Oleh:
NAMA : WILDAYANTI
NPM : 19210200162
Oleh:
NAMA : WILDAYANTI
NPM : 19210200162
Tanggal,....................2022
Mengetahui,
NIDN
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
NAMA : WILDAYANTI
NPM : 19210200162
Menyetujui,
Mengesahkan,
( )
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala yang telah
Penulis menyadari dalam proses penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini tidak
lepas dari bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
12. Kedua orang tua, teman seperjuangan dan pihak lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I JURNAL
1.1. Jurnal 1
1.2. Jurnal 2
1.3. Jurnal 3
II TINJAUAN KASUS
4.1. Data Subjektif
4.2. Data Objektif
4.3. Analisis Data
4.4. Penatalaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
4.5. Jurnal 1
4.6. Jurnal 2
4.7. Jurnal 3
BAB V PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
I. JURNAL
1. Jurnal 1
Tahun : 2020
Link Jurnal :
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/27093/0
Abstrak
2. Jurnal 2
Tahun : 2020
Link Jurnal :
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MTPHJ/article/view/839
Abstrak
3. Jurnal 3
Tahun : 2019
Link Jurnal :
http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/2022
Abstrak
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN
ANAK USIA PRASEKOLAH
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : Aviana Kaira
Tanggal lahir : 08-09-2021
Umur : 1 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke- :1
2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Misna Hadi Nama Ayah : Kamsul
Umur : 34 Umur : 37
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Bungku Suku : Bungku
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Honorer
Alamat : Desa Puungkoilu
3. Alasan datang
Ingin Memeriksakan Keadaan dan tumbuh kembang Balita
1
4. Keluhan utama
Ibu merasa khawatir dengan keadaan anaknya terlihat kurus dan pendek
5. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit yang serius
6. Riwayat pertumbuhan
Ibu mengatatakan pertumbuhan anak A kurang karena berat badan dan
tinggi badan hanya bertambah sedikit setiap bulannya.
7. Riwayat perkembangan
Ibu mengatakan Anak A belum bisa berjalan sepanjang ruangan tanpa
jatuh dan sudah bisa berdiri selama 30 detik tanpa berpegangan, belum
bisa mengangkat badannya keposisi berdiri tanpa bantuan ibunya, bisa
mempertemukan dua kubus yang dia pegang tanpa bantuan, anak
bisa duduk sendiri tanpa bantuan, bisa menyebutkan 2 suku kata seperti
ma-ma dan pa-pa
8. Riwayat imunisasi
HB 0 : Sudah dilakukan saat posyandu
BCG + POLIO 1 : Sudah dilakukan saat posyandu
DPT-HB-HIB 1 + POLIO 2 : Sudah dilakukan saat posyandu
DPT0HB-HIB 2 + POLIO 2: Sudah dilakukan saat posyandu
DPT-HB-HIB 3 + POLIO 4: Sudah dilakukan saat posyandu
IPV : Sudah dilakukan saat posyandu
CAMPAK : Sudah dilakukan saat posyandu
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Tidur malam : ± 6 Jam
Tidur siang : Jarang tidur siang
b) Pola aktivitas
Ibu mengatakan anaknya aktif bermain setiap hari
c) Pola eliminasi
BAB : 1 x sehari
BAK : 5-6 x sehari
2
d) Pola nutrisi
Makan 2-3 kali sehari dengan nasi, lauk ikan, jarang makan sayur,
dan da buah, tidak makan telur karena alergi, minum susu.
Frekuensi makan tidak menentu.
e) Pola personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, ganti pempers jika BAB dan jika pempers penuh
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 88 kali/menit
Frekuensi nafas : 24 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7 0
C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 6,6 kg
Tinggi badan : 67,8 cm
IMT :
Status gizi
a. BB/U : [ ] Gizi buruk; [√] Gizi kurang; [ ] Gizi baik; [ ]
Gizi lebih
b. PB atau TB/U : [ ] Sangat pendek; [√ ] Pendek; [ ]
Normal; [ ] Tinggi
c. BB/PB atau TB: [ ] Sangat kurus; [√ ] Kurus; [ ] Normal; [ ]
Gemuk
d. IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [ ] Normal; [ ]
Gemuk; [ ] Obesitas
Lingkar kepala : 43 cm; [√] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ]
Makrosefali
3
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Simetris
Mata : Sclera : putih
Telinga : Simetris, bentuk memanjang, tidak ada serumen
Hidung : Simetris, bersih, terdapat lubang hidung
Mulut : Simetris, gusi normal, bibir lembab berwarna
merah muda, tidak ada caries
Leher : Tidak ada kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
Dada : Normal, tidak terdengar ronchi dan wheezing,
tidak ada tarikan dinding dada.
Abdomen : Tidak ada pembesaran abnormal
Ekstremitas Atas : Normal, Tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas Bawah: Normal, Tidak ditemukan kelainan
Anogenitalia : Terdapat labia mayora dan labia minora
4
h. KMME : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan atas indikasi
a. M-CHAT : Tidak dilakukan
b. GPPH : Tidak dilakukan
7. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. Analisis Data
Anak A usia 1 Tahun dengan BGM
Masalah aktual : Balita dengan BGM
Masalah Potensial : Potensial terjadi gizi buruk
D. Penatalaksanaan
1. Menggunakan APD sesuai dengan protocol kesehatan, APD telah
digunakan
2. Melakukan Informend consent pada ibu balita, informed consent telah
dilakukan
3. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa pertumbuhan
anaknya dalam kategori Bawah Garis Merah (BGM), ditandai dengan
berat badan 6,6 kg, hanya bertambah 100 gram dari BB dibulan
sebelumnya sehingga hasil KMS masih tetap berada di Bawah Garis
Merah, berat badan menurut umur juga dalam kategori kurang
(underweight), tinggi badan menurut umur anak juga dalam kategori
pendek, berat badan menurut Panjang badan dalam kategori gizi
kurang. Ibu mengerti dan merasa cemas dengan keadaan bayinya.
4. Menjelaskan kepada ibu pertumbuhan berat badan yang normal pada
usia 12-24 bulan minimal 200 gram setiap bulan, BB yang normal
menurut umur 12 bulan yaitu minimal 7 kg, tinggi badan normal yaitu
minimal 69 cm. Ibu mengerti
5. Menjelaskan kepada ibu balita tentang BGM yaitu letak titik dari hasil
penimbangan berat badan dari balita berada dibawah garis merah
5
dalam grafik yang terdapat pada KMS dan merupakan suatu bentuk
dari permasalahan kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh. Ibu
mengerti dengan penjelasan bidan.
6. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan BGM dapat dijadikan indikator
awal bahwa balita tersebut memiliki permasalahan gizi ataupun
kurang gizi, berpotensi terjadi gizi buruk pada balita BGM. Saat tubuh
balita mengalami kekurangan gizi dengan waktu yang lama dapat
berdampak pada fungsi perkembangan otak yang menurun (rata-rata
pada usia 2-3 tahun), fungsi perkembangan kognitif anak menurun,
terganggunya sistem pembentukan saraf dan gangguan pada
metabolisme tubuh. Ibu mengerti dan akan berusaha meningkatkan
gizi balitanya
7. Memberikan konseling tentang factor yang dapat mempengaruhi
terjadinya BGM yaitu
a. karakteristik ibu dan keluarga seperti usia, paritas, Pendidikan,dan
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga,
juga dipengaruhi oleh
b. Karakteristik balita yaitu usia, jenis kelamin, BBLR berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
c. Pola asuh yaitu pemberian kolostrum, ASI Eksklusif, pemberian
MP-ASI
d. Sanitasi dan pelayanan Kesehatan yaitu cuci tangan dan
kebersihan alat makan, akses air berih dan sumber air minum,
status imunisasi, akses pelayanan Kesehatan
e. Tingkat konsumsi makanan dan pola aktifitas
f. Riwayat penyakit infeksi
6
8. Memberikan konseling pada ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita
yaitu :
a. ASI tetap dilanjutkan
b. MP-ASI yang baik yaitu makanan yang mengandung energi 135o
kkal, protein 20 gr, lemak 45 gr, karbohidrat 215 gr, serat 19
gr,air 1150 ml dan zat gizi mikro (zat besi, Zinc, kalsiaum ,
vitamin A, Vit. C dan folat, dapat diperoleh dari makanan pokok
seperti nasi, lauk hewani seperti ikan, hati ayam, daging, lauk
nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, sayur dan buah-
buahan
c. Berikan 3-4 kali sehari, sebanyak ¾ sampai dengan 1 mangkuk
ukuran 250 ml, 1 potong kecil ikan, daging atau ayam, 1 potong
kecil tempe/ tahu, atau 1 sendok makan kacang-kacangan, ¼ gelas
sayur, 1 potong buah, beri makanan selingan 2 kali sehari yaitu ½
gelas bubur atau 1 potong kue, atau 1 potong buah
d. Utamakan memberikan MP-ASI dari bahan makanan local, jika
menggunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara pakainya dan
perhatikan tanggal kadarluarsa,
e. Mengelola makanan dengan cara yang benar agar zat gizi dalam
makanan tetap terjaga seperti mencucui beras, sayur dan buah
dengan air mengalir terlebih dahulu sebelum diolah, memastikan
alat yang digunakan dalam keadaan bersih, mencuci tangan ibu
dan anak dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.
