Oleh:
NPM : 19210200167
DEPARTEMEN KEBIDANAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
NPM : 19210200167
Tanggal, 2022
Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal, 2022
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Menyetujui,
Mengesahkan,
NIDN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang
berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA
REMAJA ”
bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
Indonesia Maju.
9. Seluruh Dosen dan staf pengajar Program Study Pendidikan Profesi Bidan
iii
memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini
Penulis
Risti Agustin
iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1 1
Jurnal 2 2
Jurnal 3 3
Tinjauan Kasus 5
Pembahasan 12
Kesimpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
I. JURNAL
1. Jurnal 1
Link Jurnal :
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/158
ABSTRAK
1
fisik, body image, dan depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar
6,9%, sedangkan sebesar 93,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini
2. Jurnal 2
Link Jurnal :
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/145
ABSTRAK
2
kurang, distribusi frekuensi asupan protein terdapat (94,7%) yang memiliki
asupan protein cukup dan (5,3%) yang memiliki asupan protein kurang,
distribusi frekuensi asupan lemak terdapat (64,9%) yang memiliki asupan
lemak cukup dan (35,1%) yang memiliki asupan lemak kurang, distribusi
frekuensi asupan karbohidrat terdapat (94,7%) yang memiliki asupan
karbohidrat cukup dan (5,3%) yang memiliki asupan karbohidrat kurang,
distribusi frekuensi pengetahuan terdapat (94,7%) yang berpengetahuan
gizi tinggi dan (5,3%) berpengetahuan gizi rendah. Hasil penelitian ini tidak
ada hubungan antara asupan zat gizi makro dan pengetahuan gizi dengan
status gizi pada siswa MTs.S AN-NUR Kota Padang tahun 2018. Untuk
penelitian lebih lanjut dalam mempertahankan status gizi yang optimal
diharapkan kepada siswa lebih memperhatikan pola makan yang seimbang
dan memakan makanan yang bervariasi setiap harinya
Kata Kunci : Asupan zat gizi makro, Pengetahuan gizi, Status gizi
3. Jurnal 3
Tahun : 5/3/2020
ABSTRAK
Kata kunci: Haemoglobin, kurang energi kronis, remaja putri, zat besi, zat gizi makro
4
II. TINJAUAN KASUS
Tanggal MRS :-
No. Registrasi :-
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. S
Usia : 13 th
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SLTP
5
Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Alamat : Teladan
2. Alasan datang
Remaja mengatakan ingin memeriksakan kondisinya
3. Keluhan utama
Remaja mengatakan lemas, susah makan,da susah buang air besar.
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 5 Hari
Flour albus :-
HPHT :-
5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat keturunan : Alergi (-), Riwayat penyakit keturunan : Asma (-),
darah tinggi (-), DM (-)
- Riwayat kesehatan sekarang : nafsu makan berkurang,nyeri uluhati.
- Riwayat kesehatan yang lalu : tidak ada
6
6. Riwayat Psikososial
Remaja mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan kondisinya.
a) Pola Istirahat
Tidur siang : 1 ½ jam
Tidur malam : 8 jam
b) Pola aktifitas
Remaja mengatakan kegiatan sehari hari melakukan kegiatan rumah,
seperti mencuci baju, mengepel dan menyapu, dan sekolah
Pola Eliminasi
BAK : 6 x sehari
BAB : 3 hari 1x
c) Pola Nutrisi
Makan 1 x sehari, porsi sedikit, dengan lauk pauk, dengan sayur mayur.
d) Pola Kebiasaan
Tidak ada
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 90/70 mmhg
4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : bulat,tidak pucat,tidak ada kelainan
Mata : simetris, kelopak mata normal, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : Bentuk : Simetris, Kebersihan : bersih,
Polip : Tidak ada,
Hidung : tidak ada riwayat sinus, simetris, tidak ada
benjolan
Mulut : tidak ada karies, tidak ada stomatitis
Leher : kelenjar tiroid (-), kelenjar limfe (-), Vena
Jugularis (-)
Dada : Tidak dilakukan
8
Ambomen : Bentuk : simetris, bekas luka (-), Turgor kulit (-),
terdapat nyeri pada bagian dada.
Ekstremitas atas : Baik
Ekstremitas bawah : oedema : (-), Varices (-), Reflek patella kanan
(+),Kiri (+)
Anogenitalia : - (Tidak dilakukan pemeriksaan)
5. Pemeriksaan Penunjang
C. Analisis Data
Nn. S Remaja umur 13 Tahun dengan gizi kurang
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan, (Klien
menyetujui).
2. Memberitahu klien hasil pemeriksaan, bahwa pasien dalam keadaan
baik.(klien mengetahui hasil pemeriksaan).
3. Menganjurkan klien untuk pemenuhan nutrisi dengan makan makanan gizi
seimbang,seperti nasi,lauk,tempe,telur,susu,sayur-sayuran,buah-buahan dan
9
sebagainya.(Klien akan membiasakan dirinya untuk makan-makanan gizi
seimnbang).
4. Menganjurkan klien untuk meminum air putih minimal 8 gelas sehari, (klien
sudah membiasakan diri untuk meminum air mineral 8 gelas per hari
5. Menganjurkan klien untuk banyak olahraga untuk melancarkan peredaran
darah dan memperkuat otot,(klien sudah melakukan olah raga di pagi hari).
6. Menganjurkan klien untuk berkunjung sewaktu-waktu jika terdapat
keluhan, (klien akan melakukan kunjungan jika sewaktu ada keluhan).
7. Melakukan pendokumentasian, (pendokumentasin telah d buat,hasil
terlampir).
Pengkaji,
10
III. PEMBAHASAN
Hasil pada jurnal 1 dapat dilihat bahwa nilai R 0,263. Menurut Sugiyono
(2010), nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknnya nilai semakin mendekati 0
berarti hubungan yang terjadi semakin lemah. Jika koefisien korelasi antara
0,20 – 0,399 hubungan yang terjadi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang rendah antara pola makan, aktivitas fisik, body image, dan
depresi terhadap status gizi remaja putri. Berdasarkan tabel diatas diperoleh
angka R2 (R Square) sebesar 0,069 atau (6,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh pola makan, aktivitas fisik, body image, dan
depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar 6,9%. Atau dengan kata lain,
variasi pola makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi mampu menjelaskan
sebesar 6,9% variasi status gizi remaja putri, sedangkan sisanya hi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
11
konsumsi makanan dan kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-zat
makanan tersebut. Status gizi normal menunjukkan bahwa kualitas dan
kuantitas makanan yang telah memenuhi kebutuhan tubuh. Seseorang yang
berada di bawah ukuran berat badan normal memiliki risiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan seseorang yang berada di atas ukuran normal memiliki risiko
tinggi penyakit degeneratif. Oleh karena itu, diharapkan lebih memperhatikan
asupan makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya memilih jenis makanan yang
sehat dan bergizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Amsi &
Muhajirin, 2011). Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi
pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat. Gaya hidup yang kurang
menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh
seseorang, bila kalori yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik maka akan memudahkan orang mengalami kegemukan.
Meningkatnya kesibukan menyebabkan seseorang tidak lagi mempunyai waktu
yang cukup untuk berolahraga secara teratur (Marmi, 2013). Ada hubungan
yang rendah antara pola makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi
terhadap status gizi remaja putri. Persentase sumbangan pengaruh pola makan,
aktivitas fisik, body image, dan depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar
6,9%.
2. Jurnal 2 “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi Dengan
Status Gizi Pada Siswa Mts.S An-Nur Kota Padang”
Secara umum letak lokasi MTs.S ANNUR beralamat di jalan Adinegoro No.
