Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ATS

PENYIRAMAN (SPRINKLE)

TIM PENYUSUN:

TOMY RAMADHAN
RIZAL FAHLEVI
TASLIM
RIYAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SMK NEGERI 9 SAMARINDA
2023
2

LEMBARAN PENGESAHAN

Dengan Ini Telah Menyelesaikan Tugas ATS


Judul : PENYIRAMAN (SPRINKLE)
(Dalam Mata Pelajaran ATS)

Tim penyusun:

TOMY RAMADHAN RIZAL FAHLEVI

TASLIM RIYAN

Mengetahui, Menyetujui

Wali kelas : Guru mapel :

Uswatul Hidayahati S.pd Fitri Wiji LESTARI S.p


NIP 197106132000122004 NIP 197908312010012006
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga tugas ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Pada kesempatan ini,penyusun juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. DR. HUSNIAH ACHMAD, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 9 Samarinda
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk bersekolah di SMK 9
Samarinda
2. USWATUL HIDAYATI S.PD selaku pengganti orang tua kami di sekolah
3. FITRI WIJI LESTARI S.P selaku guru pembimbing mata pelajaran ATS
4. Kepada kedua orang tua kami yang telah iklas dan rela melahirkan, membesarkan
kami, sampai menyekolahkan kami di sekolah SMKN 9 Samarinda
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan ini.
Kami berharap semoga tugas ATS yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk seluruh siswa.
Semoga Tuhan memberikan keberkahannya kepada kita semua..... Aamiin.

Samarinda, 26 Januari 2023

Tim Penyusun.
4

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN.........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................5
1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................................................6
1.3 Manfaat Penelitian...........................................................................................................................6
BABII...........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................................................7
A. Penyiraman (SPRINKLE).................................................................................................................7
B. Kapasitas Sistem Pemancar Irigasi Sprinkler.................................................................................10
C. Memilih Sistem Pancar yang Paling Sesuai....................................................................................10
BABIII........................................................................................................................................................11
PENUTUP..................................................................................................................................................11
E.KESIMPULAN................................................................................................................................11
F.SARAN.............................................................................................................................................12
5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan kering umumnya berproduksi pada musim hujan dan sangat sulit untuk
berproduksi pada musim kemarau, hal ini di karenakan lahan tersebut memerlukan
sumber airnya tergantung pada curah hujan untuk tanaman. Ketika masuk tahap lahan
kering, pada fase kekeringan, tanaman sering mengalami kekurangan sumber air dan
memerlukan pasokan air yang memadai untuk pertumbuhan. Energi yang dibutuhkan
tanaman berkurang mengakibat produktivitas tanaman menurun. Daerah lahan kering
sebagian besar terdapat tanaman pertanian tetapi sangat sulit untuk sumber air irigasi,
dan mengandalkan air hujan sebagai pengairannya. Namun air hujan juga sangat sulit
apalagi ketika di daerah lahan kering dan pada saat musim kemarau tiba. Beberapa
tahun terakhir ini program ketahanan pangan sangat gencar dilakukan oleh
pemerintah, tentu masalah tersebut harus dapat secepatnya ditangani. Untuk
mengatasi keterbatasan ketersediaan air, perluhnya penanggulangan teknologi irigasi
yang hemat air. Sistem irigasi sprinkler atau curah adalah pengelolaan teknologi
irigasi yang hemat air. Pada umumnya teknologi irigasi cocok diterapkan pada lahan
kering karena membantu pasokan persediaan air pada tanaman. Teknologi irigasi
sprinkler mampu meningkatkan keseragaman irigasi dan penggunaan hemat air irigasi
yang disuplai lebih dari 85% (Tusi, 2016), kehilangan lahan pertanian akibat
pembuatan bangunan irigasi dapat diantisipasi dengan baik. Pada kondisi permukaan
lahan, baik bergelombang maupun datar kita dapat mengfungsikan sistem irigasi
sprinkler. Maka pada lahan kering sistem irigasi ini sangat baik untuk diterapakan.
Selain itu, kendala yang dihadapi oleh petani kecil dalam meningkatkan produktivitas
tanaman dan pendapatan mereka adalah lemahnya akses untuk mendapatkan
teknologi, khususnya teknologi irigasi. Setiap tanaman membutuhan air untuk tumbuh
dan berkembang, yang mana jika kebutuhan airnya tidak terpenuhi akan
menyebabkan pertumbuhan yang kurang optimal. Kebutuhan air tanaman biasanya
dipenuhi dengan air hujan atau penyiraman jika tidak terjadi hujan. Penyiraman
tanaman biasa dilakukan pada waktu pagi atau sore hari, dimana tidak memperhatikan
apakah jumlah air yang tersedia pada tanah masih bisa diserap tanaman atau tidak.
Penyiraman yang tidak memperhatikan jumlah air tersedia pada tanah akan
menyebabkan pemborosan air, karena apabila dilakukan penyiramaan ketika tanah
masih banyak mengandung air akan menyebabkan tanah kelebihan air dan tanaman
akan terganggu pertumbuhannya. Ada banyak sekali sistem irigasi yang dapat
diterapkan di lahan pertanian di Indonesia. Irigasi yang umumnya digunakan adalah
sistem irigasi permukaan. Sistem irigasi permukaan sudah lama dikenal dan di
terapkan di Indonesia. Jika dulu sistem irigasi ini diterapkan karena jumlah air di
lahan pertanian masih banyak, sedangkan sekarang air yang ada di lahan pertanian
sudah semakin berkurang. Jika tetap menggunakan sistem irigasi permukaan maka
penggunaan air akan banyak sementara jumlah air sedikit sehingga lahan tidak bisa
produktif. Untuk mengatasi hal itu maka perlu diterapkan sistem irigasi yang efektif
dan efisien salah satunya adalah sistem irigasi sprinkler. Irigasi Sprinkler (Sprinkler or
spray Irrigation) adalah suatu metode pemberian air ke seluruh lahan yang akan
diirigasi dengan menggunakan pipa yang bertekanan melalui nozzle. Sistem sprinkler
dapat diklasifikasikan menjadi system permanent (Fixed/solid set), portable dan semi
6

portable (hand move atau mechanical move), traveling irrigator (gun atau boom),
center pivot atau linear move.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang irigasi sprinkler dan
melakukan analisis kinerja sistem irigasi tersebut berdasarkan pengunaan efisiensi
sprinkler pada lahan kering, dan untuk mengetahui pembuatan irigasi sprinkle serta
manfaat pengunggunaan irigasi sprinkle

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah dapat menghemat pemakaian air dan menunjang
kemajuan sistem irigas sprinklei dan penunjang perkembangan irigasi pada lahan
kering, dan sebagai bahan acuan bagi petani setempat dalam mengelola pemberian air
pada tanaman untuk mengefisiensikan penggunaannya
7

BABII

PEMBAHASAN
A. Penyiraman (SPRINKLE)
Sprinkler adalah alat penyiram tanaman dengan sistim overhead irrigation,
yakni pada waktu air memancar melalui pengabut penggeser, maka air akan
mendorong pemukul untuk berputar pada poros tegaknya. Namun dengan adanya
pegas, maka pemukul tersebut akan segera kembali dan memukul pengabut
penggeser sehingga pengabut secara keseluruhan akan berputar pada poros
tegaknya. Akibat dari gerakan ini menyebabkan pengabut dapat menyebarkan air
secara berkeliling. Pada waktu air mengenai pemukul, maka pancaran air akan
dipantulkan, sehingga penyiraman terjadi pada daerah sekitar pengabut.
Sedangkan pada waktu pemukul terdorong, maka pengabut akan menyemprotkan
air cukup jauh, sehingga dapat mencapai radius yang besar. Daerah yang tidak
tercapai oleh pancaran pengabut penggeserakan di isi oleh pengabut penyebar.
Dengan demikian maka penyebaran air cukup merata dalam waktu singkat cara
ini sangat baik untuk efisiensi penggunaan air selain itu sistem sprinkler juga bisa
menghemat waktu dan tenaga.
Sistem irigasi tradisional di Indonesia telah diterapkan sejak berdirinya
kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia. Beberapa contoh sistem irigasi pertanian
yang masih dilakukan hingga sekarang adalah pembuatan bendungan atau
pembuatan parit yang dekat dengan aliran sungai dan dialirkan ke lahan pertanian.
Kelebihan dari metode irigasi tradisional yang sudah ada jelas terletak pada biaya
yang dikeluarkan. Para petani tidak perlu memikirkan pasokan air yang harus
disiapkan untuk mengairi tanaman yang mereka tanam. Namun dibalik itu semua,
terdapat beberapa kekurangan dari sistem irigasi secara tradisional. Pertama
adalah jika musim kemarau tiba, biasanya pada musim kemarau sumber air sangat
terbatas dan akan sulit melakukan pengairan ke lahan pertanian. Kedua, pada
musim hujan, sumber air yang melebihi debit biasanya akan mengairi lahan secara
berlebihan dan nantinya tanaman justru akan menjadi busuk karena terlalu banyak
mendapatkan air. Perlu solusi untuk mengatasi kekurangan atau kelebihan air
yang diterima tanaman dalam metode irigasi tradisional. Salah satu metode yang
dapat diterapkan adalah metode irigasi sprinkle.
Metode ini sangat cocok dilakukan di daerah dengan kontur tanah kering
ataupun basah. Hal tersebut karena pada dasarnya metode
irigasi sprinkle merupakan salah satu penerapan smart farming. Metode ini
memungkinkan petani memberikan pengairan yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pengembangan metode ini juga bisa berupa aplikasi yang dapat
digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap tanaman dengan sistem sensor.
Namun, perlu adanya biaya yang cukup besar dalam penerapannya.
8

Sprinkler memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran dengan jarak semburan
air yang beragam pula. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan penyiraman
diantaranya sprinkler besar, penyangga kaki tiga untuk dudukan sprinkler,
pipa/selang penyaluran air, pompa bertekanan tinggi/pompa pemadam. Untuk
melakukan pengairan dilahan yang luas kita membutuhkan sprinkler besar yang
mampu menyemburkan air dengan debit tinggi dan radius semburan mencapai 30-
50m. Untuk menghasilkan semburan dengan jarak jauh dibutuhkan pompa
tekanan tinggi/pompa pemadam yang mampu menghasilkan tekanan air
10bar/total head 100meter, kekuatan dari pompa sangat menentukan jarak
semburan air. Penyaluran air dari pompa ke sprinkler dapat menggunakan pipa
PVC/selang yang mampu menahan tekanan air tinggi dari pompa. Letak sumber
air dengan lahan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan saluran air.
Untuk penggunaan pipa pvc sebelum melakukan instalasi  terlebih dahulu kita
menentukan letak titik penyiraman yang mampu menyirami seluruh lahan
berdasarkan jarak semburan yang dihasilkan sprinkler. Setelah didapat letak titik
penyiraman yang sesuai pipa dipendam dalam tanah sedalam 50cm agar tidak
terkena bajak saat pengolahan lahan. Kelebihan penggunaan pipa kita tidak
direpotkan untuk mengatur posisi sprinkler saat akan melakukan penyiraman,
selain itu keamanannya juga lebih terjaga. Sedangkan untuk penggunaan selang
tekanan tinggi/selang pemadam kita harus mengatur posisi sprinkler setiap
berpindah posisi titik penyiraman, penggunaan selang membutuhkan biaya lebih
mahal tetapi keunggulannya mobilitas penyiraman lebih fleksibel.

Beberapa keuntungan dengan penggunaan sprinkler :


 Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman
 Dapat dilakukan untuk pemberian pupuk tanaman melalui system irigasi
 Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman,
tenaga kerja yang tersedia dan topografi lahan
 Tidak memerlukan biaya penyiapan lahan yang terlalu mahal
 Memerlukan debit air yang relatif kecil, sehingga pemakaian air dapat
dihemat
 Tenaga terlatih untuk melaksanakan/mengelola irigasi permukaan tidak
diperlukan
 Areal dapat dihemat karena tidak ada bagian areal yang digunakan untuk
saluran-saluran, bangunan-bangunan dan sebagainya
 Tanah dapat segera dikembangkan untuk produktifitas yang tinggi karena
jaringan irigasinya dapat segera terpasang
 
Sistem Irigasi Sprinkler ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya
 Memerlukan biaya investasi awal yang tinggi
 Angin sangat berpengaruh atas keseragaman penyebaran air
 Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan
9

 Supaya penggunaan peralatan dapat ekonomis, diperlukan sumber air yang


konstan
 Diperlukan air yang bersih dan bebas pasir dan sebagainya
 Penggunaan daya untuk menyemprotkan cukup tingg
 
Sistem irigasi menggunakan sprinkler dapat digunakan untuk berbagai jenis
tanaman seperti buah-buahan, sayuran dan dapat digunakan pada berbagai jenis
lahan dan topografi, termasuk juga pada lahan marginal yang memiliki kapasitas
menyimpan air rendah. Intensitas penyiraman dilakukan 2 – 3 hari sekali
tergantung dari kondisi tanaman atau kelembapan lahan. Dengan penggunaan
sprinkler produktifitas lahan tetap terjaga sehingga petani tetap dapat melakukan
budidaya jagung dan mendapatkan hasil panen tinggi meskipun kondisi iklim
yang kurang mendukung. Sprinkler adalah suatu system irigasi yang fleksibel
dimana selain dapat digunakan untuk menyiram tanaman juga dapat digunakan
untuk pemupukan dan pengobatan adopsi dari system sprinkler ini tergantung
pada keuntungan ekonomis dan lingkungan yang akan didapatkan dibandingkan
dengan system irigasi yang lain. Sistem sprinkler dapat diklasifikasikan menjadi
system permanent (Fixed/solid set), portable dan semi portable (hand move atau
mechanical move), traveling irrigator (gun atau boom), center pivot atau linear
move.

