Anda di halaman 1dari 4

Bab Ziarah dan Penjelasan Mengenai Selamatnya

Kedua Orangtua Nabi Muhammad Shollallaahu ‘Alaihi


Wa Sallam
 Bismillah ar-Rahmaan ar-Rahiim

Di dalam kitab “At-Taajul Jami’ lil Ushul fii


Ahaaditsir Rasul (‫ ”)التاج الجامع لألصول في أحاديث الرس ول‬karya Syeikh Manshur Ali Nashif
diterangkan (lihat foto yang ada tulisannya) yang artinya sebagai berikut:
“Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata: Nabi Shollallaahu ‘alaihi
wa sallam berziarah ke makam ibunya dan beliau menangis. Begitupula orang-orang
yang berada di sekitarnya pada menangis. Kemudian, beliau berkata: Aku meminta
idzin kepada Tuhanku supaya aku bisa memintakan ampunan untuknya. Namun aku
tidak diidzinkan oleh-Nya. Terus aku meminta idzin kepada-Nya supaya aku bisa
menziarahinya. Kemudian, Dia mengidzinkan aku untuk menziarahi ibuku.
Berziarahlah ke makam-makam !! Karena, berziarah itu dapat mengingatkan mati.
Hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i “.
Maksud hadits tersebut di atas sebagai berikut:
Ketika Nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa sallam menziarahi ibunya yang bernama
Sayyidah Aminah binti Wahab, beliau menangis karena ibunya tidak beragama Islam dan
tidak mendapat kesenangan di dalamnya, dan Allah tidak mengidzinkan Nabi
Shollallaahu ‘alaihi wa sallam memintakan ampunan untuk ibunya. Karena, permintaan
ampunan itu syaratnya harus beragama Islam. Sedangkan ibunda Nabi Shollallaahu
‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan menganut agama kaumnya sebelum beliau
diangkat jadi Rasul. Hal ini bukan berarti ibunda Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa
sallam tidak masuk surga, karena ibunda Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam itu
termasuk ahli fatrah (masa kekosongan atau vakum antara dua kenabian).
Menurut ulama jumhur bahwa ahli fatrah itu adalah orang-orang yang selamat (orang-
orang yang selamat dari api neraka dan mereka tetap dimasukkan ke dalam surga).
Firman Allah Ta’aala dalam surat Al-Isra’ ayat 15:

ً‫سو ۬ال‬ َ ِ‫َو َما ُكنَّا ُم َع ِّذب‬


َ ‫ين َحتَّ ٰى نَ ۡب َع‬
ُ ‫ث َر‬
Artinya: Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. 
Bahkan berlaku dan absah menurut ahli mukasyafah bahwa Allah ta’ala menghidupkan
kembali kedua orangtua Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau diangkat jadi
Rasul. Kemudian, mereka beriman kepada Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam.
Olehkarena itu, sudah pasti mereka termasuk ahli surga.
Jika anda sudah tahu bahwa Ahlul Fathroh (masa kevakuman atau kekosongan Nabi dan
Rasul) itu termasuk orang-orang yang selamat (dari neraka) berdasarkan pendapat ulama
yang kuat, maka tahulah anda bahwa bahwa kedua orangtua Nabi Muhammad
Shollallaahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang selamat juga (dari neraka).
Karena, mereka berdua termasuk Ahlul Fathroh (termasuk juga kakek, buyut Nabi dan ke
atasnya). Bahkan mereka berdua termasuk Ahlul Islam, karena Allah telah menghidupkan
mereka berdua untuk Nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai
pengagungan kepadanya. Kemudian berimanlah kedua orangtua Nabi itu kepadanya
sesudah kebangkitannya menjadi rasul.

Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Urwah dari Aisyah bahwa
Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam memohon kepada Tuhan-Nya agar Dia
menghidupkan kedua orangtuanya. Maka Allah pun menghidupkan kedua orangtua Nabi
itu. Selanjutnya, keduanya beriman dengan Nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wa
sallam. Kemudian, Allah mewafatkan keduanya kembali.
—-
Berkata Suhaili: “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, bisa saja Allah
mengkhususkan Nabi-Nya dengan apa-apa yang Dia kehendaki dari sebab karunia-
Nya dan memberi nikmat kepada Nabi-Nya dengan apa-apa yang dia kehendaki dari
sebab kemuliaan-Nya.

Telah berkata sebagian ulama: “Telah ditanya Qodhi Abu Bakar bin ‘Arobi, salah
seorang ulama madzhab Maliki mengenai seorang laki-laki yang berkata bahwa bapak
Nabi berada di dalam neraka. Maka, beliau menjawab bahwa orang itu terlaknat, karena
Allah ta’ala berfirman:

‫ٱډخ َر ِة َوَأ َع َّد لَ ُه ْم َع َذابًا‬


ِ ‫ٱل ُّد ْنيَا َو‬ ‫سولَهۥُ لَ َعنَ ُه ُم ٱهَّلل ُ فِى‬ َ ‫ين يُْؤ ُذ‬
ُ ‫ون ٱهَّلل َ َو َر‬ َ ‫ِإنَّ ٱلَّ ِذ‬
‫ُّم ِهينًا‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, niscaya
Allah akan melaknat mereka di dunia dan akherat dan menyiapkan bagi mereka itu
adzab yang menghinakan”. (QS. Al-Ahzab: 57). 

Dan tidak ada perbuatan yang lebih besar dibandingkan dengan perkataan bahwa bapak
Nabi berada di dalam neraka. Betapa tidak! Sedangkan Ibnu Munzir dan yang lainnya
telah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata: “Engkau anak dari kayu
bakar api neraka’, maka berdirilah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam dalam
keadaan marah, kemudian berkata:

‫ما بال أ قوام يؤذونني فى قرابتي و من أذاني فقد أذى هللا‬


Artinya:
“Bagaimana keadaan kaum yang menyakiti aku dalam hal kerabatku, dan
barangsiapa menyakiti aku maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah”. 
Dalam masalah ini Imam Al-Jalaaluddin as-Suyuthi telah menyusun beberapa karangan
yang berhubungan dengan selamat kedua orangtua Nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi
wa sallam (dari neraka). Semoga Allah membalas kebaikan kepada beliau.

Anda mungkin juga menyukai