Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI REMAJA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 2

Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi

Oleh:

NAMA : Risti Agustin

NPM : 19210200167

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

DEPARTEMEN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI REMAJA

Oleh:

NAMA : Risti Agustin

NPM : 19210200167

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk


dipresentasikan di hadapan tim penguji.

Tanggal, 2022

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

( Hidayani, AM.keb, SKM, MKM)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI REMAJA


Oleh:
NAMA : Risti Agustin
NPM : 19210200167

Telah dipresentasikan pada tanggal bulan Agustus tahun 2022 di hadapan


tim penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, 2022
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb

NIDN NIDN

Menyetujui,

Mengesahkan,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Hidayani, AM.keb, SKM, MKM)

NIDN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang
berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA
REMAJA ”

Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan

bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Indonesia Maju

2. Dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.

3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.

4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku PJS Wakil Rektor I Bidang Akademik

Universitas Indonesia Maju.

5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku PJS Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik

Universitas Indonesia Maju.

6. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas

Indonesia Maju.

7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi

Universitas Indonesia Maju.

8. Fanni Hanifah, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Study Pendidikan

Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju.

9. Seluruh Dosen dan staf pengajar Program Study Pendidikan Profesi Bidan

Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju yang telah

iii
memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis

selama mengikuti proses pendidikan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat

diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini

memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bangka Selatan, Agustus 2022

Penulis

Risti Agustin

iv
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

BAGIAN 1: JURNAL

Jurnal 1 1

Jurnal 2 2

Jurnal 3 3

BAGIAN II: TINJAUAN KASUS

Tinjauan Kasus 5

BAGIAN III: PEMBAHASAN

Pembahasan 12

BAGIAN IV: PENUTUP

Kesimpulan 19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
v
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi


remaja putri

Penulis : Tri Budi Rahayu dan Fitriana

Tahun : 29 Desember 2018

Link Jurnal :

http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/158

ABSTRAK

Kelompok umur remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang


pesat, yang disebut “adolescence growth spurt”, sehingga memerlukan zat –
zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Remaja putri sebagai calon ibu di
masa depan memiliki kerentanan dalam masalah gizi karena remaja putri
mengalami menstruasi awal dalam fase hidupnya. Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh pola makan, aktivitas fisik, body image,
dan depresi dengan status gizi remaja putri. Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif korelasi sederhana dengan metode cross-sectional. Data
penelitian diolah menggunakan program komputer dan diuji menggunakan
uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F hitung
2,711, sedangkan F tabel sebesar 2,434, sehingga didapatkan nilai F
hitung>F tabel maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan
antara pola makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi secara bersama-
sama terhadap status gizi remaja putri. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,069 atau (6,9%). Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh pola makan, aktivitas

1
fisik, body image, dan depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar
6,9%, sedangkan sebesar 93,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini

Kata Kunci: Nutritional status; Eating intake; Physical activity; Body


image; Depression; Teenage woman

2. Jurnal 2

Judul : Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi


Dengan Status Gizi Pada Siswa Mts.S An-Nur Kota Padang

Penulis : Maria Nova1 , Rahmita Yanti

Tahun : 18-12-2018, Reviewed: 19-12-2018, Accepted: 30-12-2018

Link Jurnal :

https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/145

ABSTRAK

Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan


kebutuhan pada remaja akan menimbulkan masalah gizi kurang atau
masalah gizi lebih. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila
tubuh mendapat asupan zat gizi yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan pengetahuan gizi
dengan status gizi pada siswa MTs.S AN-NUR Kota Padang tahun 2018.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain Cross Section Study.
Analisa bivariat dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan uji
Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian distribusi
frekuensi status gizi (28,1%) berstatus tidak normal dan (71,9%) berstatus
gizi normal, distribusi frekuensi asupan energi terdapat (93%) yang
memiliki asupan energi cukup dan (7%) yang memiliki asupan energi

2
kurang, distribusi frekuensi asupan protein terdapat (94,7%) yang memiliki
asupan protein cukup dan (5,3%) yang memiliki asupan protein kurang,
distribusi frekuensi asupan lemak terdapat (64,9%) yang memiliki asupan
lemak cukup dan (35,1%) yang memiliki asupan lemak kurang, distribusi
frekuensi asupan karbohidrat terdapat (94,7%) yang memiliki asupan
karbohidrat cukup dan (5,3%) yang memiliki asupan karbohidrat kurang,
distribusi frekuensi pengetahuan terdapat (94,7%) yang berpengetahuan
gizi tinggi dan (5,3%) berpengetahuan gizi rendah. Hasil penelitian ini tidak
ada hubungan antara asupan zat gizi makro dan pengetahuan gizi dengan
status gizi pada siswa MTs.S AN-NUR Kota Padang tahun 2018. Untuk
penelitian lebih lanjut dalam mempertahankan status gizi yang optimal
diharapkan kepada siswa lebih memperhatikan pola makan yang seimbang
dan memakan makanan yang bervariasi setiap harinya

Kata Kunci : Asupan zat gizi makro, Pengetahuan gizi, Status gizi

3. Jurnal 3

Judul : ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, ASUPAN ZAT BESI, KADAR


HAEMOGLOBIN DAN RISIKO KURANG ENERGI KRONIS
PADA REMAJA PUTRI

Penulis : melda Telisa, Eliza

Tahun : 5/3/2020

Link Jurnal: http://dx.doi.org/10.30867/action.v5i1.241

ABSTRAK

Remaja merupakan kelompok rentang mengalami masalah gizi. Masalah


gizi yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan zat gizi yang
dapat memicu terjadinya kurang energi kronis (KEK) serta anemia sebagai
akibat kekurangan zat besi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan
asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar haemoglobin terhadap risiko
kurang energi kronis. Metode penelitian survei analitik dengan desain secara
3
kasus kontrol. Penelitian dilakukan pada 72 siswi SMA Muhammadiyah 1
Palembang terdiri 36 berisiko KEK dan 36 tidak KEK. Data asupan zat gizi
makro dan asupan Fe diperoleh dari perhitungan Semi Quantitative Food
Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), data kadar Haemoglobin menggunakan
metode quick cek, dan data KEK melalui pengukuran lingkar lengan atas
(LiLA). Analisis data menggunakan uji Chi-square pada CI:95%. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara asupan z\at
gizi makro energi (p=0,004), protein (p=0,004), lemak (p=0,031) dan asupan
zat besi (p=0,000) dengan risiko KEK remaja putri. Kesimpulan, Risiko KEK
pada remaja putri dipengaruhi oleh asupan zat gizi makro dan mikro. Saran,
perlu dilakukan edukasi dan intervensi terkait pentingnya memperhatikan
status gizi remaja putri.

Kata kunci: Haemoglobin, kurang energi kronis, remaja putri, zat besi, zat gizi makro

4
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA MASA REMAJA

Tanggal MRS :-

Tanggal Pengkajian : 01/08/2022

No. Registrasi :-

Waktu Pengkajian : 19.00 WIB

Tempat Pengkajian : Praktek Mandiri Bidan

Pengkaji : Risti Agustin

PENGKAJIAN

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. S

Usia : 13 th

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SLTP

Identitas Orang tua

Nama ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn.A


Usia Ibu : 40 Th Usia Ayah : 43 th
Suku ibu : Melayu Suku ayah : Melayu

5
Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Alamat : Teladan

2. Alasan datang
Remaja mengatakan ingin memeriksakan kondisinya

3. Keluhan utama
Remaja mengatakan lemas, susah makan,da susah buang air besar.

4. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun

Siklus : 30 hari

Lama : 5 Hari

Sebelum sakit : - hari

Sesudah sakit : - hari

Banyak : 2x sehari ganti pembalut

Sebelum sakit : - sehari

Selama sakit : - sehari

Sifat darah : Merah encer tidak bergumpal

Sebelum sakit : Merah encer tidak bergumpal

Sesudah sakit : Merah encer tidak bergumpal

Nyeri haid : kadang-kadang

Flour albus :-

HPHT :-

5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat keturunan : Alergi (-), Riwayat penyakit keturunan : Asma (-),
darah tinggi (-), DM (-)
- Riwayat kesehatan sekarang : nafsu makan berkurang,nyeri uluhati.
- Riwayat kesehatan yang lalu : tidak ada

6
6. Riwayat Psikososial
Remaja mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan kondisinya.

7. Pola kebiasaan sehari hari

a) Pola Istirahat
Tidur siang : 1 ½ jam
Tidur malam : 8 jam

b) Pola aktifitas
Remaja mengatakan kegiatan sehari hari melakukan kegiatan rumah,
seperti mencuci baju, mengepel dan menyapu, dan sekolah

Pola Eliminasi

BAK : 6 x sehari
BAB : 3 hari 1x

c) Pola Nutrisi
Makan 1 x sehari, porsi sedikit, dengan lauk pauk, dengan sayur mayur.

Lebih sering konsumsi seperti seblak,makroni pedas,dan es teh.

Minum sehari 6 -8gelas / Hari

d) Pola Kebiasaan
Tidak ada

e) Pola personal Hygiene


Ganti pakaian dalam : 3x sehari

Mandi : 2x sehari

Keramas : 3x seminggu

Ganti baju : 3x sehari

Cara membersihkan alat genital: Setelah BAB/BAK : langsung


mengeringkan setelah BAB/BAK
7
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 90/70 mmhg

Denyut Nadi : 80 x/menit

Frekuensi Nafas : 20 x/ menit

Suhu tubuh : 36,4 ℃

3. Pemeriksaan status Gizi


Berat Badan : 35 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT : 14,6 (Kurang)
LILA : 18 cm
Lingkar perut : 57 cm

4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : bulat,tidak pucat,tidak ada kelainan
Mata : simetris, kelopak mata normal, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : Bentuk : Simetris, Kebersihan : bersih,
Polip : Tidak ada,
Hidung : tidak ada riwayat sinus, simetris, tidak ada
benjolan
Mulut : tidak ada karies, tidak ada stomatitis
Leher : kelenjar tiroid (-), kelenjar limfe (-), Vena
Jugularis (-)
Dada : Tidak dilakukan

8
Ambomen : Bentuk : simetris, bekas luka (-), Turgor kulit (-),
terdapat nyeri pada bagian dada.
Ekstremitas atas : Baik
Ekstremitas bawah : oedema : (-), Varices (-), Reflek patella kanan
(+),Kiri (+)
Anogenitalia : - (Tidak dilakukan pemeriksaan)

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium

Nama Nilai Nama Nilai


Hasil Hasil
Pemeriksa Normal Pemeriksa Normal
an an
Darah Lengkap Faal Hati
Golongan Albumin
darah SGOT
Trombosit SGPT
Eritrosit Gula Darah
Leukosit GDS
Hemoglobin Plano Test

b. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya : tidak dilakukan

C. Analisis Data
Nn. S Remaja umur 13 Tahun dengan gizi kurang

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan, (Klien
menyetujui).
2. Memberitahu klien hasil pemeriksaan, bahwa pasien dalam keadaan
baik.(klien mengetahui hasil pemeriksaan).
3. Menganjurkan klien untuk pemenuhan nutrisi dengan makan makanan gizi
seimbang,seperti nasi,lauk,tempe,telur,susu,sayur-sayuran,buah-buahan dan
9
sebagainya.(Klien akan membiasakan dirinya untuk makan-makanan gizi
seimnbang).
4. Menganjurkan klien untuk meminum air putih minimal 8 gelas sehari, (klien
sudah membiasakan diri untuk meminum air mineral 8 gelas per hari
5. Menganjurkan klien untuk banyak olahraga untuk melancarkan peredaran
darah dan memperkuat otot,(klien sudah melakukan olah raga di pagi hari).
6. Menganjurkan klien untuk berkunjung sewaktu-waktu jika terdapat
keluhan, (klien akan melakukan kunjungan jika sewaktu ada keluhan).
7. Melakukan pendokumentasian, (pendokumentasin telah d buat,hasil
terlampir).

Pengkaji,

(Risti Agustin, S.ST)

10
III. PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Jurnal 1 “ Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja putri”

Hasil pada jurnal 1 dapat dilihat bahwa nilai R 0,263. Menurut Sugiyono
(2010), nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti
hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknnya nilai semakin mendekati 0
berarti hubungan yang terjadi semakin lemah. Jika koefisien korelasi antara
0,20 – 0,399 hubungan yang terjadi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang rendah antara pola makan, aktivitas fisik, body image, dan
depresi terhadap status gizi remaja putri. Berdasarkan tabel diatas diperoleh
angka R2 (R Square) sebesar 0,069 atau (6,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh pola makan, aktivitas fisik, body image, dan
depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar 6,9%. Atau dengan kata lain,
variasi pola makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi mampu menjelaskan
sebesar 6,9% variasi status gizi remaja putri, sedangkan sisanya hi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat maka nilai F hitung 2,711.


