Optima Buka PW
Optima Buka PW
Medan
Jl. Setiabudi Kompleks Setiabudi Square No. 15 Kel. Tanjung
Sari, Kec. Medan Selayang 20132 WA/Line 082122727364
w w w. o p t i m a p r e p . c o . i d
1
SOAL
Seorang laki-laki, 30 tahun, dibawa ke UGD RS karena kecelakaan
lalu lintas. Mobil yang dikendarai pasien menabrak truk 2 jam
sebelumnya. Pasien terjepit setir di bagian perutnya. Pasien
merasa nyeri pada perut dan pinggang kanan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan penderita sadar, tekanan darah 110/70 mmHg,
denyut nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, jejas pada
perut kanan atas dan pinggang kanan, nyeri tekan dan nyeri lepas
perut kanan atas, ballotement tidak ada. Setelah dipasang kateter
uretra tampak hematuria makroskopik. Apakah diagnosis yang
paling mungkin?
A. Ruptur uretra pars posterior
B. Trauma ginjal
C. Fraktur pelvis
D. Ruptur buli-buli intraperitoneal
E. Ruptur ureter
TRAUMA GINJAL
MEKANISME TRAUMA : DIAGNOSIS
• Langsung • Cedera di daerah
• Tidak langsung ( deselerasi) pinggang,punggung dan
dada bawah dengan nyeri
JENIS TRAUMA:
• Tajam
• Hematuri (gross /
• Tumpul mikroskopik )
• Fraktur costa bg bawah atau
PENCITRAAN proc.Spinosus vertebra.
• BNO – IVP • Kadang syok
• CT SCAN
• MRI • Sering disertai cedera organ
• USG TIDAK DIANJURKAN. lain
AAST Renal Trauma Classification
• grade I: contusion or non-enlarging subcapsular perirenal
haematoma, and no laceration
• grade II: superficial laceration <1 cm depth and does not involve the
collecting system (no evidence of urine extravasation), non-
expanding perirenal haematoma confined to retroperitoneum
• grade III: laceration >1 cm without extension into the renal pelvis or
collecting system (no evidence of urine extravasation)
• grade IV
– laceration extends to renal pelvis or urinary extravasation
– vascular: injury to main renal artery or vein with contained haemorrhage
– segmental infarctions without associated lacerations
– expanding subcapsular haematomas compressing the kidney
• grade V
– shattered kidney
– avulsion of renal hilum: devascularisation of a kidney due to hilar injury
– ureteropelvic avulsions
– complete laceration or thrombus of the main renal artery or vein
KLASIFIKASI TR GINJAL:
• GRADE I : KONTUSIO DAN GRADE II : LASERASI KORTEK DAN
SUBKAPSULAR HEMATOM PERIRENAL HEMATOM
KLASIFIKASI TR GINJAL:
GRADE III : LASERASI DALAM
HINGGA KORTIKOMEDULARI GRADE IV : LASERASI MENEMBUS
JUNCTION KOLEKTING SISTEM
KLASIFIKASI TR GINJAL:
GRADE V : TROMBOSIS ARTERI
RENALIS,AVULSI PEDIKEL DAN
SHATTERED KIDNEY.
Hematom Subkapsular
Ginjal Normal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade II
Hematom Perirenal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade III
Huruf U: menggambarkan
eksravasi urine ke peritoneal
CT Scan contrast
Trauma ginjal grade V
http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/ra
dio/curriculum/surgery/mammography1.htm
Karakteristik Benjolan Payudara
Tipe Benjolan Onset Karakteristik
Kanker 30 tahun- Peau d’orange , keras, nyeri, border asimetris,
Payudara menopause invasive, keluar cairan/darah dari putting, massa
axilla
Fibroadenoma < 30 tahun Massa padat, bulat, kenyal yang bergerak bebas di
mammae payudara, tidak nyeri
(FAM)
Fibrokistik 20-40 tahun Massa di kedua payudara yang membesar dan nyeri
mammae saat sebelum menstruasi, terkadang disertai keluar
cairan dari putting.
Tumor 30-55 tahun Stroma intralobular dengan konfigurasi mirip daun
Phyllodes (leaf-like). Keras, permukaan licin, membesar cepat.
Ductal 45-50 tahun Muncul sering di saluran ductus utama, dengan
Papilloma secret serous atau berdarah keluar dari puting
3
SOAL
Nyeri dada
Treatment
ABC’s dengan c-spine control sesuai indikasi
Analgesik kuat
intercostal blocks
Hindari analgesik narkotik
Ventilation membaik tidal volume meningkat, oksigen darah
meningkat
Ventilasi tekanan positif
Hindari barotrauma
Chest tubes bila dibutuhkan
Perbaiki posisi pasien
Posisikan pasien pada posisi yang paling nyaman dan membantu
mengurangi nyeriPasien miring pada sisi yang terkena
Aggressive pulmonary toilet
Surgical fixation rarely needed
Rawat inap24 hours observasion
4
SOAL
P. traumatik
P. iatrogenik ( oleh karena efek samping
tindakan )
P. katamenial
Terapeutik
• Mekanisme pneumotorak
Diagnosis pneumotorak
Anamnesis
o Gejala penyakit dasar
o Sesak napas mendadak
o Nyeri dada
o Tanpa atau dg penyakit paru sebelumnya
• PF ; Takipnea Taki kardi
• PF Paru
:In ; Tertinggal pada pergerakan napas
Lebih cembung , sela iga melebar
Pal ; Fremitus melemah , Deviasi trakea
Per; Hipersonor, tanda 2 pendorongan organ
Aus; Suara napas melemah / tidak terdengar
Diagnosis pneumotorak
Ro : Paru kolaps
Pleural line
Daerah avascular
Hiper radio lusen
Sela iga melebar
tanda-tanda pendorongan
Kalau kurang jelas ro torak
CT Scan Thorak
NB: tidak dilakukan pada kasus tension
pneumotoraks
PNEUMOTORAKS
WSD
WSD (Water Seal Drainage)
• Tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan
mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
• Indikasi: Pneumothorax, Hematothorax,
Thoracotomy, Efusi Pleura, Empyema.
