan paritas dengan status anemia ibu hamil
di Puskesmas Merdeka.
t) Diketahui hubungan tablet tambah darah (TTD) dengan
status anemia ibu hamil di Puskesmas Merdeka.
u) Diketahui hubungan kebiasaan minum teh dengan status
anemia ibu hamil di Puskesmas Merdeka.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengkajian
faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia gizi besi
pada ibu hamil.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan
ilmu yang selama ini di dapat diperkuliahan khususnya mengenai
5

faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia gizi besi


pada ibu hamil.
3. Bagi Poltekkes Jurusan Gizi
Dapat menambah referensi dibidang kajian gizi masyarakat
khususnya mengenai anemia gizi besi pada ibu hamil dan dapat
dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Puskesmas Merdeka
Memberikan informasi dan masukan kepada ibu hamil mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia gizi besi
pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Gambaran Anemia
a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin


(Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah
merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan
menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen
diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan
menyebabkan gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan
kurang bugar dalam melakukan aktivitas. Hemoglobin dibentuk
dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah
merah/eritrosit.

b. Anemia Ibu Hamil


Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan
jumlah plasma dan eritrosit. Peningkatkan sebanyak 3 kali pada
jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan perbandingan
hemolobin-hematokrit dan meningkatkan risiko anemia fisiologi.
Pada kondisi tertentu anemia pada ibu hamil juga terjadi karena
adanya pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum tulang
atau penyakit tertentu (Mardalena, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada ibu
hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 11 g/dL sebagai akibat ketidakmampuan
jaringan pembentuk sel darah merah (Erythropoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada
tingkat normal.

6
7

c. Klasifikasi Anemia
Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan
merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk
mendeteksi anemia. Klasifikasi anemia bagi ibu hamil menurut
Riskesdas (2013).
a. Tidak anemia : ≥ 11 g/dL.
b. Anemia : < 11 g/dL.
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Mardalena (2007)
adalah sebagai berikut :
1. Anemia defisiensi besi
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan
adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya
asupan unsur besi dalam makanan, gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau
banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya
perdarahan. Anemia ini mempunyai ciri yaitu ukuran sel
darah merah lebih dari ukuran normal dan warna coklat, yang
disebabkan kekurangan ion Fe komponen hemoglobin dan
disertai dengan penurunan kuantatif pada sintesa
hemoglobin. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar
serum menurun, dengan gejala klinis timbul karena jumlah
hemoglobin tidak adekuat untuk mengangkat oksigen ke
jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, fertigo, keletihan,
sakit kepala, depresi.
2. Anemia haemolitik
Anemia haemolitik disebabkan oleh penghancuran
atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
8

organ vital. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi


hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya menjadi
berat.
3. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia
yang ditandai oleh adanya eritroblas yang besar yang terjadi
akibat gangguan maturasi inti sel yang dinamakan
megaloblas. Anemia megaloblas disebabkan oleh defisiensi
B12, asam folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan
asam folat, gangguan sintesis DNA akibat dari kekurangan
enzim kongenital dan didapat setelah pemberian obat
sitostatik tertentu. Patofisiloginya defiseinsi asam folat dan
vitamin B12 jelas akan menggangu sintesis DNA hingga
terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel
– sel megaloblas.
4. Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena
sumsum tulang tidak mampu membuat sel-sel darah baru.
Penyebab anemia hipoplastik hingga kini belum diketahui
dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan.

d. Diagnosis Anemia
Penegakkan diagnosis anemia dilakukan dengan
pemeriksaaan laboratorium kadar hemoglobin/Hb dalam darah
dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin (WHO,
2001). Hal ini sesuai dengan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat. Ibu hamil menderita anemia bila kadar hemoglobin
darah menunjukkan nilai kurang dari 11 g/dL.
9

Tabel 1
Klasifikasi Anemia

Normal Anemia (g/dL)


Populasi
(g/dL) Ringan Sedang Berat
Ibu hamil 11 10.0 – 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Sumber : WHO, 2011

e. Faktor Penyebab Anemia Pada Kehamilan


Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat,
penyakit infeksi, faktor bawaan dan perdarahan. Di negara
sedang berkembang 40% anemia disebabkan karena defisiensi
zat besi (The World Bank, 2006) yang dikenal dengan istilah
anemia gizi besi. Pola makan yang miskin zat gizi besi, tingginya
prevalensi kecacingan, dan tingginya prevalensi malaria di
daerah endemis merupakan faktor-faktor yang sering dikaitkan
dengan tingginya defisiensi besi di negara berkembang.
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah
kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
Hemoglobin (Hb), sehingga disebut “Anemia Kekurangan Besi
atau Anemia Gizi Besi (AGB)”. Kekurangan zat besi dalam tubuh
tersebut disebabkan antara lain karena :
1. Konsumsi makanan sumber zat besi yang kurang, terutama
yang berasal dari hewani.
2. Kebutuhan yang meningkat, seperti pada masa kehamilan,
menstruasi pada perempuan dan tumbuh kembang pada
anak balita dan remaja.
3. Menderita penyakit infeksi, yang dapat berakibat zat besi
yang diserap tubuh berkurang (kecacingan), atau hemolisis
sel darah merah (malaria)
10

4. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan


termasuk menstruasi yang berlebihan dan seringnya
melahirkan.
5. Konsumsi makanan yang rendah sumber zat besi tidak
dicukupi dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD) sesuai
anjuran.

f. Anemia Gizi Besi Ibu Hamil


Pada kondisi normal (tidak anemia) tingkat penyerapan besi
heme yang berasal dari pangan hewani mencapai sekitar 25%,
sedangkan pada kondisi anemia tingkat penyerapan lebih dari
35%. Untuk pangan nabati yang mengandung besi non heme,
penyerapan zat besi hanya sekitar 1-5%. (Mahan & Stump, 2008;
Bender, 2008).
Oleh karena itu dibutuhkan pangan nabati dalam jumlah yang
banyak untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam sehari yang
pada prakteknya sangat sulit dilakukan. Penyerapan zat besi
dalam tubuh terutama besi non heme yang berasal dari nabati,
dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi. Vitamin C,
daging, ikan dan unggas dapat meningkatkan penyerapan zat
besi, sedangkan kalsium dan serat bersifat menghambat
penyerapan zat besi. Konsumsi kalsium dalam dosis tinggi (lebih
dari 40 mg) dapat menghambat penyerapan zat besi. Selain itu
pengolahan makanan yang terlalu lama dengan temperatur yang
terlalu tinggi, dapat merubah besi heme menjadi besi non heme
sehingga berpengaruh terhadap penyerapan zat besi. Selain zat
besi, kecukupan asupan protein dalam konsumsi makanan
sehari-hari juga harus mencukupi karena protein dalam hal ini
globulin berperan dalam pembentukan hemoglobin.
11

g. Akibat Anemia Gizi Besi


Anemia menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat
dialami semua kelompok umur. Defisiensi besi walaupun belum
disertai anemia defisiensi besi dan anemia ringan sudah cukup
menimbulkan gejala, seperti lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5
L). Hal ini diakibatkan oleh menurunnya kadar oksigen yang
dibutuhkan jaringan tubuh, termasuk otot untuk aktivitas fisik dan
otak untuk berpikir, karena oksigen dibawa oleh hemoglobin.
Penderita kekurangan zat besi juga akan turun daya tahan
tubuhnya, akibatnya mudah terkena penyakit infeksi.
Sepanjang kehamilannya, ibu membutuhkan tambahan zat
besi sekitar 1000 mg. Bila tambahan kebutuhan ini tidak
terpenuhi dari simpanan, maka perlu didapat dari suplementasi
(Hallberg, 1992). Seseorang yang tidak anemia belum tentu tidak
mengalami defisensi besi, karena prevalensi defisiensi besi kira-
kira 2.5 kali lebih besar dari anemia defisiensi besi. Dengan
tingginya prevalensi anemia pada wanita usia subur dan pada
ibu hamil di Indonesia, maka diperkirakan sebagian besar WUS
dan ibu hamil menderita defisiensi besi, sehingga tambahan
kebutuhan 1000 mg selama kehamilannya perlu didapatkan dari
suplementasi. Ibu hamil yang menderita anemia berisiko
mengalami keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, bayi berat
lahir rendah, serta perdarahan sebelum, saat dan setelah
melahirkan. Pada anemia sedang dan berat perdarahan dapat
menjadi lebih parah, sehingga berisiko terhadap terjadinya
kematian ibu dan bayi. Dampak terhadap anak yang dilahirkan
oleh ibu yang anemia menyebabkan bayi lahir dengan
persediaan zat besi yang sangat sedikit didalam tubuhnya
sehingga beresiko mengalami anemia pada usia dini, yang dapat
mengakibatkan gangguan atau hambatan pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik pada sel otak maupun pada sel tubuh
12

lainnya, akibatnya anak tidak dapat mencapai tinggi yang optimal


dan menjadi kurang cerdas (Husaini, 1989 & WHO, 2001).

h. Faktor-faktor Anemia Pada Ibu Hamil


Kekurangan zat besi dapat menurunkan kekebalan individu,
sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit.
Berkembangnya anemia kurang besi melalui beberapa tingkatan
dimana masing-masing tingkatan berkaitan dengan ketidak
normalan indikator tertentu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi anemia adalah :
1. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan dan persalinan yang
telah mencapai batas viabilitas tanpa memperhatikan jumlah
anak apakah tunggal atau multiple. Paritas adalah jumlah
kehamilan dimana bayi yang dilahirkan mampu hidup diluar
kandungan. Paritas adalah suatu penggambaran berapa
jumlah anak yang dihasilkan dan telah dilahirkan oleh
seorang ibu. Biasanya ibu dengan paritas lebih dari tiga kali
kemungkinan lebih besar untuk terjadinya anemia
(Winkjosastro, 2012).
Selain itu paritas juga mempengaruhi terjadinya
anemia karena pada kehamilan memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu dan
membentuk sel darah merah janin. Jika persediaan
cadangan Fe minimal maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya, makin sering seorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin
banyak kehilangan zat besi dan menyebabkan terjadinya
anemia (Manuaba, 2001).
13

2. Jarak Kehamilan
World Health Organization (WHO) dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyatakan bahwa jarak antar-kehamilan sebaiknya 2
hingga 3 tahun. Jika kurang dari dua tahun, maka bisa
berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun janin.
3. Usia Kehamilan
Masa kehamilan dibagi dalam 3 tahap umur kehamilan,
yaitu trimester I (Pertama), trimester II (Kedua), dan trimester
III
Trimester I (pertama) yaitu saat kehamilan berusia 1-3
bulan (0-12 minggu) adalah masa penyesuaian ibu terhadap
awal kehamilannya. Pertumbuhan janin masih berlangsung
lambat, sehingga kebutu han zat gizi masih relatif kecil.
Trimester II (Kedua) yaitu saat kehamilan mencapai
umur 4-7 bulan (13-28 minggu). Janin mulai tumbuh pesat
dibandingkan dengan sebelumnya. Tubuh ibu juga
mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran
payudara, perut dan pinggul. Pada masa ini plasenta mulai
berfungsi, sehingga asupan gizi yang cukup sangat
diperlukan oleh ibu, dan biasanya ibu hamil pada trimester II
sudah mulai beradaptasi dan nafsu makan mulai meningkat.
Trimester III (Ketiga) yaitu saat kehamilan mencapai 8-
10 bulan (29-40 minggu), masa kematangan, peningkatan
kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai
menyiapkan lemak dan zat gizi lain sebagai cadangan
pembentukan air susu ibu (ASI). Masa ini penambahan berat
badan mencapai kurang lebih 3 kg (Pusdiknakes, 2003).
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester III
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi
untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
14

setelah lahir atau kadar Hb dibawah 11 gr% (Sin sin, 2008).


4. Perdarahan
Perdarahan anemia besi juga dikarenakan terlampau
banyaknya besi keluar dari badan misalnya perdarahan
(Wiknjosastro,2007).
5. Tingkat pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa
anemia yang di derita masyarakat adalah banyak di jumpai
di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi,
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan,
dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
rendah. Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kemapuan berpikir.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat
mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka
untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan
dengan individu yang berpendidikan rendah. Pendidikan
formal yang dimiliki seseorang akan memberikan wawasan
kepada orang tersebut terhadap fenomena lingkungan yang
terjadi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
semakin luas wawasan berpikir sehingga keputusan yang
akan diambil akan lebih realistis dan rasional. Dalam konteks
kesehatan tentunya jika pendidikan seseorang cukup baik,
gejala penyakit akan lebih berkurang.
6. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus, dan malaria
juga penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan
terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan
terganggunya eritrosit.
15

7. Zat Penghambat (Kebiasaan Minum Teh)


Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh
kombinasi makanan yang diserap pada waktu makan
makanan tertentu, terutama teh kental yang akan
menimbulkan pengaruh penghambatan yang nyata pada
penyerapan zat besi (Bangun,dkk, 2012).
De Mayer (1993) mengatakan bahwa teh mengandung
tanin yang merupakan foifenol yang dapat menghambat
absorpsi besi dengan cara mengikatnya. Rosander, dkk
melaporkan bahwa penyerapan zat besi sangat dipengaruhi
oleh kombinasi makanan yang disantap pada waktu makan.
Sejenis makanan khas Amerika Latin terbuat dari tepung
maezena, beras dan kacang hitam mengandung besi
sebanyak 0,17 mg. Bila ditambah dengan vitamin C dalam
bentuk asam askorbat murni 50 mg atau kembang kol (125
mg), jumlah besi yang terserap akan meningkat berturut-
turut menjadi 0,41 mg atau 0,68 mg. Sebaliknya apabila
minum teh, terutama teh kental maka hal ini akan
menimbulkan pengaruh penghambatan nyata pada
penyerapan besi (Harnany , 2006).
Senyawa tanin dari teh yang berlebihan dalam darah
akan mengganggu penyerapan zat besi. Tubuh kekurangan
zat besi maka pembentukan butir darah merah (hemoglobin)
berkurang sehingga mengakibatkan anemia. Pengaruh
pengahambatan tanin dapat dihindarkan dengan cara tidak
minum teh setelah selesai makan agar tidak mengganggu
penyerapan zat besi (De Maeyer, 1995 dalam Bangun, dkk,
2012).
Guthrie (1989) mengatakan bahwa konsumsi kopi atau
teh satu jam setelah makan akan menurunkan absorpsi zat
besi sampai 40% untuk kopi dan 85% untuk teh karena
16

terdapat suatu zat polyphenol seperti tanin yang terdapat


pada teh (Adriana, 2010).
Cara pengukuran frekuensi minum teh bisa di katakan
baik bila mengkonsumsi teh ≤ 7 kali / minggu, sedangkan
dikatakan tidak baik jika mengkonsumsi teh > 7 kali / minggu
( Andriana, 2010 ).
2. Gambaran Asupan Makanan Ibu Hamil
a. Konsumsi Energi
Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan
payudarah, cadangan lemak serta untuk perubahan metabolisme
yang terjadi. Kebutuhan energi perlu tambahan sebanyak ±300
kalori setiap hari selama hamil. Kebutuhan energi pada trimester
I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trisemester II
dan III, kebutuhan akan terus meningkat sampai pada akhir
kehamilan. Zat ini dibutuhkan untuk memberikan pembentukan
sel-sel baru pengaliran makanan dari pembuluh darah janin
melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon yang
mengatur pertmbuhan janin. Energi juga bermanfaat untuk
menambah volume darah dan cairan ketuban bagi ibu hamil
(Yosephin, dkk, 2019).
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V tahun
1998 ditentukan angka 285 Kkal per hari selama kehamilan.
Angka ini tidak termasuk penambahan akibat perubahan
temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini
berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama
hamil (Irianto K, 2014). Penambahan energi hendaknya
dilakukan dengan penambahan makanan padat gizi, seperti
susu, daging dan ayam tidak berlemak, ikan, telur, kacang-
kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe (Almatsier,
2011).
17

Selama kehamilan kebutuhan energi meningkat.


Penambahan asupan energi per hari yang dianjurkan untuk
wanita hamil.
Tabel 2
Kecukupan Energi pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Energi (kkal)


19 – 29 2250
30 – 49 2150
Penambahan
Trimester I + 180
Trimester II + 300
Trimester III + 300
Sumber : AKG 2019

b. Konsumsi Protein
Kebutuhan protein bagi ibu hamil adalah sekitar 60 gram.
Artinya wanita hamil butuh protein 10 – 15 gram lebih tinggi dari
kebutuhan wanita yang tidak hamil.
Protein yang banyak terdapat pada daging, keju, ikan, telur,
kacang-kacangan, tahu, dan tempe, berguna untuk membangun
sel-sel baru janin (sel darah, kulit, rambut, kuku, dan jaringan
otot). Protein bagi ibu memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai
zat pembangun kebutuhan selama kehamilan tidak jauh beda
dengan saat belum hamil. Protein berfungsi sebagai pembentuk
sel-sel darah merah bagi janin dan ibu hamil. Ibu hamil yang
kekurangan protein akan mengalami anemia. Darah merah
dalam ibu hamil dibagi menjadi dua yaitu untuk janin yang
dikandungannya dan untuk dirinya sendiri (Yosephin, dkk, 2019).
Finledsteim (2011) mengatakan bahwa protein juga
membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Pada saluran
pencernaan besi mengalami proses reduksi dari bentuk feri
18

menjadi fero yang mudah diserap. Protein hewani juga


membantu penyerapan vitamin C dalam pembentukan sel darah
merah (Arifin, 2013 ).
Tabel 3
Kecukupan Protein pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Protein (gram)


19 – 29 60
30 – 49 60
Penambahan
Trimester I + 10
Trimester II + 10
Trimester III + 30
Sumber : AKG 2019

c. Konsumsi Zat Besi


Zat besi memiliki fungsi esensial didalam tubuh : sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat
angkut elektron di dalam sel. Rata-rata kadar zat besi dalam
tubuh sebesar 3-4 gram. Sebagian besar (±2 gram) terdapat
dalam bentuk hemoglobin dan sebagian kecil (±130 mg) dalam
bentuk mioglobin (Yosephin, dkk, 2019).
Zat besi (Fe) adalah unsur mineral yang paling penting
dibutuhkan oleh tubuh karena perannya pada pembentukan
hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel
otak. Kekurangan kadar hemoglobin dalam darah dapat
menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan mudah lelah.
Akibat dari anemia disamping dapat menurunkan produktivitas
kerja juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, yang
mengakibatkan tubuh mudah terkena infeksi. Anemia juga
19

berdampak buruk pada peningkatan kematian ibu dan bayi


(Depkes, 2010).
Sumber zat besi adalah makanan hewani, seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainya adalah telur, serelia tumbuk,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah.
Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat dua kali
lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama
hamil, volume darah meningkat 50% sehingga perlu lebih banyak
zat besi untuk membentuk hemoglobin. Pertumbuhan janin dan
plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi.
Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya
dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi
dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum
mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi
(Hidayah & Anasari, 2012).
Menurut Susiloningtyas Kebutuhan zat besi selama hamil
yaitu rata-rata 800 mg–1040 mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk:
1. 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.
2. 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.
3. 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin
maternal/sel darah merah.
4. 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
5. 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya
1-2 mg yang di absorpsi). Jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi,
maka diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsropsi, jika
dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang diabsropsi
adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester
20

III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester


pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak
terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat.
Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan
450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel
darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk
janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300–350
mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita
hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil.
Tabel 4
Kecukupan Zat Besi pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Zat Besi (mg)


19 – 29 18
30 – 49 18
Penambahan
Trimester I +0
Trimester II +9
Trimester III +9
Sumber : AKG 2019

d. Konsumsi Vitamin C
Vitamin merupakan senyawa kompleks yang amat dibutuhkan
tubuh agar bisa berfungsi dengan baik dalam segala proses
pengaturanya. Tubuh tidak akan sanggup bertahan hidup apabila
tidak mendapatkan asupan vitamin (Wijaya, 2018).
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air yang disebut
juga asam askorbit. Fungsi Vitamin C dalam tubuh adalah untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga dinding kapiler
darah. Selain itu, Vitamin C juga berperan penting dalam
21

membentu penyerapan zat besi dari asupan makanan. Zat besi


berfungsi untuk meningkatkan hemoglobin dan mencegah
terjadinya anemia. Kebutuhan Vitamin C ibu hamil sebesar 85
mg/ hari (Hariyadi, 2015).
Konsumsi Vitamin C dapat membantu meningkatkan
penyerapan zat besi. Asupan Vitamin C rendah dapat
memberikan implikasi terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.
Vitamin C mempunyai peran dalam pembentukan hemoglobin
dalam darah, dimana Vitamin C membantu penyerapan zat besi
dari makanan sehingga dapat diproses menjadi sel darah merah
kembali. Selama kehamilan kebutuhan Vitamin C juga
meningkat.
Tabel 5
Kecukupan Vitamin C pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Vitamin C (mg)


19 – 29 75
30 – 49 75
Penambahan
Trimester I + 10
Trimester II + 10
Trimester III + 10
Sumber : AKG 2019

e. Konsumsi Asam Folat


Vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik komplek yang
pada umumnya dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Pada
umumnya vitamin tidak bisa dibentuk oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dari makanan (Sulistyoningsih, 2011).
Asam folat termasuk vitamin larut dalam air yang tidak dapat
diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan
22

atau suplemen. Asam folat berasal dari bahasa inggirs yaitu folic
acid, folate atau folacin yang artinya vitamin larut air. Folat dari
bahasa latin “folium” yang artinya daun (Almatsier).
Menurut Marmi (2014) manfaat dan fungsi asam folat yaitu
sebagai berikut :
1. Fungsi pada Sel Darah Merah
Selain zat besi dan vitamin B12, asam folat juga
dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Sel darah
merah bekerja mengambil oksigen pada paru-paru dan
mengedarkannya keseluruh tubuh dan juga mengambil
karbondioksida pada tubuh untuk dikeluarkan kembali
melalui paru-paru.
2. Fungsi pada DNA
Karena fungsi asam folat berperan dalam sel-sel
tubuh, maka asam berperan penting dalam perbaikan DNA
pada tubuh. Dengan demikian kekurangan asam folat dapat
menyebabkan pertumbuhan resiko penyakit kanker.
3. Manfaat untuk ibu hamil
Asam folat berfungsi mencegah bayi lahir cacat pada
otak dan sumsum tulang belakang. Untuk ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi asam folat sebanyak 600 mcg.
4. Pertumbuhan Jaringan Tubuh
Karena asam folat fungsinya sebagai pembentukan
DNA, maka asam folat pun berperan penting dalam
pertumbuhan jaringan tubuh. Penelitian pada hewan
menunjukan bahwa penggunaan asam folat membantu
kesembuhan jaringan saraf tulang belakang.
5. Pencegahan Bayi Lahir Cacat
Dalam penelitian telah dibuktikan bahwa
mengkonsumsi asam folat pada saat kehamilan bermanfaat
mencegah cacat tabung saraf yang akan berdampak pada
23

tulang belakang dan otak dan penelitian selanjutnya


menunjukkan ada penurunan bayi yang mengalami cacat
lahir sebanyak 2% saja yang masih mengalami cacat lahir
daripada mereka yang tidak mengonsumsi asam folat bisa
sampai 6%.
Tabel 6
Kecukupan Asam Folat pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Asam Folat (mcg)


19 – 29 400
30 – 49 400
Penambahan
Trimester I + 200
Trimester II + 200
Trimester III + 200
Sumber : AKG 2019

f. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks
molekulnya, yang mengandung sebuah atom kobal yang terikat
mirip dengan besi terikat dalam hemoglobin atau magnesium
dalam klorofil. Dalam sumsum tulang koenzim vitamin B12
sangat diperlukan untuk sintesis DNA. Bila DNA tidak diproduksi,
erothroblast tidak membelah diri tetapi membesar menjadi
megablast yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah
(Jaelani, 2011).
Kekurangan Vitamin ini dapat terjadi akibat :
1. Kurangnya asupan vitamin B12 dari makanan.
2. Kurangnya intrinsik faktor, yaitu protein yang membantu
penyerapan vitamin B12 di lambung.
3. Gangguan di usus seperti penyakit Crhon dan infeksi usus.
24

Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan


asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan
salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.
Kekurangan vitamin B12 biasanya disebabkan karena kurang
baiknya penyerapan dan kekurangan dalam makanan yang
dikonsumsi. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan
anemia pernisiosa, suatu penyakit yang mungkin disebabkan
oleh keturunan, yaitu karena faktor intrinsik tidak diproduksi oleh
tubuh, dan akibatnya vitamin B12 tidak dapat diserap. Sumsum
tulang tidak dapat memproduksi sel eritrosit yang normal, tetapi
memproduksi dan memasukkan sel makrosit ke dalam saluran
darah. Karena itu daya angkut hemoglobin menjadi sangat
terbatas. Akibatnya timbul anemia, pucat, gangguan perut,
kurang berat, dan glositis (Jaelani, 2011).
Menurut Jaelani (2011) Fungsi vitamin B12 adalah sebagai
berikut :
1. Membantu proses metabolisme asam amino metionin serta
pembentukan sel darah merah dalam tubuh.
2. Penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia
(kurang darah) dengan membentuk sel darah merah.
3. Bekerja sebagai asam folat untuk sintesa DNA dan sel darah
merah serta mencegah kerusakan sistem saraf dengan
membantu pembentukan myelin pada urat saraf.
4. Berperan penting pada saat pembelahan sel yang
berlangsung dengan cepat.
5. Berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.
6. Berperan dalam menjaga agar sel-sel berfungsi normal
terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem urat syaraf, dan
sumsum tulang.
Sumber yang mengandung vitamin B12 yaitu bisa ditemukan
pada daging, ikan, telur, dan susu. Untuk seorang vegetarian
25

yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat


memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang
sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin
B12. Sumber lainnya adalah miso dan tempe.
Tabel 7
Kecukupan Vitamin B12 pada Ibu Hamil

Kelompok Umur Vitamin B12 (mcg)


19 – 29 4.0
30 – 49 4.0
Penambahan
Trimester I + 0.5
Trimester II + 0.5
Trimester III + 0.5
Sumber : AKG 2019

3. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)


Program suplementasi tablet besi di Indonesia telah
berlangsung hampir 20 tahun lamanya, namun berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi anemia
sebesar 37,1%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan
hasil Riskesdas di tahun 2007 dengan prevalensi anemia sebesar
33,8%. Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan
luas dalam bidang gangguan gizi di dunia. Upaya pemerintah
dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu terfokus
pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil.
Menurut Permenkes No 88 Tahun 2012 tentang standar tablet
tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil, bahwa
untuk melindungi wanita usia subur dan ibu hamil dari kekurangan
gizi dan mencegah terjadinya anemia gizi besi maka perlu
mengonsumsi tablet tambah darah (Kemenkes RI, 2013).
26

Dalam upaya mencegah anemia gizi pada ibu hamil,


pemerintah melakukan pemberian suplementasi tablet tambah darah
(TTD) dengan dosis pemberian sebanyak 1 tablet (60 mg Elemental
Iron dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut minimal 90 hari selama
masa kehamilan (Dinkes Jatim, 2012)
27

B. Kerangka Teori

Pendidikan Perdarahan

Tablet Tambah Penyakit Infeksi


Darah (TTD)
Vitamin
Anemia Gizi
Peningkatan Penyerapan C
Besi Pada Ibu
Kebutuhan Zat Besi Zat Besi
Hamil Kebiasaan
Konsumsi minum
Tablet Fe
Teh
Jarak Paritas Usia untuk
kehamilan Kehamilan
mengetah
ui
kebiasaan
Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan
Energi Protein minum teh
Zat Besi Asam Vitamin
jarang (≤1 Folat B12
gelas
(ukuran
200 ml)
perhari)
atau sering
Pola Makan
(>1 gelas
(ukuran
Bagan 1.200Kerangka
ml) Teori
per hari
Sumber : UNICEF/UNU/WHO/MI, 1998.
dengan
rentang
kebiasaan
minum teh
bersamaan
saat
makan, <1
jam
sebelum
makan,
dan ≥1 jam
setelah
makan)
28

C. Kerangka Konsep
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Asupan Energi

Asupan Protein

Zat Gizi Mikro :


1. Asupan Zat Besi
2. Vitamin C
3. Asupan Asam Folat Anemia Gizi
Besi Pada Ibu
Paritas Hamil

Usia Kehamilan

Tablet Tambah
Darah (TTD)

Kebiasaan
Minum Teh

Bagan 2

Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
a. Variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu
anemia gizi besi pada ibu hamil.
b. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
terikat yaitu : Asupan energi, protein, zat besi, vitamin C, asam
folat, paritas, usia kehamilan, konsumsi tablet tambah darah
(TTD) dan kebiasaan minum teh.
29

2. Definisi Operasional
a. Anemia gizi besi pada ibu hamil
Anemia gizi besi pada ibu hamil adalah kadar hemoglobin
dalam darah < 11 g/dL. Data merupakan data sekunder dari
Puskesmas Merdeka diperoleh dengan melakukan
pemeriksaan menggunakan digital hemometer dengan presisi ≥
96%. Kadar Hb yang diambil ditentukan dari pengambilan darah
pada kapiler.
Cara ukur : Pengambilan sampel darah kapiler untuk tes
kadar Hemoglobin.
Alat Ukur : Hemometer digital.
Hasil Ukur :
1. Anemia ringan bila kadar hemoglobin 10.0 - 11.9 g/dL.
2. Anemia sedang bila kadar hemoglobin 7.0 - 9.9 g/dL.
(Sumber : WHO, 2011).
Skala Ukur : Ordinal
b. Asupan Energi
Banyaknya asupan energi yang didapat dari setiap kali
makan, yang diukur melalui wawancara dengan metode food
recall diambil selama tiga hari berturut-turut yang kemudian
dibandingkan dengan kebutuhananya.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Food Recall
Hasil ukur : Sesuai hasil perhitungan kebutuhan
1. Cukup, bila :
a) Trimester I, asupan energi ≥ 2430 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan ≥ 2330 kkal (umur 30 – 49 tahun).
b) Trimester II, asupan energi ≥ 2550 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan ≥ 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
c) Trimester III, asupan energi ≥ 2550 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan ≥ 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
30

2. Tidak cukup, bila :


a) Trimester I, asupan energi < 2430 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan < 2330 kkal (umur 30 – 49 tahun).
b) Trimester II, asupan energi < 2550 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan < 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
c) Trimester III, asupan energi < 2550 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan < 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
(AKG 2019)
Skala Ukur : Ordinal
c. Asupan Protein
Banyaknya asupan protein yang didapat dari setiap kali
makan, yang diukur melalui wawancara dengan metode food
recall diambil selama tiga hari berturut-turut yang kemudian
dibandingkan dengan kebutuhannya.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Food Recall
Hasil ukur : Sesuai hasil perhitungan kebutuhan
1. Cukup, bila :
a) Trimester I, asupan protein ≥ 70 gram.
b) Trimester II, asupan protein ≥ 70 gram.
c) Trimester III, asupan protein ≥ 90 gram.
2. Tidak cukup, bila :
a) Trimester I, asupan protein < 70 gram.
b) Trimester II, asupan protein < 70 gram.
c) Trimester III, asupan protein <90 gram.
(AKG 2019)
Skala Ukur : Ordinal
d. Asupan Zat Besi
Banyaknya asupan zat besi yang didapat dari setiap kali
makan, tablet tambah darah (TTD) maupun multivitamin, yang
diukur melalui wawancara dengan metode food recall diambil
31

selama tiga hari berturut-turut yang kemudian dibandingkan


dengan kebutuhannya.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Food Recall
Hasil ukur : Sesuai hasil perhitungan kebutuhan
1. Cukup, bila :
a) Trimester I, asupan zat besi ≥ 18 mg.
b) Trimester II, asupan zat besi ≥ 27 mg.
c) Trimester III, asupan zat besi ≥ 27 mg.
2. Tidak cukup, bila :
a) Trimester I, asupan zat besi < 18 mg.
b) Trimester II, asupan zat besi < 27 mg.
c) Trimester III, asupan zat besi < 27 mg.
(AKG 2019)
Skala Ukur : Ordinal
e. Asupan Vitamin C
Banyaknya asupan vitamin C yang didapat dari setiap kali
makan dan suplemen yang mengandung vitamin C, yang diukur
melalui wawancara dengan metode food recall diambil selama
tiga hari berturut-turut yang kemudian dibandingkan dengan
kebutuhannya.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Food Recall
Hasil ukur : Sesuai hasil perhitungan kebutuhan
1. Cukup, bila :
d) Trimester I, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
e) Trimester II, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
f) Trimester III, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
2. Tidak cukup, bila :
d) Trimester I, asupan vitamin C < 85 mg.
e) Trimester II, asupan vitamin C < 85 mg.
32

f) Trimester III, asupan vitamin C < 85 mg.


(AKG 2019)
Skala Ukur : Ordinal
f. Asupan Asam Folat
Banyaknya asupan asam folat yang didapat dari setiap kali
makan maupun dari multivitamin, yang diukur melalui
wawancara dengan metode food recall diambil selama tiga hari
berturut-turut yang kemudian dibandingkan dengan
kebutuhannya.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Food Recall
Hasil Ukur : Sesuai hasil perhitungan kebutuhan
1. Cukup, bila :
a) Trimester I, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
b) Trimester II, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
c) Trimester III, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
2. Tidak cukup, bila :
a) Trimester I, asupan asam folat < 600 mcg.
b) Trimester II, asupan asam folat < 600 mcg.
c) Trimester III, asupan asam folat < 600 mcg.
(AKG 2019)
Skala Ukur : Ordinal
g. Paritas
Paritas adalah suatu penggambaran berapa jumlah anak
yang dihasilkan dan telah dilahirkan oleh seorang ibu baik hidup
ataupun mati, yang dilihat dari jawaban pada kuesioner serta
melihat secara langsung paritas responden.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil Ukur :
1. Berisiko, bila > 3 anak.
33

2. Tidak berisiko, bila < 3 anak.


(Depkes RI, 2016)
Skala Ukur : Ordinal
h. Usia Kehamilan
Masa kehamilan dibagi dalam 3 tahap umur kehamilan, yaitu
trimester I (0-12 minggu), trimester II (13-28 minggu), dan
trimester III (29-40 minggu). Yang dilihat dari jawaban pada
kuesioner serta melihat secara langsung usia kehamilan
responden.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil Ukur :
1. Trimester I
2. Trimester II
3. Trimester III
(Herawati, C., dkk (2010)
Skala Ukur : Nominal
i. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, jumlah yang telah
konsumsi sesuai dengan usia kehamilan yang diperoleh dari
jawaban terhadap kuesioner yang diberikan.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : kuesioner
Hasil ukur :
1. Cukup, bila :
a. Umur kehamilan antara 1-3 bulan, mengonsumsi tablet
tambah darah 30 tablet.
b. Umur kehamilan antara 4 - 6 bulan, mengonsumsi tablet
tambah darah 60 tablet.
c. Umur kehamilan antara 7 - 9 bulan, mengonsumsi tablet
tambah darah 90 tablet.
34

2. Tidak cukup, bila :


a. Umur kehamilan 1 - 3 bulan, mengonsumsi tablet tambah
darah < 30 tablet.
b. Umur kehamilan antara 4 - 6 bulan, mengonsumsi tablet
tambah darah < 60 tablet.
c. Umur kehamilan antara 7 - 9 bulan, mengonsumsi tablet
tambah darah < 90 tablet.
(Standar pelayanan KIA-pelayanan ANC, 2010)
Skala Ukur : Ordinal
j. Kebiasaan Minum Teh
Ibu hamil yang memiliki kebiasaan minum the saat
mengonsumsi makanan utama yang dilihat dari jawaban pada
kuesioner serta melihat secara langsung berapa jangka waktu
minum teh yang telah dikonsumsi responden.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur :
1. Tidak Berisiko, bila dikonsumsi > 1 jam sebelum makan dan
> 1 jam setelah makan.
2. Berisiko, bila dikonsumsi ≤ 1 jam sebelum makan dan ≤ 1
jam setelah makan. (Royani, dkk, 2017)
Skala Ukur : Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada ibu hamil anemia gizi besi di
Puskesmas Merdeka.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian deskriptif analitik yang ingin
diketahui adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia
pada ibu hamil anemia gizi besi di Puskesmas Merdeka. Sedangkan
rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu penelitian dimana
variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (Dependen)
dikumpulkan dan diukur dalam waktu bersamaan dengan pendekatan
survei.
C. Populasi
Populasi adalah ibu hamil Trimester I, II dan III yang mengalami
anemia gizi besi di Puskesmas Merdeka.
D. Sampel
Sampel adalah ibu hamil anemia gizi besi di Puskesmas Merdeka
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ibu hamil berada di Puskesmas Merdeka.
b. Ibu tercatat di Puskesmas Merdeka.
c. Ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi.
d. Ibu hamil yang bisa diajak berkomunikasi untuk diwawancarai.
e. Bersedia memberi data yang benar.
E. Besaran Sampel
Sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik tertentu yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi, untuk menentuan besar atau jumlah
dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan
Sastroasmoro (2011) :
𝑍 2 .𝑁.𝑝.𝑞
n = 𝑑2 (𝑁−1)+𝑍 2 .𝑝.𝑞

