Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

OLEH:
HAMIDAH WULANDARI (22334037)

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. ANGGARA TRISNA ANJANI M.Kep

JURUSAN D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Pariaman, 30 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
a. Latar Belakang...........................................................................................................1
b. Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
a. Teori Kebutuhan Dasar...................................................................................................3
b. Teori Kebutuhan Dasar Menurut Maslow....................................................................5
c. Faktor- factor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebuthan Dasar Manusia ............6
d. Kebutuhan Aktualisasi Diri............................................................................................9
e. Kebutuhan memiliki/Dimiliki.........................................................................................
f. Pemeriksaan fisik ............................................................................................................
g. Proses Keperawatan.........................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................................
a. KESIMPULAN...........................................................................................................
b. SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hidup manusia di dunia di liputi oleh berbagai kebutuhan untuk
membuat hidupnya berarti dan menjadikannya sejahtera. Kebutuhan tersebut
mempunyai sifat yang berbeda-beda. Ada kebutuhan yang dapat di tunda untuk
memenuhinya ada kebutuhan yang harus segera pemenuhannya. Kebutuhan yang
perlu segera di penuhi pemenuhannya seringkali di sebut sebagau kebutuhan dasar
manusia.
Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan yang langsung mempengaruhi
hidup matinya seseorang, sehingga perlu segera untuk dapat di penuhi kebutuhan
terhadapnya. Kebutuhan dasar manusia itupun mempunyai corak yang berbeda-beda
pula. Pada manusia yang hidup dalam lingkungan masyarakat sederhana, sudah
barang tentu kehidupan dasarnya berbeda dengan manusia yang hidup dalam
masyarakat yang sudah maju. Manusia yang hidup di kota berbeda corak kebutuhan
dasarnya dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di desa-desa yang terpencil.
Walaupun coraknya berbeda-beda, kebutuhan dasar manusia mempunyai ciri
karakteristik yang sama. Oleh karena itu, menurut seorang ahli ilmu jiwa Amerika
yang terkenal bernama Abraham Maslow, menyebutkan bahwa kebutuhan dasar
manusia dapat di kelompokkan menjadi 5 jenis, yang pemenuhannya perlu di susun
secara berjenjang menurut prioritas kekuatannya.
Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan yang langsung mempengaruhi
hidup matinya seseorang, sehingga perlu segera untuk dapat di penuhi kebutuhan
terhadapnya. Kebutuhan dasar manusia di kelompokkan menjadi lima jenis yang
pemenuhannya di lakukan secara berjenjang sehingga berbentuk pireamid. Artinya
kebutuhan yang berada pada jenjang yang pertama perlu lebih dahulu sebelum
seseorang meningkat memenuhi kebutuhan yang kedua dan seterusnya. Kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan
pengakuan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutahan manusia tidak mungkin dapat di capai tanpa upaya untuk
memenuhinya , baik upaya tersebut di lakukan sendiri-sendiri maupun secara
berkelompok. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia di upayakan melalui berbagai
kegiatan pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah bersama masyarakat. Tulisan
ini mengupas tentang lima jenjang pemenuhan kebutuhan dasar manusia serta
kegiatan yang di lakukan pemerintah bersama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja Teori Kebutuhan Dasar
b. Apa sala Teori Kebutuhan Dasar Menurut Maslow
c. Faktor- factor apa saja yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
d. Menyebutkan Kebutuhan Aktualisasi Diri
e. Menjelakan Kebutuhan memiliki dan Dimiliki
f. Menjelaskan yang dimaksud dengan Pemeriksaan fisik
g. Menjelakan tentang Proses Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI KEBUTUHAN DASAR


a. Teori Kebutuhan Menurut David McClelland
1. Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi
yangmerupakan refleksi dari dorongan akan tanggung
jawab untuk pemecahan masalah. Seorang yang kebutuhan berpres
tasinya tinggicenderung untuk berani mengambil resiko.
 Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan 
pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya,
selalu berkeinginan mencapai prestasi
yang lebih tinggi