Tujuan
• Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari
rongga pleura dan rongga thorak
• Mengembalikan tekanan negative pada
rongga pleura
• Mengembangkan kembali paru yang kolaps
• Mencegah refluks drainage kembali ke dalam
rongga dada
http://www.learningradiology.com
Galleazzi Fracture
• Fraktur distal radius
dan dislokasi sendi
radio-ulna ke arah
inferior
• Like Monteggia fracture
if treated conservatively
it will redisplace
• This fracture appeared
in acceptable position
after reduction and POP
http://www.learningradiology.com
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Fraktur Colles
Fraktur Smith
6
SOAL
E. Exposure/Environment
1. Buka pakaian penderita, periksa jejas
2. Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan
tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.
ATLS Coursed 9th Edition
7
SOAL
• Kontrol Airway
• Menghentikan
proses luka bakar
• Pemsangan akses
intravena
Menghentikan Proses Luka Bakar
• Segera tanggalkan pakaian dan perhiasan pasien
– Menghentikan proses pemanasan
– Mencegah jeratan karena oedema
• Debris dan bubuk kimia kering dibersihkan
dengan cara menyapu untuk menghindari
terjadinya kontak langsung.
• Permukaan tubuh yang terkena dicuci dengan air
bersih, kemudian pasie diselimuti kain hangat
yang bersih dan kering.
Tatalaksana Emergency luka Bakar
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb
2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Rule of nines
Adult Infant
• Bayi berusia sampai satu tahun
– Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
– Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%.
• Dalam masa pertumbuhannya, setiap tahun di
atas usia satu tahun, maka ukuran kepala
berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0. 5%
• Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak
mencapai usia sepuluh tahun
• Usia 10 thn penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Contoh
• Anak usia 6 tahun datang dengan luka bakar di
wajah dan seluruh bagian depan kaki kanan
• Luas permukaan yang terbakar adalah?
– Wajah (18-(6-1))/2= 6,5%
– Bagian depan 1 kaki (14+(0,5x(6-1))/2= 8,25%
– Total 13,75%
Indikasi Resusitasi Cairan
• Rumus Baxter adalah
dasar pemberian cairan
pertama kali
• Titrasi sesuai produksi
urine
– Bila kurang dari target
0,5-1 cc/KgBB/Jam
tambahkan volume
cairan resusitasi menjadi
150% pada jam
berikutnya atau bolus
cairan 5-10cc/KgBB
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
Contoh
• Seorang perempuan, berat 60 kg dengan luka
bakar di dada dan perut, karena ledakan kompor
1 jam yang lalu. Terdapat eritem di dada dan
perut, bula, bula pecah, suara serak tidak ada.
• Kebutuhan cairan 4x18%x60 kg = 4320 cc/24 jam
– 2160 cc dalam 8 jam pertama 270 cc/jam
– 2160 cc dalam 16 jam berikutnya
• Saat pemberian cairan jam pertama urine 30
cc/jam (sesuai target 0,5-1 cc/KgBB/Jam
• jam ke-2 didapatkan urine 10 cc/jam (kurang dari
target.
A. Jam berikutnya diberikan 270ccx150% = 405
cc/ jam kemudian nilai ulang produksi urine
jam berikutnya
– Masih kurang? Tambah jadi 405ccx150%= 607,5
cc/jam
B. Atau berikan bolus cairan 5-10 cc/kgBB
secepatnya (utk pasien ini 300-500 cc). Nilai
urine jam berikutnya
– Masih kurang? Boleh pilih A atau B lagi
INDIKASI RAWAT INAP
PADA LUKA BAKAR
– LB yang memenuhi indikasi resusitasi cairan (Baxter)
– LB derajat II >30% ICU
– LB yang mengenai: wajah, leher, mata, telinga, tangan,
kaki, sendi, genitalia
– LB derajat III >5% (semua umur)
– LB elektrik / petir dengan kerusakan di bawah jaringan
kulit
– LB kimia / radiasi
– LB dengan Trauma Inhalasi
– LB dengan penyakit penyerta
emedicine
Luka Bakar Khusus
• Luka bakar listrik
– Target urine lebih banyak (1-2cc/kgBB/jam)
• mencegah sumbatan mioglobin di ginjal
• bila tidak memenuhi target dengan penambahan volume
cairan
• pertimbangkan pemberian manitol 12,5 g setiap 1000 cc
cairan resusitasi
– Fasciotomi segera untuk kompartemen syndrome
• Luka bakar anak <10 thn
– Risiko hipoglikemiaberikan cairan maintenance
tambahan yang mengandung glukosa (dihitung
dengan rumus Darrow/Holliday Segar)
8
SOAL
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan tidak bisa
BAK sejak 4 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sempat terjatuh dari motor
dan terduduk di atas aspal. Keluhan disertai keluar darah yang menetes
dari ujung kemaluan. Terdapat nyeri dan bengkak pada kemaluan. Pada
pemeriksaan didapatkan darah menetes dari OUE, perineum bengkak
hingga meluas sampai dengan skrotum, penis, suprapubik. Pernyataan
yang tidak benar dibawah ini adalah…
A. Diagnosis yang mungkin terjadi pada pasien adalah ruptur uretra
B. Pemasangan kateter adalah tatalaksana awal untuk mengevaluasi
perdarahan pada kasus di atas
C. Pemeriksaan RT mungkin didapatkan floating prostate
D. Modalitas pencitraan utama untuk kasus diatas adalah retrograde
urethrography
E. Komplikasi yang dapat terjadi adalah striktur uretra
http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf
Trauma Uretra
• Curiga adanya trauma
pada traktus urinarius
bag.bawah, bila:
– Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius terutama
fraktur pelvis
– Retensi urin setelah
kecelakaan
– Darah pada muara OUE
– Ekimosis dan hematom
perineal
Uretra Anterior:
• Anatomy:
– Bulbous urethra
Uretra Posterior :
– Pendulous urethra • Anatomy
– Fossa navicularis – Prostatic urethra
• Etiologi: – Membranous urethra
– Straddle type injuries • Etiologi:
– Intrumentasi – Fraktur tulang Pelvis
– Fractur penis • Gejala klinis:
• Gejala Klinis: – Darah pada muara OUE
– Disuria, hematuria – Nyeri Pelvis/suprapubis
– Hematom skrotal – Perineal/scrotal hematom
– Hematom perineal akan timbul bila terjadi robekan – RT Prostat letak tinggi atau
pada fasia Buck’s sampai ke dalam fasia melayang
Colles‘‘butterfly’’ hematoma in the perineum • Radiologi:
– will be present if the injury has disrupted Buck’s – Pelvic photo
fascia and tracks deep to Colles’ fascia, creating a
– Urethrogram
characteristic ‘‘butterfly’’ hematoma in the
perineum • Therapy:
• Therapy: – Cystostomi
– Cystostomi – Delayed Repair
– Immediate Repair
• Don't pass a diagnostic • Retrograde
catheter up the patient's urethrography
urethra because: – Modalitas pencitraan yang
– The information it will give utama untuk mengevaluasi
will be unreliable. uretra pada kasus trauma
– May contaminate the dan inflamasi pada uretra
haematoma round the
injury.
– May damage the slender
bridge of tissue that joins
the two halves of his
injured urethra
http://ps.cnis.ca/wiki/index.php/68._Urinary
Ruptur Uretra Anterior
• Penyebab tersering :
DIAGNOSIS
straddle injury ( cedera Klinis :
selangkangan ) • Perdarahan
peruretra/hematuri
Jenis kerusakan : • Hematom / butterfly
• Kontusio uretra hematom
• Ruptur parsial • Kadang retensi urine
• Ruptur total
• Kontusio : ekstravasasi
–
• Ruptur : ekstravasasi
+ bulbosa
Sleeve Hematom
Butterfly Hematom
TINDAKAN
Kontusio :
• observasi 4-6 bln
• evaluasi: uretrografi ulang
Ruptur :
• Sistostomi 1 bulan
• 3 bulan uroflometri, k/p uretrogram .
• striktura, lakukan sachse.
RUPTUR URETRA POSTERIOR
• Ruptur uretra pars COLAPINTO DAN MCCOLLUM
prostato – membranasea. (1976 ) :
• Grade I: Stretching (teregang)
• Terbanyak disebabkan
– Tidak ada ekstravasasi.
fraktur tulang pelvis.
• Grade II: Uretra ruptur diatas
• Robeknya ligamen pubo - prostato membranasea
prostatikum – Diaphragma urogenital utuh
– Ekstravasasi terbatas pada (di
atas) diaphragma urogenital.
• Grade III: Uretra posterior,
diaph.Urogenital & uretra pars
bulbosa proksimal ruptur.
– Ekstravassasi berada di atas
dan bawah diaphragma
urogenital hingga perineum.
DIAGNOSIS
GAMBARAN KHAS :
• PERDARAHAN PER URETRA
• RETENSI URINE
• RT : FLOATING PROSTAT. Floating Prostat
URETROGRAFI :
• EKSTRAVASASI KONTRAS PD PARS PROSTATO
MEMBRANASEA
• FRAKTUR PELVIS.
