Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Pengasih yang telah melimpahkan nikmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyusun laporan ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dai sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
KESIMPULAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Karl Marx mengenai gejala alienasi ini mengarah pada hubungan sifat dasar
manusia dengan aktivitas pekerjaannya di dalam sistem kapitalisme. Menurtnya kapitalisme
menyebabkan tindakan yang dilakukan sewenang-wenang oleh pemilik modal terhadap
kaum pekerja, tindakan itu dapat berupa menindas, memeras yang dilakukan dengan tujuan
kepentingan pribadi. Lantas Marx memusatkan perhatian pada penghapusan hak milik
pribadi dengan menyatakan bahwa faktor penentu sejarah manusia bukanlah politik atau
ideologi melainkan sistem ekonomi. Marx kemudian memusatkan perhatian pada sistem
ekonomi kapital hingga berpendapat bahwa kapitalisme akan mengalami kehancurannya
sendiri akibat penghisapan kaum pekerja menghasilkan pertentangan kelas tajam sehingga
menimbulkan revolusi kelas pekerja dan pada akhirnya mewujudkan masyarakat sosialis
tanpa kelas (Franz Magnis Suseno).
Pemikiran Marx dinilai oleh berbagai kalangan memihak pada masyarakat kecil yang
tertindas oleh kaum atas dan relevan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kemiskinan atau
penindasan bukan sebuah determinasi realitas, melainkan hal ini disebabkan oleh struktur
kapitalisme. Pemahaman tentang eksploitasi kaum kapitalis, perombakan sistem kapitalisme,
4
penghapusan hak milik pribadi, hingga perjuangan kelas mewujudkan masyarakat tanpa
kelas sebagai bentuk pembebasan manusia dari keterasingan diri digulirkan
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jurnal Eksploitasi Dan Alienasi Buruh Surveyor Di Lembaga Survei Produk ‘’X’’ Di
Surabaya (Edi, 2004) membahas mengenai perbedaan startifikasi dan wewenang yang dimiliki
oleh kaum petty borjuis, sehingga menimbulkan adanya bentuk-bentuk eksploitasi yang
dilakukan oleh supervisor yaitu eksploitasi terhadap nilai pekerjaan, eksploitasi ini mengarah
pada adanya waktu deadline project yang telah dimanipulasi oleh supervisor. Sehingga buruh
harus meminimalkan waktu luangnya demi tercapainya target dan terhindar dari hukuman.
Kedua, eksploitasi nilai nilai tenaga kerja. Eksploitasi ini mengarah pada tenaga buruh
surveyor yang tidak dihargai secara semestinya sehingga menyebabkan alienasi. Pertama
teralienasi dari aktivitas produktif buruh surveyor, alienasi ini disebabkan adanya keterlambatan
gaji. Kedua teralienasi dari tujuan aktivitas-aktivitas produksi produksi perusahaan, alienasi ini
disebabkan hasil produksi tidak dinikmati sepeserpun oleh buruh surveyor. Ketiga teralienasi
dari sesama pekerja, berdasarkan temuan data, alienasi ini terjadi karena singkatnya waktu
project. Keempat teralienasi dari potensi kemanusiaan, berdasarkan temuan data, buruh surveyor
teralienasi dikarenakan SPV melakukan praktek pemanipulasian waktu pengerjaan project,
sehingga hal tersebut menyebabkan buruh akan bekerja keras dan mengurangi waktu istirahatnya
akibat dari singkatnya waktu pengerjaan.
Kemudian jurnal Pemikiran Karl Marx ‘‘Agama Sebagai Alienasi Masyarakat Industri’’
Suatu Apresiasi Dan Kritik11(Sukron, 2002) . Ditulis oleh Sukron Kamil, di sini menjelaskan
tentang pemikiran Karl Marx, Menurut Karl Marx, Agama dalam hal ini hanya merupakan
ekspresi keterasingan manusia industri belaka. Meski kelihatannya dibangun di atas konsep yang
kuat, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Pandangan Karl Marx tersebut merupakan pandangan
yang reduksionis. Dalam pandangannya luput kenyataan bahwa kemunculan agama merupakan
kekuatan transformatif dan dunia transendental sebagai kebutuhan manusia.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
3. Para pekerja tampaknya akan dipisahkan dari rekan-rekannya sesama pekerja
Para pekerja didalam kapitalisme teralienasi dari sesama pekerja. Asumsi marx
adalah bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan dan menginginkan bekerja secara
kooperatif untuk mengambil apa yang mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan.
Namun didalam kapitalisme kooperatif ini dikacaukan, dan manusia dipaksa untuk
kapitalis dan tidak saling kenal meskipun mereka bekerja secara berdampingan.
Sekalipun para pekerja yang bekerja di pabrik. Lebih buruk dari sekedar isolasi, bahwa
para pekerja sering dipaksa terlibat dalam kompetisi secara langsung. Dan tidak jarang
saling konflik satu dengan lainnya.
8
Alienasi terhadap aktivitas produktif, dapat dilihat dari para pekerja yang bekerja
untuk kaum kapitalis. Kaum pekerja tidak memproduksi objek-objek berdasarkan ide-ide
mereka sendiri atau secara langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Kaum
pekerja diberi upah dan diperintah oleh kaum kapitalis. Kaum pekerja biasanya mengeluh
mengenai gaji yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan, hal
inilah yang menyebabkan ketidakpuasan atau bisa dibilang alienasi.
Kedua yaitu alienasi terhadap tujuan aktivitas produksi, hal ini dapat kita lihat
dari produkyang para pekerja buat tidak menjadi milik mereka, namun menjadi milik para
kapitalis, karena produk merupakan hak milik pribadi para kapitalis. Marx dalam manuskrip
ekonomi dan filsafatnya menyatakan : “Hak milik pribadi adalah produk, hasil, dan dampak-
dampak yang punya nilai dan harga yang dihasilkan dari kerja yang teralienasi” (Djaya,
2012 : 9-10).
Ketiga yaitu alienasi dari sesame pekerja, Marx berpendapat bahwa manusia
membutuhkan dan menginginkan untuk bekerja secara komperatif untuk memperoleh apa
yang mereka butuhkan. Sekalipun bagi para pekerja yang bekerja berdampingan dan
menciptakan sebuah hubungan kekerabatan,namun hakikat tekhnologi sebenarnya justru
melahirkan isolasi. Para pekerja dituntut agar bersaing atau berkompetisi satu sama lain, dan
hal inilah yang menyebabkan konflik diantara mereka. Disaat bekerja buruh dituntut agar
menyelesaikan deadline dengan sesingkat-singkatnya, hal inilah yang menyebabkan buruh
tidak lagi mempunyai waktu untuk menciptakan kekerabatan di dalamnya, dalam artian
buruh mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Keempat yaitu aliensi terhadap potensi kemanusiaan, para pekerja tidak lagi
menjadi transformasi dan pemenuhan sifat dasar manusia, akan tetapi membuat kita merasa
kurang menjadi manusia dan menjadi diri kita sendiri. Para pekerja dituntut agar
menyelesaikan pekerjaannya dengan tenggat waktu yang diberikan oleh atasan, bahkan tidak
banyak juga atasan yang mengurangi tenggang waktu yang ditetapkan atas kesepakatan
sebelumnya. . Dari adanya praktek tersebut, kerja buruh secara tidak langsung dituntut untuk
bekerja siang malam demi menyelesaikan dari perusahaan riset tersebut. Sehingga jam-jam
waktu istirahat buruh terkesan minimal.
9
Para pekerja ini sebenarnya juga ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, namun
terkendala oleh beberapa faktor-faktor yang mengaruskan para pekerja bertahan disituasi
saat ini, faktor-faktor yang membuat para pekerja memilih untuk tetap berada disituasi saat
ini adalah:
1. Faktor usia
Ketika para pencari kerja belum memasuki usia produktif, sangatlah susah untuk
mendapatkan pekerjaan. Karena kebanyakan perusahaan hanya menerima atau
memperkerjakan yang sudah memasuki usia produktif, hal inilah yang mengansumsi
bahwa usia yang belum produktif tidak memeiliki banyak pengalaman bekerja.
2. Faktor Ekonomi
Tuntutan perekonomian juga menyebabkan faktor utama yang mengaharuskan
para pekerja bertahan disituasi tersebut, kebanyakan dari mereka memiliki ekonomi
yang pas-pasan, ingin membantu perekonomian keluarga
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksudkan adalah teman, banyak dari mereka mencoba
mencari pekerjaan namun belum ada yang cocok, berkat ajakan dari teman tersebutlah
mereka mencoba untuk bekerj di perusahaan yang telah disarankan oleh temannya
10
KESIMPULAN
Berdasarkan atas perbedaan startifikasi dan wewenang yang dimiliki oleh kaum
kapitalisme terhadapat kaum pekerja, sehingga menimbulkan adanya bentuk-bentuk eksploitasi
yang dilakukan oleh kaum kapitalisme, yaitu eksploitasi terhadap nilai pekerjaan, eksploitasi ini
mengarah pada adanya waktu deadline pengerjaan yang telah dimanipulasi oleh atasan. Sehingga
buruh harus meminimalkan waktu luangnya demi tercapainya target dan terhindar dari hukuman.
Kedua, eksploitasi nilai ketenaga kerjaan mengarah pada tenaga para pekerja yang tidak
dianggap dan dihargai sehingga menyebabkan alienasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Edo Adi Prayoga, Fakultas Ilmu Sosial jurusan Sosiologi, Universitas Negeri Surabaya, 2014.
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori Neo Marxian,
(Bantul: Kreasi Wacana, 2011), 36.
Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 9-11.
Kusuma Djaya. Ashad. 2012. Teori-Teori Modernitas dan Globalisasi: Melihat Modernitas
Cair, Neoliberalisme, Serta Berbagai Bentuk Modernitas Mutakhir. Bantul: Kreasi
Wacana.
Magnis Suseno. Franz. 1999. Pemikiran Karl Marx :Dari Sosialisme ke Perselisihan
Revisionisme. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
1 Sukron Kamil, Jurnal Universitas Paramadina. Vol 1. No 2. 2002
12