2.   Need for affiliation,yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang


merupakandorongan
untuk berinteraksi dengan orang lain,berada bersama oranglain,tid
ak mau melakukan sesuatuyangmerugikan orang
lain. Need for power, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang merup
akanrefleksi dari doronganuntuk mencapai autoritas,untuk
memilikipengaruh kepada orang.lain
b. Teori Ekspektasi Rational (Ratex)
1. Teori ekspektasi rasional (rational expectations) diajukan pertama
kali oleh John F. Muth  pada tahun 1961
pada tulisannya yang berjudul “Rational Expectations and  the The
ory  of  Price Movements”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh
Robert E. Lucas Jr. untuk memodelkan bagaimana agen ekonomi
melakukan peramalan di masa yang akan da Sukirno (2006)
menjelaskan bahwa ada 2 asumsi yang menjadi dasar teori
ekspektasi rasional(rational expectations).Pertama, teori ini
menganggap bahwa semua pelaku  kegiatan 
ekonomi bertindak secararasional,
mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai
informasi yang lengkapmengenai peristiwa-peristiwa dalam
perekonomian
c. Teori X dan Teori Y - Douglas McGregor
Ini adalah salah satu teori kepemimpinan yang masih banyak
penganutnya. MenurutMcGregor, organisasi tradisional dengan ciri-
cirinya yang sentralisasi dalam pengambilankeputusan, terumuskan
dalam dua model yang dia namakan Theori X dan Theori Y.Teori X
menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka
diperintah, dan tidaktertarik akan rasa tanggung jawab serta
menginginkan keamanan atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís
teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya
adalah :
1.Tidak menyukai bekerja
2.Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan
lebihmenyukai diarahkan atau diperintah
3.Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi.
4.Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.  
5.Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai
tujuanorganisasi..
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor
memberikan alternatifteori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori
Y ini menyatakan bahwa orang-orang padahakekatnya tidak malas dan
dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X.
Secarakeseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sbb :
1.Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan
kepuasanlepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik danmental. Sehingga di antara keduanya tidak ada
perbedaan, jika keadaan sama-samamenyenangkan.
2.Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa
dihindari dalamrangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3.Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-
persoalanorganisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan
.4.Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial,
penghargaan danaktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-
kebutuhan fisiologi dan keamanan.
5.Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja
jikadimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan
selanjutnya bahwamerupakan tugas yang penting bagi menajemen
untuk melepaskan tali pengendali denganmemberikan desempatan
mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu.Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai
tujuannya sendiri sebaik mungkin,dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
B. TEORI KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT MASLOW
Abraham Maslow, menyebutkan bahwa kebutuhan dasar manusia dapat di
kelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu;
a. Kebutuhan fisik (physiological needs) Kebutuhan fisik adalah yang paling
mendasar dan paling mendominasi kebutuhan manusia. kebutuhan ini lebih
bersifat biologis seperti oksigen, makanan, air dan sebagainya. Pemikiran
Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh kondisi pasca Perang
Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang begitu memilukan. Salah
satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu, Maslow menganggap
kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
b. Kebutuhan akan rasa aman ( Safety needs) Setelah kebutuhan fisiologis
terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa aman, bisa berupa kebutuhan
akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut, kekacauan dan sebagainya.
Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia supaya menjadi
lebih baik.
c. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung
mencari cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain.
Jadi, Kebutuhan akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya,
Maslow menegaskan, kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai
kebutuhan fisik. Kebutuhan akan cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup,
manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
d. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs), Setelah ketiga kebutuhan di
atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia untuk bisa dihargai oleh
sesama bahkan masyarakat. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan ini menjadi
dua bagian yaitu, Pertama lebih mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini
dianggap kuat, mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki keahlian
tertentu menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang
lainnya lebih pada sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi
dan pretise tertentu (penghormatan atau penghargaan dari orang lain).
Kebutuhan ini akan memiliki dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri,
bernilai, kuat dan sebagainya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization).16 Kebutuhan inilah yang menjadi
puncak tertinggi pencapaian manusia setalah kebutuhan-kebutuhan di atas
terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini berdampak pada kondisi psikologi yang
meninggi pula seperti perubahan persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh
dan berkembang.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN


DASAR MANUSIA

Pemenuhan kebutuhan dasar pada manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor


(Walyani, 2015). Sebagai berikut :
1. Penyakit, adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai
perubahan kebutuhan, dari fisiologis dan psikologis, karena fungsi dari tubuh
memerlukan pemenuhan kebutuhan yang lebih besar.
2. Hubungan yang berarti atau keluarga, dimana hubungan keluarga yang baik
dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia karena saling percaya,
merasakan kesenangan hidup, dan tidak ada rasa curiga.
3. Konsep diri, konsep diri ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk
memenuhi kebutuhannya. Konsep diri yang positif memberikan makna dan
keutuhan bagi individu. Konsep diri dapat menghasilkan perasaan dan kekuatan
positif dalam diri individu.orang yang beranggapan positif terhadap dirinya mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan, dan mengembangkan cara hidup yang
sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar.
4. Tahap perkembangan, bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks, di dalam suatu pola yang teratur sebagai hasil dari
proses pematangan.
5. Struktur keluarga, dapat mempengaruhi cara pasien memuaskan kebutuhannya.
Sebagai contoh seorang ibu mungkin akan mendahulukan kebutuhan bayinya dari
pada kebutuhannya sendiri.

D. KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI


aktualisasi-diri (self-actualization) didefinisikan sebagai kecenderungan untuk
mengembangkan bakat dan kapasitas diri. Menurut Maslow, terdapat beberapa
kriteria bagi pribadi atau individu yang telah mencapai tingkatan aktualisasi-
diri, yaitu;
1). Bergerak maju melewati hierarki kebutuhan (hierarchy of needs),
2). Memegang erat-erat B-values atau metamotivation.
3). Bebas dari metapatologi (metapathology).
4). memenuhi kebutuhan untuk bertumbuh, berkembang, dan semakin menjadi
apa yang bagi para pengaktualisasi-diri sanggup untuk dilakukan.
Maslow memaparkan beberapa karakteristik individu yang mampu
mengaktualisasikan-diri. Pemaparan karakteristik individu pengaktualiasi-diri
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah individu tersebut dapat
dikategorikan sebagai individu pengaktualisasi-diri atau tidak. Beberapa
karakteristik tersebut, antara lain :
a. Persepsi yang lebih efisien terhadap realitas (More efficient perception of
reality): Menurut Maslow, Individu yang memiliki kepribadian sehat yang
telah mencapai tingkatan aktualisasi-diri akan mengamati objekobjek dan
orang-orang di lingkungan sekitarnya secara objektif. Individu
pengaktualisasi-diri tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang
diinginkan atau dibutuhkan, tetapi lebih dilihat sebagaimana adanya.
b. Menerima dirinya sendiri, orang lain, dan alam (Acceptance of self, others,
and nature); Individu yang telah mengaktualisasikan-diri menerima
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dirinya tanpa keluhan dan
kesusahan. Walaupun individu yang sangat sehat tersebut memiliki
kelemahan atau cacat, tetapi individu tidak akan merasa malu atau merasa
bersalah dengan adanya kelemahan atau cacat tersebut.24 Sebaliknya,
individu pengaktualisasi-diri juga menerima orang lain apa adanya dan
tidak memiliki kebutuhan kompulsif untuk memerintah,
menginformasikan, atau mengubah orang lain. Individu pengaktualisasi-
diri justru memiliki sikap pemaaf (forgiveness), keramahan
(agreeableness) dan toleransi yang tinggi terhadap kelemahan orang lain,
bahkan tidak pernah merasa terancam oleh kekuatan orang lain.
c. Spontan, efektif, dan alamiah (Spontaneity, simplicity, and naturalness):
Dalam semua segi kehidupan, individu pengaktualisasi-diri bertingkah
laku secara terbuka dan tanpa berpura-pura, tidak menyembunyikan
emosi-emosinya, bahkan memperlihatkan emosi-emosinya secara jujur.
Individu pengaktualisasi-diri juga juga bijaksana dan penuh perhatian
terhadap orang lain
d. Fokus pada masalah (Problem-centering) di luar diri: Karakteristik
keempat individu pengaktualisasi-diri adalah ketertarikan individu kepada
persoalan-persoalan di luar dirinya, sehingga ketertarikan tersebut
mendorong individu pengkatualisasi-diri mengembangkan suatu misi
dalam hidup yang menyebar melampaui kungkungan-diri.
e. . Kebutuhan akan privasi (The need of privacy): Individu pengaktualisasi-
diri memiliki kualitas pemisahan diri dan mampu menyendiri tanpa merasa
sendirian dan justru merasa relaks dan nyaman ketika sedang bersama
dengan orang lain atau sedang sendirian.
f. Kemandirian (Autonomy): Preferensi dan kemampuan individu
pengaktualisasi-diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan
sosial dan fisik erat kaitannya dengan kebutuhan akan privasi dan
independensi. Pengaktualisasi-diri tidak lagi didorong oleh motif-motif
kekurangan, sehingga tidak lagi tergantung pada dunia yang nyata untuk
mendapatkan kepuasan, karena pemuasan terhadap motif-motif
pertumbuhan datangnya dari dalam diri.
g. Kesegaran yang berkesinambungan dalam mengapresiasi (Continued
freshness of appreciation): Pengaktualisasi-diri senantiasa menghargai
pengalaman-pengalaman tertentu, bagaimanapun seringnya pengalaman
tersebut berulang, yang dalam pandangan orang yang tidak memiliki
kepribadian sehat-terasa tidak menarik, dan membosankan, dengan suatu
perasaan kenikmatan yang segar terpesona, dan kagum.
h. Pengalaman puncak (The peak experience): Pengalaman puncak yang
dirasakan oleh individu pengaktualisasi-diri menjadikannya tidak memiliki
rasa takut, rasa cemas, dan konflik, bahkan menjadi penuh kasih sayang,
reseptif, dan spontan. Walaupun pengaktualisasi-diri mengalami suatu
emosi sebagai sesuatu yang menakjubkan, mengesankan, antusias, ekstasi,
keagungan, kerendahan hati, dan kepasrahan, tetapi sumber pembentuk
emosi tersebut tidak berasal dari suatu pengalaman praktis.
i. Gemeinschaftsgefȕhl:Pengaktualisasi-diri memiliki gemeinschaftsgefȕhl,
yaitu memiliki kepedulian sosial, perasaan komunitas, atau rasa persatuan
dengan seluruh manusia. Maslow menemukan bahwa pengaktualisasi-diri
memiliki perilaku suka memberikan perhatian dan dukungan kepada orang
lain, meskipun seringkali merasa seperti orang asing di tanah yang tak
dikenalnya.
j. Hubungan antar pribadi yang mendalam (Profound interpersonal
relations): Tidak terlalu jauh berbeda dengan gemeinschaftsgefȕhl,
individu pengaktualisasi-diri mampu mengadakan hubungan yang lebih
kuat dengan orang lain daripada orang-orang yang memiliki kepribadian
sehat biasa. Pengaktualisasi-diri mampu memiliki cinta yang lebih besar
dan persahabatan yang lebih mendalam serta identifikasi yang lebih
sempurna dengan individu-individu yang lain.
k. Struktur karakter demokratis (The democratic character structure): Maslow
menjelaskan bahwa pengaktualisasi-diri membiarkan dan menerima semua
orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan
politik atau agama, ras, atau warna kulit.
l. Memilahkan sarana dan tujuan (Discrimination between means and ends):
Pengaktualisasi-diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan.
Baginya, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting daripada sarana untuk
mencapai tujuan tersebut. Tetapi, kondisi ini terkadang sulit untuk
dimengerti, karena beberapa aktivitas dan beberapa pengalaman tertentu
yang merupakan sarana bagi individu-individu yang tidak sehat sering kali
dianggap oleh individu pengaktualisasi-diri sebagai tujuan dalam dirinya
sendiri.
m. Kepekaan filosofis terhadap humor (Philosophical sense of humor):
Karakteristik pembeda lainnya dari individu yang mengaktualisasikandiri
adalah rasa humor filosofisnya yang tidak menyerang, seksual, atau
menyoroti kekeliruan logika. Pengaktualisasi-diri juga lebih suka sedikit
memodifikasi humor daripada menjadikan orang lain korban, tetapi
fokusnya lebih dari sekadar membuat orang lain tertawa. Pengaktualisasi-
diri ingin membuat orang lain senang, memberi informasi, menunjukkan
ambiguitas-ambiguitas, dan lebih menyukai senyuman daripada tawa
terbahak-bahak.
n. Kreatif (Creativeness): Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan
diharapkan seseorang dari individu pengaktualisasi-diri. Sosok
pengaktualisasi-diri adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak
selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni, tidak semua
pengaktualisasi-diri adalah penulis, seniman, atau penggubah lagu.
o. Resistensi terhadap enkulturasi (Resistance to enculturation): Individu
pengaktualisasi-diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh-pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak
menurut cara-cara tertentu. Pengaktualisasi-diri mempertahankan otonomi
batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan, dibimbing oleh dirinya sendiri,
bukan oleh orang lain.

E. KEBUTUHAN MEMILIKI DAN DIMILIKI


a.  Teori Dasar Memiliki Dan Di Miliki
1.  Kasih sayang adalah satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi
ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak
yang memberikannya. Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain,
sayangilah diri anda sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan
moral yang baik.
2.  Cinta merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar. Cinta memang sulit

untuk didefinisikan, namun secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai


paduan rasa simpati antardua makhluk dan cinta milik semua orang.
3.  Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang

akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
4.  Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya.

5. Makna Belas Kasihan hampir sama dengan makna yang pertama yaitu Kasih
sayang, namun sedikit berbeda,  Belas Kasihan diartikan sebagai rasa Toleran,
saling berbagi & memberi / rasa ingin menolong  hambatan.
6. Cinta Kasih Erotis
 

Cinta Kasih Erotis bisa diartikan sebagai aktivitas hubungan badan


Seksual. Parameter cinta erotis diukur dari kepuasan biologis.Banyak dari
kita yang menyalah-artikan hubungan Cinta Erotis / Hubungan Seksual
sebagai pemuas hidup hanya karena lawan jenis yang begitu
cantik/ganteng sehingga ingin melakukan hubungan intim.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memelihara iklim


emosional keluarga adalah dengan adanya sikap kerjasama dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya. kebutuhan-kebutuhan itu meliputi:
a.        Kebutuhan Akan Rasa Kasih Sayang
Kasih sayang adalah faktor yang cukup penting dalam kehidupan anak, kasih
sayang tidak akan dirasakan oleh si anak apabila dalam kehidupannya
mengalami hal-hal sebagai berikut :Kehilangan pemeliharaan orang tuanya,
Anak merasa tidak diperhatikan , dan kurang disayangi., Orang tua terlalu
ambisius dan otoriter, Orang tua yang mempunyai sikap yang berlawanan.
b.       Kebutuhan Akan Rasa Aman
Seorang anak merasa diterima oleh orang tua apabila dia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa bahwa ada hubungan yang erat
antara si anak dengan keluarganya. Anak yang merasa sungguh-sungguh
dicintai oleh orang tua dan keluarganya pada umumnya akan merasa bahagia
dan aman.
c.       Kebutuhan Akan Harga Diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarganya,
dalam arti bahwa ia ingin diperhatikan, ingin agar ibu dan bapaknya, dan
anggota keluarga lainnya mau mendengar dan tidak mengacuhkan apa yang
dikatakannya.
d.      Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan
Kebutuhan yang dimaksud disini adalah kebebasan dalam batas-batas
kewajaran. Pada umumnya anak menginginkan kebebasan dari orang tuanya
dalam hal melakukan berbagai aktifitas dan memiliki teman bergaul.

e.       Kebutuhan Akan Rasa Sukses


Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari padanya dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan orang tuanya, karena rasa sukses yang
dicapai pada waktu kecil akan berpengaruh pada kehidupan kelak.
f.       Kebutuhan Akan Mengenal Lingkungan
Kebutuhan anak akan mengenal lingkungannya merupakan salah satu faktor
yang penting dalam memberikan rasa bahwa ia memiliki potensi , orang tua
harus memperhatikan hal ini dalam mendidik anaknya.

F. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pa
dasetiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan
memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik 
mempengaruhi pemilihanterapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap
terapi tersebut.

Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah:


1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran
dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu
gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk.
Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu system
tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus seperto optalomoskop,
otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) Inspeksi
adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010).
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk,
posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi perlu
dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh
lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan
tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997).
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan dan jari-
jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan,
bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010). Hal yang di deteksi
adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa, edema,
krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk
menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas,
lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan
menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan
konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-
macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising
usus.(Dewi Sartika, 2010).
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus di perhatikan,
yaitu sebagai berikut :
a. Kontrol infeksi
Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan
membantu klien mengenakan baju periksa jika ada.
b. Kontrol lingkungan
Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan
untuk melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu
sendiri. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:
1.Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4.Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
Namun demikian, masing-masing pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang
akan di jelaskan nanti di setiap bagian tibug yang akan di lakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi
profesi kesehatan lain, diantaranya:
1.Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3.Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4.Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan
C. Indikasi
Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:
 Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
 Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
D. Prosedur pemeriksaan fisik
Persiapan
1. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/spighnomanometer,
Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika
perlu), tissue, buku catatan perawat.
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan. Misalnya
menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
a. Pemeriksaan
1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang handschoen bila di
perlukan
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan nutrisi.
Posisi klien : duduk/berbaring
 Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi
sesuai, tidak ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
 Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal :) Relaks, tidak ada tanda-tanda cemas/takut)
 Jenis kelamin  Usia dan Gender  Tahapan perkembangan
 TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)  Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan
tidak bau)  Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak terbalik)  Postur dan cara berjalan
 Bentuk dan ukuran tubuh
 Cara bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup)
 Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.  Dokumentasikan hasil
pemeriksaan
b. Pengukuran Tanda Vital
Posisi klien : duduk/ berbaring
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50c) 2. Tekanan darah (Normal : 120/80 mmHg) 3. Nadi
a) Frekuensi = Normal : 60-100x/menit ; Takikardia: >100 ; Bradikardia: <6 span="">
b) Keteraturan= Normal : teratur
c) Kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan kurang teraba; 2+: Denyutan mudah
teraba, tak mudah lenyap; 3+: denyutan kuat dan mudah teraba.
4. Pernafasan
a) Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; >20: Takipnea; <15 bradipnea="" span="">
b) Keteraturan= Normal : teratur c) Kedalaman: dalam/dangkal
d) Penggunaan otot bantu pernafasan: Normal : tidak ada.
Setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda vital evaluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.
G. PROSES KEPERAWATAN
Tahap-tahap proses keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untukdikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
di hadapipasien baik fsik, mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan.tahap inimencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan data, analisis
data dan Penentuan"asalah kesehatan serta keperawatan.