Uretrografi
Ruptur Parsial
Ruptur total
TINDAKAN KOMPLIKASI
AKUT : SISTOSTOMI • Striktura uretra
• Disfungsi ereksi
STABIL : • Inkontinentia urine
• Primary endoskopic
realigment, 1 minggu
paska ruptur
• Uretroplasti, 3 bulan
paska ruptur.
• Rail roading kateter
dilakukan bila bersamaan
dg operasi lain.
9
SOAL
• Grade II hemorrhoids may protrude beyond the anal verge with straining
or defecating but reduce spontaneously when straining ceases (ie, return
to their resting point by themselves)
Wald A, Bharucha AE, Cosman BC, et al. ACG clinical guideline: management of benign anorectal
disorders. Am J Gastroenterol. Aug 2014
11
SOAL
MID AXILLARY
LINE sela iga
IV-V
13
SOAL
Adult Infant
• Bayi berusia sampai satu tahun
– Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
– Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%.
• Dalam masa pertumbuhannya, setiap tahun di
atas usia satu tahun, maka ukuran kepala
berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0. 5%
• Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak
mencapai usia sepuluh tahun
• Usia 10 thn penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%
Emergency Management of Severe Burns (EMSB) COURSE MANUAL 17th edition Feb 2013
Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996
14
SOAL
netterimages.com
Tatalaksana Dislokasi Sendi Panggul:
Reposisi
• Bila pasien tidak memiliki komplikasi lain:
– Berikan Anestetic atau sedative dan manipulasi
tulang sehingga kembali pada posisi yang
seharusnya reduction/reposisi
• Pada beberapa kasus, reduksi harus dilakukan
di OK dan diperlukan pembedahan
• Setelah tindakan, harus dilakukan
pemeriksaan radiologis ulang atau CT-scan
untuk mengetahui posisi dari sendi.
15
SOAL
Insidensi tahun 2002 : >1 juta, dengan tingkat mortalitas lebih dari 50%.
Angka insiden tertinggi terdapat pada Eropa, Amerika, Australia dan Selandia
baru.
Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang
muda.
Faktor predisposisi
• Polyposis familial
• Defisiensi Imunologi
• Inflamatory bowel disease : Kolitis ulseratifa, granulomatosis
• Diet (rendah serat, tinggi protein hewani, lemak dan
karbohidrat refined) mengakibatkan perubahan pada flora
feces dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau
hasil pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-
zat ini bersifat karsinogenik.
DIAGNOSA KLINIS
1. Anamnesa
• Diare palsu atau “spurious diarrhoea”
• BAB berlendir
• Feses pipih seperti kotoran kambing
• Penurunan berat badan
• Perdarahan bercampur tinja
Colon Carcinoma
Awal sering asimtomatik
Sign Symtoms
Anemia defisiensi besi
Letak kiri obstruksi >>, kanan < •Koilonychias
•Glossitis
•Cheilitis
Endoskopi
• Sigmoidoskopi
• Kolonoskopi
• Virtual colonoscopy (CT colonography)
Imaging Tehnik :
• MRI, CT scan, transrectal ultrasound
Pemeriksaan penunjang
Fecal Occult Blood Stool DNA (sDNA)
Lab Darah
Test (FOBT) test
• guaiac-based • Mendeteksi • DL
(gFOBT) adanya mutasi • LFT
• immunochemical gen • Tumor marker
tests (iFOBT) • Jika (+) CEA, CA 19-9
• Jika (+) disarankan untuk
disarankan untuk colonoscopy
colonoscopy
American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer. Atlanta Georgia
162
Pemeriksaan penunjang
MRI (Magnetic
Colon in loop Resonance Foto thorax
Imaging)
Positron Emission
CT Scan abdomen
Sigmoidoscopy Tomography
dengan kontras
(PET) scan
Colon in loop:
adenocarcinoma colon
Colonoscopy USG abdomen Angiography assending
(Fauci AS. Kasper DL. 2008)
163
16
SOAL
Faktor risiko
• Advanced maternal age, European ethnicity, obesity, tobacco
smoking, infants weighing < 1.500 g at birth
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
Atresia Esofagus
Klasifikasi menurut Gross
• Type A - Esophageal atresia without fistula or so-called pure esophageal atresia
(7%)
• Type B - Esophageal atresia with proximal TEF (2%)
• Type C - Esophageal atresia with distal TEF (86%)
• Type D - Esophageal atresia with proximal and distal TEFs (<1%)
• Type E - TEF without esophageal atresia or so-called H-type fistula (4%)
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
Atresia Esofagus
Presentation
• Prenatal – polyhydramnios, absent Management
stomach bubble, associated • Decompression of the proximal
abnormalities. esophageal pouch
• Birth onwards – frothing of oral • Upright prone position
secretions, drooling, choking or and minimize GER and prevent
sianosis. aspiration
• Thoracotomy repair
Investigations
• Unable to pass wide - bore
orogastric tube; confirmed on chest
• X - ray, shows tube in esophageal
pouch. Air in the stomach indicates
a fistula is present.
Sumber : Townsend C, Beauchamp D, Evers M. Sabiston Textbook of Surgery. 20th edition. Philadelphia: Elsevier; 2017
MANIFESTASI KLINIS
Foto thorax
optimized by optima
Gejala Klinis
• Biasanya, satu-satunya gejala yang diduga sebagai keganasan adalah
adanya massa tiroid teraba yang tidak nyeri atau kelenjar getah
bening yang membesar.
