Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adila Syifa Prayogi

NIM :2102321012
Kelas :EN-3B

Analisa Resiko dan Bahaya dalam K3 PT. PETROSEA


Keselamatan & Kesehatan Kerja
Pengelolaan K3 Petrosea dilakukan sebagai salah satu wujud komitmen Perusahaan
untuk menjamin terciptanya kondisi kerja yang kondusif, aman, dan sehat. Oleh karena itu,
Perusahaan terus berupaya melakukan langkah dan strategi yang tepat dalam menciptakan
iklim kerja yang diharapkan serta menurunkan risiko dibidang kesehatan dan keselamatan
kerja.
Untuk memperkuat budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada setiap karyawan
dan pemangku kepentingan di Petrosea dalam era teknologi indusri 4.0, perusahaan
berinisiatif untuk peningkatan secara berkelanjutan membentuk manajemen K3 yang
resilient, sehingga perusahaan akan lebih siap untuk menghadapi berbagai tantangan
kondisi serta peluang usaha pada jangka panjang. Yang dimaksud dengan manajemen K3
yang resilient adalah kemampuan yang melekat pada sistem untuk menyesuaikan diri
terhadap segala tantangan. Untuk mewujudkannya maka secara sistem K3 dan pola pikir
setiap karyawan haruslah bertransformasi sesuai dengan era digitalisasi saat ini.
Terkait hal tersebut, Petrosea telah melakukan inisiatif transformasi dari yang
semula berupa Health, Safety & Environment (HSE), kini menjadi Safety, Health &
Environment (SHE) dengan tujuan memperkuat budaya dan mindset keselamatan di dalam
diri setiap karyawan serta membangun komitmen yang lebih kuat untuk mengimplementasi
aspekaspek keselamatan di seluruh area operasional Perusahaan. Berbagai program telah
dirancang dan diterapkan untuk mendukung proses transformasi K3, diantaranya dengan
membangun sistem digital K3 dan Lingkungan melalui aplikasi SHEPRO. Selain itu pogram
pelatihan “safety mindset & culture” terus dilaksanakan bagi seluruh karyawan dan mitra
kerja Petrosea. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan
mengenai budaya K3 kepada seluruh karyawan sehingga memperkuat perilaku selamat dan
sehat serta peduli ligkungan dalam melaksanakan aktifitas pekerjaan sehari – hari. Dengan
mindset dan budaya K3 yang kuat sebagai dasar membangun manajemen K3 yang resilient,
maka diharapkan seluruh karyawan lebih siap mendukung visi, misi dan target Petrosea di
masa yang akan datang.

Prinsip SHE
Manajemen K3 saat ini harus mampu untuk mewujudkan K3 yang resilient sehingga
memerlukan seluruh bagian di organisasi Petrosea untuk mampu :
1. Belajar dari pengalaman masa lalu – pahami apa yang terjadi dan mengeapa hal tersebut
terjadi
2. Memberikan respon secara efektif dan fleksibel terhadap berbagai kejadian normal
maupun tidak normal yang terjadi
3. Memonitor perkembangan dan ancaman jangka pendek serta merevisi model risiko
4. Mengantisipasi ancaman dan peluang jangka panjang
Konsisten dalam menjalankan poin – poin Perilaku Kunci K3, seperti tercantum
dalam nilai inti Perusahaan yang pertama, yaitu Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan
Kerja :
• Bertanggung jawab terhadap K3L diri sendiri dan sekitar
• Mematuhi standar dan prosedur K3L
•. Berani bicara dan berhenti bekerja bila K3L dikompromikan
• Mengingatkan orang lain terhadap risiko dan kondisi yang berpotensi membahayakan.

Resiko dalam Perusahaan


a. Physical Hazard (Bahaya Fisis), merupakan potensi bahaya yang berupa energi, misalnya:
thermis (panas udara, panas mesin, radiasi, ledakan), dinamis (motor, roda gigi, pemotong),
debu, bising.
b. Chemical Hazard (Bahaya Kimia), zat kimia (antiseptik, aerosol, insektisida), bahan
radioaktif, minyak, limbah B3 (limbah eletroplating, limbah pabrik kimia), uap gas, debu,
fume.
c. Biological Hazard (Bahaya Biologi), merupakan potensi bahaya yang berasal dari makhluk
hidup (mikroorganisme) di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
misalnya: racun, bakteri (anthrak, brucella), jamur, virus (flu, hepatitis, HIV, SARS), B3
(Bahan Berbahaya Beracun), hewan berbahaya (ular, kalajengking, serangga, tikus, anjing,
nyamuk), parasit, kuman, rodant.
d. Ergonomic (Aspek Ergonomi), merupakan potensi bahaya yang diakibatkan dari
ketidaksesuaian desain lingkungan kerja dengan pekerja, misalnya: sikap kerja (posisi
duduk), ukuran alat, desain tempat (posisi letak peralatan, desain ruang), sistem kerja, cara
kerja
e. Mechanical Hazard (Bahaya Mekanik), merupakan potensi bahaya yang berasal dari
benda atau proses yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak seperti benturan,
terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, jatuh, terjepit.
f. Chemical Hazard (Bahaya Kimia), merupakan potensi bahaya yang berasal dari bahan
kimia dalam bentuk gas, cair dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah
meledak dan korosif.
g. Electrical Hazard (Bahaya Elektrik), merupakan potensi bahaya yang berasal dari arus
listrik, seperti arus kuat, arus lemah, listrik statis, elektron bebas.
h. Psychological Hazard (Bahaya Psikologis), merupakan potensi bahaya yang berkaitan dengan
aspek sosial psikologi maupun organisasi di lingkungan kerja yang dapat memberikan dampak
terhadap fisik dan mental pekerja, misalnya pola kerja yang tidak teratur, waktu kerja yang diluar
waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas yang tidak bervariasi, suasana
lingkungan kerja yang terpisah atau terlalu ramai.

Anda mungkin juga menyukai