35
36

Keterangan :
d = Derajat presisi yang diinginkan (10 %)
𝑍2 = Derajat kepercayaan 95% (1,96)
P = Proporsi sampel yang diteliti (26,27 %)
q = 1-p (0,7373)
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
Dari hasil perhitungan diperoleh sampel minimal 58 orang dengan
lost to follow up 10% sehingga didapat sampel maksimal 64 ibu hamil
yang ada di Puskesmas Merdeka.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
(random), sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
G. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan sekunder.
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari
wawancara dan kuesioner meliputi : Kadar Hb, asupan gizi
(energi, protein, zat besi, vitamin C, asam folat), paritas, usia
kehamilan, konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan kebiasaan
minum teh.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari Puskesmas
Merdeka meliputi : data ibu hamil, profil Puskesmas Merdeka
dan data lain yang mendukung diperoleh dari puskesmas
setempat.
37

H. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing (pemeriksaan data)
Data yang didapatkan dari hasil pengumpulan data, diteliti
kembali apakah isian pada lembar kuesioner sudah cukup baik.
b. Coding Data
Mengkonversikan data yang dikumpulkan selama penelitian
ke dalam bentuk simbol yang cocok untuk keperluan analisis.
Data yang diperoleh diklasifikasikan dalam bentuk kode atau
angka. Data-data tersebut terdiri dari :
1) Variabel Kadar Hb
Dengan pengambilan sampel darah pada ibu hamil yang
mengalami anemia gizi besi dan diukur menggunakan
hemometer digital. Setelah didapatkan hasil nilai kadar Hb
responden, hasil tersebut dikelompokkan.
a) Anemia ringan bila kadar hemoglobin 10.0 – 10.9 g/dL.
b) Anemia sedang bila kadar hemoglobin 7.0 – 9.9 g/dL.
(Sumber : WHO, 2011).
2) Variabel Asupan Energi
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan metode form
recall selama 3x24 jam, dikategorikan menjadi 2 :
a) Cukup, bila :
1. Trimester I, asupan energi ≥ 2430 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan ≥ 2330 kkal (umur 30 – 49 tahun).
2. Trimester II, asupan energi ≥ 2550 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan ≥ 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
3. Trimester III, asupan energi ≥ 2550 kkal (umur 19 –
29 tahun) dan ≥ 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
b) Tidak cukup, bila :
1. Trimester I, asupan energi < 2430 kkal (umur 19 – 29
tahun) dan < 2330 kkal (umur 30 – 49 tahun).
38

2. Trimester II, asupan energi < 2550 kkal (umur 19 – 29


tahun) dan < 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
3. Trimester III, asupan energi < 2550 kkal (umur 19 –
29 tahun) dan < 2450 kkal (umur 30 – 49 tahun).
3) Variabel Asupan Protein
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan metode form
recall selama 3x24 jam, dikategorikan menjadi 2 :
a) Cukup, bila :
1. Trimester I, asupan protein ≥ 70 gram.
2. Trimester II, asupan protein ≥ 70 gram.
3. Trimester III, asupan protein ≥ 90 gram.
b) Tidak cukup, bila :
1. Trimester I, asupan protein < 70 gram.
2. Trimester II, asupan protein < 70 gram.
3. Trimester III, asupan protein < 90 gram.
4) Variabel Asupan Zat Besi
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan metode form
recall selama 3x24 jam, dikategorikan menjadi 2 :
a) Cukup, bila :
1. Trimester I, asupan zat besi ≥ 18 mg.
2. Trimester II, asupan zat besi ≥ 27 mg.
3. Trimester III, asupan zat besi ≥ 27 mg.
b) Tidak cukup, bila :
1. Trimester I, asupan zat besi < 18 mg.
2. Trimester II, asupan zat besi < 27 mg.
3. Trimester III, asupan zat besi < 27 mg.
39

5) Variabel Asupan Vitamin C


Data diperoleh dari hasil wawancara dengan metode form
recall selama 3x24 jam, dikategorikan menjadi 2 :
a) Cukup, bila :
1. Trimester I, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
2. Trimester II, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
3. Trimester III, asupan vitamin C ≥ 85 mg.
b) Tidak cukup, bila :
1. Trimester I, asupan vitamin C < 85 mg.
2. Trimester II, asupan vitamin C < 85 mg.
3. Trimester III, asupan vitamin C < 85 mg.
6) Variabel Asupan Asam Folat
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan metode form
recall selama 3x24 jam, dikategorikan menjadi 2 :
a) Cukup, bila :
1. Trimester I, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
2. Trimester II, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
3. Trimester III, asupan asam folat ≥ 600 mcg.
b) Tidak cukup, bila :
1. Trimester I, asupan asam folat < 600 mcg.
2. Trimester II, asupan asam folat < 600 mcg.
3. Trimester III, asupan asam folat < 600 mcg.
7) Paritas
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
a) Berisiko, bila > 3 anak.
b) Tidak berisiko, bila < 3 anak.
40

8) Usia Kehamilan
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
a) Trimester I
b) Trimester II
c) Trimester III
9) Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
a) Cukup, bila :
1. Umur kehamilan antara 1 – 3 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah 30 tablet.
2. Umur kehamilan antara 4 - 6 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah 60 tablet.
3. Umur kehamilan antara 7 - 9 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah 90 tablet.
b) Tidak cukup, bila :
1. Umur kehamilan antara 1 – 3 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah < 30 tablet.
2. Umur kehamilan antara 4 - 6 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah < 60 tablet.
3. Umur kehamilan antara 7 - 9 bulan, mengonsumsi
tablet tambah darah < 90 tablet.
10) Variabel Kebiasaan Minum Teh
Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
a) Tidak Berisiko, bila dikonsumsi > 1 jam sebelum makan
dan > 1 jam setelah makan.
b) Berisiko, bila dikonsumsi ≤ 1 jam sebelum makan dan ≤ 1
jam setelah makan.
41

c. Entry Data
Memasukkan data-data yang sudah diperoleh untuk diolah
lebih lanjut. Data-data tersebut terdiri dari :
1) Data gambaran umum responden (nama, umur, usia
kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi badan)
2) Data kadar Hb ibu hamil
3) Data Asupan zat gizi (energi, protein, zat besi, asam folat dan
vitamin C)
4) Data berapa banyak konsumsi tablet tambah darah (TTD)
5) Data konsumsi multivitamin tinggi asam folat
6) Data konsumsi suplemen vitamin C
7) Data kebiasaan minum teh
d. Cleaning Data
Proses untuk menguji kebenaran data sehingga data yang
masuk benar-benar bebas dari kesalahan.
2. Analisis Data
a. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan data sehingga
setiap variabel penelitian guna memperoleh gambaran atau
karakteristik dengan membuat label distribusi frekuensi.
2) Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan seluruh variabel
untuk mendapatkan gambaran atau karakteristik sampel
dengan cara membuat label silang yang terdiri dari data anemia,
asupan energi, protein, zat besi, asam folat, paritas, usia
kehamilan, konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan kebiasaan
minum teh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Merdeka


1. Sejarah Singkat Puskesmas Merdeka
Puskesmas Merdeka berdiri pada tahun 1955 dan awalnya
adalah sebuah klinik kesehatan untuk melayani pekerja Belanda
yang bekerja di Kantor Ledeng (sekarang Kantor Walikota). Seiring
kemerdekaan RI, klinik ini pun diperuntukkan bagi masyarakat
disekitarnya dengan sebutan “Klinik Musi”. Semakin ramainya
pengunjung dan semakin luasnya kebutuhan masyarakat sekitar
klinik maka klinik dikembangkan menjadi sebuah pusat kesehatan
masyarakat yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Klinik Musi ini diserahkan pengelolaannya kepada
Pemerintah Daerah Kota Palembang yang pelaksanaannya
diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Palembang yang diberi
nama "Puskesmas Merdeka” pada tahun 1960an. Sejak saat itu
pelaksanaan kegiatan Puskesmas Merdeka selalu dalam binaan
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Dengan adanya perjanjian kerjasama antara Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Palembang dan
Puskesmas Merdeka Nomor : 287/KTR/III-01/2014 dan Nomor :
440/075/Kes-Pemb/IV/2014 maka terhitung sejak tanggal 28
Februari 2014 Puskesmas Merdeka melayani pemeiharaan
kesehatan untuk peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial /
BPJS Kesehatan.
2. Geografi Puskesmas Merdeka
Puskesmas Merdeka terletak di Kecamatan Bukit Kecil
tepatnya di Kelurahan Talang Semut. Puskesmas ini terletak di Jalan
Merdeka No. 66 Palembang. Masyarakat yang ingin berobat dapat
menjangkaunya dengan berjalan kaki maupun menggunakan
kendaraan bermotor atau angkutan umum.

42
43

Wilayah kerja Puskesmas Merdeka meliputi 4 kelurahan, yaitu


: Kelurahan 19 Ilir, Kelurahan 22 Ilir, Kelurahan 26 Ilir dan Kelurahan
Talang Semut dengan jumlah penduduk 14.588 jiwa.
Tabel 8
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka

No. Nama Kelurahan Luas Wilayah


1 19 Ilir 35,7 km²
2 22 Ilir 9,0 km²
3 26 Ilir 31,8 km²
4 Talang Semut 47,0 km²
Total 123,5 km²

Wilayah kerja Puskesmas Merdeka ini berbatasan dengan :


a. Utara : berbatasan dengan Kelurahan 24 Ilir
b. Selatan : berbatasan dengan Kelurahan 28 Ilir, 29 Ilir dan 30
Ilir
c. Timur : berbatasan dengan Kelurahan 16 Ilir
d. Barat : berbatasan dengan Kelurahan 26 Ilir Daerah I
3. Demografi
Tabel 9
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka
Tahun 2021

No. Nama Kelurahan Jumlah Penduduk


1 19 Ilir 2.518 jiwa
2 22 Ilir 2.602 jiwa
3 26 Ilir 10.016 jiwa
4 Talang Semut 6.382 jiwa
Total 21.518 jiwa

43
44

4. Keadaan Fasilitas Kesehatan


Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Merdeka terdiri atas :
Tabel 10
Jumlah Pustu di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka
Tahun 2021

No. Pustu Kelurahan Jumlah


1 Pustu 19 ilir 1
2 Pustu 26 ilir 1
Total 2

Tabel 11
Jumlah Posyandu dan Posbindu di Wilayah Kerja
Puskesmas Merdeka Tahun 2021

Jumlah Jumlah
No. Nama Kelurahan
Posyandu Posbindu PTM
1 19 Ilir 3 1
2 22 Ilir 3 1
3 26 Ilir 7 2
4 Talang Semut 3 1
Total 16 5

5. Sumber Daya
Adapun sumber daya manusia yang ada di Puskesmas
Merdeka meliputi : medis, paramedis dan non kesehatan yang
masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas pokok atau tugas
integrasi dan fungsinya.
45

Tabel 12
Daftar Pegawai Puskesmas Merdeka Tahun 2021

No. Jabatan Jumlah Pegawai


1 Dokter Umum 5
2 Dokter Spesialis 2
3 Dokter Gigi 1
4 Bidan 18
5 Perawat 7
6 Penyuluh Kesehatan 1
7 Administrator Kesehatan 3
8 Kesehatan Masyarakat 5
9 Epidemiologi Kesehatan 2
10 Asisten Apoteker 3
11 Nutrisionis 2
12 Perawat Gigi 2
13 Perekam Medis 3
14 ATLM 4
15 Akuntansi 1
16 Tenaga IT 2
17 Administrasi Umum 9
18 Driver Ambulance 1
19 Penjaga Malam 3
20 Pekarta 2
Total 76 pegawai

6. Visi Puskesmas Merdeka


“Tercapainya Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Sehat
dengan Bertumpu Pada Pelayanan Prima dan Pemberdayaan
Manusia”
46

7. Misi Puskesmas Merdeka


1) Meningkatkan kemitraan pada semua pihak
2) Meningkatkan profesionalitas provider dan pemberdayaan
masyarakat
3) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu
prima
4) Mengikuti standar yang telah ditetapkan.
8. Kebijakan Mutu
Puskesmas Merdeka bertekad meningkatkan kualitas
pelayanan secara berkesinambungan berdasarkan standar yang
ditetapkan demi tercapainya kepuasan masyarakat.
9. Motto
“Kesehatan anda adalah kebahagiaan kami”
10. Tata Nilai
Melayani dengan sepenuh hati dan mengutamakan kepuasan
pelanggan
Elok hati, senyum sapa dan salam
Rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kekompakan
Disiplin kerja selalu diutamakan
Etika dijaga, ikhlas, jujur dan penuh tanggung jawab
Kebersihan dan kerapian diri dan lingkungan kerja
Apapun yang dikerjakan sesuai dengan SOP
47

B. Gambaran Umum Responden


Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Merdeka
jumlah sampel yang diambil adalah 64 ibu hamil.
1. Prevalensi Anemia
Jumlah ibu hamil di Puskesmas Merdeka yaitu 255 ibu hamil
dan yang mengalami anemia sebanyak 67 ibu hamil dimana
prevalensi anemia ibu hamil di Puskesmas Merdeka yaitu 26,27%.
Data ini merupakan data yang dikumpulan oleh Puskesmas
Merdeka pada periode 2022.

