Anda di halaman 1dari 24

CANDI PRAMBANAN

Diajukan Untuk Memenuhi Pengamatan Hasil Pengamatan

Studi Lapangan di Yogyakarta Di SMA Muhammadiyah Pangandaran

KELOMPOK :

Suci Ambarwati

Evi Seviana

Vikri Gustiana

Sandi Sutomo

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MUHAMMADIYAH

SMA MUHAMMADIYAH PANGANDARAN


Terakreditasi A
Jl. Merdeka No.27, RW.03, Pananjung, Kec. Pangandaran, Kab. Pangandaran, 46396, Jawa Barat
Email ; smamuhammadiyahpangandaran1927@gmail.com
Website ; www.smamuhpnd.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA ILMIAH CANDI PRAMBANAN

Disusun Oleh :

Suci Ambarwati
Evi Seviana
Vikri Gustiana
Sandi Sutomo

Laporan Karya Ilmiah Candi Prambanan Yang Telah Disetujui


Pada Tanggal :

Mengetahui :

Wali Kelas Pembimbing

Aziz Ariana Aori SP.d Sandi Rustandi SP.d

Kepala Sekolah

Hj. Elah Rosilah, SP.d


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Candi Prambanan
ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah yang berjudul Candi
Prambanan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Karya Ilmiah Candi Prambanan ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan tulisan ini.

Kami mohon maaf jika di dalam karya Ilmiah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................……i

KATA PENGANTAR………………………………………………...…...ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Sejarah Candi Prambanan.......................................................................3

1. Pembangunan Candi Prambanan..................................................................3

2. Ditelantarkannya Candi Prambanan.............................................................4

3. Penemuan Kembali Candi Prambanan.........................................................5

4. Pemugaran Candi Prambanan.......................................................................6

B. Kompleks Candi Prambanan....................................................................7

1. Candi Siwa....................................................................................................8

2. Candi Brahma dan Candi Wishnu................................................................8

3. Candi Wahana...............................................................................................8

4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok...................................................9

5. Candi Perwara...............................................................................................10

C. Arsitektur Candi Prambanan...................................................................10


D. Relief Candi Prambanan...........................................................................12

1. Relief Ramayana dan Krishnayana...............................................................12

2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata.....................................................12


3. Relief Panil Prambanan Singa dan Kalpataru...............................................12

BAB III KESIMPULAN................................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................................................13

B. Saran.............................................................................................................13

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................14

BIODATA........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi


Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi
ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma
sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa
sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli
kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna
‘Rumah Siwa’), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menunjukkan
bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan


kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut
Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan
Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di
wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan
pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi
desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi


Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai
dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi
utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah
kompleks gugusan candi- candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik
kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

1
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar
tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan
diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang
Mataram.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah


dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

 Bagaimana sejarah candi Prambanan?


 Apa yang ada di kompleks candi Prambanan?
 Bagaimana arsitektur candi Prambanan?
 Relief-relief apa saja yang ada di candi Pramban

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Prambanan

1. Pembangunan Candi Prambanan

Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah


dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai
oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga
candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan
lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk
menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait
teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu
wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran
Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya
wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana.
Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan
keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.

Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh

3
Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas
Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti Siwagrha
berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan
dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah
Siwagrha. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat pembangunan candi
Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum perubahan
tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang
dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan
sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.

Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok


melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi
sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata
air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong
lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di
luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk
memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi
perwara (candi pengawal atau candi pendamping).

Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh


raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong,
dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di sekitar
candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi
sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai
upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan
menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-muridnya
berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab
Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara
pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga terletak di suatu
tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.

4
2. Ditelantarkannya Candi Prambanan

Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur


oleh Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan
pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat
mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang
sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan
ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat, sehingga
pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.

Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi


hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan
ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya
oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca
Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa
yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram
pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi
tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta (Solo).

3. Penemuan kembali Candi Prambanan

Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui


keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun
monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan
dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini;
diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu
malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai
candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada

5
masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang
surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini.
Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut,
reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun. Isaäc
Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi
tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-
arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan
taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan
bangunan dan fondasi rumah.

4. Pemugaran Candi Prambanan

Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903,
Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun
1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst)
di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah
arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan
pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia
dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.
Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada
tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia
Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru,
karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain.
Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih
ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang
dan hanya tampak fondasinya saja.

6
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi
oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini,
beberapa bagian candi Prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki
kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah merusak
sejumlah bangunan dan patung. Kompleks Candi Prambanan

Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah


penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah
timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks
candi Prambanan terdiri dari:

 Tiga Candi Trimurti : candi Siwa, Wisnu, dan Brahma.


 Tiga Candi Wahana : candi Nandi, Garuda, dan Angsa.
 Dua Candi Apit : terletak antara barisan candi-candi
Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan.
 Empat Candi Kelir : terletak di 4 penjuru mata angin
tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
 Lima Candi Patok : terletak di 4 sudut halaman dalam atau
zona inti.

Dua ratus dua puluh empat Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan
konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44,
52, 60, dan 68, maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.

Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi


Prambanan. Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8
candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang
belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang
tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan
terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah
yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan
zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.

7
Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan
lahan bujur sangkar yang terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing
halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai
dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390
meter, dengan orientasi Timur Laut – Barat Daya. Kecuali gerbang selatan
yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak
yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui;
kemungkinan adalah lahan taman suci, ataukompleks asrama Brahmana
dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman
terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak
tersisa.

Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia


Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan
dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang
Penghancur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di
kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua
dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus
yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.

1. Candi Siwa

Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks
candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur sangkar
dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata angin.
Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan candi utama;
yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti (“tiga wujud”),
dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma Sang
Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.

Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus


tertinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter
dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk

8
wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan
pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang
dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana; terukir di dinding dalam
pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak
yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya,
pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina yakni
berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini
dilanjutkan ke Candi Brahma. Candi Brahma dan Candi Wishnu

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang


terletak di sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang
terletak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya
terdapat satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi
Brahma menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca
Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan
Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33 meter.

2. Candi Wahana

Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil
daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada
kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa,
sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi
wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi
Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi.

Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya


mengapit arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra
digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya
berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma
terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di
dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai
kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi
yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi Angsa,

9
di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca
Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi
lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda
Pancasila.

3. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok

Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit.


Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu
tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping 8 candi
utama ini terdapat candikecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya
menyerupai pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang
atau sesaji, sekaligus sebagai aling- aling di depan pintu masuk. Candi-
candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru mata angin di
muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan
Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2
meter.

4. Candi Perwara

Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman


dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin.
Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua
dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas
224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-
candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang makin ke tengah
sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil
daripada candi utama. Candi-candi ini disebut “Candi Perwara” yaitu
candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara disusun dalam
empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52
candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar
terdiri atas 68 candi.

10
B. Arsitektur Candi Prambanan

Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur


Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola
mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri
khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang
menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru,
tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi mengikuti
model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas
beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.

Seperti Candi Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona


candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci.
Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya
dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan
denah secara horizontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:

Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah


makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di
ranah ini manusia masih terikat dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup
yang tidak suci. Halaman terluar dan kaki candi melambangkan ranah
bhurloka.

Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah,


tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia
mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi
melambangkan ranah bhuwarloka.

Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi


sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka.
Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap
candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka
berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam
arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa

11
Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.

Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang


utama candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak
batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di
atas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di
dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan
aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan Parwata (dewa gunung). Dalam
peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan tanah,
20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan emas, dan
lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 di antaranya
berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma, altar, dan telur). Relief
Candi Prambanan

1. Relief Ramayana dan Krishnayana

Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana
dan Krishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam
pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama.
Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam
mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual
mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah. Kisah
Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi
Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif
Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu
awatara Wishnu.

2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata

Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di


sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para
dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi
penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara
arca para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di
candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara atau

12
bidadari kahyangan.

3. Relief Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru

Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung


(ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang
menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi
Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan
kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau
pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda,
gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola khas yang
hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut “Panil Prambanan”.

13
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Candi Prambanan yang terletak persis di perbatasan Provinsi


Jawa Tengah±17 Km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini
merupakan daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak
heran banyak wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat
wisata di daerah Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan
yang berdiri di sebelah timur sungai Opak ±200 m sebelah utara Yogya-
Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat
menyimpulkan:

 Candi Prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan


yang bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga
dari sisi filosofi dan sejarahnya. Candi Prambanan memiliki banyak
sejarah sehingga banyak wisatawan mancanegara yang datang
untuk melihat secara langsung kemegahannya.

 Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu


terbesar di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

B. Saran

Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi


Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai
harganya ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan
sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset
pariwisata berkelanjutan nasional Indonesia penambah devisa negara
selain non-migas.

Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk


menjaga dan melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi
daya tarik terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu
pengetahuan.

14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1, Candi Siwa

Gambar 2, Candi Brahma

15
Gambar 3, Candi Wahana

Gambar 3,Candi Apit, Kelir, Patok

Gambar 5, Candi Perwara

16
BIODATA

Nama saya Vikri Gustiana. Lahir di Ciamis pada tanggal 28 Agustus 2005.
Saat ini saya tinggal di bersama kedua orang tua di dusun Bojong Jati RT 02 RW
05 desa Pananjung kecamatan Pangandaran. Saya merupakan anak ke empat dari
3 bersaudara. Cita cita saya ingin menjadi orang yang sukses. Hobi saya adalah
bermain volly ball. Riwayat pendidikan saya dimulai dari SD Negeri 1 Pananjung,
kemudian melanjutkan di SMP 3 Purbahayu, dan saat ini saya menjadi siswa di
SMA Muhamadiyah Pangandaran.

Nama Evi Seviana. Saya lahir di Ciamis pada tanggal 16 September 2004.
Saat ini saya tinggal bersama kedua orang tua di dusun Bantar kalong RT 01 RW
10 Desa Sidomulyo Kecamatan Pangandaran. Saya merupakan anak ke lima dari
5 bersaudara. Cita cita saya yaitu ingin menjadi orang yang sukses, dan hobi saya
adalah bermain volly ball. Riwayat Pendidikan saya dimulai dari SD 2
Sidomulyo, kemudian melanjutkan di Mts Al Hidayah Pondok Lombok dan saat
ini menjadi siswa di SMA Muhamadiyah Pangandaran

17
Nama Suci Ambarwati. Saya lahir di Ciamis pda tgl 19 Juni 2005. Saat ini
saya tinggal bersama kedua org tua saya di dusun Wangkalsimbar RT 04 RW 05
desa Sidomulyo kecamatan Pangandaran. Saya merupakan nak kedua dari 3
bersaudara. Cita cita saya ingin menjadi yang oarng sukses dan saya mempunyai
hobi yaitu volley ball. Riwayat pendidikan saya dimulai dari Mi Islamiyah
Syafi'iyah Gandrirojo, kemudian melanjutkan di Mts Al-Hidayah Pondoklombok
dan saat ini saya menjadi siswi di SMA Muhammadiyah Pangandaran.

Nama Sandi Uutomo. Saya lahir di Ciamis pada tanggal 16 Maret 2005.
Saat ini saya tinggal bersama orang tua saya di desa Wonoharjo, dusun
Kedungrejo kecamatan Pangandaran. Saya merupakan anak ke 1 dari 2
bersaudara. Saya mempunyai sebuah cita- cita yaitu untuk menjadi pengusaha dan
saya mempunyai hobby sepak bola.

Pendidikan saya di mulai dari SD N 4 Wonoharjo dan kemudian melanjutkan

SMP Muhamadiyyah Pangandaran dan saya menempuh pendidikan lanjutan saya


di SMA Muhamadiyah Pangandaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Google browser

Ariswara. (1993). Prambanan. Jakarta: Intermasa.

Slamet. (2009). Macam-macam Candi Prambanan. Bandung:


Erlangga.

Soetarno, Drs. R. (2002). Aneka Candi Kuno di Indonesia.


Semarang: Dahara Prize.

Sukwiati. (2009). Candi Prambanan. Jakarta: Yudhistira.

Tim. (2011). Kompleks Percandian Prambanan dan Candi


Sekitarnya. Yogyakarta: PT. Taman Wisata Candi.

19

Anda mungkin juga menyukai