Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah: Hukum Bisnis

Kelas: I
Ujian Akhir Semester 5
NIM: 18312103

Dosen Pengampu: Bambang Sutiyoso S.H., M.Hum


Mytha Chandra Dewi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
A. HUKUM KETENAGAKERJAAN (Bobot 20%)
1. Mengapa posisi pengusaha dan tenaga kerja seringkali tidak seimbang
dalam
praktik? Apa yang menjadi hak-hak seorang tenaga kerja?
* Karena Masih banyak situasi dalam hubungan kerja yang mencerminkan
ketimpangan antara pekerja dan pengusaha. Perlu dilakukan investigasi apakah
supremasi hukum gagal menciptakan keadilan bagi pekerja, atau jika pengusaha
tidak mampu melaksanakan tugas hukum.
* Hak Dasar Pekerja ketika Sudah Menjadi Karyawan:
1. Hak untuk Mengembangkan Potensi Kerja, Mengembangkan Minat, Bakat
dan Kemampuan

2. Hak Dasar atas Jaminan Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

3. Setiap Pekerja berhak Mendapatkan Upah yang Layak.

4. Hak Dasar untuk Berlibur, Cuti, Istirahat, serta Memperoleh Pembatasan


Waktu Kerja.

5. Hak Dasar untuk Membentuk Serikat Pekerja.

6. Hak untuk Melakukan Aksi Mogok Kerja.

7. Hak Dasar Khusus Terkait Persoalan Jam Kerja untuk Pekerja Perempuan.

8. Hak Perlindungan atas Pemutusan Hubungan Kerja.

Hak Bagi Karyawan terkait Persoalan Hubungan Kerja dengan


Perusahaan:

1. Hak Mengenai Hubungan Kerja

2. Hak Mengenai Pengaturan Jam Kerja

3. Jaminan Kesejahteraan

4. Hak Mengenai Cuti

5. Hak Mengenai Upah

6. Hak Jika Terjadi PHK


Hak Pekerja jika Terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):

1. Hak Mendapatkan Uang Pesangon

2. Hak Mendapatkan Uang Penghargaan Masa Kerja

3. Hak Mendapatkan Uang Penggantian Hak

2. Bagaimana pendapat saudara upaya-upaya untuk dapat meningkatkan


kesejahteraan tenaga kerja sekarang ini? Menurut saya memperbanyak
membuka lapangan pekerjaan , meningkat tarif gaji sesuai dengan pekerjaan,
memberi ansuransi keselamatan kepada pekerja. Dengan demikian tenaga kerja
berani memilih pekerjaan dan bisa meningkatkan taraf hidup pekerja tersebut.

B. BENTUK KERJASAMA DALAM BISNIS (Bobot 20%)


3. Apa tujuan dilakukan kerjasama bisnis antar perusahaan?
a. Menjangkau Target Pasar yang Lebih Besar Lagi
Tentunya kerjasama antar perusahaan atau perusahaan juga digunakan
sebagai strategi pemasaran untuk mendapatkan calon konsumen yang
ditentukan oleh segmentasi pasar sebelumnya.

b. Menyelesaikan Proyek Tepat Waktu


Bekerja sama dengan pihak lain agar proyek yang sedang Anda kerjakan
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Umumnya, untuk
menyelesaikan suatu proyek tepat waktu, Anda harus bekerja keras.

c. Tak Perlu Memulai Bisnis Dari Awal


Ini juga merupakan keuntungan kerjasama dalam bentuk waralaba, di mana
Anda akan mendapatkan keuntungan atas investasi tertentu. Tentu saja,
bentuk kerjasama ini disukai oleh banyak wirausahawan baru yang tidak
mau mengambil resiko terlalu banyak untuk kegagalan bisnis di masa
depan.
4. Apa keuntungan dan kelemahan dari bentuk kerjasama bisnis melaui joint
venture dan waralaba?
a. Joint Venture
Keuntungan:
1. Mitra atau sekutu lokal lebih memahami akan keadaan yang ada lingkungan,
dimana perusahaan joint venture itu didirikan. Seperti contohnya adat istiadat
daerah setempat, kebiasaannya dan lembaga kemasyarakatan yang ada di
lingkungan sekitar atau setempat.
2. Sekutu atau mitra lokal mempunyai teknologi yang cocok dengan kondisi
lingkungan setempat.
3. Akses ke pasar modal negara tuan rumah dapat dipertingi oleh hubungan dan
reputasi mitra lokal atau sekutu lokal.

Kelemahan:

1. Kesalahan dalam menentukan sekutu atau mitra maka akan meningkatkan


resiko politik yang dihadapi.
2. Adanya harga transfer produk atau komponen akan menimbulkan konflik
kepentingan antara kedua belah pihak.
3. Dapat terjadi perbedaan padanggan antar sekutu atau mitra lokal dengan
perusahaan.

b. Waralaba
Keuntungan:

1. Manajemen bisnis telah terbangun

2. Brand sudah dikenal masyarakat

3. Kemudahan dalam manajemen finansial

4. Kerjasama usaha telah terbangun

5. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat


Kelemahan:

1. Mitra waralaba kurang memiliki kendali

2. Mitra waralaba terikat dengan pemasok

3. Terpengaruh pada reputasi waralaba lain

4. Adanya biaya waralaba

5. Pemotongan keuntungan

C. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Bobot 20%)


5. Apa yang dimaksud dengan perselisihan industrial dana apa saja
jenisnya?
Pengertian lebih jelas dan mendasar tercantum dalam Undang-undang Nomor 2
Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Perselisihan
hubungan industrial yang dimaksudkan adalah mengenai “perbedaan pendapat
yang menyebabkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya
perselisihan terkait hak, perselisihan kepentingan, perselisihan mengenai
pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
dalam perusahaan”.

Jenisnya:
1. Perselisihan Hak
Perselisihan hak muncul akibat tidak terpenuhinya hak, serta adanya
perbedaan pelaksanaan maupun penafsiran dari aturan undang-undang,
kejanggalan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja sama. 
2. Perselisihan Kepentingan
Perselisihan kepentingan ini terjadi dalam hubungan kerja yang tidak memiliki
kesesuaian pendapat. Terutama perihal pembuatan, perubahan syarat-syarat
tertentu yang tercantum dalam perjanjian kerja atau PKB (perjanjian kerja
bersama) maupun PP (peraturan perusahaan). Misalnya, kenaikan gaji, uang
makan, transportasi, dan premi dana lainnya.
3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Adanya perselisihan karena perusahaan atau pengusaha melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK). Biasanya terjadi akibat pendapat yang tidak sesuai
dalam pengakhiran hubungan kerja dari satu pihak saja. Misalnya, perbedaan
hitungan pesangon yang diterima pekerja atau buruh berdasarkan Undang-
undang Ketenagakerjaan dengan peraturan perusahaan.
4. Perselisihan Antar Serikat Pekerja atau Buruh Dalam Satu Perusahaan
Perselisihan antar serikat pekerja maupun buruh umumnya terjadi dalam satu
perusahaan yang sama. Dalam banyak kasus disebabkan oleh
ketidaksepahaman tentang keanggotaan, kewajiban anggota serikat pekerja,
dan pelaksanaan hak.

6. Apa yang menjadi kewenangan pengadilan hubungan industrial?


Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 mengatur bahwa
pengadilan hubungan industrial merupakan pengadilan khusus yang dibentuk di
lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan
memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.

D. HUKUM ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA CURANG


(Bobot 20%)
7. Jelakan tugas dan kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU)?
Dalam rumusan pasal 33 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 dikatakan
bahwa tugas Komisi meliputi :
a. melakukan penilaian terhaciap perjanjian yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
b. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.
c. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi
dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat, termasuk di dalamnya rumusan ketentuan
pasal 29 ayat (1) yang secara tidak langsung memberikan tugas kepada
Komisi untuk memantau terjadinya penggabungan atau peleburan badan
usaha, atau pengambilalihan saham suatu perusahaan, yang patut diduga
akan mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat;
d. mengambil tindakan sesuai dengan wewenangnya;
e. memberikan saran dan pertimbangan terhadap Komisi kebijakan
Pemerintahan yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat;
f. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-
Undang ini;
g. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden
dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari tugas yang diberikan dalam huruf d,
dalam pasal 36 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 dijabarkan wewenang
Komisi sebagai berikut :
a. menerima laporan dari masyartkat dan atau dari pelaku usaha tentang
dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
b. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;
c. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan.atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan
oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil dari penelitiannya;
d. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaaan tentang ada atau
tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
e. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahui pelanggan terhadap ketentuan undang-undang ini;
f. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
g. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
usaha atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang
tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
Pengertian penyidik disini adalah penyidik sebagaimana dimaksudkan dalam
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981, yaitu pejabat polisi negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.
h. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha vang melanggar
ketentuan undang-undang ini;
i. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau niat bukti
lain guna penyelidikan lain atau pemeriksaan;
j. memutuskan dan menciapkan ada atau tidak adanya kerugian pihak pelalcu
usaha lain atau masyarakat;
k. memberitahukan putusan Kornisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
l. menjatuhkan sanksi berlipat tindakan administratif kepada pelaku usaha
yang melanggar ketentuan Undang-undang ini (Pasal 36 Undang-
undang No. 5 Tahun 1999).

8. Apa kriteria suatu perusahaan telah melakukan monopoli


usaha/perdagangan?
*Kriteria pasar 'kan lebih dari 50% lebih menjadi satu monopoli. Ini perlu
diperiksa KPPU, perilakunya seperti apa sehingga bisa menjadi monopoli.
*Ketidakjelasan kriteria pelarangan terhadap sebuah toko yang hanya menjual
merek tertentu padahal toko itu bukan sebuah branded sale atau toko khusus
sebuah merek tertentu.
*Memiliki satu penjual. Sebuah pasar monopoli itu hanya memiliki satu produsen,
dimana harga akan ditentukan langsung oleh produsen tanpa adanya pengaruh dari
para lingkungan.
*Memiliki banyak pembeli dengan substitusi produk yang dekat.
Apa sanksi yang dapat dijatuhkan KPPU terhadap pelaku usaha yang
melanggar?
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, ketentuan penjatuhan
sanksi terhadap pelaku usaha yang melanggar Undang-undang ini dapat
dikelompokan kedalam tiga kategori yaitu :
1. tindakan administratif (pasal 47 ayat (2));
2. sanksi pidana pokok (pasal 48); dan
3. sanksi pidana tambahan (pasal 49)

E. PENYELESAIAN BISNIS MELALUI ADR DAN LITIGASI (Bobot 20%)


9. Jelaskan apa penyebab terjadinya sengketa bisnis? Uraiakan secara
singkat bentuk-bentuk penyelesaian sengketa alternative (alternative dispute
resolution) dalam penanganan sengketa bisnis?
Penyebabnya:
 Wanprestasi: pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau ingkar janji atau
kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang
telah diperjanjikan maupun malah melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukan.
 Perbuatan melawan hukum: beruat atau tidak berbuat yang bertentangan
dengan kewajiban hukum dari si pembuat atau melanggar hak orang lain.
 Kerugian salah satu pihak: adanya penipuan atau ingkar janji yang dilakukan
oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak yang melakukan perjanjian.

Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa alternative (alternative dispute


resolution) dalam penanganan sengketa bisnis:

Konsultasi

Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak
tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan
keperluan dan kebutuhan kliennya.

Negosiasi
Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa untuk
mendiskusikan penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai
penengah, sehingga tidak ada prosedur baku, akan tetapi prosedur dan
mekanismenya diserahkan kepada kesepakatan para pihak yang bersengketa
tersebut.

Konsiliasi

Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga


(konsiliator), dimana konsiliator lebih bersifat aktif, dengan mengambil
inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian, yang
selanjutnya ditawarkan kepada para pihak yang bersengketa. Jika pihak yang
bersengketa tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan, maka pihak ketiga
mengajukan usulan jalan keluar dari sengketa.

Mediasi

Pengertian mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan dibantu oleh pihak


ketiga (mediator) yang netral/tidak memihak. Peranan mediator adalah
sebagai penengah (yang pasif) yang memberikan bantuan berupa alternatif-
alternatif penyelesaian sengketa untuk selanjutnya ditetapkan sendiri oleh
pihak yang bersengketa.

Penilaian Ahli

Pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis sesuai dengan bidang
keahliannya

Arbitrase

Berbeda dengan bentuk ADR/APS lainnya, arbitrase memiliki karakteristik


yang hampir serupa dengan penyelesaian sengketa adjudikatif. Sengketa
dalam arbitrase diputus oleh arbiter atau majelis arbiter yang mana putusan
arbitrase tersebut bersifat final and binding.
10. Pengadilan manakah yang berwenang dalam penyelesaian sengketa
bisnis?
Pengadilan yang berwenang menyelesaikan sengketa bisnis ialah pengadilan niaga
(hutang piuatang antar bisnis yang kompleks), peradilan umum (sengketa bisnis
umum), peradilan agama (sengketa bisnis Syariah, ekonomi syariah).

Anda mungkin juga menyukai