Anda di halaman 1dari 8

Nama : Salwa

BIODATA NOVEL
JUDUL NOVEL : MENTAL DISEASE
JUMLAH HALAMAN : 256 HALAMAN
PENERBIT : RAIN BOOKS
PENULIS : DINA AMELIA
CETAKAN PERTAMA : JUNI 2021
KOTA TERBIT : DEPOK
Menceritakan tentang seorang perempuan yang mempunyai trauma yang cukup berat
terhadap masa kecilnya. Perempuan yang sangat senang melukai dirinya sendiri. Perempuan
yang tidak bisa melihat lelaki yang dicintainya terluka. Perempuan itu bernama Nata. Nata
sangat protective terhadap orang yang Nata cintai, ia mencintai laki laki bernama Dimitrio.
Lelaki itu menatap wanita yang sedang berada di alam mimpinya dengan senyuman, Dimitrio
menyingkirkan beberapa anak rambut yang menghalangi wajah cantik di hadapannya.
Dimitrio berdiri, mengecup kening wanita tercintalalu berpamitan untuk pergi kuliah.
Setelah menutup pintu kamar. Dimitrio bertanya kepada tantenya tentang kesembuhan Nata.
Lalu tantenya yang bernama Talya, menjawab. “Maafkan Tante, kemungkinan Nata sembuh
memang ada, tetapi hanya sedikit.”
Dimitrio hanya mengangguk lesu, lalu pergi. Talya menghembuskan napas pelan,
ia melukiskan senyum sebelum masuk ke dalam kamar. Matanya menatap lembut Nata yang
sudah membuka matanya, sedang menatap ke arahnya tajam.
Talya hendak memeluk Nata, tetapi Nata menolak. Nata hanya menyukai rasa sakit, Nata
memberikan sebuah pisau buah pada Talya yang ia sembunyikan di bawah selimutnya.
Telapak tangannya mengeluarkan darah karena posisinya yang menggenggam erat mata
pisaunya. Talya terkejut, dengan cepat, Talya segera mengambil pisau itu dan
menyembunyikannya.
Suatu ketika Dimitrio ada acara berkemah bersama teman teman kampusnya. Tentunya
Dimitrio sudah izin kepada Nata tentang hal ini, tetap Dimitrio tidak memberitahu Nata
berapa lama perkemahan tersebut.
Nata keluar dari kamar sambil membawa ponselnya yang sudah terpasang earphone. Matanya
menyapu seluruh ruang tamu, tak ada orang. Nata duduk di sofa, Nata menyandarkan
kepalanya di sofa. Satu jam telah berlalu, Nata tertidur dengan earphone yang terpasang
hanya sebelah saja.
Tiba tiba Nata terbangun karena merasakan ada sesuatu yang ingin menyentuh wajahnya
tetapi tangan tersebut berhasil dicekal oleh Nata. Atwater, kakak Dimitrio yang gerak-
geriknya seperti menyukai Nata.
Nata akan marah besar kalau saja Nata tidak mendengar suara genit yang berasal dari
earphone, seperti sedang menggoda kekasihnya.
Nata mengambil lipstik yang isinya pisau dan memegangnya. Nata tertawa, entah apa yang
ada di pikirannya. Nata akan menyusul Dimitrio saat itu juga menggunakan mobil. Nata
berbohong kepada security yang berjaga agar nata bisa keluar dari rumah.
“Pak, saya harus pergi ke dokter, Dim sudah menunggu.”
Security itu mengangguk dan membukakan pagar.
Dimitrio menghela nafas pendek, kemah bersama teman teman kampusnya sangat
membosankan. Hari sudah mulai siang, semua orang sibuk dengan kegiatan masing masing.
“Mendingan nggak usah ikut,” keluhnya.
“Iya, lebih baik nggak ikut!”
Mendengar sahutan dengan suara yang dikenali, Dimitrio langsung menoleh. Ia terkejut
ketika melihat Nata sedang memberikan tatapan tajam. Nata beranggapan bahwa Dimitrio
berbohong, setelah itu Nata meminta untuk kuliah dengan alasan bosan selalu berada di
rumah. Tentu saja, tidak segampang itu Dimitrio menuruti permintaan Nata.
“Di sini ramai, Nata takut.”
Dimitrio mentap sekeliling, benar, mereka tengah menjadi tontonan teman-teman kampusnya.
Dimitrio menggenggam erat tangannya. Dimitrio menyuruh Nata untuk tidak memedulikan
tatapan teman-teman kampusnya. Ya, karena mereka sedang menjadi tontonan akibat
perdebatan mereka tadi.
Dimitrio membawa Nata ke tenda perempuan. Ada Ghista yang sedang mengobrol berdua
dengan Ronal di depan tenda sembari duduk. Dimitrio memanggil mereka berdua. Nata
menjulurkan tanganya terlebih dahulu untuk memperkenalkan diri, Dimitrio tidak percaya itu.
Ghista memperkenalkan diri sebagai sahabatnya Dimitrio. Nata langsung melepas jabat
tangan mereka.
Tiba-tiba, Roy datang, mengajak Dimitrio dan Ronal memancing. Dimitrio tidak tenang
untuk meninggalkan Nata, namun Nata meyakinkan Dimitrio bahwa tidak apa-apa jika
ditinggal lagi pula ada Ghista yang sedang bersama Nata. Nata menatap Ghista dengan kesal,
mungkin Nata sedang cemburu.
“Jadi kamu sahabatnya Dim?”
“Kamu lupa sama aku?” tanya Ghista tak percaya.
Nata tertawa remeh, lalu ia berkata sarkatis. “Memang kita kenal?”
Ghista mengenal Nata sebelumnya, karena Nata adalah teman SMA Ghista. Namun Nata
tidak mengingat hal itu, karena ada suatu hal yang terjadi dengan Nata.
Nata pergi meninggalkan Ghista, ia masuk ke dalam mobil. Setelahnya ia mencoba untuk
tidur. Setiap Nata tertidur, Nata selalu bertemu dengan Adel kecil. Seorang anak kecil yang
selalu disiksa oleh ibunya. Nata hanya bisa melihat Adel kecil disiksa, tubuhnya tidak bisa
digerakkan saat Nata ingin menolong. Nata spontan berteriak kala wanita itu mengambil
pisau dari dalam laci. Tapi, wanita itu tak menghiraukan teriakan Nata, seolah tak
mendengar. Nata berteriak saat wanita itu menarik rambut anak kecil yang Nata tahu bernama
Adel. Nata memejamkan mata, tak ingin melihat. Tepat saat mata itu terpejam air matanya
meluncur bebas.
Nata menangis, kondisi Adel kecil sangat mengenaskan. Adel kecil mengumpulkan
rambutnya yang berserakan di lantai sambil menangis. Nata melihat seorang pria masuk
dengan raut wajah khawatir. Lagi-lagi, seluruh anggota badannya tak bisa digerakkan, Nata
hanya bisa menonton seperti tadi.
Sang ayah bertanya apa yang sedang dilakukan anak kecil itu. Adel berbohong kepada
ayahnya, rambutnya rontok karena ulah sang ibu, bukan karena Adel sengaja memotong
rambutnya karena ingin rambut pendek seperti ayahnya.
Lalu tanpa disangka-sangka, ayah Adel kecil mentap Nata dalam. Ia maju, lalu merengkuh
Nata dalam pelukan. Nata terkejut, semua ini terasa aneh. “Pulanglah, kami semua menunggu
di sini” bisiknya.
Nata bercerita kepada Dimitrio dua bulan terakhir Nata selalu memimpikan anak kecil. Tidak
lama kemudian, Nata mengalami delusi yang membuat Nata melihat dirinya sendiri saat
kecil. Dimitrio keluar dari mobil untuk membicarakan hal ini kepada Talya, sementara Nata
masih berbicara dengan Adel kecil yang Dimitrio tidak bisa lihat.
Nata memegang kepalanya, pusing tiba tiba melanda. Nata mengerang, rasa sakit di
kepalanya menjadi-jadi. Nata terus memukul kepalanya, berharap rasa sakit itu reda. Pintu
mobil dibuka, Dimitrio terkejut ketika Nata sedang memukul-mukul kepalanya, berharap rasa
sakit itu reda. Dimitrio mengambil tangan Nata, ia menarik Nata keluar dari mobil. Nata
pingsang, Dimitrio membopong Nata masuk ke mobil, membawa Nata pulang.