2. Usia Responden
Tabel 13
Distribusi Responden Menurut Usia Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Usia
n %
19-29 tahun 33 55
30-49 tahun 27 45
Total 60 100

Hasil analisa data usia responden diperoleh usia rata-rata


responden adalah 29 tahun, dengan usia minimum 19 tahun dan usia
maksimum 42 tahun.
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa sampel dari penelitian
ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar berusia 19-29
tahun sebanyak 33 ibu hamil (55%) dan responden yang berusia 30-
49 tahun sebanyak 27 ibu hamil (45%).
48

C. Hasil dan Pembahasan


1. Analisis Univariat
a. Status Anemia Gizi Besi
Tabel 14
Distribusi Responden Menurut Status Anemia Gizi Besi Ibu
Hamil di Puskesmas Merdeka

Responden
Status Anemia Gizi Besi
n %
Anemia ringan 38 63,3
Anemia sedang 22 36,7
Total 60 100

Hasil analisa data kadar hemoglobin responden diperoleh


kadar hemoglobin rata-rata responden adalah 10.0 g/dL, dengan
kadar hemoglobin minimum 8,9 g/dL dan kadar hemoglobin
maksimum 10.9 g/dL.
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa sampel dari
penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
mengalami anemia ringan sebanyak 38 ibu hamil (63,3%) dan
responden yang mengalami anemia sedang sebanyak 22 ibu
hamil (36,7%).

b. Asupan Energi
Tabel 15
Distribusi Responden Menurut Asupan Energi Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Asupan Energi
n %
Cukup 31 51,7
Tidak Cukup 29 48,3
Total 60 100
49

Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
asupan energi responden cukup sebanyak 31 ibu hamil (51,7%),
dan tidak cukup sebanyak 29 ibu hamil (48,3%).
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami
anemia di Puskesmas Merdeka mengonsumsi asupan energi dari
makanan yang cukup dengan kebutuhan ibu hamil yang
disesuaikan dengan usia kehamilan masing-masing ibu menurut
AKG 2019.

c. Asupan Protein
Tabel 16
Distribusi Responden Menurut Asupan Protein Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Asupan Protein
n %
Cukup 23 38,3
Tidak Cukup 37 61,7
Total 60 100

Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
asupan protein responden tidak cukup sebanyak 37 ibu hamil
(61,7%), dan cukup sebanyak 23 ibu hamil (38,3%).
Berdasarkan hasil penelitian sebagian ibu mengonsumsi
protein yang cukup dimana rata-rata ibu hamil mengonsumsi lebih
banyak sumber karbohidrat dibandingkan protein hewani maupun
protein nabati.
50

d. Asupan Zat Besi


Tabel 17
Distribusi Responden Menurut Asupan Zat Besi Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Asupan Zat Besi
n %
Cukup 21 35
Tidak Cukup 39 65
Total 60 100

Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
asupan zat besi responden tidak cukup sebanyak 39 ibu hamil
(65%), dan cukup sebanyak 21 ibu hamil (35%).
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami
anemia di Puskesmas Merdeka tidak cukup mengonsumsi asupan
yang mengandung tinggi zat besi maupun dari sumber makanan,
tablet tambah darah (TTD) ataupun suplemen yang mengandung
zat besi. Dimana sumber makanan yang mengandung tinggi zat
besi adalah daging merah, hati, ikan, ayam, telurm sayuran, biji-
bijian dan kacang-kacangan.

e. Asupan Vitamin C
Tabel 18
Distribusi Responden Menurut Asupan Vitamin C Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Asupan Vitamin C
n %
Cukup 19 31,7
Tidak Cukup 41 68,3
Total 60 100
51

Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
asupan vitamin C responden tidak cukup sebanyak 41 ibu hamil
(68,3%), dan cukup sebanyak 19 ibu hamil (31,7%).
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami
anemia di Puskesmas Merdeka tidak cukup mengonsumsi asupan
vitamin C, dilihat dari hasil food recall ibu jarang mengonsumsi
makanan yang kaya akan vitamin C maupun suplemen vitamin C
seperti CDR dan enervon C. Responden jarang mengonsumsi
buah yang mengandung banyak vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi.

f. Asupan Asam Folat


Tabel 19
Distribusi Responden Menurut Asupan Asam Folat
Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Responden
Asupan Asam Folat
n %
Cukup 32 53,3
Tidak Cukup 28 46,7
Total 60 100

Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa sampel dari penelitian


ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar asupan asam
folat responden cukup sebanyak 32 ibu hamil (53,3%), dan tidak
cukup sebanyak 28 ibu hamil (46,7%).
Berdasarkan hasil penellitian ibu hamil yang mengalami
anemia di Puskesmas Merdeka cukup mengonsumsi asupan
asam folat baik dari sumber makanan maupun dari multivitamin
yang mengandung asam folat. Rata-rata ibu mengonsumsi
52

multivitamin sehingga hal ini membuat angka kecukupan


konsumsi asupan asam folat ibu tinggi.

g. Paritas
Tabel 20
Distribusi Responden Menurut Paritas Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka

Responden
Paritas
n %
Berisiko 16 26,7
Tidak Berisiko 44 73,3
Total 60 100

Hasil analisa data paritas responden diperoleh paritas rata-


rata responden adalah 2, dengan paritas minimum 1 dan paritas
maksimum 6. Berdasarkan penelitian banyak ibu hamil di
Puskesmas Merdeka yang memiliki paritas pertama.
Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa sampel dari
penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar paritas
responden tidak berisiko sebanyak 44 ibu hamil (73,3%), dan
paritas yang berisiko sebanyak 16 ibu hamil (26,7%).

h. Usia Kehamilan
Tabel 21
Distribusi Responden Menurut Usia Kehamilan Ibu Hamil
di Puskesmas Merdeka
Responden
Usia Kehamilan
n %
Trimester 1 7 11,7
Trimester 2 21 35
Trimester 3 32 53,3
Total 60 100
53

Hasil analisa data usia kehamilan responden diperoleh usia


kehamilan rata-rata responden adalah 6 bulan, dengan usia
kehamilan minimum 1 bulan dan usia kehamilan maksimum 9
bulan.
Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa sampel dari
penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar usia
kehamilan responden di trimester 3 sebanyak 32 ibu hamil
(53,3%), dan usia kehamilan responden pada trimester 2
sebanyak 21 ibu hamil (35%) sedangkan usia kehamilan
responden yang paling sedikit pada trimester 1 sebanyak 7 ibu
hamil (11,7%).

i. Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)


Tabel 22
Distribusi Responden Menurut Program Pemberian Tablet
Tambah Darah (TTD) Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Program Pemberian Responden


Tablet Tambah Darah
n %
(TTD)
Ya 53 88,3
Tidak 7 11,7
Total 60 100

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar ibu
hamil yang mengalami anemia gizi besi di Puskesmas Merdeka
mendapatkan tablet tambah darah (TTD) dari program puskesmas
yaitu sebanyak 53 ibu hamil (88,3%) dan responden tidak
mendapatkan tablet tambah darah (TTD) sebanyak 7 ibu hamil
(11,7%).
54

Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang tidak


mendapatkan tablet tambah darah (TTD) yaitu ibu hamil pada
trimester 1 karena ibu belum pernah datang ke puskesmas untuk
melihat perkembangan janinnya yang artinya ibu baru pertama
kali datang ke Puskemas untuk periksa kehamilannya.

j. Tablet Tambah Darah (TTD)


Tabel 23
Distribusi Responden Menurut Tablet Tambah Darah (TTD)
Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Tablet Tambah Darah Responden


(TTD) n %
Cukup 13 21,7
Tidak Cukup 47 78,3
Total 60 100

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar tablet
tambah darah (TTD) responden tidak cukup dikonsumsi oleh ibu
hamil di Puskesmas merdeka sebanyak 47 ibu hamil (78,3%), dan
cukup sebanyak 13 ibu hamil (21,7%).
Berdasarkan dari hasil penelitian rata-rata ibu hamil yang
mengalami anemia di Puskesmas Merdeka hanya mengonsumsi
38 tablet tmbah darah (TTD), sehingga ini membuat angka
kecukupan konsumsi tablet tambah darah(TTD) rendah. Ibu hamil
pada trimester 1 berjumlah 7 orang yang belum mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) derta usia kehamilan pada trimester 1
kebanyakan mengalami hyperemesis yang membuat ibu tidak
mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Hiperemesis biasanya
mulai terjadi pada kehamilan minggu ke 4 hingga minggu ke 6,
kemudian tingkat keparahan meningkat pada minggu ke 8 hingga
55

minggu ke 12, dan biasanya berakhir pada minggu ke 20. Mual


dan muntah tersebut biasanya hilang setelah trimester pertama.
Hiperemesis diperkirakan terjadi pada 5 per 1000 kehamilan.
Menurut sumber lain hiperemesis gravidarum terjadi pada 0.5%
hingga 2% kehamilan.

k. Kebiasaan Minum Teh


Tabel 24
Distribusi Responden Menurut Kebiasaan Minum Teh
Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Responden
Kebiasaan Minum Teh
n %
Berisiko 17 28,3
Tidak Berisiko 43 71,7
Total 60 100

Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
kebiasaan minum teh responden tidak berisiko sebanyak 43 ibu
hamil (71,7%), dan berisiko sebanyak 17 ibu hamil (28,3%).
Berdasarkan penelitian ibu hamil yang mengalami anemia
mengonsumsi teh sejam sebelum atau sejam setelah makan
utama, maka dari itu banyak ibu hamil yang tidak berisiko saat
mengonsumsi teh.
56

l. Konsumsi Multivitamin Tinggi Asam Folat


Tabel 25
Distribusi Responden Menurut Konsumsi Multivitamin
Tinggi Asam Folat Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Konsumsi Multivitamin Responden


Tinggi Asam Folat n %
Ya 33 55
Tidak 27 45
Total 60 100

Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
responden mengonsumsi multivitamin tinggi asam folat yang
cukup sebanyak 33 ibu hamil (55%) dan yang tidak cukup
mengonsumsi multivitamin tinggi asam sebanyak 27 ibu hamil
(45%).
Berdasarkan dari hasil penelitian rata-rata ibu hamil
mengonsumsi multivitamin yang mengndung tinggi asam folat,
sehingga ini membuat angka kecukupan konsumsi asam folat ibu
hamil tinggi. Multivitamin direkomendasikan oleh bidan serta dari
paparan informasi yang ada di media sosial, contoh multivitamin
yang dikonsumsi seperti folavit, promavit, vitamam, folic acid,
blackmorest dan folamil dimana multivitamin ini dibeli sendiri.
57

m. Konsumsi Suplemen Vitamin C


Tabel 26
Distribusi Responden Menurut Konsumsi Suplemen
Vitamin C Ibu Hamil di Puskesmas Merdeka

Konsumsi Suplemen Responden


Vitamin C n %
Ya 15 25
Tidak 45 75
Total 60 100

Tabel 26 di atas menunjukkan bahwa sampel dari


penelitian ini berjumlah 60 responden yang sebagian besar
responden tidak mengonsumsi suplemen vitamin C yang cukup
hanya 15 ibu hamil (25%) yang mengonsumsi suplemen vitamin
C dan yang tidak mengonsumsi sebanyak 45 ibu hamil (75%).
Berdasarkan dari hasil penelitian rata-rata ibu hamil yang
mengalami anemia di Puskesmas Merdeka tidak mengonsumsi
suplemen vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi,
sehingga ini membuat angka kecukupan konsumsi suplemen
vitamin C ibu hamil rendah. Suplemen yang dikonsumsi seperti
CDR dan enervon C yang dibeli sendiri oleh responden.
58

2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Asupan Energi dengan Status Anemia
Tabel 27
Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Energi

Status Anemia
Asupan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Energi p
Ringan Sedang
Cukup 25 (80,6%) 6 (19,4%) 31 (100%)
Tidak Cukup 13 (44,8%) 16 (55,2%) 29 (100%) 0,009
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)
Berdasarkan tabel 27 di atas, menunjukkan bahwa
responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak
mengonsumsi asupan energi yang cukup sebanyak 25 ibu hamil
(80,6%), sedangkan yang tidak cukup sebanyak 13 ibu hamil
(44,8%), dan yang mengalami anemia sedang mengonsumsi
asupan energi yang tidak cukup sebanyak 16 ibu hamil (55,2%),
sedangkan yang cukup sebanyak 6 ibu hamil (19,4%).
Hasil Uji statistic chi square diperoleh nilai p = 0,009, hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
asupan energi dengan status anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Norhasanah, dkk
(2022). Penelitian tentang analisis konsumsi energi pada ibu hamil
anemia di Puskesmas Danau Panggang dengan metode cross
sectional. Yang menunjukkan responden mengalami anemia
sedang memiliki asupan energi yang kurang sebesar 58%.
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil dengan anemia
sedang tidak cukup mengonsumsi energi sesuai kebutuhan
mereka dimana kebutuhan ibu hamil meningkat sesuai dengan
usia kehamilannya. kebutuhan energi umumnya sama dengan
wanita tidak hamil pada trimester pertama dan kemudian
meningkat pada trimester kedua, diperkirakan masing-masing 340
59

kkal dan 452 kkal per hari pada trimester kedua dan ketiga.
Selanjutnya, kebutuhan energi sangat bervariasi tergantung pada
usia wanita, BMI, dan tingkat aktivitas. Oleh karena itu, asupan
kalori harus individual berdasarkan faktor-faktor tersebut.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun
2019, kecukupan energi bagi ibu hamil timester 1 ditambahkan
sebanyak 180 kkal dan pada trimester 2 dan 3 masing-masing
ditambahkan sebanyak 300 kkal dari total kecukupan sebanyak
2250 kkal pada kelompok usia 19-29 tahun dan sebanyak 2150
kkal pada kelompok usia 30-49 tahun.

b. Hubungan Asupan Protein dengan Status Anemia


Tabel 28
Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Asupan Protein

Status Anemia
Asupan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Protein p
Ringan Sedang
Cukup 19 (82,6%) 4 (17,4%) 23 (100%)
Tidak Cukup 19 (51,4%) 18 (48,6%) 37 (100%) 0,030
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 28 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak
mengonsumsi asupan protein yang cukup sebanyak 19 ibu hamil
(82,6%), sedangkan yang tidak cukup sebanyak 19 ibu hamil
(51,4%), dan yang anemia sedang mengonsumsi asupan protein
yang tidak cukup sebanyak 18 ibu hamil (48,6%), sedangkan yang
cukup sebanyak 4 ibu hamil (17,4%).
Hasil Uji statistic chi square diperoleh nilai p = 0,030, hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
asupan protein dengan status anemia.
60

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Norhasanah, dkk


(2022). Penelitian tentang analisis konsumsi protein pada ibu
hamil anemia di Puskesmas Danau Panggang dengan metode
cross sectional. Yang menunjukkan responden mengalami
anemia memiliki asupan protein yang kurang sebesar 87,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami
anemia tidak mengonsumsi protein yang cukup sesuai kebutuhan,
baik protein hewani maupun nabati. Dilihat dari food recall rata-
rata ibu jarang mengonsumsi protein nabati seperti tahu dan
tempe. Dari hasil food recall rata-rata ibu lebih banyak
mengonsumsi sumber karbohidrat seperti roti dan tepung
dibandingkan sumber protein. Protein berperan penting dalam
transportasi zat besi didalam tubuh, kekurangan asupan protein
menyebabkan transportasi zat besi akan terhambat sehingga
mengakibatkan terjadinya defisiensi zat besi. Makanan yang tinggi
akan protein terutama makanan yang berasal dari hewani
biasanya mengandung zat besi lebih banyak (Almatsier, 2009).
Asupan protein hewani dapat meningkatkan penyerapan zat besi
didalam tubuh. Rendahnya konsumsi asupan protein maka dapat
menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh.
Keadaan ini dapat mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi dan
dapat menyebabkan anemia atau penurunan kadar hemoglobin
(Gallagher, 2008).
61

c. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Satus Anemia


Tabel 29
Distribusi Frekuensi Status Anemia
Menurut Asupan Zat Besi

Status Anemia
Asupan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Zat Besi p
Ringan Sedang
Cukup 19 (90,5%) 2 (9,5%) 21 (100%)
Tidak Cukup 19 (48,7%) 20 (51,3%) 39 (100%) 0,003
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 29 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak
mengonsumsi asupan zat besi yang cukup sebanyak 19 ibu hamil
(90,5%), sedangkan yang tidak cukup sebanyak 19 ibu hamil
(48,7%), dan yang anemia sedang mengonsumsi asupan zat besi
yang tidak cukup sebanyak 20 ibu hamil (51,3%), sedangkan yang
cukup sebanyak 2 ibu hamil (9,5%).
Hasil Uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,003, hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
asupan zat besi dengan status anemia.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Purwaningtyas, dkk (2017). Penelitian tentang faktor kejadian
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Karang Anyar dengan jenis
penilitian observasional analitik desail cross sectional. Yang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara
asupan zat besi dengan status anemia ibu hamil dengan p value
0,578, dimana responden dalam penelitian tersebut rata-rata
mengonsumsi TTD.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan rata-rata konsumsi
zat besi responden masih kurang dari AKG yang dianjurkan.
62

Terlihat dari hasil recall 24 hours bahwa kurangnya jumlah


konsumsi zat besi pada responden karena sumber zat besi yang
diperoleh berasal dari ikan, tahu, dan tempe. Responden kurang
mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi heme seperti
daging merah. Selain itu responden juga tidak cukup
mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) maupun suplemen yang
mengandung tinggi zat besi. Tahu dan tempe merupakan pangan
sumber zat besi non heme, seperti yang kita ketahui bahwa besi
nonheme ketersediaan biologiknya rendah (Almatsier, 2009). Zat
besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu untuk
mensintesis hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat
mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati menurun, sehingga
pembentukan sel darah merah terganggu yang akan
mengakibatkan pembentukan kadar hemoglobin darah di bawah
normal (Almatsier, 2009).

d. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Anemia


Tabel 30
Distribusi Frekuensi Status Anemia
Menurut Asupan Vitamin C

Status Anemia
Asupan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Vitamin C p
Ringan Sedang
Cukup 13 (68,4%) 6 (31,6%) 19 (100%)
Tidak Cukup 25 (61%) 16 (39%) 41 (100%) 0,788
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 30 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak tidak
mengonsumsi asupan vitamin C yang cukup sebanyak 25 ibu
hamil (61%), sedangkan yang cukup sebanyak 13 ibu hamil
63

(68,4%), dan yang anemia sedang mengonsumsi asupan vitamin


C yang tidak cukup sebanyak 16 ibu hamil (39%), sedangkan yang
cukup sebanyak 6 ibu hamil (31,6%).
Hasil Uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,788, hal ini
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna
antara asupan vitamin C dengan status anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningtyas,
dkk (2017). Penelitian tentang faktor kejadian anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Karang Anyar dengan jenis penilitian
observasional analitik desail cross sectional. Yang menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C
dengan status anemia ibu hamil p value 0,729.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata ibu hamil banyak yang
kurang mengkonsumsi asupan makanan sumber vitamin C yang
tinggi dan ditambah dengan jarang mengkonsumsi suplemen
vitamin C seperti CDR dan enervon C. Dengan rendahnya asupan
vitamin C, maka zat besi yang telah dikonsumsi responden tidak
mudah untuk di absorbsi, sehingga penyerapan Fe dalam tubuh
kurang maksimal. Salah satu fungsi vitamin C adalah absorpsi dan
metabolisme besi. Vitamin C menghambat pembentukan
hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi
bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk non heme meningkat
empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati
(Almatsier, 2010). Hal ini tidak bermakna secara statistik tetapi
tetap ada hubungan dengan asupan.
64

e. Hubungan Asupan Asam Folat dengan Status Anemia


Tabel 31
Distribusi Frekuensi Status Anemia
Menurut Asupan Asam Folat

Status Anemia
Asupan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Asam Folat p
Ringan Sedang
Cukup 27 (84,4%) 5 (15,6%) 32 (100%)
Tidak Cukup 11 (39,3%) 17 (60,7%) 28 (100%) 0,001
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 31 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak
mengonsumsi asupan asam folat yang cukup sebanyak 27 ibu
hamil (84,4%), sedangkan yang tidak cukup sebanyak 11 ibu
hamil (39,3%), dan yang anemia ringan mengonsumsi asupan
asam folat yang tidak cukup sebanyak 17 ibu hamil (60,7%),
sedangkan yang cukup sebanyak 5 ibu hamil (15,6%).
Hasil Uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
asupan asam folat dengan status anemia.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri, dkk
(2019). Penelitian tentang hubungan antara asupan asam folat
dengan status anemia pada ibu hamil di Kecamatan Jatinangor
dengan metode cross sectional. Yang menunjukkan tidak adanya
hubungan antara asupan asam folat dengan status anemia ibu
hamil dimana p value penelitian tersebut 0,94 menggunakan uji
koefisien kontingensi.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata ibu hamil mengonsumsi
multivitamin yang mengandung asam folat seperti folavit,
promavit, vitamam, folic acid, blackmorest dan folamil. Asam folat
65

berhubungan dengan kejadian anemia karena asam folat dapat


membantu untuk membentuk sel darah merah dan sel darah putih
di dalam sumsum tulang (Almatsier, 2009).

f. Hubungan Paritas dengan Status Anemia


Tabel 32
Distribusi Frekuensi Status Anemia Menurut Paritas

Status Anemia
Nilai
Paritas Anemia Anemia Jumlah
p
Ringan Sedang
Berisiko 4 (25%) 12 (75%) 16 (100%)
Tidak Berisiko 34 (77,3%) 10 (22,7%) 44 (100%) 0,001
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak memiliki
paritas yang tidak berisiko yaitu 34 ibu hamil (77,3%), sedangkan
berisiko sebanyak 4 ibu hamil (25%), dan yang anemia sedang
memiliki paritas berisiko sebanyak 12 ibu hamil (75%), sedangkan
tidak berisiko sebanyak 10 ibu hamil (22,7%).
Hasil Uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,001, hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
paritas dengan status anemia.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Amini, dkk
(2018). Penelitian tentang paritas sebagai faktor risiko yang
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Ampenan dengan metode cross sectional. Yang menunjukkan
responden yang mengalami anemia sedang memiliki paritas lebih
dari 3 atau berisiko sebesar 94,4% dan tidak ada hubungan yang
bermakna dengan p value 0,092 uji chi square.
66

Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil di Puskesmas Merdeka


memiliki paritas pertama. Paritas lebih dari 3 memiliki risiko tinggi
terkena anemia, hal ini disebabkan karena jumlah kelahiran
(paritas) yang banyak dapat mempengaruhi keadaan kesehatan
ibu sehingga ibu mudah terkena anemia. Berdasarkan hasil
penelitian ibu hamil di Puskesmas Merdeka lebih banyak
mengalami anemia ringan dimana paritas ibu hamil disana juga
rata-rata pada paritas 2 yang artinya tidak berisiko.

g. Hubungan Tablet Tambah Darah (TTD) dengan Status Anemia


Tabel 33
Distribusi Frekuensi Status Anemia
Menurut Tablet Tambah Darah (TTD)