• Terkadang, pasien datang dengan gejala dan tanda-tanda yang
perlu diwaspadai untuk kemungkinan kondisi ganas.
• Gejala dan tanda tersebut misalnya:
– suara serak (akibat penekanan n. Laryngeus rekuren)
– nyeri lokal
– Disfagia
– sesak napas
– Hemoptisis
– nodul atau massa pada leher tidak nyeri yang cepat membesar
– Stridor
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:
207
Evaluation of the thyroid Nodule
(Physical Exam)
• Examination of the thyroid nodule: • Examine for ectopic thyroid
• consistency - hard vs. soft tissue
• Indirect or fiberoptic
• size - < 4.0 cm laryngoscopy
• Multinodular vs. solitary nodule – vocal cord mobility
– multi nodular - 3% chance of – evaluate airway
malignancy (Goldman, 1996) • Systematic palpation of the
– solitary nodule - 5%-12% neck
chance of malignancy • Metastatic adenopathy
(Goldman, 1996) commonly found:
• Mobility with swallowing – in the central
• Mobility with respect to compartment (level VI)
surrounding tissues – along middle and lower
portion of the jugular vein
• Well circumscribed vs. ill defined (regions III and IV) and
borders
optimized by optima
Evaluation of the Thyroid Nodule
• Blood Tests • Radioactive iodine
– Thyroid function tests – is trapped and organified
• thyroxine (T4) – can determine functionality of a
• triiodothyronin (T3) thyroid nodule
• thyroid stimulating hormone (TSH) – 17% of cold nodules, 13% of warm
– Serum Calcium or cool nodules, and 4% of hot
– Thyroglobulin (TG) nodules to be malignant
– Calcitonin • FNAB : Currently considered to be the
• USG : best first-line diagnostic procedure in
the evaluation of the thyroid nodule
– 90% accuracy in categorizing
nodules as solid, cystic, or mixed
(Rojeski, 1985)
– Best method of determining the
volume of a nodule (Rojeski, 1985)
– Can detect the presence of lymph
node enlargement and
calcifications
optimized by optima
Thyroid Nodules. American Family Physician.
https://www.aafp.org/afp/2013/0801/p193.html
Well-Differentiated Thyroid Carcinomas (WDTC) -
Papillary, Follicular, and Hurthle cell
• Pathogenesis - unknown
• Papillary has been associated with the RET proto-
oncogene but no definitive link has been proven
(Geopfert, 1998)
• Certain clinical factors increase the likelihood of
developing thyroid cancer
• Irradiation - papillary carcinoma
• Prolonged elevation of TSH (iodine deficiency) - follicular
carcinoma (Goldman, 1996)
– relationship not seen with papillary carcinoma
– mechanism is not known
optimized by optima
WDTC - Papillary Carcinoma
optimized by optima
Papillary carcinoma • Micro Findings:
– Based on characteristic
– Most common form of architecture & cytological
thyroid cancer. feature.
– Twenties to forties, – Papillae formed by a central
fibrovascular stalk & covered by
associated with previous neoplastic epithelial cells.
exposure to ionizing – Psammoma bodies in the
radiation. papillary stalk, fibrous stroma or
between tumor cells.
Gross Findings: – Nuclear features:
• Round to slight oval shape.
– Solid, firm, grayish white • Pale, clear, empty or ground
lobulated lesion with glass appearance (Orphan
sclerotic center. Annie): empty of nucleus with
irregular thickened inner aspect
of nuclear membrane.
• Pseudo-inclusion: deep
cytoplasmic invagination and
result in nuclear acidophilic,
inclusion-like round structures,
sharply outlined and eccentric,
with a crescent-shaped rim of
compressed chromatin on the
side.
• Grooves: coffee-bean like.
WDTC - Follicular Carcinoma
optimized by optima
Medullary Thyroid Carcinoma
optimized by optima
Medullary Thyroid Carcinoma
• Diagnosis
• Labs: 1) basal and pentagastrin stimulated serum
calcitonin levels (>300 pg/ml)
2) serum calcium
3) 24 hour urinary catecholamines
(metanephrines, VMA, nor-metanephrines)
4) carcinoembryonic antigen (CEA)
• Fine-needle aspiration
• Genetic testing of all first degree relatives
optimized by optima
Anaplastic Carcinoma of the Thyroid
optimized by optima
20
SOAL
Tatalaksana Khusus
• Berikan antibiotika :
– Kloksasilin 500 mg/6 jam PO , 10-14 hari ATAU
– Eritromisin 250 mg, PO 3x/hari, 10-14 hari
• Tetap menyusui, mulai dari payudara sehat. Bila payudara yang
sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudara untuk
mengeluarkan isinya.
• Kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
• Berikan parasetamol 3x500mg PO
• Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Diagnosis banding: Bendungan Payudara
Di UGD RS, datang secara bersamaan 5 pasien kecelakaan lalu lintas beruntun:
1. Pasien pertama laki-laki umur 18 tahun, dalam keadaan tidak sadar, terdapat
luka pada lengan kanan, terlihat deformitas dan banyak mengeluarkan darah.
