Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH DASAR FILSAFAT DAN SEJARAH PEMIKIRAN MODERN


PRODI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV) 2023
Petunjuk: Soal ujian ini dikerjakan secara berkelompok sesuai kelompoknya masing-
masing. Batas waktu pekerjaan ini sampai hari Jum’at, tanggal 9 Juni 2023, jam 12.00
WIB. Hasil pekerjaan ini dikumpulkan bersama disertakan pula makalah yang telah
dipresentasikan ke ketua tingkat atau yang mewakili kemudian dikumpulkan menjadi satu
(1) file dan dikirimkan via e-mail: bagussekaralam@gmail.com
 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik!

1. Dalam pemikiran Karl Marx (1818-1883 M) menyatakan bahwa sejarah umat manusia
adalah sejarah perjuangan kelas. Mengapa dan jelaskan tahapan-tahapan perkembangan
masyarakat sesuai hukum dialektika materialisme historisnya Marx!

Sebenarnya dalam pemikiran Karl tentang pembagian kelas pada manusia itu bukan
pertama kali dipelopori oleh Karl. Namun dalam pemikirannya dia menjelaskan bahwa
manusia itu terbagi dalam beberapa kelas sosial masyarakat. Bisa dikatakan kalau Karl
melihat konsep ini sebagai kategori paling mendasar dalam struktur sosial. Jadi Karl
sendiri bisa mengatakan kalau perjuangan manusia itu adalah perjuangan kelas. Karena
Karl sendiri menyakini jikalau kelas-kelas dapat timbul apabila hubungana produksi
melibatkan pembagian tenaga kerja yang beraneka ragam, sehingga bisa memungkinkan
terjadinya surplus produksi sehingga pola hubungan memeras terhadap masa
memproduksi.
Di dalam kutipan ‘The Communist Manifesto’ pada bagian pendahuluannya,
menyatakan dengan jelas kalau ada dua model kelas dalam masyarakat, meski Karl tidak
selalu konsisten dengan hal ini. Dalam sebuah bagian dari Das Kapital jilid tiga, Karl
memulai penjelasan sistematis tentang kosep kelas dalam masyarakat. Kemudian dia
lebih lanjut meneliti tentang adanya kelas dalam masyarakat dan menyimpulkan adanya
tiga jenis pembagian kelas.
kaum buruh, yaitu mereka yang hidup dari upah, kaum pemilik modal yang hidup dari
laba dan keuntungan yang bisa didapatnya kemudian ada para tuan tanah yang bisa hidup
dalam kesejahteraan dan menjadi kelas tertinggi diantara yang lain. Hubungan antar kelas
ini menurut Marx ditandai oleh hubungan eksploitasi, penghisapan, dan hubungan
kekuasaan (antara yang berkuasa dan yang dikuasai).
Kemudian berlanjut pada tahapan perkembangan masyarakat yang diakui Karl itu ada
5. Degan lima tahapan ini bisa membentuk formasi sosial-ekonomi. Mulai dari komunal-
Primitif, perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan kemonisme yang badalah fase pertama
dari sosialisme. Tiap tahapan ini punya ekonomi dan pandangan tentang lembaga yang
berbeda.
1. Akumulasi Kapital Primitif, ini adalah suatu kondisi dasar yang menyebabkan
lahirnya kapitalisme. Pada saat ini, adanya orang orang dengan kebebasan pribadi
tetapi tidak punya faktor produksi atau alat lainnya, dan karenannya mereka harus
menjual tenaga kerja mereka, sehingga konsentrasi pemusatan faktor-daktor
produksi dan sejumlah besar uang ada di tangan individu-individu tertentu.
Akumulasi primitif ini tidak lain adalah proses sejarah bercerainya produsen dan
faktor-faktor produksi. Akumulasi primitif ini dapat kita lihat di Inggris, dimana
para tuan tanah dipaksa mengambil tanah umum milik petani sampai menjadikan
mereka mengemis di jalanan karena jatuh makin miskin.
2. Tenaga Buruh Sebagai Komoditi. Tanaga buruh itu meliputi kemampuan fisik dan
mental yang dipunyai seseorang. Hal itu bisa berguna untuknya memproduksi
barang. Nilai tenaga buruh bisa dihitung dalam bentuk uang atau disebutnya upah.
Sebagai komoditi, tnaga kerja itu punya nilai guna , terdiri dalam kapasitas buruh-
upahan selama proses kerja untuk buat nilai yang lebih besar dari pada nilai tenaga
kerjanya.
3. Feodalisme, pengambil alihan. Pada saat ini adalah tahap dimana kelas sosal mulai
terlihat lebih jelas lagi. Ada kesenjangan parah diantara para buruh, pemilik tanah,
serta kaum bangsawan. Para petinggi mulai memonopoli setiap hasil produksi dan
mengendalikan para buruh unutk bekerja dengan lebih keras lagi. Struktur sosial
pada saat ini benar benar bergantung pada hirearki kelas dan sistem sahabat.
4. Produksi nilai lebih, penghisap kapitalis. Gambaran yang spesifik untuk tahapan ini
ialah para buruh yang bekerja dibawah kontrol kapitalis yang mana sebagai pemilik
kerja. Kapitalis menentukan apa yang harus dia produksi serta berapa jumlah
skalanya. Dan cara bagaimana. Selain itu juga, buakan hanya tenaga buruh yang
dikuasai kapitalis, nammun juga hasil produksinya. Tujuan dari produksi kapitalis
ini ialah untuk pembuatan nilai lebih, atau kasarannya adalah pencurian nilai lebih.
5. Sosialisme merujuk pada penengahan. Tahapan ini merujuk pada tahap transisi
yang mengharusnya kapitalis bisa berubah menjadi komunisme. Ada beberapa
tujuan dalam tahapan ini, mulai dari penghapusan kepemilikan swasta serta
mengurangi kesenjangan sosial antara tiap kelas.
6. Komunisme yang adalah masa dimana kesenjangan mulai berkurang serta
perlakuan semena terhadap tiap buruh juga mulai berangsur-angsur hilang.
Beberapa link artikel dan makalah penelitian yang mendukung jawaban ini,

-Pemikiran Karl Marx tentang struktur masyarakat_ Muhammad Kambali


(https://media.neliti.com/media/publications/332489-pemikiran-karl-marx-tentang-struktur-
mas-fb1b694e.pdf)

-Pemikiran-Pemikiran Karl Marx_M Chairul


(https://www.researchgate.net/publication/336764610_Pemikiran-Pemikiran_Karl_Marx)

2. Menurut Immanuel Kant (1724-1804 M) proses pengetahuan manusia melalui 3


tingkatan. Jelaskan masing-masing tingkatan pengetahuan manusia tersebut!
Dalam pemikiran Kant ada 3, dimana tingkat pertama dan yang terndah adalah pencerapan
indrawi. Kemudian tingkat selanjutnya atau yang kedua adalah rasio serta yang tertinggi adalah
proses pengetahuan, yaitu tingkat akal-budi.
1. Tingkat Inderawi,

3. Apa dimaksud positivisme menurut Auguste Comte (1798-1857 M), sebutkan pula ciri-
cirinya, dan mengapa dikemudian hari muncul kritik dari kalangan post positivisme?

4. Komparasikan dan cari perbedaan antara epistimologi sains Thomas Khun dengan Karl
Popper!

Thomas Kuhn adalah seorang filsuf sains yang terkenal dengan konsepnya tentang "revolusi
ilmiah" dan "paradigma". Dalam bukunya yang terkenal, "The Structure of Scientific
Revolutions" (1962), Kuhn berpendapat bahwa sains berkembang melalui periode normal
ilmu dan periode revolusi ilmiah. Dalam periode normal, para ilmuwan bekerja dalam
kerangka paradigma tertentu yang memandu penelitian dan interpretasi data. Paradigma
adalah seperangkat keyakinan, metode, dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat
ilmiah pada waktu tertentu. Namun, ketika ada krisis paradigma, di mana paradigma yang
ada tidak mampu menjelaskan atau memecahkan masalah yang dihadapi, maka terjadi
revolusi ilmiah di mana paradigma baru menggantikan yang lama. Kuhn menekankan
bahwa perkembangan sains tidak bersifat kumulatif dan terdapat ketidakstabilan dalam
praktik ilmiah.

