Anda di halaman 1dari 4

TRANSKIP WAWANCARA

Waktu Wawancara : Tgl 12 Januari 2022


Nama : Rosi
Asal Universitas : UGM
Umur : 21
Tempat wawancara : via pesan suara WhatsApp
Pewawancara : Menurut kak Rosi sendiri, apa yang disebut dengan post-life achievement ?
Narasumber : Oke, saya jawab setahu saya saja ya. Menurutku post life-achievement itu kayak
achievement yang kita dapat ketika kita hidup atau kayak target begitu pencapaian ataupun target
yang kita mau raih dalam hidup. Untuk rentang umurnya aku kurang tahu sih, tapi biasanya kan
kalo kita mau mencapai sesuatu ataupun mentargetkan sesuatu kita kayak punya batasan umur
missalnya nih, di umur segini di tahun segini kita harus punya pencapaian apa.

Pewawancara : Apa sih yang memotivasi kak Rosi untuk mengunggah konten di Instagram
terkait dengan pencapaian ?

Narasumber : Biasanya yang memotivasi aku buat mengunggah di Instagram itu adalah diriku
sendiri. Jadi aku kayak mengapresiasi diriku sendiri karna sudah bisa mencapai apa yang aku
inginkan terus biasanya juga aku itu kayak pengen ngasih tahu ke temen-temenku dengan
menguploud itu bahwa mereka juga bisa kayak gitu loh, agar membuat mereka berusaha atau
tergerak untuk bisa melakukan apa yang mereka mau juga, kayak gitu sih sebenarnya tujuanku
dan motivasiku untuk mengunggah sesuatu pencapaian di Instagram bukan karena ada maksud
lain sombong atau gimana engga sih hehe.

Pewawancara : Bagaimana proses ( persiapan, dukungan atau support system) sehingga kak
Rosi melakukan pengunggahan konten-konten prestasi di Instagram ?

Narasumber : Oke kalau ini aku ada sih, dukungan dari orang lain itu. Karna kadang aku juga
insecure sama diri aku sendiri untuk mengunggah sesuatu ke Instagram karena yaitu tadi aku
takut orang-orang lain beranggapan kalau aku itu menyombongkan diri atau kayak mau pamer
dll atau ada sifat-sifat buruk yang orang pikirin tentang aku ketika aku mengunggah sesuatu
kadang aku insecure. Makanya kadang ada dukungan atau support system dari orang untuk aku
bisa mengunggah pencapaianku itu tapi kadang juga engga si kadang juga dari diri aku sendiri
begitu.

Pewawancara : Bagaimana sih cara kak Rosi mengunggah konten prestasi di Instagram ?

Narasumber : Jadi aku biasanya kalau mengunggah konten di Instagram itu biasanya lewat
feed kalo engga lewat snapgram tapi kalau di feed juga ga bertahan lama sih, paling beberapa
bulan kalau engga setahun gitu langsung aku hapus gitu ga selalu atau ga melulu aku taruh
sampai sekarang.

Pewawancara : Apa ekspetasi kak Rosi ( dari follower ) setelah mengunggah konten prestasi di
Instagram?

Narasumber : Ekspetasiku dari follower ketika aku mengunggah prestasi yaitu, supaya
followerku termotivasi atau tergerak buat melakukan sesuatu sih sebenarnya jadi kayak dia
ketika melihat kontenku dia jadi berfikir buat kayak mau atau bisa juga melakukan impiannya
dia, melakukan pencapaiannya dia karena dia melihat orang lain atau aku itu juga bisa gitu. Jadi
dia bisa berfikir bahwa dia juga bisa dan dia juga mau membuktikan bahwa dia itu pantas dan
layak juga bisa mendapatkan prestasi gitu sih.

Waktu wawancara : Tgl 13 Januari

Nama : Athi’ Nur Auliati Rahmah


Asal Universitas : UNY
Umur : 21
Tempat wawancara : via pesan suara Instagram

Pewawancara : Menurut kak Athi’ sendiri, apa yang disebut dengan post-life achievement ?
Narasumber : Sebenarnya Post-life Achievement ini salah satu istilah baru ya, tapi saya
mengartikan ini nguploud atau atau sharing tentang penghargaan-penghargaan di sosmed kan ya
jadi itu sih dari post-life achievement menguploud atau sharing kegiatan dan pencapaian.

Pewawancara : Apa sih yang memotivasi kak Athi’ untuk mengunggah konten di Instagram
terkait dengan pencapaian ?
Narasumber : Jadi motivasi saya untuk mengunggah konten-konten di Instagram tentang
pencapaian baik itu prestasi, atau keikut sertaan kemudian kegiatan-kegiatan juri, menjadi
pembicara, dan volunteering, pengabdian masyarakat itu sebenarnya adalah kesukaan sih, pada
akhirnya karna media sosial atau Instagram awalnya saya menganggap itu sebagai sharing atau
dokumentasi kayak album pribadi gitu. Tapi di kemudian hari saya ga memprivat Instagram saya
lagi sebelumnya kan saya bilang akun pribadi gitu ya. Kemudian sejak SMA mau kuliah itu saya
ga memprivat akun saya lagi ternyata dari saya menguploud hal-hal seperti ini itu menjadi
personal branding saya tersendiri.

Pewawancara : Bagaimana proses ( persiapan, dukungan atau support system) sehingga kak
Athi’ melakukan pengunggahan konten-konten prestasi di Instagram ?

Narasumber : Oke..proses persiapan yah support system biar bisa ngunggah-ngunggah konten
prestasi di Instagram. Memang awal-awal itu kayak masih malu-malu kucing gitu, pernah juga
ngeprivat account seperti yang saya bilang tadi, jadi saya itu uploud-uploud konten saya waktu
SMP cuma caption nya ga selengkap kaya sekarang, mbak bisa scrooling tuh dibawah ada. Nah
salah satu persiapan itu sebenarnya disiapin sama mas saya si, karna saya melihat mas saya itu
bikin konten-konten instagramnya itu konten-konten menang juara mungkin dari situ sih aku
termotivasinya coba mbak cek aja Ignya @naufannord.

Pewawancara : Bagaimana sih cara kak Athi’ mengunggah konten prestasi di Instagram ?

Narasumber : Kemudian kalo unggah-unggah konten prestasi ini tu aku biasanya pakai story
dulu sih biasanya, kemudian baru yang cakep sudah dibuat captionnya itu nanti di feed. Dan juga
lebih terjadwal karna kadang satu hari itu aku bisa dapat beberapa pengumuman jadi kalau story
aku biasanya kasih tau aja sehari tapi kalau feed biasanya aku jadwal atau engga satu hari
ngeposting dua/tiga gitu. Kemudian kadang juga kalau aku habis ikut lomba gitu ya kemudian
nanti juara kayak gitu beberapa hari yang lalu nah, biasanya aku itu sharing-sharing ke temen-
temen di story “ Ya ampun frendd aku seneng banget tadi tu lombanya begini-begini..” jadi aku
tu kayak cerita dan interaktif sama temen-temen di sosmed kadang juga bikin Q n A dan banyak
juga yang tanya dan cerita-cerita tentang beberapa prestasi.

Pewawancara : Apa ekspetasi kak Rosi ( dari follower ) setelah mengunggah konten prestasi di
Instagram?
Narasumber : Bicara soal ekspetasi ya tentang mengunggah konten prestasi di Instagram itu,
sebenarnya relasi sih kemudian ini juga sebagai bentuk personal branding supaya temen-temen
itu bisa memakai jasa saya. Karna mbak, setelah aku sharing-sharing konten prestasi seperti ini
nah setelah itu mulai banyak orang-orang yang ngundang baik itu jadi juri, pembicara dan orang-
orang jadi notice gitu, bahkan dalam beberapa kesempatan kayak pemilihan pilmapres itu aku
dipilih karna dosennya kenal sama aku yang sering ikut lomba jadi ekspetasinya ya dikenal sama
orang kayak gitu aja.

Anda mungkin juga menyukai