f. Mengajarkan anak makan sendiri dengan sendok, ajari minum
sendiri dengan gelas dan tetap memperhatikan kebersihan
makanan
7
9. Memberikan Makanan tambahan pada balita (PMT) seperti biskuit
balita, susu formula, bubur kacang ijo, dan buah-buahan. PMT telah
diberikan
10. Memberikan konseling tentang istirahat yang cukup yaitu tidur malam
7-8 jam dan tidur siang 2 jam. Ibu mengerti
11. Memberikan konseling tentang perilaku hidup bersih dan sehat seperti
tetap menjaga kebersihan rumah, dan lingkungan
12. Memberikan konseling tentang stimulasi perkembangan anak
berdasarkan KPSP, ibu mengerti dan bersedia melakukan
13. Menganjurkan ibu agar selalu mengahdiri kegiatan posyandu agar
dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anak serta agar
dapat diberikan imunisasi berdasarkan kebutuhan anak. Ibu mengerti
dan bersedia dating saat posyandu.
(WILDAYANTI)
8
III. PEMBAHASAN
9
pengamatan, sebagian besar balita dengan status BGM memiliki
lingkungan seperti hunian rumah yang padat, wilayah perumahan
yang padat penduduk, menggunakan jamban bersama (dikarenakan
tidak memiliki jamban pribadi) serta lokasi rumah yang berada di
pinggir saluran pembuangan besar (kali). Hasil penelitian jurnal 1
berdasarkan faktor sanitasi lingkungan terhadap kejadian BGM
tidak sesuai dengan hasil pengkajian pada balita A dengan BGM
karena kondisi lingkungan tempat tinggal balita A sudah bersih dan
sehat, hunian rumah yang tidak padat, memiliki jamban pribadi,
tidak berdekatan dengan saluran pembuangan, dan saluran
pembuangan yang tertutup, sehingga keadaan sanitasi lingkungan
sudah baik. Akan tetapi pengkaji tetap memberikan konseling pada
ibu balita agar tetap memperhatikan Kebersihan rumah dan
lingkungan.
10
perbulan). Selain karakteristik, pengetahuan dari responden yang
rendah mengenai pentingnya memenuhi asupan gizi yang
dibutuhkan dalam pola makan balita juga mempengaruhi adanya
status balita BGM. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
wawancara bahwa masih terdapat responden (87,9%) yang
memberikan apapun jenis MP-ASI yang disuka oleh anak
walaupun tidak sesuai panduan gizi seimbang.
11
data objektif diperoleh hasil Berat badan: 6,6 kg, Tinggi badan :
67,8 cm, status gizi didapatkan hasil BB/U dalam kategori gizi
kurang, TB/U kategori pendek, TB/BB kategori kurus, Sehingga
pengkaji melakukan konseling tentang BGM, factor penyebab
BGM salah satunya yaitu tingkat konsumsi makanan dan pola
aktifitas, dan juga Memberikan konseling pada ibu tentang
kebutuhan nutrisi pada balita yaitu ASI tetap dilanjutkan,
memberikan MP-ASI yang baik yaitu makanan yang mengandung
energi, protein dan zat gizi mikro (zat besi, Zinc, kalsiaum ,
vitamin A, Vit. C dan folat, dapat diperoleh dari makanan pokok
seperti nasi, lauk hewani seperti ikan, hati ayam, daging, lauk
nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, sayur dan buah-
buahan. Berikan 3-4 kali sehari, sebanyak ¾ sampai dengan 1
mangkuk ukuran 250 ml, 1 potong kecil ikan, daging atau ayam, 1
potong kecil tempe/ tahu, atau 1 sendok makan kacang-kacangan,
¼ gelas sayur, 1 potong buah, beri makanan selingan 2 kali sehari
yaitu ½ gelas bubur atau 1 potong kue, atau 1 potong buah.
Pengkaji juga melakukan konseling tentang pola istirahat yang
cukup.
12
dan buah, juga tidak makan telur karena alergi, balita juga kurang
istirahat dan aktif bermain seharian, Sehingga pengkaji melakukan
konseling tentang pola kebutuhan nutrisi pada balita diantaranya
dengan memberikan MP-ASI yang baik untuk balita, oleh karena
itu konseling yang dilakukan oleh pengkaji sudah sesuai dengan
jurnal 1, karena dengan dilakukan konseling tentang pola
kebutuhan nutrisi pada balita diantaranya dengan memberikan MP-
ASI yang baik, ibu dapat memahami dan memberikan MP-ASI
yang terbaik untuk balitanya agar pertumbuhan balita menjadi
lebih baik dan status BGM dapat teratasi.
