Anda di halaman 1dari 21

Contoh Skenario Sidang Peradilan Pidana

SKENARIO SIDANG I
PRAKTEK PERADILAN PIDANA
AGENDA PEMBACAAN SURAT DAKWAAN

Panitera               : Pada hari ini Selasa Tanggal 10 Juli 2014, Sidang Perkara


Pidana No. Reg. Perkara : 59 / PIDUM / VII / PAMEK / 2014 dengan Terdakwa EL
LOCO bin MAMAT siap dimulai.
Majelis Hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri !!
(Majelis Hakim masuk ruang sidang dan duduk di Kursi Majelis Hakim)...
Hadirin dipersilahkan duduk kembali !!!
Hakim Ketua       : Apakah saudara jaksa penuntut umum sudah siap mengikuti
persidangan ?
JPU                     : Siap.
Hakim Ketua       : Apakah saudari penasehat hukum sudah siap mengikuti
persidangan ?
PH                       : Siap.
Hakim Ketua       : PADA HARI INI, SENIN TANGGAL 10 JULI 2014, SIDANG
PENGADILAN NEGERI Tasikmalaya YANG MEMERIKSA DAN MENGADILI
PERKARA PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR TINGKAT PERTAMA No. Reg.
Perkara : 59 / PIDUM / VII / PAMEK / 2022 DENGAN TERDAKWA MUHAMMAD
IRGI HAMDANI  Bin HAMDAN, SAYA NYATAKAN DIBUKA DAN TERBUKA UNTUK
UMUM (Ketuk Palu 3x)
Hakim Ketua       : Kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum harap menghadirkan
Terdakwa di ruang sidang.
JPU                     : Baik.. Majelis Hakim.. Kepada Terdakwa MUHAMMAD IRGI
HAMDANI bin HAMDAN dipersilahkan memasuki ruang sidang.
(Terdakwa memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis
Hakim dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : (mempersilahkan Terdakwa duduk). Apakah Saudara bisa
berbahasa Indonesia dengan baik ?
Terdakwa            : Bisa, Pak Hakim.
Hakim Ketua       : Apakah Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ?
Terdakwa            : Sehat, Pak Hakim.
Hakim Ketua       : Kepada Penasehat hukum, Apakah saudari benar Penasehat
Hukum dari Terdakwa ?
PH                       : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua       : Silahkan perlihatkan Surat Kuasa dan Surat Ijin Praktek
Saudara ?
PH                       : Baik, Yang Mulia. (Maju menyerahkan surat kuasa dan surat
ijin praktek).
Hakim Ketua       : Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah Saudara ingin
memeriksa Surat Kuasa dan Surat Ijin Praktek dari Penasehat hukum Terdakwa ?
JPU                     : Iya, Majelis Hakim.
                            (Maju melihat keaslian Surat Kuasa dan surat Ijin Praktek
kuasa hukum Terdakwa).
Hakim Ketua       : Sebelumnya saya akan menanyakan identitas Saudara. Bisakah
Saudara memperlihatkan Kartu Identitas Saudara ?
Terdakwa            : Bisa, Pak Hakim. (Maju menyerahkan kartu identitas).
Hakim Ketua       : Nama saudara ?
Terdakwa            : MUHAMMAD IRGI HAMDANI bin HAMDAN
Hakim Ketua       : Tempat lahir ?
Terdakwa            : ....
Hakim Ketua       : Tanggal lahir ?
Terdakwa            : .....
Hakim Ketua       : Kebangsaan ?
Terdakwa            : Indonesia
Hakim Ketua       : Tempat tinggal ?
Terdakwa            : SINGAPARNA
Hakim Ketua       : Agama ?
Terdakwa            : Islam
Hakim Ketua       : Pekerjaan ?
Terdakwa            : Swasta
Hakim Ketua       : Pendidikan ?
Terdakwa            : SMA
Hakim Ketua       : Apakah saudara siap mengikuti persidangan ?
Terdakwa            : siap, Pak hakim.
Hakim Ketua       : Baiklah, sidang akan dilanjutkan dengan agenda
pembacaan Surat Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum. Apakah saudari Penasehat
Hukum sudah menerima salinan surat dakwaan ?
PH                       : Sudah, Yang Mulia.
Hakim Ketua       : Silahkan Jaksa Penuntut Umum untuk membacakan surat
dakwaannya.
JPU                     : (membacakan surat dakwaan).
Hakim Ketua       : Saudara terdakwa, apakah sudah mengerti dengan surat
dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum tadi ?
Terdakwa            : Sudah, Pak hakim.
Hakim Ketua       : Saudara terdakwa, apakah saudara akan mengajukan keberatan
terhadap surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum ?
Terdakwa            : Iya, Pak hakim dan saya serahkan sepenuhnya kepada kuasa
hukum saya.
Hakim Ketua       : Saudari Penasehat Hukum, apakah akan mengajukan eksepsi
atas surat dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum ?
PH                       : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua       : Apakah saudari sudah siap untuk membacakan eksepsi atas
surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum ?
PH                       : Siap.
Hakim Ketua       : Baiklah, penasihat hukum silahkan untuk membacakan eksepsi
saudari      
PH                       : Baik Yang Mulia .,.(Membacakan eksepsi).
Hakim Ketua       : Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah sudah mengerti dengan
eksepsi dari Penasehat Hukum ?
JPU                     : Mengerti, Majelis hakim.
Hakim Ketua       : Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah saudara akan
mengajukan tanggapan atas eksepsi Penasehat Hukum ?
JPU : Iyah Pak Hakim
Hakim Ketua       : Baiklah. Saudara Jaksa, silahkan untuk membacakan tanggapan
eksepsi yang Saudara ajukan, dan kepada Saudari Penasehat Hukum dan
Terdakwa untuk menyimak dan mendengarkan dengan baik.
JPU I                   : (Membacakan tanggapan eksepsi. Setelah selesai
membacakan tanggapan eksepsi, salinan tanggapan eksepsi diserahkan
kepada Majelis Hakim dan Penasehat Hukum).
Hakim 1 : Apakah PH dan terdakwa dapat difahami isi dari tanggapan eksepsi dari JPU?
PH: Sudah Pak Hakim
Hakim Ketua       : Baiklah sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi.
Saudara Jaksa Penuntut Umum apakah sudah siap untuk menghadirkan saksi?
JPU                     : Siap, Majelis hakim dengan 2 orang saksi,
Hakim Ketua       : Kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan
saksi kedalam ruang sidang.
JPU                     : Baik, kepada Saudari saksi SEPTIAN harap memasuki ruang
sidang
(Cia memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis Hakim
dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : Selamat pagi Bapak Seftian Adhi
Seftian                      : Selamat pagi, Pak hakim.
Hakim Ketua       : Apakah anda bisa berbahasa Indonesia ?
Septian                  : Bisa, Pak hakim
Hakim Ketua       : Apakah Anda, hari ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ?
Septian                    : sehat Pak hakim
Hakim Ketua       : Apakah Andasudah siap mengikuti persidangan ?
Septian                : siap, Pak hakim
Hakim Ketua       : Bapak Seftian, sebelumnya saya akan memeriksa
identitas bapak terlebih dahulu ya.  silahkan memperlihatkan kartu
identitas dari saudara Bapak Seftian.
Seftian              : baik Pak Hakim (maju menyerahkan kartu identitas).
Hakim Ketua       : Nama anda siapa ?
Seftian                      : Seftian
Hakim Ketua       : Tempat lahir anda dimana?
Seftian                       : .....
Hakim Ketua       : Tanggal lahir adik?
Seftian                       : .....
Hakim Ketua       : Kebangsaan anda, Indonesia ?
Seftian                       : Benar Pak Hakim
Hakim Ketua       : Tempat tinggal adik ?
Seftian                       : ......
Hakim Ketua       : Agama anda ?
Seftian                       : Islam pak hakim.
Hakim Ketua       : Jenis kelamin anda ?
Seftian                     : laki laki laki hakim
Hakim ketua        : Apakah anda mempunyai hubungan keluarga atau hubungan
darah dengan terdakwa?
Seftian                       : Tidak pak hakim
Hakim Ketua       : Sebelum memberikan kesaksian, apakah saudari saksi bersedia
untuk
                             diambil sumpah ?
Saksi Ayan          : Bersedia, Bpk. hakim
Hakim Ketua       : Silahkan kepada Hakim Anggota 1 untuk mengambil sumpah dari
saudari saksi ?
HA 1                   : adik cia silahkan berdiri dan ikuti kata-kata saya.
                              (saksi berdiri kemudian melakukan sumpah dengan dibantu
oleh Juru Sumpah).
                              “Bissmillahirrohmanirrohim, Demi Allah, saya bersumpah akan
mengatakan yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya.”(kata-kata
diikuti oleh saksi)
HA 1                   : baik perlu saya ingatkan bahwa anda harus memberikan
keterangan sesuai dengan yang anda lihat, dengar dan alami sendiri. Jika tidak anda
bisa dikenai sanksi pidana berupa pemberian sumpah palsu, apakah bisa
dimengerti?
Seftian                     : mengerti pak hakim
Hakim Ketua       : Kepada bapak seftian dalam memberikan kesaksian pada
persidangan ini, anda harus dengan tenang ya, berikan kesaksian dengan sejelas-
jelasnya dan tidak usah takut. Serta anda harus memberikan keterangan tentang
apa yang amda alami, dengar, dan lihat sendiri, tanpa ada tekanan. Baiklah, proses
pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 1.
HA 1                   : Ya, Hakim Ketua
Hakim Ketua       : Silahkan.
HA 1                   : Apakah saudara mengenal terdakwa ?
Seftian                       : Ya saya kenal, dia sering di panggil mas ciple pak hakim.
HA 1                   :saudara, sudah berapa lamakah saudara mengenal Terdakwa ?
Seftian                       : Baru pak hakim , kenal hanya dari namanya yang sering
dipanggi teman “mas Rayhan"
HA 1                   : Kapan saudara melihat terdakwa keluar rumah  ?
Seftian                       : Hari Sabtu, Tanggal 17 Mei 2014 pak hakim.
HA 1                   : Apakah saudara mengingat sekitar jam berapa saudara melihat
terdakwa keluar dari rumah ?
seftian                       : Sekitar jam setengah satu siang pak hakim.
HA 1                   : Apakah saudara melihat Terdakwa keluar dari pintu yang mana ?
Seftian                       : Dari pintu belakang pak Hakim.
HA 1                   : Baik, terimakasih bapak seftian atas keterangannya, cukup dari
saya Hakim ketua.
Hakim Ketua       : Pada hakim anggota 2 apakah akan mengajukan pertanyaan ?
HA 2                   : Cukup hakim ketua
Hakim Ketua       : Baik, kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah ingin
mengajukan pertanyaan?
JPU                     : Iya, saya ingin mengajukan pertanyaan majelis hakim.
Hakim Ketua       : Baik Silahkan.
JPU                     : Apakah benar pada tanggal 17 Mei 2014 sekitar pukul 12.30
WIB, Adik sedang berada di Ruang tengah ?
Seftian                       : Ya pak.
JPU                     : Apa yang anda lakukan di rumah saat itu ?
Seftian                       : Menonton Tv pak.
JPU                     : Bagaimana kronologis/cerita terjadinya peristiwa ketika Terdakwa
mencuri dirumah adik ?
Seftian                       : Saat itu saya sedang menonton film kartun, tiba-tiba
terdengar suara kaki orang berjalan masuk rumah, karena takut saya bersembunyi
dibalik kursi diruang tengah, ketika saya intip ternyata ada mas irgi dengan mukanya
yang seram dengan pelan masuk ke kamar depan dan belakang.
JPU                     : Lalu apa yang anda lakukan saat itu ?
Seftian                       : Karena takut aku tetap sembunyi pak hakim, karena Mas irgi
ini terkenal sebagai tukang pukul.
JPU                     : Baik, terima kasih bapak seftian dari saya cukup hakim ketua.
Hakim Ketua       : Kepada Saudari Penasehat Hukum, apakah ingin mengajukan
pertanyaan ?
PH                       : Iya, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan, Majelis Hakim.
Hakim Ketua       : Silahkan!!
PH                       : Apakah anda tahu apa yang dilakukan Terdakwa saat masuk ke
kamar depan dan belakang rumah adik ?
Seftian                       :  Tidak tahu pak, saya takut tidak berani mengintip dan tetap
bersembunyi.
PH                       : Apakah ada upaya-upaya dari anda untuk meminta bantuan
orang lain ?
Seftian                       : Sebenarnya ingin pak, tapi saya takut kalau memanggil orang
lain, saya akan ditangkap sama Mas irgi.
PH                       : Apakah anda  mengetahui maksud kedatangan terdakwa Irgi  ke
                              rumah anda ?
Cia                       : Tidak pak.
PH                       : Baik Terimakasih bapak seftian, dari saya Cukup Yang Mulia
dan Mohon kepada Majelis untuk memerintahkan kepada Panitera untuk mencatat
pernyataan Cia tersebut.
Hakim Ketua       : Apakah ada yang ingin ditambahkan oleh bapak seftian
Seftian                       : Tidak ada pak hakim.
Hakim Ketua       : Kalau begitu bapak seftian dapat meninggalkan ruang sidang
dan Ibu silahkan mengambil kembali kartu identitas.
Seftian     : Baik, Bapak hakim.
                              ( Seftian lalu keluar dari ruang sidang dengan dikawal oleh
petugas keamanan).
Hakim Ketua       : Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah masih akan mengajukan
saksi lagi ?
JPU                     : Masih ada 1 saksi lagi Majelis Hakim.
Hakim Ketua       : Baik ,saudara Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan saksi
di muka sidang. Panitera               : Majelis hakim diikuti oleh perangkat sidang untuk
meninggalkan ruang sidang.
Hakim Ketua       : Kepada saudara Jaksa Penuntut Umum harap memanggil saksi
selanjutnya ke muka sidang.
JPU                     : Baik majelis hakim, kepada saudari saksi Desli untuk memasuki
ruang sidang.
(Saksi memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis Hakim
dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : (Silahkan duduk). Selamat pagi, saudari saksi.
Saksi Desli          : Selamat pagi, Pak hakim.
Hakim Ketua       : Apakah saudari bisa berbahasa Indonesia ?
Saksi Desli          : bisa, Pak hakim
Hakim Ketua       : Apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ?
Saksi Desli          : sehat Pak hakim
Hakim Ketua       : Apakah saudari siap mengikuti persidangan ?
Saksi Desli          : siap, Pak hakim
Hakim Ketua       : Saudari saksi, sebelumnya saya akan memeriksa identitas
saudari terlebih dahulu. Saudari saksi, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu
identitas saudari.
Saksi Desli          : baik pak hakim (maju menyerahkan kartu identitas).
Hakim Ketua       : Nama saudara ?
Saksi Desli          : Desli
Hakim Ketua       : Tempat lahir?
Saksi Desli          : Pamekasan
Hakim Ketua       : Tanggal lahir?
Saksi Desli          : 08 Agustus 1972
Hakim Ketua       : Kebangsaan?
Saksi Desli          : Indonesia
Hakim Ketua       : Tempat tinggal?
Saksi Desli          : Dusun Lanpao Tengah RT. 01 RW. 05 Nomor 112, Desa Blaban,
Kec. Batumarma, Kab. Pamekasan. 
Hakim Ketua       : Agama?
Saksi Desli          : Islam
Hakim Ketua       : Pekerjaan?
Saksi Desli          : Wiraswasta
Hakim ketua        : Jenis kelamin saudari ?
Desliq                  : Perempuan.
Hakim Ketua       : Pendidikan?
Saksi Desli          : SMA
Hakim Ketua       : Apakah Saudari saksi mempunyai hubungan keluarga atau
hubungan darah dengan terdakwa?
Desli                    : Tidak pak hakim
Hakim Ketua       : Sebelum memberikan kesaksian, apakah saudari saksi bersedia
untuk
                             diambil sumpah ?
Saksi Desli          : Bersedia, Bpk. hakim
Hakim Ketua       : Silahkan kepada Hakim Anggota 2 untuk mengambil sumpah dari
saudari saksi ?
HA 2                   : Saudari saksi silahkan berdiri dan ikuti kata-kata saya.
                              (saksi berdiri kemudian melakukan sumpah dengan dibantu
oleh Juru Sumpah).
                              “Bissmillahirrohmanirrohim, Demi Allah, saya bersumpah akan
mengatakan yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya.”(kata-kata
diikuti oleh saksi)
HA 2                   : baik perlu saya ingatkan bahwa saudara harus memberikan
keterangan sesuai dengan yang anda lihat, dengar dan alami sendiri. Jika tidak
saudara akan dikenai sanksi pidana berupa pemberian sumpah palsu, saudara bisa
dimengerti?
Saksi desli           : Mengerti pak hakim.
Hakim Ketua       : Apakah Saudari saksi mengenal terdakwa ?
Saksi Desli          : Saya tidak kenal pak.
Hakim Ketua       : Apakah Saudari tahu dan mengerti mengapa dihadirkan dalam
persidangan ini ?
Saksi Desli          : Tahu Pak Hakim, untuk memberikan kesaksian
tentang pencurian yang dilakukan oleh El LOCO bin MAMAT.
Hakim Ketua       : Saudari saksi dalam memberikan kesaksian pada persidangan ini,
saudari dapat melakukannya dengan tenang, dapat memberikan kesaksian dengan
sejelas-jelasnya dan tidak usah takut. Serta saudari harus memberikan keterangan
tentang apa yang saudari alami, dengar, dan lihat sendiri, tanpa ada tekanan.
Baiklah, proses pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 2.
HA 2                   : Baik, Hakim Ketua
Hakim Ketua       : Silahkan
HA 2                   : Kapan dan dimana pencurian dilakukan?
Saksi Desli          : tanggal 17 Mei 2014 sekitar pukul 12.30 WIB, dirumah saya pak
hakim.
HA 2                   : Dimana keberadaan saudari saksi saat pencurian terjadi ?
Saksi Desli          : waktu itu saya sedang berada diluar rumah, tepatnya dirumah
Rasuli.
HA 2                   : Bisa saudari. jelaskan kronologi terjadinya pencurian ?
Saksi Desli          : Bisa pak hakim, namun saya tidak tahu pasti awal mula pencurian
dirumah saya, sebab saat pencurian terjadi saya sedang mengunjungi rumah Bapak
Rasuli untuk meminjam cangkul, dan ngobrol (bincang-bincang) sebentar dengan Bu
Anas, istri Bapak Rasuli setelah itu saya pulang. Pas saya sampai samping rumah,
saya melihat laki-laki lari keluar dari rumah saya lewat pintu belakang. Saya
kemudian masuk ke dalam rumah dan kamar, dan saya sadar kalau hp saya hilang.
Langsung saya spontan teriak-teriak “Maling-maling.. Maling-maling..”
HA 2                   : Berapa lama kira-kira Ibu berada di rumah Pak Rasuli ?
Saksi Desli          : Ya sekitar setengah jam mungkin Pak Hakim.
HA 2                   : Cukup, Hakim Ketua.
Hakim Ketua       : Pada hakim anggota 1 apakah akan mengajukan pertanyaan ?
HA 1                   : ya, hakim ketua
Hakim Ketua       : silahkan.
HA 1                   : Ibu Desli, apakah sebelumnya Ibu Desli sudah pernah melihat
terdakwa EL LOCO berkeliaran di sekitar tempat tinggal Ibu ?
Saksi Desli          : Hmmm….. (saksi mengingat-ingat) Saya kurang tahu pak hakim
karena saya tidak memperhatikan dan tidak hafal siapa saja yang lewat depan
rumah saya.
HA 1                   : Baik, Ibu Desli kalau begitu.
                             Saya rasa cukup Hakim Ketua
Hakim Ketua       : Baiklah. Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah ingin
mengajukan pertanyaan?
JPU                     : Iya, kami ingin mengajukan pertanyaan.
Hakim Ketua       : Silahkan.
JPU                     : Saudari saksi, ketika anda memasuki rumah anda apakah yang
pertama kali anda tuju ?
Saksi Desli          : Saya langsung ke kamar, Bu. Karena saya menyimpan barang-
barang berharga saya di dalam kamar.
JPU                     : Bisa dijelaskan di kamar yang mana ?
Saksi Desli          : Di kamar tidur saya, Bu. Di kamar yang belakang soalnya yang
depan itu kamar anak saya.
JPU                     : Ketika pencurian itu terjadi, anak Ibu yang bernama Cia kan
sedang berada di rumah. Apakah Ibu tahu ?
Saksi Desli          : Iya saya tahu, anak saya sedang menonton tv saat saya keluar
rumah.
JPU                     : Ketika Ibu masuk ke dalam rumah, apakah Ibu melihat dimana
anak Ibu ?
Saksi Desli          : Tidak bu. Karena pada saat itu saya sedang bingung dan panik,
sehingga tidak melihat keadaan sekitar karena saya langsung cepat-cepat masuk
kamar saya dan mengecek barang-barang. Tapi tiba-tiba anak saya memanggil-
manggil dan datang kepada saya dengan kondisi ketakutan.
JPU                     : Lalu apa yang ibu lakukan ?
Saksi Desli        : saya lalu mendekap anak saya dan bertanya apa yang telah terjadi
sehingga membuat anak saya ketakutan. Dan anak saya langsung berteriak bahwa
“ada mas gondes buk masuk rumah mencuri jam tangan, hp dan uang dari kamar
ibuk, tapi aku takut karena muka mas gondes seram sekali, jadi aku Cuma bisa
sembunyi di belakang kursi bu”.
JPU                   : Menurut kami hal ini semakin jelas yang mulia, terdakwa memang
melakukanPencurian, sebab terdakwa telah masuk rumah Saudari Desli tanpa izin,
mengambil hp, jam tangan dan uang, kemudian kabur melalui pintu belakang dan
dilihat sendiri oleh Ibu Desli.
Hakim Ketua       : Saudara Penasehat Hukum, apakah ingin mengajukan
pertanyaan ?
PH                       : Iya, ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan, Majelis Hakim.
Hakim Ketua       : Silahkan!!
PH                       : Tadi dalam penjelasan saudari tentang kronologis peristiwa
terjadinya perbuatan pencurian, saudari tidak melihat langsung bahwa EL LOCO
melakukan pencurian, tapi hanya melihat laki-laki keluar dari rumah anda, apakah
anda yakin orang tersebut adalah EL LOCO ?
Saksi  Desli         : Iya, saya yakin sekali. Karena anak saya juga mengatakan hal
yang sama.
PH                       : Apakah saudari yakin bahwa anak saudari yang bernama Cia
melihat dengan jelas EL LOCO mengambil hp, jam tangan dan uang di kamar
belakang rumah anda, padahal anak anda Cia saat itu berada di ruang tengah dan
di balik kursi ?
Saksi  Desli         : Saya yakin seratus persen karena anak saya pasti jujur. Anak
saya tidak pernah membohongi saya. Apalagi berbohong tentang masalah seperti
ini. Anak saya masih berumur 14 tahun dan dia adalah anak yang polos. Jadi anak
saya tidak mungkin bohong.
PH                     : Jika anda memang yakin bahwa EL LOCO telah mengambil
barang anda, apakah anda mengetahui kapan EL LOCO masuk ke rumah anda ?
Saksi Desli          : Kalau yang itu saya tidak tahu ! !
PH                       : Tadi Anda mengatakan yakin, lalu baru saja Anda bilang bahwa
Anda tidak tahu. Berarti Anda tidak yakin bahwa EL LOCO adalah laki-laki yang
masuk ke dalam rumah anda. Karena di kesaksian anda yang sebelumnya bahwa di
depan rumah anda banyak orang yang lalu lalang. Di sini jelas terlihat Anda
mengingkari pernyataan Anda sebelumnya. Jadi, Saya ulangi pertanyaan Saya.
Apakah Anda tahu kapan EL LOCO masuk ke dalam anda ?
JPU                     : Keberatan, Majelis Hakim. Pertanyaan Saudari Penasehat Hukum
memojokkan Saksi. Sebab dalam kesaksian sebelumnya saksi telah mengatakan
bahwa dia sedang berada di luar rumah. Mohon dipertimbangkan.
Hakim Ketua       : Keberatan diterima. Kepada Penasehat Hukum untuk melanjutkan
dengan pertanyaan yang lain.
PH                       : kalau begitu Cukup, majelis hakim.
Hakim Ketua       : Baik, sebelum mengakhiri pemeriksaan, apakah ada sanggahan
dari terdakwa ?
Terdakwa            : Tidak ada, Bapak hakim.
Hakim Ketua       : Kalau begitu saudari saksi dapat meninggalkan ruang sidang dan
silahkan mengambil kembali kartu identitas saudara.
Saksi Desli          : Baik, Bapak hakim.
                              (saksi lalu keluar dari ruang sidang dengan dikawal oleh
petugas keamanan).
Hakim Ketua       : Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah masih akan mengajukan
saksi lagi ?
JPU                     : Tidak, majelis hakim. Dari kami hanya 2 saksi.
H. Ketua             : Baik, lalu sdri Penasehat Hukum, Apakah sdri akan mengajukan
saksi ?
PH                       : Iya, Yang Mulia. Dari kami mengajukan 2 orang saksi dan telah
hadir pada hari ini.
H. Ketua              : Baik.. kepada saudari Penasehat Hukum harap memanggil kedua
saksi.
PH                       : Baik Majelis Hakim. Kepada saksi Maemunah dan Slamet
dipersilahkan masuk ke ruang sidang.
(Saksi memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis Hakim
dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : (Silahkan duduk). Selamat pagi, saudara saksi.
Saksi Nona          : Selamat pagi, Pak hakim.
Saksi Inug           : Selamat pagi, pak hakim.
Hakim Ketua       : Apakah saudara bisa berbahasa Indonesia ?
Saksi Nona          : bisa, Pak hakim
Saksi Inug           : bisa, pak..
Hakim Ketua       : Apakah saudari dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ?
Saksi Nona          : sehat Pak hakim
Saksi Inug           : sehat pak..
Hakim Ketua       : Apakah saudara siap mengikuti persidangan ?
Saksi Nona          : siap, Pak hakim
Saksi Inug           : Iya pak, saya siap..
Hakim Ketua       : Apakah saudara dan saudari saksi mempunyai hubungan
keluarga atau hubungan darah dengan terdakwa?
Saksi                    : Tidak ada pak hakim.
Hakim Ketua       : Sebelum memberikan kesaksian, apakah saudara saksi bersedia
untuk
                             diambil sumpah ?
Saksi Nona          : Bersedia, Bpk. Hakim
Saksi Inug           : Iya pak hakim, saya bersedia..
Hakim Ketua       : Silahkan kepada Hakim Anggota 2 untuk mengambil sumpah
dari kedua saksi !!
HA 2                   : Saudari saksi Maemunah dan Saudara saksi Slamet  silahkan
berdiri dan ikuti kata-kata saya.
                              (saksi berdiri kemudian melakukan sumpah dengan dibantu
oleh Juru Sumpah).
                              “Bissmillahirrohmanirrohim, Demi Allah, saya bersumpah akan
mengatakan yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya.”(kata-kata
diikuti oleh saksi)
HA 2                   : baik perlu saya ingatkan bahwa saudara harus memberikan
keterangan sesuai dengan yang anda lihat, dengar dan alami sendiri. Jika tidak
saudara akan dikenai sanksi pidana berupa pemberian sumpah palsu, saudara bisa
dimengerti?
Saksi inug dan nona : mengerti pak hakim.
Hakim Ketua       : Baik.. Terima kasih. Dan kepada saudara Slamet dipersilahkan
untuk kembali ke tempat yang telah disediakan. Dan untuk saudari saksi Maemunah
dipersilahkan untuk menempati tempat yang telah disediakan ( Inug kembali ke
tempat duduk penonton dan Nona duduk di kursi tengah)
Hakim Ketua       : Saudari saksi, sebelumnya saya akan memeriksa identitas
saudari terlebih dahulu. Saudari saksi, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu
identitas saudari.
Saksi Nona          : baik pak hakim (maju menyerahkan kartu identitas).
Hakim Ketua       : Nama saudara ?
Saksi Nona          : Maemunah
Hakim Ketua       : Tempat lahir?
Saksi Nona          : Pamekasan
Hakim Ketua       : Tanggal lahir?
Saksi Nona          : 11 Januari 1990
Hakim Ketua       : Kebangsaan?
Saksi Nona          : Indonesia
Hakim Ketua       : Tempat tinggal?
Saksi Nona          : Dusun Lanpao Tengah RT. 01 RW. 05 , Desa Blaban, Kec.
Batumarma, Kab. Pamekasan. 
Hakim Ketua       : Agama?
Saksi Nona          : Islam
Hakim Ketua       : Pekerjaan?
Saksi Nona          : Karyawan pabrik.
Hakim Ketua       : Pendidikan?
Saksi Nona          : SMA
Hakim Ketua       : Apakah Saudari saksi mengenal terdakwa ?
Saksi Nona          : Ya saya kenal
Hakim Ketua       : Apakah Saudari tahu dan mengerti mengapa dihadirkan dalam
persidangan ini ?
Saksi Nona          : Tahu Pak Hakim, untuk memberikan kesaksian
tentang pencurian yang dilakukan oleh El LOCO bin MAMAT.
Hakim Ketua       : Seberapa kenal saudari dengan terdakwa ?
Saksi Nona          :  saya adalah teman dan tetangga dari El Loco sejak lama.
Hakim Ketua       : Saudari saksi dalam memberikan kesaksian pada persidangan ini,
saudari dapat melakukannya dengan tenang, dapat memberikan kesaksian dengan
sejelas-jelasnya dan tidak usah takut. Serta saudari harus memberikan keterangan
tentang apa yang saudari alami, dengar, dan lihat sendiri, tanpa ada tekanan.
Baiklah, proses pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 1.
HA 1                   : Saudari saksi, jika anda adalah  tetangga dan teman lam El Loco,
apakah anda tahu bahwa El Loco pernah mencuri barang ?
Saksi Nona          : saya tidak pernah tahu pak hakim kalo El Loco mencuri. Karena
saya juga baru dengar sekarang kalau dia mencuri dan langsung dipenjara begini.
HA 1                   : Apakah anda tahu bagaimana tingkah laku El Loco jika di
lingkungan rumahnya ?
Saksi Nona          : El Loco sebenarnya dulu itu anak yang rajin pak hakim. Sering
bantu-bantu orang tuanya di sawah, apalagi dia itu anak sulung pak hakim, adiknya
ada 3 dan masih kecil-kecil.
HA 1                   : Berarti anda sangat mengenal terdakwa El Loco sekali ya ? Lalu
apalagi yang anda ketahui ?
Saksi Nona          : El Loco itu kasihan pak hakim sebenarnya. Ndak tega saya
sebenarnya. El Loco itu putus sekolah gara-gara tidak punya biaya, orang tuanya
sudah pisah. Bapaknya buruh tani, lha ibunya pergi ke luar negeri. Kerja di
hongkong katanya. Apalagi adiknya yang paling kecil punya sakit jantung lemah
katanya. Makanya sebulan sekali harus berobat di rumah sakit pamekasan sana.
Yang saya tahu juga kadang-kadang El Loco jadi juru parkir di pasar situ.
HA 1                   : Ohh begitu ya.. Baik kalau begitu. Dari saya cukup hakim ketua.
Hakim ketua        : Baiklah, apakah hakim anggota 2 ada pertanyaan?
HA 2                   : tidak ada hakim ketua.
Hakim Ketua       : Baiklah. Saudara Jaksa Penuntut Umum, apakah ingin
mengajukan pertanyaan?
JPU                     : Iya, kami ingin mengajukan pertanyaan.
Hakim Ketua       : Silahkan.
JPU                     : Saudari Saksi, apakah El Loco sering masuk ke rumah saudara
tanpa izin ?
Saksi Nona          : Ya biasa sih pak. Kan kami sudah lama berteman jadi ya sering
dia main ke rumah langsung masuk begitu. Tapi pasti dia ‘assalamualaikum’ dulu
baru masuk.
JPU                     : Lalu bagaimana gerak-geriknya ? apakah El Loco pernah
melakukan hal yang mencurigakan ?
Saksi Nona          : Kayaknya ndak pernah ya pak. Soalnya saya ya jarang
memperhatikan gerakan orang.
JPU                     : Saudari saksi, tadi anda katakan bahwa adik El Loco sakit jantung
lemah dan sebulan sekali di bawa ke rumah sakit, apakah anda pernah melihat
secara langsung El Loco membawa adiknya ke rumah sakit ?
Saksi Nona          : Ya pernah pak. Wong waktu adiknya El Loco kumat juga saya
sama bapak saya yang bantuin.
JPU                     : Saudari saksi, apakah El Loco rutin membawa adiknya berobat ?
dan apakah anda tahu dari mana asal usul uang yang digunakan El Loco untuk
berobat adiknya ?
Saksi Nona          : Hmmmm… (mikir) Ya saya nggak tahu pasti rutin atau nggaknya.
Tapi ya beberapa kali kayaknya. Wah.. kalau urusan uangnya dari mana ya saya
tidak tahu pak. Saya kan juga tidak mungkin bertanya-tanya dapat uang dari mana.
JPU                     : Apakah anda tahu pekerjaan El Loco sebagai Karyawan Pabrik
TAHU di upah berapa ?
PH                       : Interupsi yang mulia majelis hakim.
Hakim Ketua       : Ya, silahkan..
PH                       : Saya rasa pertanyaan yang diajukan JPU barusan adalah hal-hal
yang bersifat pribadi dan tidak mungkin dapat dijawab oleh Saudari Saksi
Maemunah. Mohon dipertimbangkan..
Hakim Ketua       : Keberatan diterima. Kepada Saudara JPU silahkan ajukan
pertanyaan yang lain.
JPU                     : Saudari saksi, apakah selama ini anda pernah melihat atau
mengetahui El Loco mempunyai barang mewah seperti hp atau yang lain ?
Saksi Nona          : saya kurang tahu pak. Saya tidak pernah bertanya-tanya ke El
Loco. Tapi kalau hp memang El Loco punya HP.
JPU                     : Baik, terima kasih saudara saksi. Saya rasa cukup majelis hakim
pertanyaan saya.
Hakim Ketua       : Kepada saudari PH, apakah anda ingin mengajukan pertanyaan ?
PH                       : Iya, Yang Mulia.
Hakim Ketua       : Baik, Silahkan !
PH                       : Saudari saksi, tadi saudari mengatakan bahwa El Loco putus
sekolah karena tidak ada biaya, berarti jika dikategorikan, El Loco termasuk sebagai
orang yang kurang mampu atau sangat tidak mampu ?
Saksi Nona          : Yaa.. Kalau menurut saya itu tidak mampu, bu.
PH                       : Baik. Saudari Maemunah, Apakah El Loco satu-satunya pencari
nafkah di keluarganya ?
Saksi Nona          : Sebenarnya yang kerja tidak Cuma El Loco saja Bu. Bapaknya
juga kerja jadi buruh tani. Tapi ya memang tulang punggungnya ya si El Loco itu
karena bapaknya kan sudah tua Bu. Terus sakit-sakitan. Jadi kadang-kadang saja
kerjanya.
PH                       : Tadi, anda mengatakan El Loco mempunyai HP. Apakah HP
yang dimiliki El Loco tersebut adalah HP merk Nokia atau HTC ?
Saksi Nona          : Bukan bu. Kalau tidak salah HP El Loco itu merknya ESIA
HIDAYAH.
PH                       : Pertanyaan saya cukup Yang Mulia. Dan kepada panitera
dimohon untuk mencatat kesaksian yang telah diberikan oleh Saksi Memunah
dengan seksama.
Hakim Ketua       : Baiklah kalau begitu. Terima kasih saudari Maemunah atas
kesaksian yang anda berikan.
H. Ketua              : Sdri Maemunah, sdri boleh meninggalkan ruang sidang, tapi
sebelum itu dimohon sdr mengambil identitas saudari terlebih dahulu
(saksi Nona mengambil identitas lalu meninggalkan sidang)
Hakim Ketua       : Kepada saudari Penasehat Hukum harap memanggil saksi
selanjutnya ke muka sidang.
PH                       : Baik majelis hakim, kepada saudara saksi Slamet untuk
memasuki ruang sidang.
(Saksi memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis Hakim
dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : (Silahkan duduk). Selamat pagi, saudara saksi.
Saksi inug            : Selamat pagi, Pak hakim.
Hakim ketua        : Apakah saudara sudah siap mengikuti persidangan?
Saksi inug            : Siap pak hakim.
Hakim ketua        : Kepada saudara saksi, silahkan duduk ditempat yang telah
disediakan
Saksi inug            : Baik pak hakim.
Hakim Ketua       : Saudara saksi, sebelumnya saya akan memeriksa identitas
saudara terlebih dahulu. Saudara saksi, silahkan maju untuk memperlihatkan kartu
identitas saudara.
Saksi inug            : baik pak hakim (maju menyerahkan kartu identitas).
Hakim Ketua       : Nama saudara ?
Saksi inug            : Slamet Riyadi
Hakim Ketua       : Tempat lahir?
Saksi inug            : Pamekasan
Hakim Ketua       : Tanggal lahir?
Saksi inug            : 14 February 1985
Hakim Ketua       : Kebangsaan?
Saksi inug            : Indonesia
Hakim Ketua       : Tempat tinggal?
Saksi inug            : Dusun Lanpao Tengah, Desa Blaban, Kec. Batumarma, Kab.
Pamekasan. 
Hakim Ketua       : Agama?
Saksi inug            : Islam
Hakim Ketua       : Pekerjaan?
Saksi inug            : Serabutan pak. Ya kadang jadi juru parkir, ya tani.
Hakim Ketua       : Pendidikan?
Saksi inug            : SMP
Hakim Ketua       : Apakah Saudara saksi mengenal terdakwa ?
Saksi inug            : Ya saya kenal
Hakim Ketua       : Apakah Saudara tahu dan mengerti mengapa dihadirkan dalam
persidangan ini ?
Saksi inug            : Tahu Pak Hakim, untuk memberikan kesaksian
tentang pencurian yang dilakukan oleh El LOCO bin MAMAT.
Hakim Ketua       : Saudara saksi, apakah saudara mengenal EL LOCO BIN MAMAT
?
Saksi inug            : Kenal pak hakim.
Hakim Ketua       : Saudara saksi dalam memberikan kesaksian pada persidangan
ini, saudari dapat melakukannya dengan tenang, dapat memberikan kesaksian
dengan sejelas-jelasnya dan tidak usah takut. Serta saudari harus memberikan
keterangan tentang apa yang saudari alami, dengar, dan lihat sendiri, tanpa ada
tekanan. Baiklah, proses pemeriksaan saya serahkan kepada Hakim Anggota 2.
HA 2                   : Baik, Hakim Ketua
Hakim Ketua       : Silahkan
HA 2                   : Saudara saksi, apakah anda tahu jika EL LOCO telah melakukan
pencurian ?
Saksi Inug           : Awalnya saya tidak tahu pak hakim. Saya baru di kasih tahu
sama bapaknya kalau El Loco ditangkap polisi karena mencuri kata bapaknya.
HA 2                   : Apakah anda setiap hari selalu bertemu dengan terdakwa EL
LOCO ?
Saksi Inug           : Ya hampir setiap hari pak. Kadang ada juga sehari dua hari juga
tidak bertemu. Kan EL LOCO nggak setiap hari markir di pasar. Kadang ya dia
markir kadang ya tidak. Nah kebanyakan ketemunya ya pas sama sama jadi JUKIR
di pasar.
HA 2                   : Saudara saksi, apakah selama ini terdakwa EL LOCO pernah
bercerita kepada anda tentang masalah pribadinya ?
Saksi Inug           : Ya kalau masalah dia ambil barang orang gitu gitu dia tidak
pernah cerita pak. Paling ya cerita tentang pacarnya atau cerita tidak punya uang
gitu. Jadi mau pinjam uang.
HA 2                   : Saudara saksi dari pernyataan anda barusan, apakah terdakwa
EL LOCO pernah meminjam uang kepada anda ?
Saksi inug            : Ya pernah pak hakim. Kadang-kadang ya dia kalau butuh uang
pinjam ke saya.
HA 2                   : Berapa biasanya uang yang dipinjam terdakwa EL LOCO ?
Saksi Inug           : Ya tergantung pak. Saya kan juga sama-sama orang miskin jadi
ya saya pinjami seadanya saya saja. kalau saya ada 50 ribu ya saya pinjami 50 ribu,
kalau ada 100 ribu ya saya pinjami 100 ribu.
HA 2                   : Lalu, biasanya berapa hari uang pinjaman tersebut dikembalikan
kepada anda ?
Saksi Inug           : Ya tergantung EL LOCO punya uangnya kapan. Kadang ya
seminggu, dua minggu, atau pas dia habis gajian.
HA 2                   : Saya rasa pertanyaan saya cukup, Hakim Ketua.
Hakim Ketua       : Baik. Kepada saudara JPU, apakah anda akan mengajukan
pertanyaan ?
JPU                     : Ya, Hakim Ketua.
Hakim Ketua       : silahkan !!
JPU                     : Saudara saksi, tadi anda mengatakan bahwa terdakwa EL LOCO
beberapa kali meminjam uang kepada anda. Selain kepada anda, biasanya kepada
siapa lagi EL LOCO meminjam uang ?
Saksi Inug           : Ya kadang pinjam uang ke Syafi’i teman kerjanya di Pabrik TAHU
tapi ya tidak banyak.
JPU                     : Selain Syafi’i ?
Saksi Inug           : Siapa yaaa.. (berpikir mengingat-ingat). Kalau tidak salah, dulu
EL LOCO pernah pinjam uang ke Bos Flamboyan. Tapi itu sudah lumayan lama.
JPU                     : Kalau boleh saya tahu, siapa Bos Flamboyan itu saudara
Slamet ?
Saksi Inug           : Bos Flamboyan itu yang ‘pegang’ pasar, pak. Tapi dia juga
meminjamkan uang. Tapi ya gitu pak, bunganya besar. Ya semacam rentenir begitu
lah.
JPU                     : Apakah anda tahu berapa jumlah uang yang dipinjam EL LOCO
dari Bos Flamboyan ?
Saksi Inug           : lumayan banyak pak. Sekitar 2 jutaan mungkin.
JPU                     : Apakah saudara Slamet tahu untuk dipergunakan apa uang
pinjaman tersebut ?
Saksi Inug           : Kalau saya tidak salah ingat uang itu buat berobat adiknya yang
kecil. Pas itu lagi kumat penyakit adiknya tapi EL LOCO sedang tidak punya uang.
Makanya dia pinjam ke Bos Jonkey.
JPU                     : Apakah saudara pernah melihat terdakwa memakai atau
mempunyai barang mewah dan mahal ? seperti HP atau jam tangan ?
Saksi Inug           : Saya rasa tidak pernah lihat EL LOCO punya barang mahal pak.
Saya tidak pernah lihat EL LOCO memakai jam tangan. HPnya EL LOCO juga cuma
HP ESIA kecil warna hijau.
JPU                     : Pertanyaan saya cukup majelis hakim.
Hakim Ketua       : Baik. Kepada saudari penasehat hukum, apakah saudari akan
mengajukan pertanyaan ?
PH                       : Iya, Yang Mulia. Saya memiliki beberapa pertanyaan untuk Saksi
Slamet.
Hakim Ketua       : Kalau begitu, silahkan !
PH                       : Saudara Slamet, apakah selama berteman dengan saudara EL
LOCO, saudara pernah kehilangan barang milik saudara ?
Saksi Inug           : Saya rasa tidak pernah bu.
PH                       : Saudara Slamet, berdasarkan dari pernyataan anda sebelumnya,
apakah EL LOCO sering terlibat masalah utang piutang ?
Saksi Inug           : Memang EL LOCO sering hutang tapi nanti dibayar sama dia.
Kalau masalah hutang piutang hanya yang sama Bos Flamboyan tadi bu. Sepertinya
hutang EL LOCO yang 2 juta ke Bos Flamboyan itu belum di bayar. Makanya
kemarin sempat dicari-cari sama Bos Flamboyan si EL LOCO itu.
PH                       : Kapan tepatnya Bos Flamboyan mencari-cari EL LOCO ?
Saksi Inug           : Ya sekitar 2 bulanan ini bu.
PH                       : Maksud saya, sebelum EL LOCO tertangkap karena mencuri atau
setelah EL LOCO tertangkap ?
Saksi Inug           : Ya mulai dari EL LOCO belum ditangkap polisi terus masuk
penjara ini bu. Tapi sampai sekarang ya masih dicari-cari sama Bos Flamboyan.
PH                       : Dimana Bos Flamboyan mencari EL LOCO ?
Saksi Inug           : Ya semua di kelilingi bu. Ya di pasar, ya di rumah EL LOCO
semua didatangi.
PH                       : Apakah hal tersebut berlangsung setiap hari ?
Saksi Inug           : Iya, bu. Setiap hari. Pagi siang sore malam. Setiap hari pokoknya
PH                       : Tadi anda mengatakan, EL LOCO pinjam uang untuk digunakan
berobat adiknya yang sakit jantung lemah. Sekarang, pada saat keadaan seperti ini,
EL LOCO ditangkap polisi dan di penjara, siapa yang membiayai pengobatan adik
EL LOCO ?
Saksi Inug           : Setahu saya, setelah EL LOCO di penjara ini, adiknya belum
pergi berobat lagi. Karena kan bapaknya juga sudah tua bu. Mungkin tidak ada yang
mengantarkan dan membiayai. Makanya adiknya tidak pergi berobat.
PH                       : Terima kasih, saudara Slamet. Dari saya cukup Yang Mulia. Dan
kepada panitera, dimohon untuk mencatat kesaksian yang telah diberikan oleh Saksi
Slamet dengan seksama.
Hakim Ketua       :  Baiklah kalau begitu. Terima kasih saudara Slamet atas
kesaksian yang anda berikan.
PH                       : Interupsi Yang Mulia. Dari pernyataan kedua saksi yakni Saksi
Maemunah dan Saksi Slamet, jelas bahwa terdakwa EL LOCO melakukan
pencurian karena adanya desakan kebutuhan ekonomi yakni adanya hutang yang
banyak dan tidak bisa melunasi sehingga menjadi beban pikiran dan tekanan batin
yang membuat terdakwa EL LOCO tidak berpikir panjang dan kemudian melakukan
perbuatan Pencurian. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah karena terdakwa EL
LOCO melakukan pencurian bukan untuk dirinya sendiri. Melainkan untuk nyawa
orang lain, yaitu demi kesembuhan dan kelangsungan hidup adiknya yang menderita
penyakit jantung lemah. Oleh karena itu, saya mohon pertimbangan dari Yang Mulia
majelis hakim.
Hakim Ketua       : Baik saudari Penasehat Hukum. Terima kasih atas
pernyataannya. Pernyataan saudari akan kami jadikan dasar pertimbangan.
Hakim Ketua       : kepada Saudara Slamet, saudara boleh meninggalkan ruang
sidang, tapi sebelum itu dimohon sdr mengambil identitas saudara terlebih dahulu
(saksi slamet mengambil identitas lalu meninggalkan sidang).
Baiklah sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan terdakwa (lalu Terdakwa
duduk di kursi tengah). Apakah saudara terdakwa siap untuk diperiksa akan
keterangannya.
Terdakwa        : Siap, pak hakim, tapi saya butuh 1 minggu untuk berunding dengan
penasihat hukum saya dan mempersiapkannya.
HA 1               : Panitera 1 minggu dari sekarang tanggal berapa?
Panitera           : tanggal 7 agustus 2015 majelis hakim.
H. Ketua         : Baiklah, karena terdakwa belum siap dengan keterangan yang akan
diberikan, maka sidang hari ini ditunda dan akan dilanjutkan kembali pada
hari SENIN, TANGGAL 7 AGUSTUS 2015 pukul 07.00 WIB di tempat yang sama,
yaitu PN Pamekasan dengan agenda sidang pemeriksaan terdakwa. Dan kepada
para pihak diperintahkan datang menghadap sidang tanpa dipanggil kembali, dan
pemberitahuan ini dianggap sebagai pemberitahuan resmi. Demikian sidang pada
hari ini DITUNDA dan DITUTP.  (Ketok Palu 1X).
Panitera             : Majelis Hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon
berdiri !
                          (PREMEMORI)
(Terdakwa meninggalkan ruang sidang dengan di jemput petugas keamanan)

SKENARIO SIDANG V
PRAKTEK PERADILAN PIDANA
AGENDA LANJUTAN PEMERIKSAAN TERDAKWA

Panitera               : Pada hari ini SENIN TANGGAL 7 AGUSTUS 2014 Sidang


perkara pidana No. Reg. Perk. 59 / PIDUM / VII / PAMEK / 2014 dengan
Terdakwa EL LOCO bin MAMAT siap dimulai.
Majelis Hakim memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri !!
(PREMEMORI)...
Hadirin dipersilahkan duduk kembali !!!
Hakim Ketua       : Apakah saudara jaksa penuntut umum sudah siap mengikuti
persidangan ?
JPU                     : Siap.
Hakim Ketua       : Apakah saudari penasehat hukum sudah siap mengikuti
persidangan ?
PH                       : Siap.
Hakim Ketua       : PADA HARI INI SENIN TANGGAL 7 AGUSTUS 2014, SIDANG
PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN YANG MEMERIKSA DAN MENGADILI
PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA No. Reg. Perkara : 59/ PIDUM / VII /
PAMEK / 2014, DENGAN TERDAKWA EL LOCO bin MAMAT, SAYA NYATAKAN
DIBUKA DAN TERBUKA UNTUK UMUM (Ketuk Palu 1x).
Hakim Ketua       : Kepada Saudara Jaksa Penuntut Umum Harap menghadirkan
Terdakwa di muka sidang.
JPU                     : Baik Majelis Hakim... Terdakwa EL LOCO bin
MAMAT dipersilahkan memasuki ruang sidang.
(Terdakwa memasuki ruang sidang sambil memberi hormat kepada Majelis
Hakim dengan menganggukkan kepala).
Hakim Ketua       : (mempersilahkan Terdakwa untuk duduk)... Silahkan duduk!!
Saudara Terdakwa, apakah Saudara dalam keadaan sehat ?
Terdakwa            : Sehat, bapak Hakim.
Hakim Ketua       : Apakah saudara sudah siap mengikuti persidangan ?
Terdakwa            :  Siap, bapak Hakim.
Hakim Ketua       : Baiklah sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan
TERDAKWA. Saudara Terdakwa apakah sudah siap untuk diperiksa keterangan
sdra?
Terdakwa            : Siap Bapak hakim !
Hakim ketua        : Baik pemeriksaan terdakwa akan saya serahkan pada hakim
anggota 2.
H. Anggota 2      : Iya, pak hakim
H. Ketua             : Silahkan..
H. Anggota 2      : Bisa sdr jelaskan secara singkat dan jelas awal mula terjadinya
perbuatan pencurian tersebut?
Terdakwa            : Pada hari sabtu tanggal 7 Mei 2014, saat itu pukul 12.30 setelah
pulang dari pasar masuk ke rumah seseorang di jalan dusun lampao tengah, desa
blaban, dan mencuri jam tangan, dua hp, dan dompet berisi uang Rp 408.000,00
H. Anggota 2      : Tadi sdr mengatakan  bahwa sdr masuk ke rumah seseorang,
Tolong sdr jelaskan dengan cara bagaimana sdr masuk ke rumah sdri Aya?
Terdakwa            : Saya masuk ke halaman rumah dengan memanjati pagar rumah
yang terkunci, masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang yang tidak terkunci.
H. Anggota 2      : Menurut terdakwa apa yang membuat sdr yakin bahwa rumah itu
kosong?
Terdakwa            : Dari luar halaman rumah saya beberapa kali mengucap salam
namun tidak seorang pun yang keluar dari rumah tersebut
H. Anggota 2      : Bersama siapakah sdr melakukan perbuatan pencurian terhadap
sdr Aya?
Terdakwa            : Hanya saya seorang diri yang mulia.
H. Anggota 2      : Kalo begitu apa sebenarnya motif saudara melakukan pencurian
tersebut?
Terdakwa            : saya sangat kepepet pak hakim, saya sangat kekurangan uang,
adik saya sedang sakit, orang tua saya tidak bisa menafkahi kami jadi saya selalu
berusaha agar mendapatkan uang, jadi ketika kemarin ada kesempatan saya
melakukan perbuatan tersebut pak hakim.
H. Anggota 2      : ohh begitu, baik saya rasa cukup ketua majelis
H. Ketua             : Baik, H. Anggota 1, apakah ada pertanyaan untuk terdakwa ?
H. Anggota 1      : Tidak ada pak hakim !
H. Ketua             : Kepada sdr Jaksa Penuntut Umum, apakah sdr ada pertanyaan
untuk terdakwa ?
JPU                     : Iya pak hakim, kami ada beberapa pertanyaan untuk terdakwa
H. Ketua             : Silahkan
JPU                     : Terimakasih, majelis hakim, sdr EL LOCO bin MAMAT, dengan
cara bagaimana sdr melakukan perbuatan pencurian di rumahAya ?
Terdakwa            : Pertama saya memanjati pagar rumah yang dalam keadaan
terkunci, dari halaman depan saya menuju arah pintu belakang yang tidak terkunci,
ketika masuk ke dalam rumah saya langsung menuju kamar depan yang terbuka.
JPU                     : Tadi sdr mengatakan bahwa sdr menuju arah pintu belakang,
alasan saudara?
Terdakwa            : Saat itu siang hari, saya takut ketahuan warga, saya
mengganggap pintu belakang lebih aman untuk menghindari kecurigaan tetangga
sekitar.
JPU                     : Bagaimana posisi sdri Ayan ketika sdr mencuri di rumahnya?
Terdakwa            : Selama saya berada di rumah saya, saya tidak melihat seorang
pun, ketika saya berusaha kabur dengan berlari keluar rumah, saya berpapasan
dengan Ibu Aya di luar pagar halaman rumah
JPU                     : Saat sdr melakukan perbuatan pencuri tersebut, tahukan saudara
keberadaan anak ibu aya dan apa yang dilakukannya ?
Terdakwa            : Saya tidak mengetahui keberadaan anak dari ibu aya pak,
apalagi yang dilakukan anak itu.
JPU                     : Tadi sdr mengatakan bahwa  anda berpapasan
dengan sdr Ayana, apakah anda melakukan perlawanan?
Terdakwa            : Ketika berpapasan dengan Sdr Ayana, saya hanya mengelak
karena kondisi saya saat itu sedang berlari kencang untuk kabur.
JPU                     : Selain berlari untuk kabur, perbuatan apalagi yang sdr lakukan
terhadapnya?
Terdakwa            : Tidak ada yang mulia.
JPU                     : Kami kira sudah cukup majalis hakim. Terimakasih
H. Ketua             : Sdri Penasehat Hukum, apakah sdr mempunyai pertanyaan
untuk terdakwa  ?
PH                       : Iya, Bapak Hakim, kami mempunyai beberapa pertanyaan !
H. Ketua             : Silahkan ! !
PH                       : Terimakasih yang mulia, sdr EL LOCO bin MAMAT, bagaimana
reaksi sdri Aya ketika berpapasan dengan anda?
Terdakwa            : Saat saya berpapasan dengan Sdr Aya karena berlari saya
kurang memperhatikan bagaimana reaksi sdr aya, tetapi sepertinya beliau kaget dan
hendak melakukan tindakan kepada saya.
PH                       : yang mulia, sdr. aya dalam keadaan sadar saat berpapasan
dengan terdakwa yang sedang berlari dan tindakan yang dimaksud terdakwa itu
mengarah kepada tindak kekerasan karena tengah melihat seorang pencuri yang
kabur dari rumahnya! !
JPU                     : KEBERATAN MAJELIS HAKIM,
Hakim ketua        : Silahkan !!
JPU                     : PERNYATAAN SDR PENASEHAT HUKUM SANGATLAH TIDAK
BERDASAR HUKUM DAN HANYA MENGADA-NGADA (DENGAN NADA TINGGI)
PH                       : KEBERATAN YANG MULIA, PERNYATAAN YANG SAYA
NYATAKAN IALAH BERDASARKAN YANG TELAH DIURAIKAN OLEH
TERDAKWA, BERARTI PERNYATAAN SAYA SUNGGUH TIDAK MENGADA-
ADA (DENGAN NADA TINGGI)
Hakim ketua        : (Mengetuk PALU 2X) Tenang-tenang, harap perangkat sidang
mematuhi tata tertib sidang, baik silahkan melanjutkan JPU !!
JPU                     : Terima kasih majelis hakim...PERNYATAAN SDR PENASEHAT
HUKUM SANGATLAH TIDAK BERDASAR HUKUM DAN HANYA MENGADA-
NGADA (DENGAN NADA RENDAH)
PH                       : Keberatan Yang mulia..
Hakim ketua        : Baik silahkan...
PH                       : Terima Kasih yang mulia... PERNYATAAN YANG SAYA
NYATAKAN IALAH BERDASARKAN YANG TELAH DIURAIKAN OLEH
TERDAKWA, BERARTI PERNYATAAN SAYA SUNGGUH TIDAK MENGADA-
ADA (DENGAN NADA TINGGI)
Hakim ketua        : baik Keberatan JPU DITOLAK, Silahkan sdr Penasehat Hukum
meneruskan !
PH                       : Terimakasih yang mulia, Sdr EL LOCO bin MAMAT setelah
melihat Sdr Ayana akan melakukan tindakan kepadanya, Sdr EL LOCO bin MAMAT
menambah kecepatan larinya karena ketakukan, apakah benar?
JPU                     : Keberatan Majelis Hakim, pertanyaan dari PH merupakan
pengulangan kembali dari pertanyaan  tadi !
PH                       : Keberatan yang mulia, pertanyaan kami bukanlah pertanyaan
pengulangan, sdr JPU tolong memperhatikan dengan benar pertanyaan yang saya
ajukan !
JPU                     : (Mengetuk PALU 2X) Tenang-tenang, Sekali lagi saya
ingatkan harap perangkat sidang mematuhi tata tertib sidang, agar sidang
berjalan dengan lancar !!
                            Sekali lagi.. Keberatan JPU DITOLAK, Silahkan sdr Penasehat
Hukum meneruskan !
PH                       : Terimakasih yang mulia, saya ulangi, sdr EL LOCO bin
MAMAT menambah kecepatan larinya, lalu siapa yang pertama kali berhasil
menangkap Sdr?
Terdakwa            : Seingat saya, yang pertama kali menangkap saya dan
memberhentikan lari saya adalah Bu Aya sendiri, dan sedikit melukai leher saya
karena Ibu Aya memegang leher saya dengan erat agar saya tidak bisa kabur.
PH                       : yang mulia mohon di pertimbangkan keterangan terdakwa, sekian
dari kami yang mulia. Terimakasih
H. Ketua         : Baik, Saudara EL LOCO bin MAMAT, apakah ada tambahan atau
sanggahan dari saudara?
Terdakwa        : tidak ada pak hakim.
Hakim ketua    : apakah saudara bersedia untuk dipanggil kembali ke persidangan
jika kami masih membutuhkan keterangan anda?
Terdakwa        : Saya bersedia bapak hakim.
H. Ketua         : Baik, Sidang akan dilanjutkan dengan pemeriksaan barang bukti,
untuk itu mohon kepada Petugas keamanan untuk membawa barang bukti di
hadapan persidangan.
Hakim ketua    : Silahkan, kepada JPU, terdakwa dan PH untuk
memeriksa barang bukti.
(JPU, terdakwa dan PH, maju untuk memeriksa barang bukti)
H. Ketua         : Kepada Saudara JPU, apakah sudah siap dengan Surat tuntutan?
JPU                 : sudah pak hakim
Hakim ketua    : Baik, sesuai dengan agenda, sidang hari ini adalah PEMBACAAN
PUTUSAN dan Kepada saudara terdakwa, JPU dan PH agar menyimak dan
mendengarkan putusan ini.

                           (MEMBACAKAN PUTUSAN AKHIR). KETUK PALU 3X

Hakim ketua        :  Apakah saudara terdakwa, JPU dan PH, sudah mengerti dengan


putusan ini?
Terdakwa            : Mengerti. bapak Hakim
JPU                     : Mengerti. Majelis Hakim yang terhormat.
PH                       : Mengerti. Yang mulia
H. Ketua         : Baik.. Kepada para pihak yang merasa berkeberatan terhadap isi
putusan ini dapat mengajukan upaya hukum banding dalam waktu 14 hari sejak
putusan ini dibacakan. Demikian sidang pada hari ini dinyatakan ditutup! (Ketok
Palu 3X)
Panitera           : Majelis hakim akan meninggalkan ruang sidang.. hadirin dimohon
berdiri (PREMEMORI)

Anda mungkin juga menyukai