Virus kasmaran tak hanya menjerat mereka yang masih lajang, namun para wanita yang berstatus
istri dan ibu juga bisa terjangkit virus ini. Di antara mesin penghancur keharmonisan pernikahan
adalah penggunaan media sosial yang tidak bijak. Perjumpaan di Facebook dengan lawan jenis
yang bukan mahram, saling meninggalkan pesan di Inbox, membalas chatting, reuni, hingga setan
menggiringnya ke lembah yang lebih dalam yakni stabilitas rumah tangga goncang. Terlebih lagi
ketika ada lawan jenis yang memberi perhatian lebih, semua serasa indah dengan sensasi cinta
yang luar biasa yang tak didapatkan dari suaminya.
Wanita dengan dominasi perasaannya. Ia cenderung terbuai rayuan, mudah tersentil hatinya dengan
perhatian yang lebih dibandingkan dengan suaminya. Akal sehat pun hilang ketika itu. Seorang
penyair berkata, “Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat, atau mungkin akalku yang tidak
lagi di tempat.” (Taman Orang-Orang Jatuh Cinta Dan Meredam Rindu, Ibnul Qayyim, hal. 56). Apalagi
ketika ternyata suaminya adalah sosok yang temperamental, emosional, tak piaway berolah kata,
susah diajak kompromi dan berbagai kekurangan lainnya.
Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid As-Salafy rahimahullah berkata, “Rusaknya para wanita disebabkan
awalnya ialah bermudah-mudahnya (wanita) dalam bergaul atau berinteraksi dengan para laki-laki.“
(Hirasatul Fadhilah, 114)
Sungguh salah besar ketika ada perakara dalam rumah tangga lantas seorang istri mencari
ketenangan, kehangatan perasaan dan kenyamanan pikiran dengan curhat atau berkomunikasi
dengan “sang mantan“. Apakah ini tipikal wanita shalihah? Justru dengan demikian cinta lama akan
bersemi kembali dan sengaja membiarkan cinta itu bertunas lalu tumbuh dan merekah! Sesuatu
yang haram tak akan mendatangi ketentraman jiwa, itu bukan kenikmatan sejati tetapi sebuah
kekonyolan yang akan menyengsarakan di dunia dan akhirat.
Saatnya perbanyak istighfar, menyesali jejak-jejak dosa dan kemaksiatan. Karena semua itu tak
lepas dari ketergelinciran hati, lisan yang sering membuatmu banyak membicarakannya, mata yang
terkadang membuatmu kagum dengan sosoknya atau jari jemari yang lincah membalas chat-chat
mautnya.
Selayaknya setiap wanita yang “bermain api“ atau berselingkuh meski lewat sosial media dengan
dalih curhat akan kondisi rumah tangganya apalagi dengan seseorang yang dikaguminya di masa
lalu dan hubungan mereka tetap terjalin via online. Ini perangkap setan, maka waspadalah.
Bertaubatlah dengan meninggalkannya dan berdoa agar Allah Ta’ala mengampuni dosa serta
perbanyaklah istighfar.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Maka seorang hamba perlu untuk beristighfar di tengah
malam dan di siang hari, bahkan ia selalu dalam kondisi darurat butuh kepada istighfar baik dalam
seluruh perkataan dan seluruh kondisi, dalam kesendiriannya atau yang nampaknya. Karena pada
istighfar banyak sekali kemaslahatan yang ia peroleh, banyak kebaikan yang ia raih, banyak
keburukan yang bertolak darinya, serta pada istighfar permohonan untuk menambah kekuatan
dalam amalan hati dan badan serta menambah keyakinan yang penuh keimanan. (Majmu Al-Fatawa
11/696).
Sakinah Bersamamu
Sakinah bersama pasangan takkan diperoleh tatkala pasutri menempuh jalan menyimpang dengan
membuka lebar pertemanan tanpa tujuan mulia. Saatnya menyadari pengawasan dari Allah Ta’ala
tatkala terbersit untuk bermaksiat. Jadilah istri yang dicintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, yang benar-
benar berbakti dan mencintai suami. Hapus semua jejak cinta masa lalu yang tak ada faidahnya, ini
ujian yang harus dilawan seorang wanita yang ingin berhijrah dan berkhidmat untuk suami. Jangan
khianati pasangan dengan cinta lama karena pasangan Anda adalah cinta masa depan. Kubur lah
romantika masa muda yang bertabur dosa dan segera rajut kembali kisah romantis bersama
pasangan sejati. Pelabuhan sakinah penuh cinta dan rahmat Allah Ta’ala akan diraih pasutri ketika
ia setia pada pasangannya dan berdua mengejar kebahagiaan sejati. Pernikahan adalah ibadah
sehingga tak ada istilah selingkuh, selingan tak indah yang berakibat rumah tangga runtuh.
Ikat impian Anda untuk menjadi sejoli perindu surga. CLBK yang dikemas setan sangat menarik
penuh janji-janji mempesona namun pada hakekatnya bukan kenikmatan sejati sekalipun badan dan
hati seolah merasakan kebahagiaan. Ini adalah kebahagiaan semu. Kesuksesan seiring dengan
sejauh mana pasutri bertakwa dan CLBK adalah senjata setan untuk meruntuhkan ikatan
pernikahan.
Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu‘anhu berpesan, “Engkau berharap kesuksesan, sedangkan ia tidak
berjalan pada tempatnya. Sesungguhnya perahu tidak mungkin berlayar di daratan.“ (Tafsir Ruhul
Ma’ani, Al-Alusi, 4/395)
Sakinah hanya terwujud dengan taqwa, baik bersama pasangan atau tatkala sendirian. Istri yang
menjaga pandangan dan lisannya, menaati suaminya, tak bermudah-mudah berkomunikasi atau
berinteraksi dengan lawan jenis, merasa selalu diawasi Allah Ta’ala dan takut berbuat dosa, niscaya
ia telah menjaga syariat Allah Ta’ala.
“Jagalah syariat Allah niscaya Allah akan menjagamu“ (HR. Ahmad, Syaikh Al-Albani berkata dalam
Takhrij Hidayatur Ruwat (IV/465, no. 5012) sanadnya jayyid).
Saatnya menjaga kesucian cinta, karena hanya dalam rangkuman pernikahan cinta itu berdimensi
ibadah. Jangan tergiur fatamorgana cinta yang mendekatkan diri pada panasnya neraka. Cinta
sejati yang seolah surga didekatkan ke bumi inilah cinta pasangan suami-istri. Saat terbetik untuk
mencicipi maksiat, ingatlah itu jalan menuju kebinasaan.
Al-Hasan rahimahullah berkata, “Semoga Allah merahmati hamba yang senantiasa mengoreksi
keinginannya, jika itu karena Allah maka ia lakukan dan jika tidak karenanya maka ia tinggalkan.
(Ighasatul Lahfan, Ibnul Qayyim, hlm. 75)
Referensi: