Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Disusun oleh:

1. EVI NURHANIFAH 12110206121


2. NOVI YANTI 12110206125
3. EVA SUKMAWATI 12110206126

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2021
Pengkajian Diagnosa Keperawatan
1. Identitas klien ASUHAN 1. Hipertermi
2. Keluhan Utama KEPERAWATAN 2. Risiko cidera
3. Riwayat Kesehatan Masa Lampu 3. Defisiensi pengetahuan
4. Riwayat Keluarga KEJANG DEMAM
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
5. Riwayat Sosial 5. Mobilitas fisik
6. Kebutuhan Dasar 6. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
7. Kesehatan Saat ini
8. Pemeriksaan Fisik
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
9. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
10. Informasi Lain
11. Riwayat Kesehatan RISIKO PERFUSI SEREBERAL TIDAK EFEKTIF

SLKI: Perfusi Sereberal


SIKI: Manajemen Kejang
HIPERTERMI RISIKO JATUH Observasi
1. Monitor terjadinya kejang
SLKI: Termoregulasi SLKI: Tingkat jatuh, Keamanan Lingkungan 2. Montor ttv
SIKI: Regulasi Temperatur SIKI: Pencegahan Jatuh Terapeutik
Observasi Observasi 3. Baring pasien agar tidak terjatuh
1. Monitor warna dan suhu kulit 1. Identifikasi faktor resiko jatuh 4. Jauhkan benda-benda berbahaya disekitar
Terapeutik Terapeutik pasien
2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi 2. Pasang handrail tempat tidur Edukasi
yang adekuat 3. Kunci bed 5. Anjurkan keluarga menghindari memasukkan
3. Gunakan selimut 4. Atur tempat tidur pada posisi rendah apapun ke mulut pasien saat kejang
Kolaborasi Edukasi 6. Anjurkan keluarga tidak menggunakan
Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk 5. Anjurkan memanggil perawat jika kekerasan untuk menahan gerakan pasien
mengatasi demam pasien, seperti : membutuhkan waktu untuk berpindah Kolaborasi
Paracetamol sirup 5 ml/4 jam atau 7. Kolaborasi pemberian anti konvulsan
paracetamol infus 9 mg
PENATALAKSANAAN PROGNOSIS
a. Penatalaksanaan di Rumah Sakit Kejang demam biasanya memiliki prognosis
1. Berikan diazepam sesuai doses jangka panjang yang sangat baik. Meskipun
2. Pembebasan jalan nafas begitu, masih ada kemungkinan terjadi kejang
3. Pemberian oksigen untuk membantu demam berulang dan epilepsi di kemudian hari
KEJANG DEMAM terutama pada anak yang memiliki faktor
kecukupan perfusi jaringan
4. Pemberian cairan intravena risiko. Oleh karena itu penatalaksaan harus
dirancang dengan matang. Apabila kejang
5. Pemberian kompres untuk menurunkan
demam terjadi dalam waktu yang lama
panas
berulang dan tidak segera dilakukan
6. Jika terjadi peningkatan TIK, posisikan pertolongan maka akan menimbulkan bahaya
kepala hiperekstensi tetapi lebih tinggi seperti kerusakan otak atau menjadi awal gejala
dari anggota tubuh lain penyakit yang serius (Nindela, Dewi, Iskandar,
7. Pemeriksaan penunjang & Ansori, 2014).
b. Penatalaksanaan di Rumah
1. Pindahkan anak di tempat aman,jauhkan
dari benda berbahaya
2. Posisikan kepala hiperekstensi,
longgarkan pakaian
3. Beri pengaman agar lidah anak tidak
tergigit.
4. Ventilasi ruang cukup
5. Bawa ke rumah sakit segera
Pathway Kejang Demam Sederhana
Infeksi bakteri
Rangsang mekanik dan
Sumber: Virus dan parasit
biokimia
https://www.perawatkitasatu.com/2018/10/a
suhan-keperawatan-kejang-demam-
anak.html Reaksi Inflamasi Perubahan konsentrasi
ion diruang ekstra
seluler
Proses demam
Ketidakseimbangan
Tubuh rentan Kelainan neurologis
Hipertermi potensial membrane
terhadap infeksi prenatas/perinatal
ATP ASE

Risiko Kejang
Infeksi saluran berulang Difusi Na+ dan K+
pencernaan Risik Jatuh

Pengobatan Kejang demam Risiko Cidera


Infeksi bakteri perawatan

Kondisi, prognosis, Lebih dari 15 menit


Kurang dari 15 menit
Diare Diare kronis dan diit informasi,
Kurang
kondisi
Prognosis/pengobatan Tidak menimbulkan Perubahan suplay darah
Output cairan Dan perawatan gejala sisa ke otak
meningkat

Risiko kerusakan sel


Risiko Turgor kulit ↓ Defisien Pengetahuan Serebral Palsi
Neuron otak
Ketidakseimbangan Mukosa kering
Elektrolt
Risiko
Hambatan Ketidakefektifan Tidak tertangani
Penatalaksanaan Perfusi Jaringan
Ansietas Mobilitas Fisik
kejang
Otak
Meninggal
DEFINISI MANIFESTASI KLINIS
Kejang demam adalah bangkitan kejang KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM KOMPLEKS
yang sering dijumpai pada anak-anak usia a. Tanda-tanda motorik, kedutan pada wajah, a. Terdapat gangguan kesadaran, walaupun
6 bulan-5 tahun. Bangkitan kejang ini atau salah satu sisi tubuh. Umumnya pada awalnya sebagai kejang parsial
disebabkan oleh demam dimana terdapat gerakan setiap kejang sama. simpleks.
b. Tanda atau gejala otonomik, yaitu muntah, b. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan
kenaikan suhu tubuh serta tidak
berkeringat, muka merah, dilatasi pupil. otomatik seperti mengecap bibir,
ditemukan adanya infeksi pada sistem
c. Gejala somatosensoris yaitu merasa seakan mengunyah, gerakan menyongkel yang
saraf pusat atau gangguan keseimbangan jatuh dari udara, parestesia. berulang-ulang pada tangan dan gerakan
elektrolit akut dan tanpa disertai adanya d. Gejala psikis yaitu de javu, rasa takut, visi tangan lainnya.
riwayat kejang tanpa demam sebelumnya panoramik. c. Dapat tanpa otomatisme, misal tatapan
(Helmi, 2014) e. Kesadaran tidak terganggu. terpaku.

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM ETIOLOGI


Menurut Firdaus (2014) kejang demam Penyebab dari kejang demam sendiri belum dapat
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: diketahui, namun biasanya disebabkan karena
a. Kejang menyeluruh (Simple Febrile KEJANG DEMAM Infeksi ekstrakranial merupakan penyebab
Seizures) atau kejang demam terjadinya kejang demam, msialnya otitis media
sederhana (KDS) akut (OMA) dan infeksi respiratori bagian atas
Kejang berlangsung kurang dari 15 (Mubarak, Chayatin, & Susanto, 2015).
menit dan tidak berulang dalam 24
jam. Kejang menyeluruh ini tidak
meningkatkan resiko kematian, FAKTOR KEJANG DEMAM BERULANG
kelumpuhan, ataupun retardasi PEMERIKSAAN PENUNJANG Menurut Firdaus (2014) beberapa faktor yang
mental. Hanya 1/3 anak yang a. Laboratorium: darah rutih, menjadi penyebab berulangnya kejang demam
memiliki resiko berulang mengalami glukosa darah, elektrolit, urin dan adalah sebagai berikut :
kejang demam feses rutin, kultur darah a. Anak usia <15 bulan saat kejang demam
b. Kejang Lokal (Complex Febrile pertama
b. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Seizure atau Complex Partial Seizure) b. Ada keluarga yang memiliki riwayat kejang
c. Pemeriksaan EEG
atau kejang demam kompleks (KDK) demam
Kejang demam yang hanya d. Foto X-ray, CT-Scan, MRI tidak
dilakukan pada semua pasien c. Kejang demam terjadi segera setelah mulai
melibatkan salah satu bagian tubuh
KDS. demam atau saat suhu sudah relatif normal.
dan berlangsung sekitar lebih dari 15
menit atau berulang dalam waktu d. Riwayat demam yang sering.
singkat selama demam masih e. Kejang pertama adalah complex febrile seizure.
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Agiza. (2014). Piawai jadi Dokter Anak untuk Keluarga. Yogyakarta: DIVA
Press.
Helmi, M. (2014). Perbedaan Manifestasi Klinis Kejang Demam pada Anak Anemia
dengan Anak Tanpa Anemia. Junal Media Medika Muda, 1 – 16.
Herdman, H. T., & Kamitsuru, S. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
2018-2020 . Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Susanto, J. (2015). Standart Asuhan Keperawatan Dan
Prosedure Tetap Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nindela, R., Dewi, R., Iskandar, & Ansori. (2014). Karakteristik Penderita Kejang
Demam Di Instalasi Rawat Inap Bagian Anak Rumah Sakit Muhammad Hoesin
Palembang. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 41-45.
https://www.perawatkitasatu.com/2018/10/asuhan-keperawatan-kejang-demam-
anak.html

Anda mungkin juga menyukai