13
77,8%, pelayanan kesehatan mengunjungi praktek bidan 79,4%,
akses pelayanan mudah menjangkau 90,5%. Tingkat konsumsi
makanan berada pada defisit tingkat berat dengan jumlah energi
85,7%, protein 57,1%, karbohidrat 93,7%, dan lemak 74,6%. Tidak
ada infeksi 79,4%.
14
Hasil pengkajian berdasarkan karakteristik ibu dan keluarga yaitu
tingkat Pendidikan ibu S1,Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
balita cukup, status pekerjaan ibu tidak bekerja, ayah bekerja,
pendapat keluarga ≥ UMK, jumlah anggota keluarga ≤ 4 orang
jiwa sedangkan hasil penelitian jurnal 2 berdasarkan karakteristik
ibu dan keluarga sebagian besar pendapatan keluarga dibawah ≤
UMK dengan jumlah anggota keluarga ≤4 orang dan mayoritas
ayah bekerja sedangkan karakteristik ibu mayoritas dengan tingkat
pendidikan SD/MI/SMP/MTS dengan tingkat pengetahuan cukup
dan sebagian besar tidak bekerja. Oleh karena itu hasil pengkajian
berdasarkan karakteristik ibu dan keluarga tidak sesuai dengan
hasil penelitian jurnal 2, sehingga pendapatan yang < UMK belum
pasti penjadi penyebab status balita BGM dan tingkat Pendidikan
yang rendah belum pasti penjadi penyebab status balita BGM, akan
tetapi berdasarkan hasil pengkajian tingkat pengetahuan ibu yang
cukup sudah sesuai dengan jurnal 2 yaitu bayi BGM disebabkan
oleh tingkat pengetahuan ibu yang cukup. Pengetahuan yaitu
pembentukan yang secara terus-menerus dialami oleh seseorang
yang setiap saat mengalami penyusunan kembali karena adanya
pemahaman baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu dalam kategori cukup, akan tetapi ibu tidak
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga gizi anak tidak
terpantau sepenuhnya oleh ibu.
15
Hasil pengkajian berdasarkan sanitasi dan pelayanan Kesehatan,
cuci tangan menggunakan sabun dan kebersihan alat makan telah
dilakukan, akses air bersih mata mata air, sumber air minum air isi
ulang, berdasarkan pelayanan Kesehatan balita BGM status
imunisasi lengkap, sarana pelayanan puskesmas, akses pelayanan
mudah menjangkau. Berdasarkan sanitasi tidak sesuai dengan hasil
penelitian jurnal yang mengatakan tidak mencucui tangan dengan
sabun Sebagian besar mengalami BGM, akan tetapi pengkajian
berdasarkan pelayanan Kesehatan sudah sesuai dengan hasil
penelitian bahwa Pelayanan kesehatan sebagian besar responden
mengunjungi praktek bidan yang aksesnya mudah dijangkau dan
untuk status imunisasi sebagian besar sudah lengkap.
16
Jurnal 3 “Status Gizi Balita BGM Berdasarkan Karakteristik Ibu Di
Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Tahun 2018”
17
hanya 1 orang (5.3%) dengan status gizi balita baik. Selain itu, ada
pula satu-satunya ibu dengan pendidikan tamat perguruan tinggi
memiliki status gizi baik. Hasil uji statistik hubungan antara
pendidikan ibu dengan status gizi balita BGM berdasarkan BB/U
didapatkan p value =0.005 artinya ada hubungan antara pendidikan
ibu dengan status gizi balita BGM berdasarkan berat badan
menurut usia balita. hubungan antara usia ibu dengan status gizi
balita BGM berdasarkan TB/U didapatkan p value = 0.441 artinya
tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita
BGM berdasarkan tinggi badan menurut usiabalita. Tingkat
pendidikan merupakan salah satu indikator sosial dalam
masyarakat karena melalui pendidikan sikap tingkah laku manusia
dapat meningkat dan berubah citra sosialnya. Pendidikan ibu
merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga, juga
berperan dalam penyusunan makan keluarga serta pengasuhan dan
perawatan anak. Akan tetapi penyebab BGM tidak hanya terjadi
karena Pendidikan ibu yang rendah, akan tetapi bisa terjadi pada
ibu balita yang memiliki Pendidikan lulusan perguruan tinggi jika
ibu tidak mengetahui atau meperhatikan pola nutrisi yang baik
untuk anaknya, sehingga penting untuk dilakukan konseling pada
ibu balita meskipun ibu dengan Pendidikan yang tinggi.
PENUTUP
18
1. Kesimpulan
2. Saran
19
Diharapkan tenaga Kesehatan khususnya bidan membuat program
tentang kelas ibu balita, melakukan penyuluhan tentang ASI
Eksklusif dan Gizi yang baik untuk balita khususnya dalam
pemberian dan pengolahan MP-ASI
d. Institusi
20
V. LAMPIRAN
21
22
23