Karl Popper adalah seorang filsuf sains yang terkenal dengan konsep falsifikasi. Dalam
bukunya "The Logic of Scientific Discovery" (1934), Popper berpendapat bahwa
karakteristik yang membedakan sains dari pendekatan non-ilmiah adalah kemampuannya
untuk dipalsukan atau dibantah. Menurut Popper, suatu teori ilmiah harus dapat diuji
dengan eksperimen atau observasi yang memungkinkan untuk membuktikan teori
tersebut salah. Popper menekankan pentingnya falsifikasi sebagai prinsip metodologi
dalam sains, dan mengatakan bahwa sains berkembang melalui proses eliminasi teori
yang salah. Baginya, sains adalah tentang mencoba membuktikan teori-teori salah, bukan
mencoba membuktikan teori-teori benar.

Perbedaan antara epistemologi sains Thomas Kuhn dengan Karl Popper

1. Pandangan tentang perkembangan ilmiah:


Kuhn: Menekankan pada konsep revolusi ilmiah dan pergeseran paradigma. Menurut Kuhn,
sains berkembang melalui periode normal ilmu yang diatur oleh paradigma tertentu, yang
kemudian dapat mengalami krisis dan mengarah pada revolusi ilmiah, di mana paradigma
baru menggantikan yang lama.
Popper: Mempertahankan bahwa sains berkembang melalui proses falsifikasi. Bagi Popper,
perkembangan ilmiah terjadi melalui upaya memalsukan atau membantah teori-teori yang
ada. Pendekatan falsifikasi ini membawa pada pengembangan teori-teori yang lebih baik
dan lebih tahan terhadap pengujian kritis.

2. Metode ilmiah:
Kuhn: Menekankan pada peran paradigma dalam memandu penelitian dan interpretasi data
dalam periode normal ilmu. Para ilmuwan bekerja dalam kerangka paradigma yang
diterima oleh masyarakat ilmiah pada waktu tertentu.
Popper: Menggarisbawahi pentingnya pengujian kritis dan falsifikasi sebagai prinsip
metodologi sains. Menurut Popper, sains bukanlah tentang mencoba membuktikan teori-
teori benar, melainkan mencoba membuktikan teori-teori salah melalui pengujian yang
ketat.

3. Kumulativitas ilmiah:
Kuhn: Menyatakan bahwa perkembangan ilmiah tidak bersifat kumulatif. Setiap revolusi
ilmiah membawa pada pergeseran paradigma yang mendasar, mengubah cara pandang
dan metode penelitian yang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Popper: Berpendapat bahwa perkembangan ilmiah bersifat kumulatif. Meskipun teori-teori
yang salah tereliminasi, pengetahuan ilmiah berkembang dengan menggantikan teori-teori
yang lebih baik dan lebih konsisten dengan pengujian kritis.

Referensi yang mendukung jawaban nomor 4,

1. Kuhn, T. S. (1962). The Structure of Scientific


2. Revolutions. University of Chicago Press.
3. Kuhn, T. S. (1970). The Structure of Scientific
4. Revolutions (2nd ed.). University of Chicago Press.
5. Popper, K. R. (1934). The Logic of Scientific Discovery. Routledge.
6. Popper, K. R. (1959). The Logic of Scientific Discovery (2nd ed.). Routledge.
7. Kuhn, T. S. (1962). The Structure of Scientific Revolutions. University of Chicago Press.
8. Popper, K. R. (1934). The Logic of Scientific Discovery. Routledge

………………………

NB. Nilai sempurna bila dalam menjawab masing-masing soal disertai referensi
rujukannya. Boleh pakai buku referensi atau artikel jurnal bereputasi.

Anda mungkin juga menyukai