a. Pengumpulan data
 tujuan :Diperoleh data dan informasi mengenai masalah
kesehatanyang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan
yangharus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkutaspek fsik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yangmempengaruhinya.
Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data
antara lain Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, danpengamatan, misalnya suhu tubuh,
tekanan darah, serta warnakulit. data subjektif, yaitu data yang
diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien/saksi lainmisalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual. Adapun focus
dalam pengumpulan data meliputi
a. status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b. Pola koping sebelumnya dan sekarang.
c. fungsi status sebelumnya dan sekarang.
d. Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e. Resiko untuk masalah potensial
f. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkankemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmupengetahuan
3. Perumusan masalah(etelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan
beberapamasalah kesehatan. "asalah kesehatan tersebut ada yang
dapatdiintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan)tetapi
ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.Selanjutnya disusun
diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas.Prioritas masalah ditentukan
berdasarkan criteria penting dansegera. Penting mencakup kegawatan dan
apabila tidak diatasi akanmenimbulkan komplikasi, sedangkan segera
mencakup waktumisalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan
harussegera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parahatau
kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkanhierarki
kebutuhan menurut "aslow, yaitu : Keadaan yangmengancam kehidupan,
keadaan yang mengancam kesehatan,persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian kebutuhan dasar manusia ternyata semakin berkembangan Jurnal
Cakrawarti, dengan semakin majunya kehidupan masyarakat. Kebutuhan dasar itu
pemenuhannya di upayakan melalui berbagai kegiatan program pemberdayaan dari
pemerintah bersama masyarakat.
Tidak ada hubungan antara kematangan emosi dan self-disclosure dengan kebutuhan
aktualisasi diri.

B. SARAN
Diharapkan dapat lebih membuka diri kepada orang lain sehingga dapat mengenali
siapa dirinya, bagaimana dirinya saat ini, serta dapat menumbuhkan rasa saling
pengertian, menghargai yang dapat bermanfaat bagi diri subjek dan lingkungan.
Diharapkan subjek dapat mengatasi tantangan yang dihadapinya baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun sekolah pada khususnya. Subjek juga diharapkan dapat
menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing,
sehingga nantinya memiliki bekal yang memadai dalam menghadapi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.
Jakarta. EGC
Martosudarmo, S.F.T. 2005. Hubungan antara Aktualisasi Diri dengan Intensi Melakukan
Kompetisi Kerja. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nugroho, S dan Utami, R. 2004. Meretas Siklus Kecacatan, Realitas Yang Terabaikan.
Surakarta: Yayasan Talenta.
Arizal. 2012. Analisis Motivasi Lima Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow Terhadap
Kepuasan Kerja, Kasus Pengusaha Industri Mikro Kerupuk Singkong di Kecamatan
Kamang Magek, Kabupaten Agam. Jurnal Manajemen
Schultz, D. Psikologi Pertumbuhan; Model-Model Kepribadian Sehat. (Terjemahan)
Yogyakarta; Kanisius. 2010.
Dianingtyas, Azizah. 2014. Pengaruh Penghargaan dan Kebutuhan Aktualisasi Diri Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Telkom Kota Baru Yogyakarta. FE. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Hanifah, N. 2005. Hubungan Dukungan Sosial dan Kecenderungan Berpikir Positif dengan
Aktualisasi Diri pada SiswaSiswi SMPLB Bagian Tuna Daksa. Skripsi. (Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Asmadi.2008.konsep dasar dan aplikasi kebutuhan manusia.Jakarta: Salemba medika
Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuh Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wa Lina Lamarunga: MAKALAH KDM : KEBUTUHAN RASA MEMILIKI DAN DI
MILIKI

Anda mungkin juga menyukai