Tablet Status Anemia


Nilai
Tambah Anemia Anemia Jumlah
p
Darah (TTD) Ringan Sedang
Cukup 10 (76,9%) 3 (23,1%) 13 (100%)
Tidak Cukup 28 (59,6%) 19 (40,4%) 47 (100%) 0,410
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 33 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak cukup
mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 10 ibu hamil
(76,9%), sedangkan yang tidak cukup sebanyak 38 ibu hamil
(59,6%), dan yang mengalami anemia sedang tidak cukup
mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 19 ibu hamil
(40,4%), sedangkan yang cukup sebanyak 3 ibu hamil (23,1%).
Hasil Uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,410, hal ini
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna
antara tablet tambah darah (TTD) dengan status anemia. Tidak
67

bermakna secara statistik tetapi tetap ada hubungan dengan


konsumsi tablet tambah darah (TTD).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Widyarni,
dkk (2019). Penelitian tentang analisis faktor-faktor terhadap
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mekarsari dengan
metode survey analitik dan rancangan cross sectional. Yang
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara konsumsi
TTD dengan status anemia dimana p value 0,003.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata ibu hamil di Puskesmas
Merdeka tidak mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang
cukup, sehingga ibu defisiensi zat besi. Sebanyak 47 ibu hamil
(78,3%) yang tidak mengonsumsi tablet tambah darah (TTD).
Kebutuhan zat besi selama kehamilan sekitar 1000 mg yaitu 500
mg digunakan untuk meningkatkan massa sel darah merah, 300
mg digunakan untuk transportasi ke fetus dalam kehamilan 12
minggu dan 200 mg digunakan untuk menggantikan cairan yang
keluar (Rizki dkk., 2018). Perkiraan makan ibu hamil dalam sehari
yaitu 1000-2500 kalori yang menghasilkan 10-15 mg zat besi,
tetapi hanya 1-2 mg yang terserap dalam tubuh. Apabila
mengonsumsi 1 tablet Fe maka diperkirakan 6-8 mg zat besi
diserap dalam tubuh. Apabila dikonsumsi rutin 90 hari, zat besi
yang diserap yaitu 720 mg. Zat besi lebih mudah diserap dalam
bentuk fero, maka di Indonesia besi yang digunakan adalah
bentuk ferrosus sulfat dan dapat diserap tubuh sampai 20%
(Sarah dan Irianto, 2018).
68

h. Hubungan kebiasaan Minum Teh dengan Status Anemia


Tabel 34
Distribusi Frekuensi Status Anemia
Menurut Kebiasaan Minum Teh

Status Anemia
Kebiasaan Nilai
Anemia Anemia Jumlah
Minum Teh p
Ringan Sedang
Berisiko 8 (47,1%) 9 (52,9%) 17 (100%)
Tidak Berisiko 30 (69,8%) 13 (30,2%) 43 (100%) 0,178
Jumlah 38 (63,3%) 22 (36,7%) 60 (100%)

Berdasarkan tabel 34 di atas, menunjukkan bahwa


responden yang mengalami anemia ringan lebih banyak tidak
berisiko sebanyak 30 ibu hamil (69,8%), sedangkan yang berisiko
sebanyak 8 ibu hamil (47,1%), dan yang anemia sedang berisiko
sebanyak 9 ibu hamil (52,9%), sedangkan yang tidak berisiko
sebanyak 13 ibu hamil (30,2%).
Hasil Uji statistic chi square diperoleh nilai p = 0,178, hal ini
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna
antara kebiasaan minum teh dengan status anemia.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ariescha,
dkk (2020). Penelitian tentang pengaruh kebiasaan minum teh
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tebing
Syahbandar dengan metode analitik observasional rancangan
cross sectional. Yang menunjukkan bahwa ada hubungan
bermakna antara kebiasaan minum teh dengan status anemia ibu
hamil dimana p value 0,003 uji chi square.
Berdasarkan hasil penelitian ibu hamil yang mengalami
anemia rata-rata mengonsumsi teh ≥ 1 jam sebelum dan setelah
makan, serta tidak bersamaan saat makan utama. Konsumsi teh
memiliki potensi penyebab kejadian anemia dikarenakan teh bisa
69

mengabsorbsi mineral menjadi zat besi. Hal ini dikaitkan dengan


zat tanin yang terdapat dalam kandungan teh. Mineral yang
terdapat dalam makanan merupakan pembentukan zat besi dan
bila bereaksi dengan zat tanin yang ada pada teh, akan
membentuk ikatan yang sulit bahkan tidak larut dalam sistem
pencernaan (Afiyah, 2015). Hal ini terjadi dikarenakan
pengkonsumsian tanin yang tinggi dapat menyebabkan
penurunan kadar hemoglobin. Semakin berat pengkonsumsian
teh, maka anemia yang di derita pada kategori berat, apalagi jika
dikonsumsi bersamaan dengan bahan makanan sumber zat besi.
Tanin mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama
yang masuk kategori zat besi non hem misalnya padi-padian,
sayur-sayuran, dan kacang-kacangan. Tanin berikatan dengan
zat besi yang terdapat dalam makanan sehingga membentu
komponen yang tidak dapat diserap oleh tubuh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasrkan data sekunder dari Puskesmas Merdeka ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Merdeka sebanyak 255 ibu hamil dan yang
mengalami anemia yaitu 67 ibu hamil dengan prevalensi 26,27%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis
status anemia gizi besi dengan asupan energi, protein, zat besi, asam
folat, vitamin C, paritas, usia kehamilan, tablet tambah darah (TTD) dan
kebiasaan minum teh pada ibu hamil di Puskesmas Merdeka, dapat
disimpulkan :
1. Sebagian besar responden ibu hamil di Puskesmas Merdeka
mengalami anemia ringan sebanyak 38 ibu hamil (63,3%)
2. Sebagian besar usia ibu hamil di Puskesmas Merdeka berusia 19-
29 tahun sebanyak 33 ibu hamil (55%)
3. Sebagian besar asupan energi ibu hamil di Puskesmas Merdeka
cukup sebanyak 31 ibu hamil (51,7%)
4. Sebagian besar asupan protein ibu hamil di Puskesmas Merdeka
tidak cukup sebanyak 37 ibu hamil (61,7%)
5. Sebagian besar asupan zat besi ibu hamil di Puskesmas Merdeka
tidak cukup sebanyak 39 ibu hamil (65%)
6. Sebagian besar asupan vitamin C ibu hamil di Puskesmas Merdeka
tidak cukup sebanyak 41 ibu hamil (68,3%)
7. Sebagian besar asupan asam folat ibu hamil di Puskesmas Merdeka
cukup sebanyak 35 ibu hamil (54,7%)
8. Sebagian besar paritas responden di Puskesmas Merdeka tidak
berisiko sebanyak 44 ibu hamil (73,3%)
9. Sebagian besar usia kehamilan responden di Puskesmas Merdeka
pada trimester 3 sebanyak 32 ibu hamil (53,3%)
10. Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Merdeka mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) sebanyak 53 ibu hamil (88,3%)

70
71

11. Sebagian besar total konsumsi tablet tambah darah (TTD) ibu hamil
di Puskesmas Merdeka tidak cukup sebanyak 47 ibu hamil (78,3%)
12. Sebagian besar kebiasaan minum teh ibu hamil di Puskesmas
Merdeka tidak berisiko sebanyak 43 ibu hamil (71,7%)
13. Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Merdeka mengonsumsi
multivitamin tinggi asam folat sebanyak 33 ibu hamil (55%)
14. Sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Merdeka tidak cukup
mengonsumsi suplemen vitamin C sebanyak 45 ibu hamil (75%)
15. Ada hubungan bermakna antara paritas, asupan energi, asupan
protein, asupan zat besi dan asupan asam folat dengan kejadian
anemia gizi besi pada ibu hamil di Puskesmas Merdeka (p < 0,05)
16. Tidak ada hubungan bermakna antara tablet tambah darah (TTD),
kebiasaan minum teh dan asupan vitamin C dengan kejadian
anemia gizi besi pada ibu hamil di Puskesmas Merdeka (p > 0,05)

B. Saran
1. Bagi pihak Puskesmas Merdeka
Diharapkan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada
ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi tablet tambah darah(TTD),
suplemen, asupan energi dan zat gizi sesuai kebutuhan ibu hamil.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan untuk peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini
diharapkan agar lebih mengembangkan variabel yang akan di teliti
dengan desain penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Penuntun Diet Edisi Terbaru. Jakarta: PT.
Gramedia
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Utama
Amini, dkk, 2018. Umur Ibu dan Paritas Sebagai Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal. Vol.3 No.2 Hal 108.113
Ariescha, dkk, 2020. Pengaruh Kebiasaan Minunm Teh Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK). Vol.3 No.1
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC
Arruben, R.,Heny Yuliati dan Laksmi Widajanti. 2017.Hubungan Tingkat
Kecukupan Energi, Protein, Besi, Vitamin C dan Suplemen Tablet
Besi dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester II dan III (Di
wilayah Kerja Puskesmas Purwanegara 2 Kabupaten
Banjarnegara). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume
5, Nomor 4. Purwokerto
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : PT Rajagrafindo Perada
Herta, Masthalina, 2012. Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan Enhancer Fe)
dan Status Anemia Remaja Putri. journal.unnes.ac.id › Home › Vol
11, No 1 (2015) (Diakses : 27 Desember 2021)
Humeid, Edi.2013.Hubungan tingkat kecukupan protein dan zat besi (fe)
dengan kadar hemoglobin ibu hamil di kota bogor. Availabele at :
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63104/1/I13e
h u.pdf (Diakses : 21 Desember 2021)
Kemenkes RI. 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Pada Remaja Putrid an Wanita Usia Subur (WUS). Kemenekes RI.
Jakarta (E-book)
Kemenkes RI. 2019. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk
Masyarakat Indoneisa. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019
Kismoyo, C. 2005. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi
dan Anemia Dengan Kadar Hemoglobin Di Puskesmas
Banguntapan I. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. KTI

72
Majid, N. 2005. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas Klaten
Utara. Fakultas Keokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Majid, N. 2005. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Anemia Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas Klaten
Utara. Fakultas Keokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Noerhasanah dan Solechah. 2022. Analisis Tingkat Konsumsi Energi dan
Protein pada Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Danau
Panggang. Jurnal Kesehatan Indonesia. Vol. XII No.2
Parahita, Dhega.2014.Hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet fe,
Tingkat kecukupan asam folat, vitamin b12 dan vitamin c Dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas kerjo Kabupaten
karanganyar.http://eprints.ums.ac.id/29083/9/NASKAH_PUBLIKA
SI.pdf (Diakses: 23 Desember 2021)
Purwaningtyas, Prameswari. 2017. Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil.https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/downl
oad/14291/8445/ (Diakses : 24 Desember 2021)
Retnaningsih, dkk, 2020. Hubungan Asupan Protein, Fe, Vitamin C Serta
Ketepatan Konsumsi Zat Tanin dan Kafein Terhadap Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Kota Yogyakarta.
Jurnal Nutrisia. Vol. 22 No. 1 Hal. 8-15
Sartono dan Nilawati, Nurul Salasa (2016). Faktor Risiko yang berhubungan
dengan Kejadian Anemia pada mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Palembang Tahun 2016. Palembang : Poltekkes Kemenkes
Palembang
Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael Sofyan. 2011. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Setyaningsih, dkk, 2015. Konsumsi Besi Folat, Tingkat Kecukupan Energi
dan Zat Besi Berhubungan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di
Kabupatek Jember. Public Health and Preventive Medicine Archive
3(1):3-10
Sinaga, Hasanah. 2019. Determinan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Tunggakjati Kecamatan Karawang Barat Tahun 2019.
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas/article/view/607
(Diakses : 24 Desember 2021)
Sjahriani, Faridah. 2019. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Available at :
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/
1253/pdf (Diakses : 10 Januari 2022)

73
Susianty. 2017. Hubungan Usia Kehamilan Dan Paritas Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Poasia Koa Kendiri Provinsi
Sulawesi Tenggara 2016. Skripsi.
Tamrin, dkk, 2019. Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Seng Terhadap
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Puskesmas Paccerkkang
Kecamatan Biringankanaya Kota. Media Gizi Pangan. Vol.26 Edisi
2
UNICEF/UNU/WHO/MI. Preventing Iron Deficiency in Women and Children
Technical Consensus on Key Issues. USA, 1998.
Utomo. 2013. Hubungan Antara Asupan Protein, Vitamin C, dan Kebiasaan
Minum Tehh dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA
Negeri 1 Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Available
at
http://eprints.ums.ac.id/26050/12/PUBLIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf
(Diakses : 26 Desember 2021)
Wirawan, Susilo et al, 2015. Pengaruh Pemberian Tablet Besi Dan Tablet
Besi Plus Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 3 Juli 2015: 285–292

74
Lampiran 1
PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

𝑍 2 .𝑁.𝑝.𝑞
n = 𝑑2 (𝑁−1)+𝑍 2 .𝑝.𝑞
1,962 𝑥 255 𝑥 0,2627 𝑥 0,7373
= 0,12 (255−1) + 1,962 𝑥 0,2627 𝑥 0,7373

3,8416 𝑥 49,391
= 2,55+0,7441

189,739
= 3,294

= 57,6
= 58 sampel
Lost to follow up 10% = 58 + 6
= 64 sampel

75
Lampiran 2

INFORM CONSENT
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Judul Penelitian :
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi
Besi Pada Ibu Hamil Anemia Di Puskesmas Merdeka”
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp :
Menyatakan tidak berkeberatan diambil data pribadi dan data fisik
diberikan untuk materi penelitian dengan judul diatas. Selain itu saya juga
mengizinkan semua data tersebut dipergunakan untuk penelitian sepanjang
penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan kesehatan manusia.

Palembang,
Yang menyatakan

( )

76
Lampiran 3 Kode Sampel :

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN ANEMIA GIZI BESI PADA IBU HAMIL ANEMIA
DI PUSKESMAS MERDEKA
A. Identitas Sampel
1. Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Telp :
6. Usia Kehamilan : bulan
7. Tanggal Visit :
8. Kehamilan ke :

B. Antropometri
Berat Badan : , kg
Tinggi Badan : , cm

C. Biokimia
Kadar Hemoglobin (Hb) : , g/dL
Status Anemia :

D. Kebiasaan Minum Teh


1. Apakah anda suka minum teh?
a. Ya
b. Tidak

77
2. Berapa kali dalam satu hari anda minum teh?
a. 1 kali
b. > 1 kali
3. Berapa banyak air teh yang anda minum dalam satu kali? …..ml
4. Kapan anda mengkonsumsi teh?
a. Bersamaan makan
b. > 1 jam setelah makan
c. > 1 jam sebelum makan

E. Konsumsi Suplemen
1. Apakah anda mengkonsumsi suplemen?
a. Ya
b. Tidak
2. Suplemen apa yang anda konsumsi? ….
3. Berapa sering anda mengkonsumsi suplemen?
a. Setiap hari
b. 2 hari sekali
c. > 2 hari sekali
4. Berapa kali dalam sehari anda mengkonsumsi suplemen?
a. 1 kali
b. > 1 kali

F. Tablet Tambah Darah (TTD)


1. Apakah anda mendapatkan tablet tambah darah (TTD)?
a. Ya
b. Tidak
2. Bila Ya, sudah berapa lama saudara mengkonsumsinya? …bulan
3. Apakah saudara mengkonsumsinya secara rutin?
a. Ya
b. Tidak

78
4. Bila Ya, berapa kali anda mengkonsumsinya?
a. 1 tablet tiap hari
b. 1 tablet tiap minggu
c. 1 tablet tiap bulan
d. Tidak tentu
e. …………..

79
Lampiran 4 Kode Sampel :

FORM RECALL 1X 24 JAM

Nama : ………………………………..

Tanggal……………………
Waktu
Bahan Berat
Makan Hidangan
Makanan URT Gram

PAGI

SELINGAN

SIANG

SELINGAN

MALAM

80
LAMPIRAN 5
OUTPUT

Usia Ibu Hamil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

19-29 33 55.0 55.0 55.0

Valid 30-49 27 45.0 45.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Status Anemia Ibu Hamil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Anemia Ringan 38 63.3 63.3 63.3

Valid Anemia Sedang 22 36.7 36.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Trimester Kehamilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Trimester 1 7 11.7 11.7 11.7

Trimester 2 21 35.0 35.0 46.7


Valid
Trimester 3 32 53.3 53.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Kelompok Paritas Ibu Hamil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak berisiko 44 73.3 73.3 73.3

Valid berisiko 16 26.7 26.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Program Tablet Tambah Darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ya 53 88.3 88.3 88.3


Valid
tidak 7 11.7 11.7 100.0

81
Total 60 100.0 100.0

Konsumsi TTD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Cukup 13 21.7 21.7 21.7

Valid Tidak Cukup 47 78.3 78.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Konsumsi Suplemen Asam Folat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ya 33 55.0 55.0 55.0

Valid tidak 27 45.0 45.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Konsumsi Suplemen Vitamin C

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ya 15 25.0 25.0 25.0

Valid tidak 45 75.0 75.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Kebiasaan Minum Teh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Berisiko 43 71.7 71.7 71.7

Valid Berisiko 17 28.3 28.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

%Kecukupan Asupan Energi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup 31 51.7 51.7 51.7

Valid tidak cukup 29 48.3 48.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

82
%Kecukupan Asupan Protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup 23 38.3 38.3 38.3

Valid tidak cukup 37 61.7 61.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

%Kecukupan Asupan Fe

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup 21 35.0 35.0 35.0

Valid tidak cukup 39 65.0 65.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

%Kecukupan Vit C

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup 19 31.7 31.7 31.7

Valid tidak cukup 41 68.3 68.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

%Kecukupan Asam Folat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup 32 53.3 53.3 53.3

Valid tidak cukup 28 46.7 46.7 100.0


Total 60 100.0 100.0

83
Kelompok Paritas Ibu Hamil * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Hamil Total

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 34 10 44

% within Kelompok 77.3% 22.7% 100.0%


tidak Paritas Ibu Hamil
berisiko % within Status Anemia 89.5% 45.5% 73.3%
Ibu Hamil
Kelompok
% of Total 56.7% 16.7% 73.3%
Paritas Ibu
Count 4 12 16
Hamil
% within Kelompok 25.0% 75.0% 100.0%
Paritas Ibu Hamil
berisiko
% within Status Anemia 10.5% 54.5% 26.7%
Ibu Hamil

% of Total 6.7% 20.0% 26.7%


Count 38 22 60

% within Kelompok 63.3% 36.7% 100.0%


Paritas Ibu Hamil
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 13.806a 1 .000


Continuity Correctionb 11.647 1 .001
Likelihood Ratio 13.700 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 13.576 1 .000
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.87.
b. Computed only for a 2x2 table

84
Konsumsi TTD * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Hamil Total

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 10 3 13

% within Konsumsi TTD 76.9% 23.1% 100.0%


Cukup % within Status Anemia 26.3% 13.6% 21.7%
Ibu Hamil

Konsumsi % of Total 16.7% 5.0% 21.7%


TTD Count 28 19 47

% within Konsumsi TTD 59.6% 40.4% 100.0%


Tidak Cukup % within Status Anemia 73.7% 86.4% 78.3%
Ibu Hamil

% of Total 46.7% 31.7% 78.3%


Count 38 22 60

% within Konsumsi TTD 63.3% 36.7% 100.0%


Total % within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.320a 1 .251


Continuity Correctionb .678 1 .410
Likelihood Ratio 1.392 1 .238
Fisher's Exact Test .338 .207
Linear-by-Linear 1.298 1 .255
Association
N of Valid Cases 60

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.77.
b. Computed only for a 2x2 table

85
Kebiasaan Minum Teh * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Total


Hamil

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 30 13 43

% within Kebiasaan 69.8% 30.2% 100.0%


Minum Teh
Tidak Berisiko
% within Status Anemia 78.9% 59.1% 71.7%
Ibu Hamil

Kebiasaan % of Total 50.0% 21.7% 71.7%


Minum Teh Count 8 9 17

% within Kebiasaan 47.1% 52.9% 100.0%


Minum Teh
Berisiko
% within Status Anemia 21.1% 40.9% 28.3%
Ibu Hamil

% of Total 13.3% 15.0% 28.3%


Count 38 22 60

% within Kebiasaan 63.3% 36.7% 100.0%


Minum Teh
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 2.705a 1 .100


Continuity Correctionb 1.816 1 .178
Likelihood Ratio 2.648 1 .104
Fisher's Exact Test .139 .090
Linear-by-Linear 2.660 1 .103
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.23.
b. Computed only for a 2x2 table

86
%Kecukupan Asupan Energi * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Hamil Total

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 25 6 31

% within %Kecukupan 80.6% 19.4% 100.0%


Asupan Energi
cukup
% within Status Anemia 65.8% 27.3% 51.7%
Ibu Hamil

%Kecukupan % of Total 41.7% 10.0% 51.7%


Asupan Energi Count 13 16 29

% within %Kecukupan 44.8% 55.2% 100.0%


tidak Asupan Energi
cukup % within Status Anemia 34.2% 72.7% 48.3%
Ibu Hamil

% of Total 21.7% 26.7% 48.3%


Count 38 22 60

% within %Kecukupan 63.3% 36.7% 100.0%


Asupan Energi
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.277a 1 .004


b
Continuity Correction 6.807 1 .009
Likelihood Ratio 8.505 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear 8.140 1 .004
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.63.
b. Computed only for a 2x2 table

87
%Kecukupan Asupan Protein * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Hamil Total

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 19 4 23

% within %Kecukupan 82.6% 17.4% 100.0%


Asupan Protein
Cukup
% within Status Anemia 50.0% 18.2% 38.3%
Ibu Hamil

%Kecukupan % of Total 31.7% 6.7% 38.3%


Asupan Protein Count 19 18 37

% within %Kecukupan 51.4% 48.6% 100.0%


Asupan Protein
tidak cukup
% within Status Anemia 50.0% 81.8% 61.7%
Ibu Hamil

% of Total 31.7% 30.0% 61.7%


Count 38 22 60

% within %Kecukupan 63.3% 36.7% 100.0%


Asupan Protein
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.967a 1 .015


Continuity Correctionb 4.697 1 .030
Likelihood Ratio 6.339 1 .012
Fisher's Exact Test .026 .014
Linear-by-Linear 5.868 1 .015
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.43.
b. Computed only for a 2x2 table

88
%Kecukupan Asupan Fe * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Total


Hamil

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 19 2 21

% within %Kecukupan 90.5% 9.5% 100.0%


Asupan Fe
cukup
% within Status Anemia 50.0% 9.1% 35.0%
Ibu Hamil

%Kecukupan % of Total 31.7% 3.3% 35.0%


Asupan Fe Count 19 20 39

% within %Kecukupan 48.7% 51.3% 100.0%


Asupan Fe
tidak cukup
% within Status Anemia 50.0% 90.9% 65.0%
Ibu Hamil

% of Total 31.7% 33.3% 65.0%


Count 38 22 60

% within %Kecukupan 63.3% 36.7% 100.0%


Asupan Fe
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


(2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10.250a 1 .001


Continuity Correctionb 8.530 1 .003
Likelihood Ratio 11.610 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear 10.079 1 .001
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.70.
b. Computed only for a 2x2 table

89
%Kecukupan Asam Folat * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Total


Hamil

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 27 5 32

% within %Kecukupan 84.4% 15.6% 100.0%


Asam Folat
cukup
% within Status Anemia 71.1% 22.7% 53.3%
Ibu Hamil

%Kecukupan % of Total 45.0% 8.3% 53.3%


Asam Folat Count 11 17 28

% within %Kecukupan 39.3% 60.7% 100.0%


Asam Folat
tidak cukup
% within Status Anemia 28.9% 77.3% 46.7%
Ibu Hamil

% of Total 18.3% 28.3% 46.7%


Count 38 22 60

% within %Kecukupan 63.3% 36.7% 100.0%


Asam Folat
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 13.074a 1 .000


Continuity Correctionb 11.204 1 .001
Likelihood Ratio 13.601 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 12.856 1 .000
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.27.
b. Computed only for a 2x2 table

90
%Kecukupan Vit C * Status Anemia Ibu Hamil Crosstabulation

Status Anemia Ibu Hamil Total

Anemia Anemia
Ringan Sedang

Count 13 6 19

% within %Kecukupan Vit 68.4% 31.6% 100.0%


C
cukup
% within Status Anemia 34.2% 27.3% 31.7%
Ibu Hamil

%Kecukupan % of Total 21.7% 10.0% 31.7%


Vit C Count 25 16 41

% within %Kecukupan Vit 61.0% 39.0% 100.0%


tidak C
cukup % within Status Anemia 65.8% 72.7% 68.3%
Ibu Hamil

% of Total 41.7% 26.7% 68.3%


Count 38 22 60

% within %Kecukupan Vit 63.3% 36.7% 100.0%


C
Total
% within Status Anemia 100.0% 100.0% 100.0%
Ibu Hamil

% of Total 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


(2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square .310a 1 .578


Continuity Correctionb .072 1 .788
Likelihood Ratio .314 1 .575
Fisher's Exact Test .774 .398
Linear-by-Linear .305 1 .581
Association
N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.97.
b. Computed only for a 2x2 table

91
LAMPIRAN 6
SURAT IZIN PENELITIAN

92
93

Anda mungkin juga menyukai