Komponen penyusun irigasi curah adalah:


1. Sumber air irigasi, dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanen
(sungai, danau, dan sebagainya), sumur, atau suatu sistem suplai regional.
2. Sumber energi untuk pengairan, dapat berasal dari gravitasi, pemompaan pada
sumber air, atau penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat
tekanan (booster pump).
3. Jaringan pipa, terdiri dari:
a) Lateral, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya pencurah. Pipa
lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter
setiap potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling
untuk mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas
pipa.
b) Manifold, yaitu pipa yang merupakan tempat dihubungkannya pipa lateral.
c) Valve line, yaitu pipa yang merupakan tempat diletakannya katup air.
d) d) Supply line, yaitu pipa yang menyalurkan air dari sumber air.

B. Kapasitas Sistem Pemancar Irigasi Sprinkler


Kapasitas sistem sprinkler adalah laju aliran yang dibutuhkan untukmengairi area
memadai dan dinyatakan dalam galon per menit per acre (gpm / acre).Kapasitas
sistem tergantung pada:

 Puncak kebutuhan air tanaman selama musim tanam


10

 tanaman effektif rooting mendalam


 Tekstur dan tingkat filtrasi inti tanah
 yang tersedia kapasitas menahan air tanah
 Jika sumber air adalah satu atau lebih sumur, sumur atau
kapasitas pemompaan sumur
 Komisi air negara diizinkan memompa tingkat

Sistem pancar harus dirancang untuk mengaplikasikan air secara seragam


tanpa limpasan atau erosi. Tingkat aplikasi Sistem sprinkler harusdisesuaikan
ketingkat asupan yang paling ketat tanah di lapangan Jika aplikasiTingkat
melebihi tingkat asupan tanah, air akan lari dari medan atau relokasi didalam
lapangan, menghasilkan over- dan daerah bawah air. Menggunakan pengolahan
tanah itu memperbaiki penyimpanan permukaan, seperti dalam budidaya atau
membuat baskom, akan membantu mengendalikan limpasan Tingkat asupan tana
dilapangan Anda dapat ditemukan survei tanah county tersedia di
Konservasi SumberDaya Alam setempat Layanan atau kantor Ekstensi.

C. Memilih Sistem Pancar yang Paling Sesuai


Lima dari sistem alat penyiram yang paling umum yang digunakan di North
Dakota adalah menggunakan kriteria berikut:
1. Lapangan seluas 160 hektar
2. Sumur sedalam 100 kaki di dekat pusat dari lapangan
3. Pasokan air yang cukup untuk berbagai sistem pancar
4. Tanah yang cocok untuk aplikasi sistem menilai
Biaya yang ditunjukkan adalah rata-rata; biaya aktual untuk
kebanyakan petani akan bervariasi tergantung jarak dari sumber air ke lapangan,
apakah sistemsprinkler baru atau bekas, pilihan dipilih dan tipe pembiayaan paket.
Berhati-hatiuntuk memastikan itu arus kas yang dihasilkan cukup memadai untuk
menutupi pembayaran irigasi investasi.
11

BABIII

PENUTUP
E.KESIMPULAN
Irigasi sprinkler adalah salah satu sistem irigasi pada saat ini yangaplikasinya
menyerupai air hujan yang pada penerapannya harus memperhitungkanrentang
penyiraman dan jarak penyiramannya. Bentuk irigasi sprinkler yang
telahditerapkan ada seperti pusat pivot, pusat pivot dengan pojok lampiran ,linear
pindah, traveling big gun, dan sistem side roll. Pola-pola yang ada di dalam irigasi
sprinkleryaitu pola persegi, pola triangular, pola persegi panjang dan pola sliding
yang dapatmencakup ketiga pola tersebut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
jika kita inginmenerapkan system irigasi ini pada lahan tanaman budidaya kita
seperti bentuk danukuran (are) lapangan, topografi lapangan, apakah lahan
memiliki banyak bukitdengan lereng yang curam, jumlah waktu dan tenaga kerja
yang dibutuhkan untukmengoperasikan sistem, dan waktu juga tenaga kerja yang
dimiliki.
F.SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dan tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya
agar kami bisa membuat tugas ats lebih baik lagi, dan semoga tugas ats ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami
paragraf.

Anda mungkin juga menyukai