Sedangkan dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, hasil yang diperoleh
untuk F tabel sebesar 2,434, sehingga didapatkan nilai F hitung>F tabel maka
Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara pola makan, aktivitas
fisik, body image, dan depresi secara bersama-sama terhadap status gizi remaja
putri. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola makan, aktivitas
fisik, body image, dan depresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
status gizi remaja putri. Konsumsi gizi pada seseorang dapat menentukan
tercapainya derajat kesehatan yang dapat disebut status gizi, pola makan yang
benar sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Menurut Kementerian Kesehatan (2011), faktor yang cukup dominan yang
menyebabkan keadaan status gizi kurang ialah perilaku memilih dan
memberikan makanan yang tidak tepat kepada anggota keluarga termasuk
remaja putri. Pada dasarnya status gizi seseorang ditentukan berdasarkan

11
konsumsi makanan dan kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-zat
makanan tersebut. Status gizi normal menunjukkan bahwa kualitas dan
kuantitas makanan yang telah memenuhi kebutuhan tubuh. Seseorang yang
berada di bawah ukuran berat badan normal memiliki risiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan seseorang yang berada di atas ukuran normal memiliki risiko
tinggi penyakit degeneratif. Oleh karena itu, diharapkan lebih memperhatikan
asupan makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya memilih jenis makanan yang
sehat dan bergizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Amsi &
Muhajirin, 2011). Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi
pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat. Gaya hidup yang kurang
menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh
seseorang, bila kalori yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik maka akan memudahkan orang mengalami kegemukan.
Meningkatnya kesibukan menyebabkan seseorang tidak lagi mempunyai waktu
yang cukup untuk berolahraga secara teratur (Marmi, 2013). Ada hubungan
yang rendah antara pola makan, aktivitas fisik, body image, dan depresi
terhadap status gizi remaja putri. Persentase sumbangan pengaruh pola makan,
aktivitas fisik, body image, dan depresi terhadap status gizi remaja putri sebesar
6,9%.

Pengkaji memberikan konseling sesuai dengan penelitian jurnal 1 tentang


gizi seimbang, bahwa status gizi itu penting bagi Kesehatan remaja khususnya
remaja putri karena akan mejadi seorang ibu.

2. Jurnal 2 “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi Dengan
Status Gizi Pada Siswa Mts.S An-Nur Kota Padang”

Secara umum letak lokasi MTs.S ANNUR beralamat di jalan Adinegoro No.
24 A Padang Sumatera Barat. MTs.S AN-NUR memiliki 7 ruang kelas, 1 ruang
majelis guru dan jumlah guru sebanyak 39 orang. Jumlah siswa MTs.S AN-NUR
yang masih aktif sekolah sebanyak 140 orang.Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat bahwa dari 57 orang responden di MTs.S ANNUR Kota Padang terdapat
(28,1%) berstatus tidak normal dan (71,9%) berstatus gizi normal. Berdasarkan
12
hasil penelitian ini menunjukkan status gizi pada siswa MTs.S AN-NUR Kota
Padang masih terdapat anak yang berstatus gizi kurang. Hal ini bisa disebabkan
anak kurang mendapatkan asupan makanan yang bergizi. Penyebab anak
kurang mendapatkan makanan bergizi disebabkan beberapa hal seperti
kurangnya kemauan anak dalam mengkonsumsi makanan yang telah disediakan
oleh orangtuanya, pengetahuan orangtua yang kurang tentang makanan bergizi
bagi anak usia sekolah, serta cara pemilihan dan penyajian makanan yang baik
bagi anak. Sedangan anak yang dengan status gizi gemuk disebabkan oleh pola
makan yang tidak teratur. Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa dari 57
orang responden di MTs.S AN-NUR Kota Padang terdapat (93%) yang memiliki
asupan energi cukup dan (7%) yang memiliki asupan energi yang kurang.
Asupan energi berasal dari makanan dan minuman dan diukur dalam kilojoules
atau kilokalori. Apabila asupan energi kurang dari kecukupan energi yang
dibutuhkan maka cadangan energi yang terdapat di dalam tubuh yang disimpan
dalam otot akan digunakan. Kekurangan asupan energi ini apabila berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan mengakibatkan menurunnya
berat badan dan keadaan kekurangan zat gizi yang lain (Gibney, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 57 orang responden di


MTs.S ANNUR Kota Padang terdapat (94,7%) yang berpengetahuan gizi tinggi
dan (5,3%) berpengetahuan gizi rendah. Pengetahuan gizi adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat kembali kandungan gizi makanan serta kegunaan
zat gizi tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif
yang dibutuhkan untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan,
agar struktur pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan dapat
dikembangkan (Emilia, 2008). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa
dari 57 orang responden hubungan asupan energi dengan status gizi pada siswa
MTs.S AN- NUR Kota Padang yang memiliki asupa energi cukup (24,5%)
berstatus tidak normal, (75,5%) berstatus gizi normal. Asupan energi yang
kurang yang berstatus gizi tidak normal (75,0%) dan (25%) yang berstatus gizi
normal. Berdasarkan analisa bivariat dengan uji Chi- Square didapat pvalue
=0,063 > derajat kemaknaan 95% ( =0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan. Status gizi seseorang sering kali dihubungkan dengan asupan makan

13
sehari-hari. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, sebaliknya bila
makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi
esensial tertentu. Fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberikan energi,
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta untuk mengatur proses tubuh
(Almatsier, 2010). Asupan energi cukup menjadi salah satu faktor banyaknya
status gizi normal. Banyaknya asupan energi yang cukup bisa disebabkan faktor
orangtua anak yang menyediakan berbagai macam makanan yang sehat untuk
anak. Selain itu tingkat pengetahuan gizi anak juga mempengaruhi sehingga
anak jajan makanan yang sehat dan bergizi. Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat bahwa dari 57 orang responden hubungan asupan protein dengan status
gizi pada siswa MTs.S AN- NUR Kota Padang yang memiliki asupan protein
cukup (25,9%) berstatus gizi tidak normal, (74,1%) berstatus gizi normal.
Asupan protein yang kurang yang berstatus gizi tidak normal (66,7%) dan yang
berstatus gizi normal (33,3%). Berdasarkan analisa bivariat dengan uji Chi-
Square didapat pvalue =0,187 > derajat kemaknaan 95% ( =0,05) menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi pada
siswa MTs.S AN-NUR Kota Padang. Asupan makanan yang tidak seimbang bisa
mempengaruhi status gizi. Kebiasaan hanya menyukai satu atau dua jajan,
kurang konsumsi makanan tertentu, jarang sarapan pagi, anak menjadi lebih
suka jajan kurang konsumsi makanan berserat seperti sayur maupun buah dan
anak lebih cenderung mengkonsumsi makanan. cepat saji atau instan
merupakan kebiasaan tidak sehat yang sering dilakukan oleh anak (Soekirman,
2012). Anak dengan status gizi kurus selain karena asupan protein yang kurang
juga bisa disebabkan hal lain seperti kurangnya asupan zat gizi yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 57 orang responden
hubungan asupan lemak dengan status gizi pada siswa MTs.S AN- NUR Kota
Padang yang memiliki asupan lemak cukup (18,9%) berstatus gizi tidak normal,
(81,1%) berstatus gizi normal. Asupan lemak yang kurang yang berstatus gizi
tidak normal (45%) dan (55%) berstatus gizi normal. Berdasarkan analisa
bivariat dengan uji Chi-Square didapat pvalue =0,075 > derajat kemaknaan
95% ( =0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan
lemak dengan status gizi pada siswa MTs.S ANNUR Kota Padang. Lemak
14
terdapat pada bahan makanan yang berasal dari hewan, lemak berfungsi
sebagai sumber tenaga dan juga mempertahankan dan memelihara suhu badan.
Setelah bahan makanan yang mengandung lemak dicerna dalam alat
pencernaan, lemak diserap ke dalam tubuh, sesuai dengan kebutuhan lemak
dibakar untuk menghasilkan energi, sedangkan selebihnya disimpan sebagai
lemak tubuh (Suma’mur, 2014). asupan lemak cukup menjadi salah satu faktor
banyaknya status gizi normal. Banyaknya asupan lemak yang cukup bisa
disebabkan factor orangtua anak yang menyediakan berbagai macam makanan
yang bervariasi setiap hari untuk anaknya.

Pengkaji menyarankan orang tua klien untuk menghidangkan makan-


makananan variasi setiap harinya,di tambah kita berada di daerah pantai yang
kaya akan ikan laut, agar memenuhi gizi klien guna memperbaiki status
gizinya.

