1. Suhu
Saccharomyces cerevisaeae mempunyai suhu optimal untuk pertumbuhan
mikroba. Suhu dibawah minimal dan diatas maksimal dapat menyebabkan
terjadinya denaturasi enzim sehingga tidak dapat tumbuh. Sebagian besar
Saccharomyces sereviciae umumnya tumbuh baik pada sushu 25-46oC.
2. Nutrisi (Zat gizi)
Khamir memerlukan penambahan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan, yaitu unsur C, ada faktor karbohidrat, unsur N, dengan
penambahan pupuk yang mengandung nitrogen, misal ZA, urea, ammonia,
mineral dan vitamin.
3. pH
Selama proses fermentasi pH pertumbuhan berpengaruh pada laju
pertumubuhan mikroorganisme. Perubahan pH media akan mempengaruhi
permeabilitas sel dan sintesisi enzim, oleh sebabitu perlu upaya untuk
memperthankan pH dan buffer. pH yang sesuai untuk mempertahankan
Saccharomyces cerevisiae adalah 2,5-4,5.
Khamir dapat tumbuh dengan baik pada kondisi aerobik, tetapi yang
bersifat fermentatif dapat tumbuh secara anaerobik meskipun dengan waktu yang
lambat. Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme fakultatif anaerob yang
dapat menggunakan baik sistem aerob maupun anaerob untuk memperoleh energi
dari pemecahan glukosa. Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan alkohol
dalam jumlah yang besar. Selain itu Saccharomyces cerevisiae dapat digunakan
sebagai starter dalam pembuatan biogas, yang mana dalam pembuatan biogas
menggunakan starter Saccharomyces cerevisiae melalui proses fermentasi. Pada
prinsipnya pembuatan biogas memerlukan beberapa proses yang berlangsung
dalam ruang tanpa oksigen (anaerob). Proses yang berlangsung secara anaerob
dalam tempat yang tertutup memberikan keuntungan secara ekologi karena tidak
menimbulkan bau yang menyebar.
DAFTAR PUSTAKA
Agusman,D. Rifky, Buano, A.K. 2017. ‘Pengaruh Starter Ragi dalam Proses
Pembentukan Biogas Limbah Buah. Jurnal eminar Nasional Teknoka.
Vol. 2. 2017
Bahri, S. Aji, A. Yai, F. 2018. ‘Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang Kepok
dengan cara fermentasi menggunakan Ragi Roti. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal. Vol. 7:2. 85-100