24 A Padang Sumatera Barat. MTs.S AN-NUR memiliki 7 ruang kelas, 1 ruang
majelis guru dan jumlah guru sebanyak 39 orang. Jumlah siswa MTs.S AN-NUR
yang masih aktif sekolah sebanyak 140 orang.Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat bahwa dari 57 orang responden di MTs.S ANNUR Kota Padang terdapat
(28,1%) berstatus tidak normal dan (71,9%) berstatus gizi normal. Berdasarkan
12
hasil penelitian ini menunjukkan status gizi pada siswa MTs.S AN-NUR Kota
Padang masih terdapat anak yang berstatus gizi kurang. Hal ini bisa disebabkan
anak kurang mendapatkan asupan makanan yang bergizi. Penyebab anak
kurang mendapatkan makanan bergizi disebabkan beberapa hal seperti
kurangnya kemauan anak dalam mengkonsumsi makanan yang telah disediakan
oleh orangtuanya, pengetahuan orangtua yang kurang tentang makanan bergizi
bagi anak usia sekolah, serta cara pemilihan dan penyajian makanan yang baik
bagi anak. Sedangan anak yang dengan status gizi gemuk disebabkan oleh pola
makan yang tidak teratur. Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa dari 57
orang responden di MTs.S AN-NUR Kota Padang terdapat (93%) yang memiliki
asupan energi cukup dan (7%) yang memiliki asupan energi yang kurang.
Asupan energi berasal dari makanan dan minuman dan diukur dalam kilojoules
atau kilokalori. Apabila asupan energi kurang dari kecukupan energi yang
dibutuhkan maka cadangan energi yang terdapat di dalam tubuh yang disimpan
dalam otot akan digunakan. Kekurangan asupan energi ini apabila berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan mengakibatkan menurunnya
berat badan dan keadaan kekurangan zat gizi yang lain (Gibney, 2008).
13
sehari-hari. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, sebaliknya bila
makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi
esensial tertentu. Fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberikan energi,
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta untuk mengatur proses tubuh
(Almatsier, 2010). Asupan energi cukup menjadi salah satu faktor banyaknya
status gizi normal. Banyaknya asupan energi yang cukup bisa disebabkan faktor
orangtua anak yang menyediakan berbagai macam makanan yang sehat untuk
anak. Selain itu tingkat pengetahuan gizi anak juga mempengaruhi sehingga
anak jajan makanan yang sehat dan bergizi. Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat bahwa dari 57 orang responden hubungan asupan protein dengan status
gizi pada siswa MTs.S AN- NUR Kota Padang yang memiliki asupan protein
cukup (25,9%) berstatus gizi tidak normal, (74,1%) berstatus gizi normal.
Asupan protein yang kurang yang berstatus gizi tidak normal (66,7%) dan yang
berstatus gizi normal (33,3%). Berdasarkan analisa bivariat dengan uji Chi-
Square didapat pvalue =0,187 > derajat kemaknaan 95% ( =0,05) menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada
siswa MTs.S AN-NUR Kota Padang. Asupan makanan yang tidak seimbang bisa
mempengaruhi status gizi. Kebiasaan hanya menyukai satu atau dua jajan,
kurang konsumsi makanan tertentu, jarang sarapan pagi, anak menjadi lebih
suka jajan kurang konsumsi makanan berserat seperti sayur maupun buah dan
anak lebih cenderung mengkonsumsi makanan. cepat saji atau instan
merupakan kebiasaan tidak sehat yang sering dilakukan oleh anak (Soekirman,
2012). Anak dengan status gizi kurus selain karena asupan protein yang kurang
juga bisa disebabkan hal lain seperti kurangnya asupan zat gizi yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 57 orang responden
hubungan asupan lemak dengan status gizi pada siswa MTs.S AN- NUR Kota
Padang yang memiliki asupan lemak cukup (18,9%) berstatus gizi tidak normal,
(81,1%) berstatus gizi normal. Asupan lemak yang kurang yang berstatus gizi
tidak normal (45%) dan (55%) berstatus gizi normal. Berdasarkan analisa
bivariat dengan uji Chi-Square didapat pvalue =0,075 > derajat kemaknaan
95% ( =0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan
lemak dengan status gizi pada siswa MTs.S ANNUR Kota Padang. Lemak
14
terdapat pada bahan makanan yang berasal dari hewan, lemak berfungsi
sebagai sumber tenaga dan juga mempertahankan dan memelihara suhu badan.