3. Jurnal 3 “ Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar Haemoglobin Dan
Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri”

Berdasarkan hasil penelitian pada 72 orang remaja siswi SMA


Muhammadiyah 1 Palembang dengan karakteristik usia terbesar pada usia 15
tahun yaitu 52,8%. Sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa
siswi pada kelompok risiko KEK dengan asupan zat gizi makro (energi, protein,
lemak, dan karbohidrat) dengan kategori asupan kurang yaitu lebih dari 50%.
Asupan protein kurang merupakan nilai tertinggi mencapai 61,1% pada remaja
siswi dengan risiko KEK. Hasil penelitian untuk asupan zat besi kategori kurang
pada siswi risiko KEK sangat tinggi yaitu sebesar 91,7%. Untuk hasil
pengukuran kadar Hb dengan kategori < 12 g/dl sebesar 72,2% baik pada siswi
risiko KEK maupun tidak. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri sangat
rentan terkena anemia. Pada penelitian ini asupan zat gizi makro (energi,
protein, lemak, dan karbohidrat) dengan kategori kurang apabila asupan < 80%
angka kecukupan gizi (AKG) 2013. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah
remaja putri yang berisiko KEK sebagian besar asupannya kurang dari 80%
kebutuhan AKG remaja putri.

15
Sedangkan asupan karbohidrat menunjukkan ada hubungan tidak
bermakna dengan risiko KEK pada siswi SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Banyumas
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara
asupan karbohidrat dengan ukuran lingkar lengan atas remaja
putri.Meningkatnya konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang,
namun memiliki banyak kalori seperti mengkonsumsi junk food merupakan
penyebab para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun
status gizinya normal. Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh, zat
ini terdapat pada bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
padi, jagung, singkong, sagu, gandum, talas dan lainnya. Karbohidrat berfungsi
sebagai penyedia tenaga atau kalori untuk memenuhi kebutuhan kegiatan tubuh
dan juga untuk mempertahankan suhu badan.20 Menurut hasil analisis
hubungan antara asupan zat besi dengan risiko KEK pada remaja putri, dapat
dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik (p ˂0.05) antara
kedua variable tersebut. Nilai OR menerangkan bahwa siswi dengan asupan zat
besi kurang beresiko 11 kali lebih besar menderita kekurangan energi kronis.
Kurangnya asupan zat besi yang sebagian besar terjadi pada remaja putri dapat
disebabkan karena sebagian besar responden tidak pernah mengkonsumsi
suplemen Fe. Pengetahuan tentang anemia yang rendah dapat menjadi faktor
penyebab kurangnya asupan zat gizi dengan kandungan zat besi yang rendah.
Zat besi mempunyai peran yang penting dalam tubuh diantaranya membantu
hemoglobin mengangkut oksigen dan membantu berbagai macam enzim
mengikat oksigen untuk proses pembakaran atau proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat dari saat sebelum remaja sebesar
0,7-0,9 mg/hr menjadi 2,2 mg/hr, saat menstruasi kebutuhan zat besi semakin
meningkat.

Pengkaji melihat ada hubungan antara status gizi klien yang kurang dengan
kurangnya konsumsi makanan gizi seimbang. Menyarankan kepada klien agar
konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang, namun memiliki banyak
kalori seperti mengkonsumsi junk food merupakan penyebab para remaja
rentan sekali kekurangan zat gizi tertentu meskipun status gizinya normal.

16
Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh, zat ini terdapat pada
bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti padi, jagung,
singkong, sagu, gandum, talas dan lainnya

17
IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Jurnal 1 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji

b. Jurnal 2 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji

c. Jurnal 3 sesuai dengan kasus Gizi Pada Remaja yg dikaji oleh pengkaji

2. Saran

Apabila dalam penulisan jurnal ini masih banyak kekeliruan dalam


penulisan saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari
semua pihak, dan dapat memperbaiki atau menyempurnakan jurnal ini menjadi
lebih baik lagi.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Tri Budi Rahayu, Fitriana.Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi status


gizi remaja putri”
http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/158

2. Maria Nova1 , Rahmita Yanti. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan
Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Pada Siswa Mts.S An-Nur Kota Padang.
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/JKP/article/view/145

3. Melda Telisa, Eliza. Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar
Haemoglobin Dan Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri.
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/download/241/155

18
VI. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Link Vidio

https://youtu.be/5TLE9csqy5Y

2. Foto Dokumentasi

19

Anda mungkin juga menyukai