Anda di halaman 1dari 2

Ismoyo Adiwasito 08/267490/SP/22933 Teori Sosialisme

Dalam The German Ideology : Theses on Feuerbach, Karl Marx dan Friedrich Engels berusaha menjelaskan konsep sejarah dengan menggunakan gabungan dari perspektif yang digunakan oleh para pemikir filsafat idealis dan perspektif para filsuf materialis. Marx dan Engels percaya bahwa konsepsi sejarah berangkat dari paham non-idealis. Bahwa konsepsi mengenai agama dan teologi tidak cukup tepat untuk menggambarkan sejarah. Konsepsi sejarah menurut Marx dan Engels adalah hal-hal yang berkaitan dengan sistem produksi, bahwa sejarah dimulai bukan ketika alam semesta ini terbentuk, tetapi ketika makhluk yang dinamakan manusia memiliki kesadaran melakukan sesuatu aktivitas yang dinamakan produksi. Marx menguraikan penjelasannya mengenai konsepsi sejarah melalui tahap-tahap perkembangan sistem produksi yang dilakukan manusia. Marx memulai argumennya dengan menjelaskan konsep mengenai sifat natural dari manusia, siapa manusia dan bagaimana tahaptahap pertama manusia berinteraksi dengan sesamanya. Pembahasan selanjutnya adalah mengenai konsepsi sejarah yang dihubungan dengan sistem produksi. Bahwa Marx percaya ketika membicarakan sejarah, kegiatan berproduksinya manusia adalah isu utama. Pembahasan dilanjutkan dengan tahap-tahap produksi dalam masyarakat, mulai dari sistem yang sangat kuno seperti mengumpulkan makanan hingga kepada sistem manufaktur dan industri. Sistem kapitalis yang semakin berkembang ternyata menghasilkan kesenjangan sosial dalam masyarakat sehingga dalam pembahasan terakhir Marx berusaha menjelaskan akibat dari kapitalisme yang berkelanjutan akan berdampak pada terjadinya revolusi. Marx juga memberikan ide mengenai sistem hidup yang komunal sebagai jawaban untuk menghapuskan sistem yang berlaku dari sejarah-sejarah yang ada. Dari pembahasan yang ada, Marx mencoba memberikan empat poin penting sebagai kesimpulan dari penjelasannya mengenai konsepsi sejarah. Pertama, dalam perkembangan kekuatan produktif akan muncul sebuah tahap ketika kekuatan produktif dan arti dari hubungan yang ada menghasilkan kekuatan yang destruktif. Hal yang nyata adalah ketika sistem produksi yang ada ternyata menciptakan kelas-kelas yang menghasilkan keadaan yang tidak ramah.

Kedua, suatu kondisi atau situasi yang berlangsung akan dikontrol oleh kelompok masyarakat tertentu yang tentunya memiliki kekuatan dalam kehidupan sosial melalui sisi material yang mereka miliki. Ketiga, revolusi seharusnya menciptakan masyarakat yang komunal karena revolusi diadakan untuk mengubah sistem sosial yang menyimpang. Namun, ternyata revolusi menciptakan tatanan sosial yang baru dan tidak jauh berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dan poin yang keempat adalah mengenai perlunya kesadaran yang luas untuk menciptakan masyarakat yang komunal. Paham komunis ini perlu disadari oleh setiap individu sehingga dengan cara tersebut ide-ide komunisme dapat dipraktikan ke dalam kehidupan yang nyata. Revolusi memang suatu hal yang penting, tetapi perlu ada nilai-nilai yang dikembangkan setelah itu. Pada umumnya, Marx maupun Engels hampir sependapat dengan konsep-konsep yang diajukan Feuerbach. Bahwa sejarah adalah tahapan ketika manusia melakukan produksi dan perkembangan yang terjadi terkait hal tersebut. Bahwa sistem komunis yakni ketika manusia akan bergantung kepada manusia lainnya akan menghasilkan kondisi yang lebih ramah bagi kelompok yang tertindas. Namun, Marx maupun Engels percaya bahwa hal-hal materi yang dapat mendorong terjadinya revolusi. Alasan materi inilah yang kemudian menjadi pendorong kelas pekerja untuk melindungi kepentingannya. Dalam hal ini, consciusness berperan dalam meyakinkan bahwa pekerja perlu membenahi sistem yang ada dan memberikan mereka justifikasi untuk melakukan revolusi.

Anda mungkin juga menyukai