2. Perempuan umur 22 th, sadar, patah pada lengan bawah kiri
3. Laki-laki umur 71 th, masih sadar, terdapat luka pada paha kiri, terdapat
deformitas, dan krepitasi
4. Anak umur 6 th, dalam keadaan sadar, terdapat lebam pada kedua lengan
5. Perempuan umur 69 th, sadar, terkejut saat mengetahui kejadian yang
menimpanya
Manakah pasien yang perlu ditangani pada urutan kedua?
A. Pasien 1
B. Pasien 2
C. Pasien 3
D. Pasien 4
E. Pasien 5
Triage
Triage Priorities
1. Red- prioritas utama
– memerlukan penanganan
segeraberkaitan dengan kondisi
sirkulasi atau respirasi
4. Black- Meninggal
– Akan meninggal dalam penanganan
emergensi memiliki luka yang
mematikan
RESPIRATIONS/VENTILATIONS
NONE
YES
REPOSITION AIRWAY
ASSESS RESPIRATIONS/VENTILATIONS
Patients Delayed
Deceased
START Algorithm (Circulation)
PERFUSION
IMMEDIATE
Immediate
Patients Delayed
Deceased
START Algorithm (Disability)
MENTAL STATUS
DELAYED IMMEDIATE
Immediate
Patients Delayed
Deceased
23
SOAL
http://emedicine.medscape.com/article/152083-overview
25
SOAL
Glans
becomes raw
with bleeding
Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi ketiga. Malang :Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. 2011 : 14, 236-237
Phimosis vs Paraphimosis
Phimosis Paraphimosis
• Prepusium tidak dapat • Prepusium tidak dapat
ditarik kearah proksimal ditarik kembali dan
• Fisiologis pada neonatus terjepit di sulkus
• Komplikasiinfeksi koronarius
– Balanitis • Gawat darurat bila
– Postitis – Obstruksi vena
– Balanopostitis superfisial edema dan
nyeri Nekrosis glans
• Treatment penis
– Dexamethasone 0.1% (6
weeks) for spontaneous
• Treatment
retraction – Manual reposition
– Dorsum incisionbila – Dorsum incision
telah ada komplikasi
http://emedicine.medscape.com/article/ http://en.wikipedia.org/wiki/
http://www.learningradiology.com
Galleazzi Fracture
• Fraktur distal radius
dan dislokasi sendi
radio-ulna ke arah
inferior
• Like Monteggia fracture
if treated conservatively
it will redisplace
• This fracture appeared
in acceptable position
after reduction and POP
http://www.learningradiology.com
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Fraktur Colles
Fraktur Smith
27
SOAL
• Pembahagian
• Dis.Posterior (2 %)
• Dis. Inferior
• Mekanisme Trauma
• Puntiran sendi bahu tiba-tiba
Rontgen Foto
CT Scan
Sulcus Sign test
• a shoulder stability
examination to determine
if there is anterior or
multidirectional instability
observed between the
acromion and the humeral Prominent
head. acromion
• With the arm straight and
relaxed to the side of the
patient, the elbow is
grasped and traction is Sulcus
applied in an inferior Sign
direction
28
SOAL
• Posisikan kepala
menghadap ke bawah
– 5 back blows (periksa apakah ada
objek yang keluar)
• Ulangi
Finger Sweep
Hypospadia
Hypospadia
• OUE berada pada ventral penis
• Three anatomical
characteristics
• An ectopic urethral
meatus
• An incomplete prepuce
• Chordee ventral
shortening and curvature
30
SOAL
• Peritonitis
– Peradangan dari peritoneum
– Disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur atau reaksi inflamasi
peritoneum terhadap darah(pada kasus trauma abdomen)
• Jenis:
– Peritonitis Primer
• Disebabkan oleh penyebaran infeksi dari peradaran darah dan
pembuluh limfe ke peritoneumpenyakit hati
• Cairaan terkumpul pada rongga peritoneum, menghasilkan lingkungan
yang cocok untuk pertumbuhan bakteri
• Jarang terjadi kurang dari 1% dari seluruh kasus peritonitis
– Peritonitis Sekunder
• Lebih sering terjadi
• Terjadi ketika infeksi menyebar dari traktus bilier atau GIT
http://www.umm.edu/altmed/articles/peritonitis-000127.htm#ixzz28YAqqYSG
PERITONITIS
• Peritonitis Sekunder
– Bakteri, enzim, atau cairan empedu mencapai
peritoneum dari suatu robekan yang berasal dari
traktus bilier atau GIT
– Robekan tersebut dapat disebabkan oleh:
• Pancreatitis
• Perforasi appendiks
• Ulkus gaster
• Crohn's disease
• Diverticulitis
• Komplikasi Tifoid
Gejala dan Tanda
• Distensi dan nyeri pada Tanda
abdomen • BU berkurang atau
• Demam, menggigil absenusus tidak dapat
• Nafsu makan berkurang berfungsi
• Mual dan muntah • Perut seperti papan
• Peningkatan frekuensi • Peritonitis primerasites
napas dan nadi
• Nafas pendek
• Hipotensi
• Produksi urin berkurang
• Tidak dapat kentut atau BAB
X-Ray Normal
Gambaran radiologis pada peritonitis:
a. Adanya kekaburan pada cavum abdomen
b. Preperitonial fat dan psoas line menghilang
c. Adanya udara bebas subdiafragma atau
d. Adanya udara bebas intra peritoneal
31
SOAL
Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup, dengan
lutut fleksi ± 90˚.
• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasikompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasikompresi pada
meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi “kIik”.
Tes McMurray
• Posisi pasien : telentang
dengan pancjgul ± 110˚ fIeksi,
tungkai bawah maksimal feksi.
• Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke valgus dan
eksorotasiprovokasi nyeri pada
meniscus medialis dan bunyi “kIik”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi
disertai dengan tekanan ke varus
dan endorotasi provokasi nyeri
pada meniscus lateralis dan bunyi
“kIik”
Thomas Test
• Disebut juga illiacus test atau illiopsoas test,
untuk mengetahui adanya kontraktur pada sendi
panggul saat fleksi.
• Posisi pasien terlentang pasien
merangkul/memeluk lutut hingga ke dada secara
aktif, tungkai yang lain lurus berabaring pada
alas atau bisa tergantung di ujung tempat tidur.
• Hasil positif apabila lutut terangkat pada
tungkai yang diluruskan.
Lachman Test
• Lachman test dilakukan dengan knee flexi
15-20 derajat, paha distabilisasi dengan
salah satu tangan pemeriksa dan tangan
lainnya memegang proximal kaki, dan
adanya anterior translation pada tibia
menggambarkan lachman test positif .
• Lachman test terbagi 3 grade yaitu grade 1
(1-5 mm translation dibandingkan dengan
lutut sebelahnya), grade 2 ( 6-10mm), dan
grade 3(>10mm).
34
SOAL
• Batas kranioventral:
– ligamentum inguinalis
• Batas kaudodorsal:
– pinggir os pubis yang terdiri dari ligamentum
Iliopektineale (ligamentum Cooper )
• Batas lateral:
– v. femoralis
• Batas medial:
– ligamentum lakunare Gimbernati.
Gambaran klinik
Penatalaksaan
• Operasi terdiri dari herniotomy disusul dengan
hernioplasty dengan tujuan menjepit annulus
femoralis.
Tipe Hernia Definisi
Reponible Kantong hernia dapat dimasukan kembali ke dalam rongga
peritoneum secara manual atau spontan
Irreponible Kantong hernia tidak adapat masuk kembali ke rongga peritoneum
Inkarserata Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat di dalam kantong
hernia
Strangulata Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vaskular dari kantong
hernia tanda-tanda iskemik usus: bengkak, nyeri, merah,
demam
35
SOAL
http://orthoinfo.aaos.org
Manifestasi klinis
• Kaki panjang sebelah
• Terdapat lipatan paha yang asimetris
• Kalau sudah bisa berjalan, jalannya tidak seimbang
• Nyeri
Pemeriksaan Fisik
A.Uji Ortolani
- Tindakan
- Pavlic Harnes
- Keberhasilan 92-95 %
Umur 6-15 bulan
- Sebelum berjalan
a. Adducor tenotomy
b. Open reduction
348
Umur 15 bulan – keatas
- Kelainan sudah menetap Reposisi
terbuka dengan tindakan pembedahan
- Komplikasi operasi
a. Redislokasi
349
Jenis Operasi
1. Operasi thd Soft Tissue (jaringan lunak)
4. Kombinasi
353
354
Spina Bifida Classifications
Several classifications that vary in
severity depending on location and
extent of opening
• Spina bifida occulta
• Spina bifida aperta
A. Spina Bifida cystica
1. meningocele
2. Myelomenigocele
B. Myeloschisis
• Spina bifida ventralis
Spina bifida occulta – tethered spinal cord
• Often occurs later in life
• Caused by limitations of movement of the spinal cord within the spinal
column
• Patients often have low back pain, weakness in the legs, and/or
incontinence depending on the site of tethering
http://www.uwhealth.org/images
/ewebeditpro2/upload/6144_Fig
ure_1.jpg
Occulta
• Ringan
• Lengkung-lengkung vertebranya
dibungkus o/ kulit yg biasanya tidak
mengenai jaringan saraf yg ada di
bawahnya.
• Cacat di daerah lumbosakral ( L4 –
S1 )
• Biasanya ditandai dg plak rambut yg
menutupi daerah yg cacat.
• Kecacatan ini krn tdk menyatunya
lengkung-lengkung vertebra ( defek
tjd hanya pd kolumna vertebralis )
• Tjd pada sekitar 10% kelahiran
Spina bifida cystica – meningocele
• The bony vertebra is open, part of the meninges is protruding out of the spinal
canal
• Since the spinal cord is not protruding, there is often normal function
• Some cases of tethering have been reported
Spina bifida cystica – myelomeningocele
• The bony vertebra is open, part of the meninges and part or all of the spinal cord is
protruding out of the spinal canal
• Since the spinal cord is protruding, it is often not fully developed
• Involved nerve roots are often not developed resulting in weakness, pain, and/or
paralysis
Meningomielokel
• bentuk spina bifida dimana jaringan saraf ikut di dalam
kantong tersebut.
• Bayi yang terkena akan mengalami paralisa di bagian bawah
• affected babies: leg paralysis and bladder and bowel control problems
360
Spina bifida ventralis – anterior opening
• Much less common than other forms of spina bifida
• Meningeal sac will protrude into the retroperitoneal space and
impinge on retroperitoneal organs such as the duodenum,
ascending/descending colon, kidneys, adrenal glands, pancreas,
aorta, and inferior vena cava
http://myweb.lsbu.ac.uk/dirt/museum/margaret/871-3398-2082230.jpg
Myeloschisis/rakiskisis
Lumbar Myeloschisis
37
SOAL
TRIAD:
• vomiting
• abdominal pain
o colicky, severe, and intermittent,drawing the legs up to the abdomen,kicking
the air, In between attacks, calm and relieved
• blood per rectum /currant jelly stool
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/679/highlights/overview.html
Radiologic Signs
• Ultrasound signs
include:
– target sign /doughnut
sign)
– pseudokidney sign
– crescent in a doughnut
sign
38
SOAL
PSA Test
• Tes yang mengukur kadar prostate specific
antigen (PSA) dalam darah
• PSA protein yang dihasilkan oleh prostat
• Laki-laki secara normal memiliki kadar PSA
rendah, dan kadarnya akan meningkat seiring
dengan usia
PSA—Prostate Cancer
• PSA >4.0 ng/mL Biopsi Prostat
mandatory biopsy • Skrinning PSA untuk Ca
• 50% of all the cancers Prostat, tidak dapat
detected because of an meningkatkan survival
elevated PSA level are rate
localized USG Prostat
• these patients are • Hanya dapat melihat
candidates for pembesaran prostat
potentially curative • Tidak menunjukkan
therapy derajat obstruksinya
Diagnosa
• Tes PCA3.
• PCA3 yang lebih tinggi di urin menunjukkan kehadiran kanker
prostat.
• lebih akurat dibandingkan tes darah (PSA)
• Interpretasi
• Kadar PSA 0,5-4,0ng/ml: normal
• Kadar PSA 4,0-10ng/ml: kemungkinan Ca 20%, lakukan TRUS, jika
PSAd (kadar PSA/ volume prostat) >0,15 lakukan biopsi.
• Kadar PSA >10ng/ml: keumungkinan Ca 50%, perlu dilakukan TRUS
dan biopsi.
• Biopsi.
• Beberapa sampel diambil pada bagian-bagian yang berbeda
dari prostat.
• Hanya dilakukan bila PSA >3
• CT scan, MRI scan dan pemeriksaan penunjang lain
• Untuk mengetahui tingkat penyebaran kanker.
• Sitologi air kemih atau cairan prostat.
39
SOAL
https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical-specialties/orthopaedic-surgery-sports-
medicine/dequervain-tenosynovitis
Gejala
Gejala utama yaitu rasa nyeri pada
persendian pergelangan tangan
dekat bagian bawah ibu jari. Gejala
lainnya mencakup:
• Rasa nyeri setelah terjadi
peningkatan aktivitas yang
melibatkan pergelangan dan
tangan
• Rasa nyeri berawal seperti rasa
sakit dan terus berkembang
sampai tahap ketika
menggerakkan pergelangan
tangan atau ibu jari menimbulkan
rasa nyeri yang menusuk di area
yang terpengaruh
• Area pergelangan tangan yang
sakit dapat membengkak
https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical-specialties/orthopaedic-surgery-sports-
medicine/dequervain-tenosynovitis
43
SOAL
BNO IVP
USG SISTOSKOPI CT scan
• gambaran objek • memvisualisasikan • dilakukan karena alasan
hiperekoik yang batu, menilai ukuran lain (misalnya, nyeri perut,
berbayang pada serta posisi batu massa panggul, atau
bagian posterior dicurigai abses) tetapi
mungkin juga dapat
menunjukkan vesikolitiasis
bila dilakukan tanpa
kontras.
USG
SISTOSKOPI
TATA LAKSANA
• Diet (banyak minum air)
Konservatif
• Simptomatik
<5mm • Pelarutan batu
Litotripsi
• ESWL
<20mm
• Transurethral
Cystolitholapaxy
Operasi • Precutaneus Suprapubic
Cystolitholapaxy
• Suprapubic Cystostomy
45
SOAL
terjadi lubang
hernia
Tanda dan gejala
1. Gangguan pernafasan yang berat
2. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat
kekurangan oksigen)
3. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
4. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak
sama (asimetris)
5. Scaphoid sign pada abdomen kiri.
6. Takikardia (denyut jantung yang cepat).
HERNIA DIAFRAGMA KONGENITAL
Diaphragmatic
Hernias
Congenital Acquired
Hernia (Hiatal) Hernias
menangis&bernafas
• Weakness in
plantarflexion
• Gap in tendon
• Palpable swelling
• Positive Thompson test
Pemeriksaan Penunjang
Magnetic Resonance Image (MRI)
Foto Rontgen
Tatalaksana Ruptur Tendo Achilles
• Terapi fisik
– Pengobatan konservatif Boot
orthosis
– Percutaneous Surgery
– Open Surgical Repair