Setelah bahan makanan yang mengandung lemak dicerna dalam alat
pencernaan, lemak diserap ke dalam tubuh, sesuai dengan kebutuhan lemak
dibakar untuk menghasilkan energi, sedangkan selebihnya disimpan sebagai
lemak tubuh (Suma’mur, 2014). asupan lemak cukup menjadi salah satu faktor
banyaknya status gizi normal. Banyaknya asupan lemak yang cukup bisa
disebabkan factor orangtua anak yang menyediakan berbagai macam makanan
yang bervariasi setiap hari untuk anaknya.
3. Jurnal 3 “ Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar Haemoglobin Dan
Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri”
15
Sedangkan asupan karbohidrat menunjukkan ada hubungan tidak
bermakna dengan risiko KEK pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Banyumas
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara
asupan karbohidrat dengan ukuran lingkar lengan atas remaja
putri.Meningkatnya konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang,
namun memiliki banyak kalori seperti mengkonsumsi junk food merupakan
penyebab para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun
status gizinya normal. Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh, zat
ini terdapat pada bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
padi, jagung, singkong, sagu, gandum, talas dan lainnya. Karbohidrat berfungsi
sebagai penyedia tenaga atau kalori untuk memenuhi kebutuhan kegiatan tubuh
dan juga untuk mempertahankan suhu badan.20 Menurut hasil analisis
hubungan antara asupan zat besi dengan risiko KEK pada remaja putri, dapat
dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik (p ˂0.05) antara
kedua variable tersebut. Nilai OR menerangkan bahwa siswi dengan asupan zat
besi kurang beresiko 11 kali lebih besar menderita kekurangan energi kronis.
Kurangnya asupan zat besi yang sebagian besar terjadi pada remaja putri dapat
disebabkan karena sebagian besar responden tidak pernah mengkonsumsi
suplemen Fe. Pengetahuan tentang anemia yang rendah dapat menjadi faktor
penyebab kurangnya asupan zat gizi dengan kandungan zat besi yang rendah.
Zat besi mempunyai peran yang penting dalam tubuh diantaranya membantu
hemoglobin mengangkut oksigen dan membantu berbagai macam enzim
mengikat oksigen untuk proses pembakaran atau proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat dari saat sebelum remaja sebesar
0,7-0,9 mg/hr menjadi 2,2 mg/hr, saat menstruasi kebutuhan zat besi semakin
meningkat.
Pengkaji melihat ada hubungan antara status gizi klien yang kurang dengan
kurangnya konsumsi makanan gizi seimbang. Menyarankan kepada klien agar
konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang, namun memiliki banyak
kalori seperti mengkonsumsi junk food merupakan penyebab para remaja
rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun status gizinya normal.
16
Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh, zat ini terdapat pada
bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti padi, jagung,
singkong, sagu, gandum, talas dan lainnya
17
IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Jurnal 1 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji
b. Jurnal 2 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji
c. Jurnal 3 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji
2. Saran
V. DAFTAR PUSTAKA
2. Maria Nova1 , Rahmita Yanti. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan
Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Pada Siswa Mts.S An-Nur Kota Padang.
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/145
3. Melda Telisa, Eliza. Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar
Haemoglobin Dan Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri.
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/download/241/155
18
VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Link Vidio
https://youtu.be/5TLE9csqy5Y
2. Foto Dokumentasi
19