Nata semakin sering bermimpi tentang Adel kecil. Kali ini Nata menangkap sebuah nama,
Adelia Jasmine Nichole. Nata bangun dari tidurnya. Dengan tergesa, Nata menuju meja
belajarnya. Ia membuka laptop, Nata membuka browser dari laptopnya, lalu jarinya menari di
atas keyboard dengan lincah. Matanya menilik tajam pada satu foto, Nata membuka link yang
membuat foto tersebut. Matanya membaca dengan teliti artikel yang ada di depan matanya.
Didapatkan nama Echa Allisya Nichole. Nata membuka aplikasi Instagram lalu mencari
nama itu. Di dalamnya, terdapat wajah Nata, Dimitrio, Ronal, Ghista, dan tiga orang lainnya
yang tidak dikenalinya. Nata juga menemukan ada banyak sekali foto dirinya bersama satu
lelaki di salah satu Instagram. Setelah ia mengetahui foto-foto itu, Nata sempat bertemu
dengan orang-orang yang mungkin mengetahui masa lalunya yang Nata sama sekali tidak
ingat.
Saat malam setelah ulang tahun Nata, ia diculik oleh seseorang. Dimitrio yang sedang tertidur
pulas mendengar suara ketukan pintu ditambah suara sang ibu yang terdengar khawatir.
Kamera pengintai ada yang meretas sehingga mati, lalu ada darah yang mengarah ke pintu,
lalu menghilang tepat di teras depan. Selang beberapa menit, ada yang meneleponnya dan
berkata bahwa Nata sudah meninggal. Tidah hanya itu, ada sebuah video yang membuat hati
Dimitrio teriris, ia merasa gagal melindungi yang sudah menjadi miliknya.
5 tahun kemudian...
Seperti ada keajaiban datang. Tiba-tiba Dimitrio mendapat telpon dari sahabat lamanya, Apri.
Apri memberitahu bahwa ia melihat Nata di sosial media kakaknya yang bernama Ardo. Apri
yang kebetulan ingin terbang ke Cina segera menelepon Dimitrio untuk mengajaknya pergi
bersama, dan menyusul wanita pujaannya.
Saat sampai di Beijing, Dimitrio berdiri dengan gugup di depan sebuah pintu. Dimitrio sudah
memencet bel yang ketiga kalinya, barulah ada suara terdengar dari dalam. Saat pintu
terbuka, ia dapat melihat seseorang yang sangat ia nantikan. Dimitrio berucap syukur melihat
keadaan Nata yang baik-baik saja. Identitas Nata di sana adalah Donata Prima Zola.
Kehadiran Dimitrio diterima oleh Ardo, Ia diperbolehkan masuk dan menginap. Tetapi
Dimitrio harus membayar 10 juta untuk satu hari. Biaya untuk menemui dan bersama Nata
memang tidak murah. Maka dari itu, Dimitrio harus berhasil membawa Nata kembali, dan
meminta izin kepada ayahnya untuk menikahi putrinya.
Rival. Nama kakek tua yang menjadi dalang dari semuanya, tepat tujuh tahun yang lalu Nata,
Zola, atau Adel dihipnotis untuk menghilangkan ingatannya. Adel meminta dihilangkan
ingatannya dengan sukarela.
Tetapi sekarang sudah waktunya Rival mengembalikan Adel seperti dahulu. Adel yang
mempunyai banyak sahabat di waktu SMA. Bahkan sampai sekarang pun sahabat-sahabatnya
hadir untuk melihat Adel kembali. Semuanya sudah kembali seperti awal, dan sudah tebukti
Dimitrio Gerry William adalah seseorang yang tidak pernah menyerah berjuang untuk Adel.
Adel juga sudah menuliskan surat permintaan maaf dan curahan hatinya. Serta beberapa
kebohongan yang ia masukkan, salah satunya tentang Adel yang diculik, dan juga darahnya
yang sengaja diteteskan di kertas tersebut.
Tidak ada Nata dan Dimitrio. Hanya ada Adelia Jasmine Nichole dan Dimitrio Gerry
William. Yang sudah menjadi keluarga kecil dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai