Anda di halaman 1dari 3

1.

2. Menurut saya fungsi dan kedudukan bahasa indonesia di indonesia sendiri sudah
diterapkan dengan baik sebagai suatu identitas dan pemersatu bangsa. Kita lihat
ketika berbicara dengan orang yang berbeda suku dengan kita, kita menggunakan
bahasa indonesia kepada mereka agar mereka mengerti dan memahami apa yang kita
bicarakan dan setidaknya mereka bisa paham apa yang kita bicarakan ketika kita
menggunakan bahasa indonesia. bahkan hampir semua warga indonesia bisa
berbicara bahasa indonesia meski ada beberapa minoritas yang tidak bisa berbicara
bahasa indonesia tetapi mereka paham bahasa indonesia.
Karena itu dapat kita simpulkan bahwa kededudukan dan fungsi bahasa indonesia itu
diatas bahasa-bahasa yang mereka katakan sehari-hari dan juga bahasa indonesia
sudah digunakan sebagai alat komunikasi antara satu suku dengan suku yang lain di
indonesia karena bahasa indonesia adalah bahasa nasional agar orang dapat mengerti
dengan apa yang mereka bicarakan dan terjalinlah sebuah komunikasi.
3. Ejaan Van Ophuijsen, 1901 – 1947

Ejaan ini diterbitkan pada tahun 1901 dalam Kitab Logat Melayu. Charles Adrian van
Ophuijsen adalah tokoh penting dibalik pengembangan ejaan ini, dibantu oleh
Muhammad Taib Said Sutan Ibrahim dan Engku Nawawi gelar Sutan Makmur. Ejaan
van Ophuijsen ini banyak dipengaruhi oleh ejaan Belanda, sebab pada saat itu
Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Ciri dari ejaan ini adalah penggunaan huruf ‘J’ yang dibaca ‘Y,’ misalnya ‘Jang =
yang,’ huruf ‘oe’ yang dibaca ‘u’ (boelan : bulan), huruf ‘tj’ yang dibaca ‘c’ (Tjinta :
cinta), huruf ‘ch’ yang dibaca ‘kh’ (chidmat : khidmat), huruf ‘dj’ yang dibaca ‘j’
(djoedjoer : jujur). Selain itu, ejaan Van Ophuijsen ini juga menggunakan banyak
tanda diakritik seperti koma ain, koma wasla, dan tanda trema misalnya pada kata
so’al, ta’ pa’ dan sebagainya. Penggunaan tanda ini biasanya digunakan ketika
mengindonesiakan kata – kata dalam bahasa Arab.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), 1972 – sekarang

Mulai tanggal 16 Agustus 1972, pemerintah Indonesia menetapkan ejaan baru yaitu
Ejaan LBK yang telah disempurnakan. Kemudian ejaan ini dikenal sebgaia Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Penetapan ini disertai dengan penerbitan buku saku
ETD berwarna merah putih dan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Beberapa perubahan penting pada EYD adalah :

• Perubahan cara baca abjad, dari a, ba, ca, da menjadi a, be, ce de, dan seterusnya.
• Kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya kereta api, kamar tidur.
• Akronim yang memiliki lebih dari dua huruf awal tidak memakai tanda titik.
Misalnya S.M.A menjadi SMA.
• Penulisan ejaan ‘tj’ menjadi ‘c’ dan ‘nj’ menjadi ‘ny’
• Peresmian penggunaan huruf asing yaitu ‘z,’ ‘f’ dan ‘v’
• Penghilangan bunyi ‘w’ menjadi ‘ua.’ Misalnya kwalitas menjadi kualitas
• Penjelasan akan pemenggalan kata di dalam konsonan, misalnya A-pril, Ang-gur
• Pemakaian huruf ‘x’ dan ‘q’ secara universal. Semula hanya digunakan dalam kata –
kata yang berhubungan dengan ilmu eksakta.
• Penghilangan garis pembeda dalam pengucapan ‘e’ pepet dan ‘e’ biasa.

4. A.) Semua anggota keluarga harus dapat mengikhlaskan kepergian kakek karena
beliau sudah tua sehingga, dia tidak bisa melakukan aktivitas apapun dan hanya bisa
berbaring diatas ranjang.
B.) Kepada calon mahasiswa diinformasikan untuk segera mendaftarkan diri di
bagian akademik
C.) Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan akan tetapi, data sekunder
adalah data yang diperoleh dari bahan- bahan kepustakaan.
D.) Dengan ransum yang memiliki keseimbangan nutrisi yang dapat berpengaruh
pada pertambahan berat badan ternak sapi
E.) Kegiatan yang sudah kami lakukan adalah pengumpulan informasi, pencarian
bahan bacaan, dan penyusunan rancangan penelitian.

5. A.) Seperti yang dijabarkan oleh Muhammad arifin (2008:32) Karangan ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
B.) Seperti yang dijabarkan oleh Abdul Muis, Endi Purnomo dan Alfian Luis
(1998:7) Respon spectrum merupakan nilai yang mendefinisikan respon maksimum
dari system berderajat kebebasan tunggal pada berbagai frekuensi alami teredam
akibat suatu geseran tanah.
6. A.) Beizer.1981.Konsep Fisika Modern.Jakarta:Erlangga
B.) Hermawan, Irdanto dan Muhammad Ismail.2005.Perencanaan Beton
Bertulang.Bandung:Refika Aditama
C.) Suriasumantri, Jujun.1990.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai