Anda di halaman 1dari 59

Hadits Sedekah

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Hadist Maudhu’i

Disusun Oleh:
Iklima
NIM 20211598
Dosen pengampu:
Dr.Sofian Effendi, S.Th.I,M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN


TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1444H/2022M
SEDEKAH TIDAK AKAN MENGURANGI
KEKAYAANMU
Keutamaan Sedekah Dan Manfaatnya
Oleh Iklima ( 20211598)

Cetakan I, 31 DESEMBER 2022M/1 Jumadil Akhir 1444 H

Diterbitkan Oleh :
Penerbit Hidayah
Jl.Lima Satu Resindences 7
Cempaka Putih, Ciputat, Tangerang Selatan 15412
e-mail : Iklimaiklima670@gmail.com

Editor : Iklima
Lay Out : Iklima
Desain Sampul: Iklima

Buku ini ditulis untuk keperluan Mata Kuliah


Hadist Maudhu’i Semester 5 IAT IIQ Jakarta
Dosen Pengampu : Dr.Sofian Effendi, S.Th.I,M.A.
KATA PENGANTAR PENULIS

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul
“Sedekah tidak akan mengurang kekayaanmu” Shalawat serta
salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
Saw, karena jasa-jasanya semua umat Islam bisa dengan
mudah memahami agama Allah. Buku ini merupakan hasil dari
pengamatan dan keingintahuan penulis terhadap beberapa hal
yang kelihatannya kecil, akan tetapi sebenarnya pengaruh dan
manfaatnya luar biasa dalam bidang hadis.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa keilmuan dan


wawasan penulis masih sedikit, sehingga tulisan ini pastilah
ada kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya, penulis berharap tulisan
ini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada para
pembaca, sehingga dapat terdorong untuk senantiasa
mengamalkan sunnah Nabi Saw.

Penulis

Iklima
KATA PENGANTAR PEMBIMBING

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, penguasa


Alam raya, sang Maha Pemberi dan pengasih, atas nikmatnya
yang dilimpahkan kepada Hambanya, Shalawat salam kepada
kekasih-NYA, junjungan umat kita, manusia mulia dan
sempurna yang pernah Allah ciptakan, yang dengan syafaatnya
kita berharap dimudahkan segala urusan kita, amin. Hadis
Merupakan salah satu sumber pokok ajaran Islam setelah Al-
Qur’an, keberadaannya sangat vital dalam penetapan sebuah
hukum, bahkan Al-Qur’an sendiri harus disandingkan
bagaimana pengamalan, perilaku dan tindakan nabi terkait
suatu ayat, sudah sepatutnya seorang mahasiswa mengambil
peran besar dalam membumikan hadis nabi setelah Al-Qur’an.

Karya kecil ini berjudul “Sedekah tidak akan


mengurangi kekayaan mu” yang ditulis oleh Iklima, merupakan
salah satu bentuk kontribusi Mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta dalam membumikan AL-Qur’an dan
Hadis, walaupun peruntukkannya untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan nilai dalam mata kuliah Hadis
Maudhu’I, namun diharapkan karya ini dapat bermanfaat lebih
dari hanya sekedar tugas nata kuliah. Semoga karya ini
bermanfaat, dan penulis buku ini terus terpacu untuk terus
melahirkan tulisan-tulisan ringan, Amin..

Karya kecil ini berjudul “Sedekah tidak akan


mengurangi hartamu” yang ditulis oleh Iklima, merupakan
salah satu bentuk kontribusi Mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi
Ilmu Al Qur'an dan Tafsir dalam membumikan AL-Qur’an dan
Hadis, walaupun peruntukkannya untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan nilai dalam mata kuliah Hadis
Maudhu’I, namun diharapkan karya ini dapat bermanfaat lebih
dari hanya sekedar tugas nata kuliah. Semoga karya ini
bermanfaat, dan penulis buku ini terus terpacu untuk terus
melahirkan tulisan-tulisan ringan, Amin..

Pembimbing

Dr. Sofian Effendi, S.Th.I, MA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PENULIS......................................iii


KATA PENGANTAR DOSEN PEMBIMBING.............v

DAFTAR ISI.......................................................................vii

PEDOMAN LITERASI.....................................................xi

BAB I PENDAHULUAN...................................................12

A. Latar Belakang Masalah...........................................14


B. Identifikasi Masalah.................................................15
C. Pembatasan Masalah................................................15
D. Perumusan Masalah..................................................15

BAB II PEMBAHASAN....................................................16

A. Pengertian Sedekah .................................................19


B. Sejarah dan Dasar Hukum Sedekah ........................30
C. Bentuk-bentuk Sedekah ...........................................35
D. Penerima Sedekah....................................................38
E. Waktu Sedekah.........................................................42
F. Keutamaan Sedekah.................................................45
G. Adab-adab Sedekah..................................................59

BAB III PENUTUP............................................................60


A. Kesimpulan...............................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................62
TENTANG PENULIS..........................................................63
PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan Tunggal

‫ء‬ ‘ ‫د‬ D ‫ض‬ Ḍ ‫ك‬ K

‫ب‬ B ‫ذ‬ Z ‫ط‬ Ṭ ‫ل‬ L

‫ت‬ T ‫ر‬ R ‫ظ‬ Ẓ ‫م‬ M

‫ث‬ Ṡ ‫ز‬ Z ‫ع‬ ‘ ‫ن‬ N

‫ج‬ J ‫س‬ S ‫غ‬ G ‫و‬ W

‫ح‬ H ‫ش‬ Sy ‫ف‬ F ‫ه‬ H

‫خ‬ Kh ‫ص‬ Ṣ ‫ق‬ Q ‫ي‬ Y

2. Konsonan Rangkap Karena tasydid ditulis rangkap:

َ‫ُمتَ َع ِّد َدة‬ Ditulis muta‘addidah


‫ِع َّدة‬ Ditulis ‘iddah

3. Ta’ marbūtah di akhir kata


a. Bila dimatikan, ditulis h:

‫ِح ْك َمة‬ Ditulis Ikmah

‫ِج ْزيَة‬ Ditulis Jizyah


b. Bila Ta’ Marbūtah diikuti dengan kata sandang
“al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.

‫َك َرا َمة ااْل َوْ لِيَاء‬ Ditulis karāmah alauliyā’

‫زكاة الفطر‬ Ditulis zakāt al-fiṭr

َ Fathah A
ِ Kasrah I
ُ dhammah U

1 Fatḥah + alif Ditulis Ā


‫جاهلية‬ Ditulis Jāhiliyyah
2 Fatḥah + ya’ mati Ditulis Ā
‫تنى‬ Ditulis Tansā
3 Kasrah + ya’ mati Ditulis Ī
‫كريم‬ Ditulis Karīm
4 ḍammah + wawu mati Ditulis Ū
‫فروض‬ Ditulis Furūd

1 Fatḥah + ya’ mati Ditulis Ai


‫بينكم‬ Ditulis Bainakum
2 Fatḥah + wawu mati Ditulis Au
‫قول‬ Ditulis Qaul

7. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata,


dipisahkan dengan apostrof

‫أأنتم‬ Ditulis a’antum


‫اعدت‬ Ditulis u’iddat
‫لئن شكرتم‬ Ditulis la’in syakartum

8. Kata Sanding Alif + Lām


a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

‫القران‬ Ditulis al-Qur’ān


‫القياس‬ Ditulis al-Qiyās

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah

‫السماء‬ Ditulis al-samā’


‫الشمس‬ Ditulis al-syams

9. Penulisan kata-kata dalam rangkaian Ditulis menurut


bunyi atau pengucapannya.

‫ذوي الفروض‬ Ditulis zawi al-furūd


‫اهل السنة‬ Ditulis ahl al-sunnah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah Swt. memberikan rezeki kepada umat manusia


tidak hanya berupa harta, tetapi dapat berupa kesehatan,
kecerdasan, kebahagiaan, dan yang lainnya. Perlu diketahui
bahwasanya banyak amalan yang dapat dilakukan untuk
memperoleh rezeki salah satunya ialah bersedekah. Sedekah
merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Swt.
Sedekah dapat membuka pintu rezeki umat manusia. Sekecil
apapun orang bersedekah dengan niat yang ikhlas karena
Allah, maka Allah pun akan membalasnya berlipat ganda dari
apa yang disedekahkan.

Menurut Thobroni dalam buku Mukjizat Sedekah,


orang yang gemar bersedekah adalah mereka yang memahami
arti kehidupan dalam hidupnya. Di dalam rumus hidupnya,
orang yang gemar bersedekah lebih memahami makna
pentingnya berbagi bagi sesama, daripada suka menuntut dan
meminta yang seringkali bukan haknya. Orang yang kaya
mendapatkan kemudahan dan kesempatan yang luas dari Allah
untuk mengeluarkan sebagian hartanya bagi orang-orang yang

12 | S e d e k a h
membutuhkan. Sedekah akan membuat amalan ibadah mereka
semakin lengkap di mata Allah Swt., dan semakin sempurna
untuk kehidupan sosialnya di tengah masyarakat luas.

Namun perlu diketahui juga, bahwasanya sedekah dapat


menghapus amal ibadah umat bila niat awalnya salah. Seperti,
ketika niat awal hanya ingin dilihat oleh orang lain supaya
terlihat seperti orang yang dermawan, baik hati, dan seakan-
akan peduli kepada sesama itu dapat menimbulkan
kesombongan pada diri manusia dan pada akhirya timbul sifat
riya’. Sifat riya’ merupakan salah satu penyakit hati yang ada
pada diri manusia, yaitu ingin terlihatnya sesuatu kebaikan
yang dilakukan oleh orang lain sehingga orang lain memuji apa
yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, ketika hamba Allah
mendapatkan rezeki yang lebih dan berniat untuk bersedekah,
maka hal yang paling utama mereka lakukan ialah perbaiki
niat. Niatkan sedekah tidak lain adalah untuk menunjukkan
rasa syukur hamba kepada Allah Swt. atas rezeki yang telah
diberi oleh-Nya.

Terkait dengan hal tersebut, adapun yang menjadi


konsentrasi saya dalam penulisan ini adalah membahas tentang
shodaqoh dalam beberapa sudut pandang hadits.hal ini
dikarenakan terdapat Sebagian orang yang beranggapan

13 | S e d e k a h
bahawa sadaqah hanya berupa materi saja dan masih sedikit
orang yang mengamalakan shadqoh dalam kehidupan sehari-
hari.

Jadi pembahasan shodaqoh berdasarkan hadits perlu


untuk dikaji lebih dalam, karena hadits adalah sumber kedua
dalam islam dan termasuk ilmu yang menyulitkan bagi umat
islam.oleh karena itu pembahasan tentang shodaqoh dalam
persfektif hadits ini sangat penting untuk dikaji sehingga dapat
memberikan gambaran dan tidak memunculkan lagi keraguan
bagi umat islam yang ingin melakukan ibadah shodaqoh.
Berdasarkan paparan diatas maka penulis dalam buku yang
ditulis ini memberi judul ”sedekah tidak akan mengurangi
kekayaanmu” .

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Peumusan

Hal yang teridentifikasi dalam penelitian ini terbagi


dalam berbagai masalah. Adapun masalah yang teridentifikasi
adalah:

1. Bagaimana al-Qur' an berbicara tentang sedekah?


2. Bagaimana hadis berbicara tentang sedekah?
3. Apa saja bentuk-bentuk sedekah itu?
4. Bagaimana pandangan ulama tentang sedekah?
5. Apakah pengaruhnya hadis-hadis mengenai sedekah
terhadap kaum muslimin? Pembatasan dan Perumusan
Masalah
14 | S e d e k a h
Dalam mengkaji dan menganalisa suatu masalah
diperlukan suatu pembatasan dan perumusan masalah guna
agar lebih jelas dan terarah pembahasan yang akan
diuraikan nanti. Adapun penelitian in memiliki beberapa
batasan masalah, diantaranya yaitu membahas hal-hal yang
berkenaan dengan sedekah, melakukan kritik hadis
terhadap enam tema hadis-hadis sedekah, dan
mengemukakan pandangan ulama tentang sedekah.

Hadis-hadis yang penulis kaji dibatasi pada kitab-


kitab hadis yang termasuk golongan Kutub altis’ah, tetapi
khusus untuk kitab sahih al- Bukhari dam sahih Muslim
tidak ada kajian lebih mendalam, tetapi penulis jadikan
keduanya penguat saja.

15 | S e d e k a h
BAB II

A. Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar.1


Maksudnya adalah bahwa orang yang suka bersedekah adalah
"orang yang benar pengakuan imannya". Dalam pengertian
para fuqaha', sedekah adalah suatu pemberian seorang
muslim kepada seseorang secara spontan dan sukarela tapa
dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu, serta suatu
pemberian yang bertujuan sebagai kebajikan yang mengharap
ridha Allah SWT dan pahala semata.2 Adapun menurut
terminologi syari’at, pengertian dan hukum sedekah sama
dengan infak. Akan tetapi, sedekah mencakup arti yang lebih
las dan menyangkut hal-hal yang bersifat nonmaterial.3

Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang


menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan
sedekah. Di antara ayat yang dimaksud salah satunya adalah
firman Allah SWT yang berbunyi :

1
Ahmad Warso al-Munawir, Kamus Arab Indonesia Terlengkap
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 77.
2
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 (Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1996), h 259
3
PAl-Furgan Hasbi, 125 Masalah Zakat (Solo: Tiga Serangkai,
2008), h. 19.
ْ ‫“ل َحبَّ ٍة اَ ۢ ْنبَت‬ ‫هّٰللا‬
‫َت َس“ ْب َع‬ ِ َ‫َمثَ ُل الَّ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ اَ ْم َوالَهُ ْم فِ ْي َس“بِ ْي ِل ِ َك َمث‬
ُ ‫ف لِ َم ْن ي ََّش“ ۤا ُء ۗ َوهّٰللا‬ ُ ‫ُض“ ِع‬ٰ ‫َسنَابِ َل فِ ْي ُك“ ِّل ُس“ ۢ ْنبُلَ ٍة ِّماَئةُ َحبَّ ٍة ۗ َوهّٰللا ُ ي‬
‫اس ٌع َعلِ ْي ٌم‬
ِ ‫َو‬
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di
jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur)
sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan
(pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi
Maha Mengetahui.”
Ayat ini berkaitan dengan peristiwa Utsman bin Affan
dan Abdurrahman bin ‘Auf. Ketika itu, Rasullullah S.A.W
menganjurkan kepada semua orang untuk mendermakan
hartanya untuk kepentingan membiayai perang tabuk. Maka
Abdurrahman bin ‘auf dengan membawa empat ribu dirham
untuk pribadi dan keluarga, sedangkan empat ribu lainnya
disedekahkan di jalan Allah SWT. Maka Rasullullah berkata
kepadanya “ mudah-mudahan Allah memberikan berkah
dirham yang kamu sisakan dan memberkahi juga dirham yang
kamu sedekahkan”.4

Demikian kisah para sahabat yang tanpa pamrih


mendermakan hartanya yang semata-mata hanya
mengharapkan ridha Allah SWT. Mereka sama sekali tidak

4
Ahmad Zacky el- Shafa, Membuka 10 Pintu Rizki; Kiat Sukses
Menjadi Kaya Secara Islami, (Surabaya, Delta Prima Press, Cet IV,
2011), 121.

17 | S e d e k a h
takut miskin, sebab mereka yakin bahwa dengan bersedekah,
hidup menjadi semakin berkah, rizkipun bertambah.
Sementara manusia yang hidup di era globalisasi ini justru
enggan bersedekah, lantaran secara matematik mereka
berpikir akan mengalami kerugian karena hartanya berkurang.

Seiring perkembangan zaman, dekadensi akhlaq


bangsa semakin memburuk, Para pengusaha yang tamak akan
pencapaian profitabilitas usaha, menjadikan mereka kikir
untuk mendermakan sebagian hartanya, terutama dalam
bersedekah. Dimana cakupan sedekah lebih luas dari sekedar
zakat maupun infaq. Karena sedekah tidak hanya berarti
mengeluarkan atau mendermakan harta. Namun sedekah
mencakup segala amal atau perbuatan baik. Sedekah
dilakukan sebagai wujud kecintaan hamba terhadap nikmat
Allah yang telah diberikan kepadanya, sehingga seorang
hamba rela menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan
agama baik dalam rangka membantu sesama maupun
perjuangan dakwah Islam.

Masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya


beragama Islam, sedekah sudah seharusnya menjadi
kewajiban yang ditunaikan oleh setiap muslim. Sedekah
merupakan ibadah yang mempunyai dimensi ganda, yaitu

18 | S e d e k a h
horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkaitan dengan
bentuk dan pola hubungan antar manusia, sedangkan dimensi
vertikal berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan.

Dalam agama Islam khususnya, sedekah merupakan


amal ibadah yang sangat dianjurkan dan banyak manfaatnya,
termasuk dalam menjalankan usaha. Secara nalar manusia,
sedekah adalah mengeluarkan uang. Dengan demikian maka
secara kasat mata, uang kita akan berkurang. Namun
berkurang tidak akan membuat seseorang jatuh miskin dan
mengalami kerugian, justru sebaliknya, uang yang
dikeluarkan untuk bersedekah akan mendatangkan manfaat,
karena sesuai janji Allah SWT bahwa orang yang selalu
mengeluarkan sedekah hartanya, maka sebenarnya ia tidak
sedang merugi, karena Allah akan menggantinya berkali-kali
lipat dari jumlah sedekah yang dikeluarkannya. Sedekah
merupakan unsur Ilahi yang tidak dapat dilogikakan oleh akal
semata. Akan tetapi, keajaiban sedekah mampu memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan kesuksesan.

B. Sejarah dan Dasar Hukum Sedekah

Sedekah yang bersifat sukarela pertama kali


ditetapkan di Mekah dengan nama zakat. Kemudian di

19 | S e d e k a h
Medinah diperkenalkan dengan istilah sedekah.5 Pijakan
disyariatkan dan dianjurkan sedekah dapat ditemukan dalam
beberapa ayat al-Qur'an dan hadits. Berikut ini sebagian dasar
dari disyari'atkannya dan dianjurkannya sedekah dari al-Qur'
an:

a. Al-Anbiya’ (21) : 73

ِ ‫َو َج َع ْل ٰنهُ ْم اَ ِٕى َّمةً يَّ ْه ُدوْ نَ بِا َ ْم ِرنَا َواَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخي ْٰر‬
‫ت َواِقَا َم‬
‫الص َّٰلو ِ“ة َواِ ْيت َۤا َء ال َّز ٰكو ۚ ِة َو َكانُوْ ا لَنَا‬
ٰ
َ‫ۙ عبِ ِد ْين‬
“Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk atas perintah Kami dan Kami
mewahyukan kepada mereka (perintah) berbuat
kebaikan, menegakkan salat, dan menunaikan zakat,
serta hanya kepada Kami mereka menyembah.”6
b. Al-Mu’minun (23) : 4
َ‫ۙ والَّ ِذ ْينَ هُ ْم لِل َّز ٰكو ِة ٰف ِعلُوْ ن‬
َ
“Orang-orang yang menunaikan zakat”

c. Al-Rum (30) : 39
۟
ِ َّ‫َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن رِّ بًا لِّيَرْ بُ َوا فِ ْٓي اَ ْم َوا ِل الن‬
‫اس فَاَل يَرْ بُوْ ا‬

5
Tim Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Tanggung Jawab
Sosial (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur an, 2011), h. 397.
6
Tim Syaamil al-Qur an, Syaamil al-Qur 'an Miracle The
Reference (Bandung: PT Sygma Publishing, 2010), h. 653.

20 | S e d e k a h
‫ع ْن َدهّٰللا ومٓا ٰاتَ ْيتُم م ْن ز َٰكو ٍة تُر ْي ُدوْ نَ وجْ ه هّٰللا‬
ِ َ َ ِ ِّ ْ َ َ ِ ِ
ٰۤ ُ
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُوْ ن‬ ‫فَا‬
“Riba yang kamu berikan agar berkembang pada
harta orang lain, tidaklah berkembang dalam
pandangan Allah. Adapun zakat yang kamu berikan
dengan maksud memperoleh keridaan Allah, (berarti)
merekalah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya).”
d. Al-Mujadalah (58) : 13
ٍ ۗ ‫صد َٰق‬
‫ت فَا ِ ْذ لَ ْم‬ َ ‫َءاَ ْشفَ ْقتُ ْم اَ ْن تُقَ ِّد ُموْ ا بَ ْينَ يَ َديْ نَجْ ٰوى ُك ْم‬
‫َاب هّٰللا ُ َعلَ ْي ُك ْم فَاَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا‬ َ ‫تَ ْف َعلُوْ ا َوت‬
َ‫ال َّز ٰكوةَ َواَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗ ۗ َوهّٰللا ُ خَ بِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬

“Apakah kamu takut (menjadi miskin) jika
mengeluarkan sedekah sebelum (melakukan)
pembicaraan rahasia dengan Rasul? Jika kamu
tidak melakukannya dan Allah mengampunimu,
tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.”

e. Al-Baqarah (2) : 245

ٰ ‫َم ْن َذا الَّ ِذيْ يُ ْق ِرضُ هّٰللا َ قَرْ ضًا َح َسنًا فَي‬
‫ُض ِعفَهٗ لَ ٗ ٓه‬
ۖ
ُۣ ‫اَضْ َعافًا َكثِي َْرةً َۗوهّٰللا ُ يَ ْقبِضُ َويَب‬
َ‫ْصطُ َواِلَ ْي ِه تُرْ َجعُوْ ن‬
“Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik
kepada Allah. Dia akan melipatgandakan
(pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-

21 | S e d e k a h
kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

f. Al-Mujadalah (58) : 12

َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا ن‬


َ‫َاج ْيتُ ُم ال َّرسُوْ َل فَقَ ِّد ُموْ ا بَ ْين‬
‫طهَ ۗ ُر فَا ِ ْن‬ َ ِ‫ص َدقَةً ٰۗذل‬
ْ َ‫ك َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم َوا‬ َ ‫يَ َديْ نَجْ ٰوى ُك ْم‬
‫لَّ ْم تَ ِج ُدوْ ا فَا ِ َّن هّٰللا َ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu
(ingin) melakukan pembicaraan rahasia dengan
Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah
(kepada orang miskin) sebelum (melakukan)
pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu dan lebih
bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan
(apa yang akan disedekahkan), sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
g. Al-Taubah (9) : 79

ِ ‫الص““د َٰق‬
‫ت‬ َّ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَ ْل ِم““ ُزوْ نَ ْال ُمطَّ ِّو ِع ْينَ ِمنَ ْال ُم““ ْؤ ِمنِ ْينَ فِى‬
ُ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ِج ُدوْ نَ اِاَّل ُج ْه َدهُ ْم فَيَ ْس َخرُوْ نَ ِم ْنهُ ْم ۗ َس ِخ َر هّٰللا‬
‫ِم ْنهُ ْم ۖ َولَهُ ْم َع َذابٌ اَلِ ْي ٌم‬
“Orang-orang (munafik) yang mencela orang-orang
beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela,
(mencela) orang-orang yang tidak mendapatkan
(untuk disedekahkan) selain kesanggupannya, lalu
mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka
dan bagi mereka azab yang sangat pedih.”
h. An-Nisa’ (4) : 114

22 | S e d e k a h
‫ص َدقَ ٍة‬َ ِ‫۞ اَل َخ ْي َر فِ ْي َكثِي ٍْر ِّم ْن نَّجْ ٰوىهُ ْم اِاَّل َم ْن اَ َم َر ب‬
َ ِ‫اس َو َم ْن يَّ ْف َعلْ ٰذل‬
‫ك‬ ِ ۗ َّ‫ح بَ ْينَ الن‬
ٍ ۢ ‫ف اَوْ اِصْ اَل‬ ٍ ْ‫اَوْ َم ْعرُو‬
‫ت هّٰللا ِ فَ َسوْ فَ نُْؤ تِ ْي ِه اَجْ رًا َع ِظ ْي ًما‬
ِ ‫ضا‬َ ْ‫ا ْبتِغ َۤا َء َمر‬
“Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan
rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia)
orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat)
kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Siapa yang berbuat demikian karena
mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan
kepadanya pahala yang sangat besar.”
Dari beberapa ayat tersebut, secara jelas dapat di
tangkap sejumlah pesan antara lain bahwa anjuran sedekah
sudah Allah berikan kepada kaum muslimin sejak di Mekah
dengan istilah zakat. Buktinya adalah ayat yang kesatu
sampai ketiga diatas adalah termasuk salah satu ayat-ayat
Makkiyah, yang mana salah satu pokok-pokok kandungannya
yaitu bagi yang memiliki harta benda diperintahkan supaya
mau mengeluakan zakat dan menyampaikannya kepada
orang-orang yang berhak menerimanya, sebab dengan zakat
tersebut menolong saudara-saudaranya yang kekurangan dan
kesukaran.

Dan dengan zakat pula akan dapat menenteramkan


masyarakat serta berani berkorban untuk membela agama

23 | S e d e k a h
Tuhan.7 Dan perintah zakat ini ditanggapi positif oleh umat
Islam ketika itu, sehingga tidak sedikit dari para sahabat Nabi
yang ikhlas mengeluarkan hartanya, demi mengharap ridha
Allah SWT. Apalagi ketika itu, praktek riba sudah banyak
berkembang di masyarakat Mekah. Sehingga zakat adalah
solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan dan kesukaran
hidup.

Berikut ini sebagian dasar dari disyari'atkannya dan


dianjurkannya sedekah dari Hadits :

a. Hadits diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Anshary

،ُ‫ ُكنَّانُ َحا ِم“ ل‬:‫بالص“ َدقَ ِة ق““ا َل‬


َّ ‫ ُأ ِمرْ نَ““ا‬:‫ قا َل‬،‫ع َْن َأبِي َم ْسعُو ٍد‬
ٌ “‫ َو َج“ ا َء إ ْن َس‬:‫ق““ا َل‬،‫اع‬
‫ان‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ف‬ِ ْ‫يل بنِص‬ ٍ ِ‫ق َأبُو َعق‬ َ ‫قا َل فَت‬
َ ‫َص َّد‬
‫إن هَّللا َ لَ َغنِ ٌّي عن‬َّ : َ‫ فَق““ا َل ال ُمنَ““افِقُون‬،‫““ر من““ه‬ َ َ‫بش““ي ٍء َأ ْكث‬
:‫ت‬ ْ َ‫ فَنَ “ َزل‬،‫ َوم““ا فَ َع“ َل ه““ذا اآل َخ“ ُر إاَّل ِريَ““ا ًء‬،‫ص “ َدقَ ِة ه““ذا‬ َ
َّ ‫{الَّ ِذينَ يَ ْل ِم“ ُزونَ ال ُمطَّ ِّو ِعينَ ِمنَ ال ُم“ ْؤ ِمنِينَ في‬
ِ ‫الص“ َدقَا‬
‫ت‬
}‫َوالَّ ِذينَ ال يَ ِج ُدونَ إاَّل ُج ْه َدهُ ْم‬
"Diriwayatkan dari Abu Mas'ud ra., ia berkata: Kami
diperintahkan bersedekah. Kata Abu Mas'ud: Kami
merasa tidak mampu cuma (bersedekah sekadarnya).
Aqil menyedekahkan setengah gantang makanan
Kemudian ada orang lain datang menyedekahkan
lebih banyak dari itu. Lalu orang-orang munafik
mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak
7
"Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw,
Jilid 1 (Jakata: Gema Insani, 2001), h. 412.

24 | S e d e k a h
membutuhkan ini, dan tidaklah orang lain melakukan
ini kecuali untuk dipamerkan. Maka turunlah ayat
(yang artinya): "Orang-orang munafik yaitu orang-
orang yang mencela orang-orang mukmin yang
memberikan sedekah dengan sukarela dan mencela
orang- orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk
disedekahkan) kecuali sekedar kesanggupannya". (HR
Muslim - Shahih)8
Biografi Mufasir :
Uqba ibn Amr al-Ansari juga dikenal dengan
kunya Abu Mas'ud adalah seorang Ansari pendamping
Muhammad . Dia adalah seorang perawi hadits
terkemuka , dikutip dalam Sahih Bukhari , sumber
Hadits paling terkemuka di kalangan Muslim Sunni.
Dia dilaporkan meriwayatkan 102 hadits atau lebih.
Uqba milik Madinah dan termasuk di antara mereka
yang hadir dalam Ikrar al-Aqaba dan berjanji bahwa
mereka akan melindungi Utusan Allah dengan
mengorbankan nyawa mereka. Dia mengambil bagian
dalam semua pertempuran dengan Nabi dan dikatakan
telah berperang dengan gagah berani.
Uqba menentang pemberontakan Kufan
melawan Utsman ( memerintah 644–656 ), khalifah
ketiga dari Kekhalifahan Rashidun . Pengganti
Utsman, Ali ( memerintah 656–661 ) mengangkat
Uqba sebagai gubernur Kufah . Setelah itu, Uqba
menikahkan putrinya Ummu Bashir dengan Hasan
putra Ali . Sejarawan modern Wilferd Madelung
menyatakan bahwa Ali berharap untuk memperkuat
hubungannya dengan Uqba. Hasan dan Ummu Bashir
8
"Imam al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim. Penerjemah
Achmad Zaidun (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), h 308-309

25 | S e d e k a h
memiliki dua (atau mungkin tiga) anak dari Ummu
Bashir, dengan putra sulung mereka Zayd, putrinya
Umm al-Husain. Juga diyakini bahwa pasangan
tersebut memiliki putri lain bernama Umm al-Hasan.
b. Hadits diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَيْ““ ِه‬


َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬
ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬ َ َ‫ب ق‬ ٍ ‫ارثَةَ ْبنَ َو ْه‬ ِ ‫ع َْن َح‬
‫“ان يَ ْم ِش“ي‬ ٌ “‫ فَِإنَّهُ يَ“ْأتِي َعلَ ْي ُك ْم َز َم‬،‫َص“ َّدقُوا‬َ ‫ ت‬:ُ‫َو َس“لَّ َم يَقُ““ول‬
ْ‫ لَ““و‬:ُ‫ يَقُ““و ُل ال َّر ُج“ ل‬.‫ص َدقَتِ ِه فَالَ يَ ِج“ ُد َم ْن يَ ْقبَلُهَ““ا‬
َ ِ‫ال َّر ُج ُل ب‬
‫ فََأ َّما ْاليَوْ َم فَالَ َحا َجةَ لِي بِهَا‬،‫س لَقَبِ ْلتُهَا‬ِ ‫ِجْئتَ بِهَا بِاَأل ْم‬
"Diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb r.a: Aku
pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,
"Segerakanlah sedekah, jangan ditunda hingga
datang suatu zaman ketika seorang harus berkeliling
untuk memberikan apa yang akan disedekahkannya
dan tidak menemukan seorang pun yang mau
menerimanya, dan orang (yang diminta untuk
menerima sedekah itu) akan berkata, "Seandainya kau
datang kemarin pasti aku akan menerimanya, adapun
hari ini aku tidak membutuhkannya." (HR al-Bukhari
- Shahih)9

c. Hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah

ِ‫“رةَ َرض““ي هللا عن “هُ ق““ال ق““ا َل َر ُس “و ُل هللا‬ َ “‫ع َْن َأبي هُ َر ْي‬
‫ب‬ٍ “‫ق بِ َع ْد ِل تَ ْم َر ٍة ِم ْن َك ْس‬ َ ‫صلى هللا عليه وسلم ( َم ْن ت‬
َ ‫َص َّد‬
َ ‫الل) َوال يَ ْقبَ ُل هللاُ ِإالّ الطَّي‬
‫ِّب فَِإ َّن هللاُ يَ ْقبَلُهَا‬ ٍ ‫ب (َأي َح‬ ٍ ِّ‫طَي‬

9
Imam al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari. Penerjemah
Cecep Samsyul Hari (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), h. 285.

26 | S e d e k a h
ِ ‫ْس ْال ُم َرا ُد بِهَا ْال ِجهَةَ َأ ِو ْال َج‬
‫ار َحةَ) ثُ َّم يُ َربِّيهَ““ا‬ َ ‫(ولَي‬َ ‫بِيَ ِمينِ ِه‬
)‫احبِهَا َك َما ي َُربِّي َأ َح ُد ُك ْم فَلُ َّوهُ َحتَّى تَ ُكونَ ِم ْث َل ْال َجبَ ِل‬
ِ ‫ص‬َ ِ‫ل‬
"Diri wayatkan dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah Saw
pernah bersabda, "Apabila seseorang memberikan
sedekah yang setara dengan sebuah kurma yang
diperoleh dengan harta (uang) yang baik dan Allah
hanya menerima sedekah yang dikeluarkan dari harta
yang baik, Allah akan menerima sedekah itu dengan
Tangan-Nya (yang kanan) dan kemudian
menambahkan pahala kepada orang itu, sebagaimana
siapa pun dari kamu yang membesarkan bayi kudanya,
sedemikian besarnya schingga menjadi sama besarnya
dengan sebuah gunung." (HR al Bukhari - Shahih)10
Biografi Perawi :
Abu Hurairah dilahirkan tahun 19 sebelum
Hijriyah. Nama Beliau sebelum memeluk Islam
tidaklah diketahui dengan jelas, tetapi pendapat yang
masyhur adalah Abdusy Syam. Sedangkan nama Islam
nya yaitu Abdur-Rahman. Beliau berasal dari qabilah
Al-dusi di Yaman. Beliau memeluk Islam pada tahun
ke 7 Hijriyah ketika Rasulullah Berangkat menuju
Khaibar. Ketika itu, ibunya belum menerima Islam
bahkan menghina Rasulullah. Abu Hurairamenemui
Rasulullah, meminta beliau berdo’a agar ibunya masuk
Islam. Kemudian Abu Hurairah kembali menemui

10
Al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari, h. 285.

27 | S e d e k a h
ibunya lalu mengajaknya masuk Islam. Ternyata
ibunya telah berubah pikiran dan bersedia masuk Islam.

‫الص “ديق رض““ي هَّللا عنهم““ا‬ ّ ‫“ر‬ ٍ “‫ت َأبي بك‬ ِ ‫وعن َأس““ما َء بن‬
ِ “‫ ال تُ““و ِكي فيُ““و َكى علي‬:‫ قَ““ا َل لي رس““و ُل هَّللا ﷺ‬:‫ق““الت‬
‫ك‬
‫ص““ي‬ِ ْ‫ َوال تُح‬،‫ض ِحي‬ ِ ‫ َأو ا ْن‬،‫ َأو ا ْنفَ ِحي‬،‫وفي رواي ٍة َأ ْنفِقِي‬
‫ك‬ِ ‫ َوال تُو ِعي فيُو ِع َي هَّللا ُ َعلَ ْي‬،‫يك‬ ِ َ‫ص َي هَّللا ُ َعل‬
ِ ْ‫فَيُح‬
“Asma' binti Abu Bakar r.a. berkata: Rasulullah Saw
berpesan kepadaku: Jangan selalu kau menutupi
kepunyaannmu, maka Allah akan menutupi rezekimu.
Dalam lain riwayat: belanjakanlah dan
bersedekahlah dan jangan kau hitung, supaya Allah
jangan menghitung padamu dan jangan kau takar,
niscaya Allah akan membatasi padamu." (HR al-
Bukhari dan Muslim – Muttafaqun ‘laih)11
Biografi Perawi :
Asma adalah saudari istri Rasulullah, Aisyah
RA, namun berbeda ibu. Ia adalah saudara kandung
Abdullah bin Abu Bakar. Putri Abu Bakar itu
termasuk salah satu wanita di Kota Makkah yang
pertama masuk Islam. Setelah 17 sahabat mengucap
dua kalimah syahadat, Asma pun kemudian membaiat
Rasulullah SAW. Pengabdian dan pengorbanan Asma
membela agama Allah SWT begitu besar. Tak heran

11
Salim Bahreisi, Tarjamah Riyadhus Salihin (Bandung: PT al-
Ma'arif, 1978), h. 463.

28 | S e d e k a h
jika ia digelari ''Dzatun Nithaqaini'' (wanita yang
memiliki dua selendang).
Alkisah, ketika Rasulullah SAW dan Abu
Bakar bersiap-siap untuk hijrah di malam hari, dengan
penuh kecintaan terhadap Islam dan Rasul-nya, ia
menyobek selendangnya menjadi dua helai, Helai
pertama digunakannya untuk menutupi tempat makan
atau bekal Rasulullah SAW dan sisanya untuk
menutupi kepalanya. Ketika terjadi peperangan antara
kaum Muslimin dan penduduk Syam, mereka
mengolok-olok putra Asma bernama Abdulah Ibnu
Zubair dengan julukan "Dzatun Nithaqaini".

C. Kewajiban dan Bentuk-Bentuk sedekah

‫“ال َعلَى‬ َ ‫ع َْن َأبِي ُمو َسى ع َْن النَّبِ ِّي‬


َ “َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس “لَّ َم ق‬
‫إن لَ ْم يَ ِج“ ْد قَ“ا َل يَ ْعتَ ِم“ ُل بِيَ َديْ“ ِه‬ ْ ‫يل َأ َرَأيْت‬ َ ِ‫ص َدقَةٌ ق‬َ ‫ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
‫ين‬ ُ ‫إن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع ؟ قَ““ا َل يُ ِع‬ ْ ‫ق قَا َل َأ َرَأيْت‬ َ َ‫فَيَ ْنفَ ُع نَ ْف َسهُ َويَت‬
ُ ‫ص َّد‬
‫إن لَ ْم يَ ْس“تَ ِط ْع ؟‬ ْ ‫ َأ َرَأيْت‬: ُ‫ُوف قَ““ا َل قِي“ َل لَ“ه‬ ِ ‫َذا ْال َحا َج ِة ْال َم ْله‬
ْ ‫ َأ َرَأيْت‬: ‫ُوف َأوْ ْالخَ ي ِْر قَ““ا َل‬
ْ‫إن لَ ْم يَ ْف َع““ل‬ ِ ‫ يَْأ ُم ُر بِ ْال َم ْعر‬: ‫قَا َل‬
} ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫ك ع َْن ال َّش ِّر فَِإنَّهَا‬ ُ ‫ يُ ْم ِس‬: ‫قَا َل‬

29 | S e d e k a h
Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Abdil al-
A'la, ia berkata telah menceritakan kepada kami Khalid,
a berkata telah menceritakan kepada kami Syu'bah, a
berkata telah mengabarkan kepadaku bin Abu Burdah ia
berkata, aku mendengar ayah bercerita dari Abi Musa
dari Nabi Saw beliau bersabda: Kewajiban setiap orang
Islam bersedekah. Ada orang yang bertanya:Bagaimana
pendapat engkau, kalau dia tidak memperoleh (apa yang
disedekahkannya)? Beliau menjawab: bekerja dengan
tangannya lalu dimanfaatkannya (hasil kerjanya) untuk
dirinya dan disedekahkan. Ditanyakan: Bagaimana
pendapat engkau kalau dia tidak sanggup? Belau
menjawab: Ditolongnya orang berkepentingan yang
memerlukan bantuan. Ditanyakan: Bagaimana pendapat
engkau, kalau dia tidak sanggup? Nabi menjawab: Dia
menyuruh mengerjakan perbuatan baik. Ditanyakan:
Bagaimana pendapat engkau, kalau itu tidak bisa
diperbuatnya? Beliau menjawab: Menghentikan berbuat
kejahatan dan sesungguhnya itu merupakan sedekah.
(HR. Muslim- hadits Shahih)12

Biografi perawi:

Abì Mûsa disini adalah Abì Mûsa al-'Asy'ari yang


mempunyai nama lengkap 'Abdullah bin Qais bin Sulaim bin
Hadar bin Harb bin Amir bin al-Asy'ari. Para ulama berbeda
pendapat terhadap tahun wafatnya Abû Mûsa al-Asy'ari, akan
tetapi menurut al-Dzahabi dan Abu Nu'aim bahwa Abû Mûsa
meninggal pada bulan Dzulhijjah tahun 44 H. Adapun guru-
12
Salim Bahreisi, Tarjamah Riyadhus Salihin (Bandung: PT al-
Ma'arif, 1978), h. 463.

30 | S e d e k a h
gurunya yaitu Nabi Muhammad Saw, 'Abdullah bin Mas'ad.
"Ali bin Abi Thâlib, Umar bin Khattäb, dan Abû Bakar al-
Shiddìq.

Sedangkan murid-muridnya yaitu Anas bin Mâlik al-


Anshari, al-Hasan al- Bashri, Abû Burdah bin Abì Mûsa, dan
Abû 'Ubaidah bin "Abdullah bin Mas'âd. Pernyataan kritikus
hadis tentang Abû Mûsa al-Asy'ari: Ibnu al-Madìnì
menilainya dengan hakim umat ada empat yaitu Umar, 'Ali,
Abû Mâsa, dan Zaid bin Tsâbit, dan al-Dzahabi menilainya
dengan seorang ahli ibadah, zuhud, dan ahli puasa.13

Hadits yang mendukung atau melengkapi hadits di


atas,

‫ قَا َل َر ُس “و ُل هللاِ ص““لى هللا‬:‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ رضي هللا عنه قَا َل‬
‫َطلُ“ ُع‬ ْ ‫“وم ت‬
ٍ َ‫ص“ َدقَةٌ ُك“لُّ ي‬ َ ‫اس َعلَ ْي ِه‬ ِ َّ‫ ُكلُّ ُسالَ َمى ِمنَ الن‬:‫عليه وسلم‬
‫ َوتُ ِعي ُْن ال َّر ُج“ َل فِي دَابَّتِ “ ِه‬،ٌ‫ص “ َدقَة‬ َ ‫ تَ ْع“ ِد ُل بَ ْينَ ْاثنَ ْي ِن‬: ُ‫فِ ْي ِه ال َّش ْمس‬
ُ‫ َو ْال َكلِ َم“ ةُ الطَّيِّبَ “ة‬،ٌ‫ص َدقَة‬ َ ُ‫فَتَحْ ِملُه َعلَ ْيهَا َأوْ تَرْ فَ ُع لَهُ َعلَ ْيهَا َمتَا َعه‬
‫ َوتُ ِم ْيطُ اَأل َذى‬،ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫ط َو ٍة تَ ْم ِش ْيهَا ِإلَى الصَّال ِة‬ ْ ‫ َوبِ ُكلِّ ُخ‬،ٌ‫ص َدقَة‬ َ
ْ ٌ
ِ ‫ َر َواهُ البُ َخ‬.‫ص َدقَة‬
‫اريُّ َو ُم ْسلِ ٌم‬ َ ‫ْق‬ َّ
ِ ‫َع ِن الط ِري‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Setiap
persendian dari manusia itu ada sedekahnya pada setiap hari
13
Syams al-Din Muhammad bin Ahmad bin 'Utsman al-Dzahabi,
Siyar A'lam al-Nubalà", Jilid 2 (Riyadh: Bait al-Afkâr al-Dauliyah, t.t.), h.
2457-2459

31 | S e d e k a h
yang matahari terbit padanya. Berbuat adil antara dua orang
adalah sedekah, menolong seseorang dalam urusan
kendaraannya membantunya agar bisa menaiki
kendaraannya atau engkau angkatkan barang-barangnya ke
atas kendaraannya itu juga sedekah. Sebuah ucapan yang
baik adalah sedekah, setiap langkah yang kamu ayunkan
menuju tempat shalat adalah sedekah dan engkau
menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah”. (HR.
Bukhari dan Muslim – Muttafaqun ‘alaih)14
Hadis di atas menyatakan bahwa syariat Islam
mendorong untuk memberi sedekah setiap hari atas nama ruas
sendi dan yang termasuk sedekah adalah berlaku adil,
menolong seseorang yang memerlukan pertolongan,
menuturkan kata-kata yang baik, melangkah ke tempt shalat,
dan menghilangkan kotoran dari jalan raya.15

D. Penerima Sedekah

Sedekah dianjurkan kepada setiap orang yang beriman,


baik miskin maupun kaya, baik orang yang kuat maupun
orang lemah, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang
muda maupun yang tua, baik yang lapang rezekinya maupun
yang sempit, baik yang bakhil maupun yang dermawan.16
14
Abi ‘Abdullah Muhammad bin Ismà'il al-Bukhâri, Sahih al-
Bukhâri (Beirut: Dar ibn Katsir, 2002), h. 713
15
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Mutiara Hadis 4
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003), h. 113.
16
Reza Pahlevi Dalimunthe, 100 Kesalahan dalam Sedekah
(Jakarta: PT AgroMedia Pustaka, 2010), h. 13

32 | S e d e k a h
Dari segi penerima, sedekah dapat diterima siapa saja dengan
skala prioritas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penerima
sedekah, karena tidak ada batasan yang mengatur didalamnya.

Akan tetapi, orang yang paling layak menerima sedekah


seseorang adalah anaknya, keluarga, dan kerabatnya. Tidak
boleh ia bersedekah kepada orang lain, jika yang akan
disedekahkan itu diperlukannya sebagai nafkah hidup dirinya
dan keluarganya. Rasulullah Saw bersabda :

‫ص“لَّى‬ َ ِ ‫ َأ َّن َر ُس“و َل هَّللا‬:‫ض“ َي هَّللا ُ َع ْنهُ َم““ا‬ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُع َم َر َر‬
‫ فَ ْاليَ ُد ْالع ُْليَ““ا‬.‫ ْاليَ ُد ْالع ُْليَا َخ ْي ٌر ِم ْن ْاليَ ِد ال ُّس ْفلَى‬:‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
.ُ‫ َوال ُّس ْفلَى ِه َي السَّاِئلَة‬،ُ‫ِه َي ْال ُم ْنفِقَة‬
Dari Abdullah ibn Umar ra: Bahwa Rasulullah saw
bersabda: Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan
yang di bawah. Tangan yang diatas adalah yang memberi
(mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di bawah
adalah yang meminta (HR.Bukhari- hadits shahih)17
Biografi perawi :

Abdullah bin Umar bin Khattab atau lebih dikenal


dengan nama Ibnu Umar (wafat 73 H/692) adalah salah
seorang sahabat Nabi Muhammad saw dan merupakan
putra Khalifah Kedua. Ia masuk Islam pada usia 10 tahun
bersama ayahnya dan turut melakukan hijrah ke Madinah.
17
Al-Zabidi, Ringkasan Shahih al-Bukhari, h. 290

33 | S e d e k a h
Literatur Ahlusunnah menyebutkan ia seseorang yang
berkepribadian lemah dan berpikir sederhana, diantaranya
dengan mengeluarkan pendapat tidak bolehnya melakukan
protes terhadap penguasa dzalim.

Dari hadist di atas, disebutkan bahwa tangan di atas


lebih baik dari pada tangan di bawah. Yang bisa diartikan
dengan memberi itu lebih baik atau lebih mulia daripada
meminta. Secara khusus, Rasulullah SAW menganjurkan kita
untuk menjadikan tangan kita pergunakan untuk memberi dari
hasil keringat sendiri. Bahkan Rasulullah sendiri
menganjurkan kita untuk mencari nafkah dan membanting
tulang agar kita terhindar dari meminta-minta.

Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa


tangan ada empat, yang paling baik adalah tangan yang
memberi nafkah, kemudian tangan yang tidak meminta,
kemudian tangan yang mengambil tanpa meminta, dan tangan
yang paling rendah adalah tangan yang meminta-minta. Dan
seperti itu juga kondisi tangan yang mencegah atau tidak mau
berinfak, maka itu adalah tangan yang paling rendah.18

Hadist dari Abdullah Ibnu Umar menunjukkan bahwa


kita di ajarkan untuk menjaga diri, yaitu tidak meminta-minta
18
Al-Fathu hadits no. 1426

34 | S e d e k a h
kepada manusia. Dan apabila mengharuskan mengambil,
maka tidak mengambilnya kecuali dengan hati yang baik dan
tanpa meminta-minta dan tidak berlebihan.

E. Keutamaan Sedekah

Keutamaan sedekah yang terdapat dalam Al-Qur’an


sebagai berikut:

ٰ ‫ت َواَ ْق َرضُوا هّٰللا َ قَرْ ضًا َح َس“نًا ي‬


ُ ‫ُّض“ َع‬
‫ف‬ ِ ‫صد ِّٰق‬
َّ ‫ص ِّدقِ ْينَ َو ْال ُم‬
َّ ‫اِ َّن ْال ُم‬
‫لَهُ ْم َولَهُ ْم اَجْ ٌر َك ِر ْي ٌم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki
maupun perempuan, dan meminjamkan (kepada) Allah
pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya)
kepada mereka dan baginya (diberikan) ganjaran yang
sangat mulia (surga).” (QS al-Hadid (57): 18)
‫هّٰللا‬ َّ ‫ق هّٰللا ُ الر ِّٰبوا َويُرْ بِى ال‬
ٍ َّ‫ت ۗ َو ُ اَل ي ُِحبُّ ُك َّل َكف‬
‫ار اَثِي ٍْم‬ ِ ‫صد َٰق‬ ُ ‫يَ ْم َح‬
“Allah menghilangkan (keberkahan dari) riba dan
menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang
yang sangat kufur lagi bergelimang dosa.” (QS al-Baqarah
[2]: 267)
Keutamaan di dalam Hadits:

‫ص “لّى هللاُ َعلَ ْي“ ِه‬ َ ‫عن أبي هُريرة رض َي هَّللا ُ عنه َأ َّن رس““و َل هَّللا‬
ً‫ َو َم“ا زَا َد هَّللا ُ َعبْ“دا‬، ‫ص“ َدقَةٌ ِم ْن َم“ا ٍل‬ َ ‫ت‬ َ َ‫ « َما نَق‬: ‫و َسلَّم قال‬
ْ “‫ص‬
) ‫ض َع َأ َح“ ٌد هَّلل ِ ِإالَّ َرفَ َع“ هُ هَّللا ُ َع“ َّز وج “ َّل‬
َ ‫ َو َما ت ََوا‬، ً‫بِ َع ْف ٍو ِإالَّ ِع ّزا‬
(‫رواه مسلم‬

35 | S e d e k a h
Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah bersabda:
“Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi
banyaknya harta. TidaklahAllah itu menambahkan seseorang
akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah
pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan
diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia
akan diangkat pula darjatnya oleh Allah
‘Azzawajalla.* (Hadits Riwayat Muslim- hadits Shahih) 19

Perumpamaan keadaan yang sangat mengagumkan


dari orang-orang yang menafkahkan harta mereka dengan
tulus di jalan Allah adalah serupa dengan keadaan yang
sangat mengagumkan dari seorang petani yang menabur butir
benih. Sebutir benih yang ditanamnya menumbuhkan tujuh
butir, dan pada setiap butir terdapat seratus biji.20

Surat al-Saba (34) : 39

‫ق لِ َم ْن يَّ َش ۤا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ٖه َويَ ْق ِد ُر لَهٗ َۗو َمٓا‬ َ ‫قُلْ اِ َّن َرب ِّْي يَ ْب ُسطُ الر ِّْز‬
َ‫اَ ْنفَ ْقتُ ْم ِّم ْن َش ْي ٍء فَه َُو ي ُْخلِفُهٗ ۚ َوهُ َو َخ ْي ُر ال ٰ ّر ِزقِ ْين‬
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku
melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu
apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya.
Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.

19
Abu Muhammad •Abdullah bin "Abdurrahman bin al-Fadl bin
Bahram al-Dârimi. Sunan al-Dârimi, Juz 2 (Riyadh: Dâr al-Mughmi, t.t.),
h. 1042-1043.
20
M. Ouraish Shihab, Tafsir al Mishbah, Jilid 1 (Jakarta: Lentera Hati,
2002), h. 689-690

36 | S e d e k a h
Allah mengatur dan menetapkan perolehan rezeki
semata-mata karena kebijaksanaan-Nya dan karena itu kita
tidak perl terlalu risau menyangkut perolehan rezeki tidak
juga bersifat kikir dalam menafkahkannya karena barang apa
saja yang kita nafkahkan, maka Dia Yang Mahakuasa akan
menggantinya di dunia atau di akhirat, penggantian yang
serupa atau lebih baik darinya. Itu pun berdasar kehendak-
Nya. Dialah Yang Mahakaya dan Dialah pemberi rezeki yang
sebaik-baiknya.21 Rasulullah Saw bersabda:

َ ‫ص “لّى هللاُ َعلَ ْي“ ِه‬


‫وس “لَّم‬ َ ‫ي‬ َّ ‫عن أبي هريرةَ رضي هَّللا ُ عنه َأن الن““ب‬
‫ فَيق““و ُل‬، ‫ « َما ِم ْن يوْ ٍم يُصْ بِ ُح ْال ِعبَا ُد فِي ِه ِإالَّ ملَ َكا ِن يَ ْن““زال ِن‬: ‫قال‬
‫“ط‬ِ “‫ اللَّهُ َّم َأ ْع‬: ‫ ويَق““و ُل اآل َخ“ ُر‬، ً ‫“ط ُم ْنفِق “ا ً خَلف “ا‬
ِ “‫ اللَّهُ َّم َأ ْع‬: ‫َأح “ ُدهُما‬
ً ‫ُم ْم ِسكا ً تَلَفا‬
Dari Abu Hurairah Bahwasanya Nabi Saw bersabda: "Setiap
hari, dua malaikat turn ke bumi. Salah seorang dari mereka
berkata, "Ya Allah, gantilah harta orang yang bersedekah di
jalan-Mu (dengan rezeki yang lebih banyak)". Sedangkan
yang satunya lagi berkata, "Ya Allah, binasakanlah harta
orang yang menahan hartanya untuk disedekahkan." (HR al-
Bukhari)22
Hadis di atas menyatakan bahwa syara' mewajibkan
kita membelanjakan harta di jalan Allah dan bahwa para
21
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Jilid 10 (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 634
22
Imam al-Zabidi, Ringkasan Sahih al Bukhari. Penerjemah
Cecep Samsyul Hari (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), h. 292.

37 | S e d e k a h
malaikat memohon supaya harta yang kita nafkahkan itu
diganti Allah, sebagaimana mereka memohon supaya harta
orang yang kikir dibinasakan Allah.23

Dari uraian di atas diketahui bahwa hadis yang


berkenaan dengan keutamaan sedekah in sejalan dengan
petunjuk al-Qur'an, kandungannya tidak bertentangan dengan
hadis sahih lainnya, dan tidak bertentangan dengan sejarah
serta akal sehat. Maka penulis berkesimpulan bahwa hadis
diatas berkualitas sahih baik dari segi sanad maupun matan.

F. Waktu Bersedekah

Waktu bersedekah bebas kapan saja dan dimana saja.


Namun, ada keadaan- keadaan tertentu dari manusia yang
menjadi waktu primer untuk mengeluarkan sedekah, yaitu
waktu shat, waktu sedang kikir, waktu sedang takut miskin,
waktu sedang berharap kaya.? Sebagaimana dijelaskan dalam
hadis Nabi berikut:

‫صلَّى‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى النَّبِ ِّي‬ ِ ‫عن َأبي هُ َري َْرةَ َر‬
‫ال‬َ َ‫ص َدقَ ِة َأ ْعظَ ُم َأجْ رًا ق‬
َّ ‫ُول هَّللا ِ َأيُّ ال‬
َ ‫ يَا َرس‬: ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬
‫ص ِحي ٌح َش ِحي ٌح ت َْخ َشى ْالفَ ْق َر َوتَْأ ُم““ ُل ْال ِغنَى َوال‬ َ َ‫ق َوَأ ْنت‬ َ ‫َأ ْن ت‬
َ ‫َص َّد‬
ٍ ُ‫الن َك“ َذا َولِف‬
‫الن َك“ َذا َوقَ“ ْد‬ ٍ ُ‫َت ْالح ُْلقُ““و َم قُ ْلتَ لِف‬
ْ ‫تُ ْم ِه“ ُل َحتَّى ِإ َذا بَلَغ‬
ٍ ُ‫َكانَ لِف‬
‫الن‬
23
Hasbi ash-Shiddieqy, Mutiara Hadis 4, h. 115

38 | S e d e k a h
“Dari Abu Hurairah ra., dia berkata, Seseorang lelaki
mendatangi Rasulullah, dan bertanya, 'Wahai Rasulullah
apakah sedekah yang paling baik? Beliau menjawab, "Kamu
bersedekah ketika kamu sehat lagi kikir, kamu takut menjadi
miskin dan ingin kaya. Janganlah kamu menunda-nunda
sedekah hingga ajalmu telah sampai di tenggorokan,
sehingga sat itu kamu akan berkata, "Berikanlah kepada si
fulan begini dan kepada si fulan begitu, "dan ingatlah
sedangkan hartanya ketika itu memang untuk si fulan.” (HR.
Muslim- Shahih)24

‫ص“لَّى هللاُ َعلَ ْي“ ِه‬ َ ‫ض“ َي هللاُ َع ْن“هُ ع َِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫َام َر‬ ٍ ‫ع َْن َح ِكي ِْم ْب ِن ِحز‬
،ُ‫ َوا ْب“ َدْأ بِ َم ْن تَ ُع““وْ ل‬،‫الس“ ْفلَى‬ ُّ ‫ اَ ْليَ ُد ْالع ُْليَا َخ ْي ٌر ِمنَ ْاليَ ِد‬: ‫ال‬
َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬
‫ َو َم ْن‬،ُ‫ف يُ ِعفَّهُ هللا‬ ْ ِ‫ َو َم ْن يَ ْس “تَ ْعف‬،‫“ر ِغنًى‬ ِ “‫الص “ َدقَ ِة ع َْن ظَ ْه‬ َّ ‫َوخَ ْي ُر‬
ُ‫يَ ْستَ ْغ ِن يُ ْغنِ ِه هللا‬
Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu anhu, dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang
menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah
yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya.
Barang siapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan
menjaganya dan barang siapa yang merasa cukup maka
Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.” (HR. al-
Bukhâri dan Muslim - muttafaq ‘alaih)25
Biografi Perawi:

24
Al-Mundziri, Ringkasan Sahih Muslim, h. 306-307.

25
Abbas al-Maliki Hasan Sulaiman al-Nuri, Penjelasan Hukum-
hukum Syari 'at Islam, h. 1045.

39 | S e d e k a h
Hakim bin Hizam dilahirkan pada tahun 557 M,
dikota Mekkah, Arab Saudi dan meninggal pada tahun 674
M, di Madinah, Arab Saudi. Ayah Hizam ibn Khuwaylid dan
ibunya bernama Ramla bint az-Zubayr. Kakeknya Zubair bin
Awwam, neneknya Khuwailid bin Asad dan buyut nya
Awwam bin Khuwailid, Shafiyyah binti Abdul Muthalib,
Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushay.

ُ ‫ص “لَّى هَّللا‬
َ ‫ال َر ُج“ ٌل لِلنَّبِ ِّي‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل ق‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫َص“ َّد‬
‫ق‬ َ ‫ض“ ُل قَ“ا َل َأ ْن ت‬ َ ‫الص“ َدقَ ِة َأ ْف‬
َّ ُّ‫َعلَ ْي ِه َو َس“لَّ َم يَ“ا َر ُس“و َل هَّللا ِ َأي‬
ْ‫“ريصٌ تَْأ ُم“ ُل ْال ِغنَى َوت َْخ َش“ى ْالفَ ْق“ َر َواَل تُ ْم ِه““ل‬ ِ “‫ص“ ِحي ٌح َح‬ َ َ‫َوَأ ْنت‬
َ‫َت ْالح ُْلقُ““و َم قُ ْلتَ لِفُاَل ٍن َك “ َذا َولِفُاَل ٍن َك “ َذا َوقَ “ ْد َك““ان‬
ْ ‫َحتَّى ِإ َذا بَلَغ‬
‫لِفُاَل ٍن‬

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Ada seorang


laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Wahai Rasulullah, shadaqah mana yang lebih utama?"
Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam
keadaan sehat dan rakus, kamu berangan-angan jadi orang
kaya dan takut menjadi faqir. Maka janganlah kamu
menunda-nundanya hingga ketika nyawamu berada di
tenggorakannmu (kamu baru mau bershadaqah), lalu kamu
berkata untuk si fulan segini dan si fulan segini padahal
harta itu telah menjadi milik si fulan". (Bukhari – Shahih)26
G. Adab-Adab Sedekah

26

40 | S e d e k a h
Bersedekah termasuk amal shalih yang paling agung,
bahkan termasuk amal terbaik untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Bersedekah juga merupakan salah satu sebab
dilindunginya seseorang dari adzab kubur dan mendapat
naungan Allah pada hari kiamat. Apalagi jika orang yang
mengeluarkan sedekah itu memerhatikan adab-adabnya.

Diantara adab bersedekah adalah sebagai berikut:

1. Mengiringi dengan basmallah


Mengiringi setiap aktivitas sedekah dengan
bacaan basmallah, sebab ia merupakan perkara yang
amat besar.27
2. Niatnya harus tulus
Hendaklah orang yang bersedekah supaya
meluruskan niatnya. Hendaklah yang ia cari hanya
wajah Allah SWT semata, bukan karena riya tau ingin
dipuji manusia dengan dikatakan dermawan.
Rasulullah Saw bersabda:

َ‫ق النَّاسُ ع َْن َأبِي هُ َر ْي“ َرة‬ َ ‫ار قَا َل تَفَ“ َّر‬ ٍ ‫ع َْن ُسلَ ْي َمانَ ْب ِن يَ َس‬
ُ‫فَقَا َل لَهُ نَاتِ ُل َأ ْه ِل ال َّش ِام َأيُّهَا ال َّش ْي ُخ َحد ِّْثنَا َح“ ِديثًا َس “ ِم ْعتَه‬
ُ‫و َر ُج ٌل َو َّس َع هللا‬....
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ِم ْن َرس‬
27
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed
Hawwas, Fiqih Ibadah. Penerjemah Kaman As'at Irsyad dkk. (Jakarta:
Amzah, 2010), h. 427.

41 | S e d e k a h
ُ‫ فَ “ُأتِ َي بِ “ ِه فَ َع َّرفَ “ه‬،‫َاف ۡال َم““ا ِل ُكلِّ ِه‬
ِ ‫صن‬ ۡ ‫َعلَ ۡي ِه َوَأ ۡعطَاهُ ِم ۡن َأ‬
‫ت ِم ۡن‬ َ ‫ َما ت‬:‫ فَ َما َع ِم ۡلتَ فِيهَا؟ قَا َل‬:‫ قَا َل‬.‫نِ َع َمهُ فَ َع َرفَهَا‬
ُ ‫َ““ر ۡك‬
:‫ قَ““ا َل‬.‫ك‬ َ ““َ‫ت فِيهَ““ا ل‬ ُ ‫ق فِيهَ““ا ِإاَّل َأ ۡنفَ ۡق‬ َ ““َ‫يل تُ ِحبُّ َأ ۡن ي ُۡنف‬ٍ ِ‫َس““ب‬
‫ُأ‬ ُ
‫ فَقَ ۡد ِقي َل ث َّم ِم َر بِ ِه‬.‫ هُ َو َج َوا ٌد‬:‫ك فَ َعلتَ لِيُقَا َل‬ ۡ ٰ
َ َّ‫ َول ِكن‬. َ‫َك َذ ۡبت‬
ۡ ‫ُأ‬
ِ َّ‫ب َعلَ ٰى َو ۡج ِه ِه ثُ َّم لقِ َي فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫فَ ُس ِح‬
"Ada seseorang yang Allah beri keluasan harta,
kemudian dia mengakui nikmat tersebut pada hari
kiamat. Dia ditanya, Lantas apa yang engkau
kerjakan dengan nikmat tersebut? Dia menjawab, Aku
salurkan ke jalan yang Engkau cintai. Tidak ada satu
pun jalan yang Engkau cintai kecuali aku berinfak di
dalamnya.' Allah berkata, 'Engkau berdusta! Akan
tetapi, engkau melakukan hal itu semua karena ingin
dikatakan dermawan, dan engkau telah
mendapatkannya! Akhirnya orang tersebut ditarik
wajahnya dan dicampakkan ke dalam neraka. (HR
Muslim Bab 43 Orang yang bertempur untuk pamer
dan popularitas/Hadis ke 1905 - Shahih)28
3. Ikhlas dalam Bersedekah
Dalam konteks sedekah, ikhlas memiliki
beberapa makna. Pertama, ikhlas dalam arti
melakukan sedekah dalam rangka beribadah kepada
Allah semata dan tidak mengharapkan imbalan dari-
Nya. la tidak pernah mengharapkan imbalan dari
manusia, apalagi hanya untuk mendapatkan pujian
atau gelar sebagai orang yang dermawan. Kedua,
28
Reza Pahlevi Dalimunthe, 100 Kesalahan dalam Sedekah, h.
18

42 | S e d e k a h
ikhlas yang melahirkan syukur yang lahir dari
pemahaman dan keyakinan bahwa rezeki dan harta
yang dimiliki tidak lain bersumber dari Allah SWT,
sehingga tidak ragu untuk menyedekahkan harta.29

‫ َج““ ا َء َرجُ““ ٌل ِإلَى النَّبِ ِّي‬:‫ قَ““ا َل‬،‫ع َْن َأبِي ُأ َما َم““ ةَ ْالبَ““ا ِهلِ ِّي‬
ُ‫ َأ َرَأيْتَ َر ُجاًل َغ““زَا يَ ْلتَ ِمس‬:‫ فَقَ““ا َل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس “لَّ َم‬ َ
َ
‫ص “لى هللاُ َعل ْي“ ِه‬ َّ ‫هَّللا‬ َ
َ ِ ‫ َمالهُ؟ فَقَ““ا َل َر ُس “و ُل‬،‫ا جْ َر َوالذك َر‬ ْ ِّ ‫َأْل‬
ُ‫ يَقُ““و ُل لَ “ه‬،‫ت‬ ٍ ‫ث َم“ رَّا‬ َ ‫ اَل َش “ ْي َء لَ “هُ فََأعَا َدهَ““ا ثَاَل‬:‫َو َس “لَّ َم‬
‫ ِإ َّن‬:‫ال‬َ َ‫ اَل َش ْي َء لَهُ ثُ َّم ق‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
‫ َوا ْبتُ ِغ َي بِ “ ِه‬،‫هَّللا َ اَل يَ ْقبَ ُل ِمنَ ْال َع َم ِل ِإاَّل َما َكانَ لَهُ َخالِصًا‬
ُ‫َوجْ هُه‬
"Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw,
lalu berkata, "Bagaimana menurutmu seorang lelaki
yang berperang untuk mencari pahala dan
popularitas, apa yang ia dapat?'Maka Rasulullah Saw
menjawab, "Tidak ada pun yang ia dapat. Lalu orang
itu mengulanginya tiga kali, dan Rasulullah Saw tetap
bersabda, "Tidak ada apa pun yang ia dapat. Lalu
bersabda, Sesungguhnya Allah tidak menerima amal
apa pun, kecuali yang ikhlas dan hanya untuk
mengharapkan wajah-Nya dengannya." (HR Abu
Daud dan al-Nasa'i - Shahih)30
Biografi perawi:

29
Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis dengan Allah, h. 30-
31
30
M. Nashiruddin al-Albani, Shahih al-Targhib wa al-Tarhib,
Jilid 3. Penerjemah Izzudin Karimi dkk. (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007 ),
h. 214-215

43 | S e d e k a h
Abu Umamah Al-Bahili, demikian panggilan
popular seorang sahabat asal Ansar ini. Panggilan ini
(kun-yah) mengalahkan ketenaran nama aslinya.
Terlahir dengan nama Shudai bin Ajlan, dari suku
Bahilah. Termasuk sahabat yang banyak memiliki
riwayat dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Wafat
pada tahun 81 atau 86 H. Beliau orang pertama
membawa Islam ke Madinah. Abu Umamah adalah
salah satu dari sahabat Rasulullah SAW yang dipilih
untuk menyampaikan sinar Islam, ia belajar Islam dari
Rasulullah SAW dan ia menjalankan apa yang
diajarkan padanya dengan penuh ketaatan dan
kesungguhan. Ketika ia mendengar Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menjadikan
ucapan salam kesejahteraan untuk umat kita dan
jaminan bagi ahli Dhimmah kita.” Sejak itu Abu
Umamah sentiasa memberi salam kepada setiap yang
dijumpainya. Tidaklah ia bertemu dengan seorang
muslim baik itu muslim kecil atau besar, melainkan ia
mengucapkan: “Assalamu’alaikum.” Ia selalu
berupaya untuk terlebih dahulu untuk mengucapkan
salam.

4. Hendaklah Sedekah itu dari Hasil yang Baik

44 | S e d e k a h
Bersedekahlah dari harta yang halal karena itu
merupakan sebab diterimanya sedekah dan yang akan
menghasilkan pahala, sebagaimana sabda Nabi Saw
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:

َ “َ‫ار َأنَّهُ َس “ ِم َع َأبَ““ا هُ َر ْي “ َرةَ يَقُ “واُل ق‬


‫“ال‬ ٍ “ ‫ع َْن َس “ ِعي ِد ب ِْن يَ َس‬
َ ِ‫ق َأ َح ٌد ب‬
‫ص““ َدقَ ٍة‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما ت‬
َ ‫َص َّد‬ َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
‫ِّب ِإاَّل َأخَ““ َذهَا ال““رَّحْ َم ُن‬ َ ‫ب َواَل يَ ْقبَ““ ُل هَّللا ُ ِإاَّل الطَّي‬
ٍ ِّ‫ِم ْن طَي‬
‫“رةً فَتَرْ بُ““و ِفي َك““فِّ ال“رَّحْ َم ِن َحتَّى‬ َ “‫َت تَ ْم‬ ْ ‫بِيَ ِمينِ ِه َوِإ ْن َك““ان‬
ُ‫صيلَه‬ِ َ‫تَ ُكونَ َأ ْعظَ َم ِم ْن ْال َجبَ ِل َك َما يُ َربِّي َأ َح ُد ُك ْم فَلُ َّوهُ َأوْ ف‬
"Tidaklah seseorang bersedekah dengan harta yang
baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang
baik-baik, melainkan Allah akan mengambil dengan
tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma,
niscaya ia akan tumbuh di telapak tangan Allah SWT
hingga menjadi lebih bear daripada gunung.
Sebagaimana seseorang di antara kamu menyemai
benihnya tau memelihara anak unta." (HR al-Nasa'i
Shahih)31
5. Memberikan Sedekah kepada orang-orang yang
Membutuhkan
Hendaklah orang-orang yang bersedekah
berusaha memberikan sedekahnya kepada orang-
orang yang berhak menerimanya dari kalangan orang-
orang fakir, miskin, anak yatim, janda, orang yang
31
Abi Abdirrahman Ahmad bin Syu'aib al-Nasà" i, Sunan al-
Nasã'i (Riyadh: Maktabah al- Ma'ârif, t.t.). h. 393.

45 | S e d e k a h
terlilit hutang, dan orang-orang yang berhak serta
pantas menerima sedekah. Janganlah memberikan
kepada orang-orang yang diketahui tidak
membutuhkannya. Sebab, sedekah itu akan menjaga
dari perbuatan yang haram untuk mendapatkan sesuap
nasi atau yang lainnya.32
6. Mendahulukan Sedekah kepada Karib Kerabat
Apabila karib kerabat termasuk orang yang
membutuhkan, maka haknya lebih bear daripada hak
orang lain. Rasulullah Saw bersabda,

‫ص َدقَةُ َعلَى‬
َّ ‫ ال‬:‫ يَرْ فَ ُعهُ قَا َل‬،‫ضبِّ ِّي‬َّ ‫عن َس ْل َمانَ ْب ِن عَا ِم ٍر ال‬ْ
َ ‫ َو ِه َي َعلَى ِذي ال “ َّر ِح ِم ْاثنَتَ““ا ِن‬،ٌ‫ص “ َدقَة‬
ٌ‫ص “ َدقَة‬ َ ‫ين‬ ِ ‫ْال ِم ْس ِك‬
ٌ‫صلَة‬
ِ ‫َو‬
"Bersedekah kepada orang miskin bernilai satu
sedekah, dan sedekah kepada orang yang memiliki
hubungan karib kerabat mempunyai dua nilai, pahala
sedekah dan pahala menyambung hubungan
kekerabatan." (HR al-Darimi)33
Barang siapa yang mendapatkan kelapangan
untuk bersedekah, hendaklah ia mendahulukan karib
kerabatnya jika mereka membutuhkan karena mereka

32
Al-Sayyid Nada, Ensiklopedi Adab Islam, h. 68.
33
Abû Muhammad ‘Abdullah bin Abdurrahmaân bin al-FadI bin
Bahraâm al-Därimi, Sunan al-Dârimì, Jilid 2 (Riyadh: Dâr al-Mughni,
2000), h. 1046

46 | S e d e k a h
lebih berhak menerimanya.34 Dan utamanya kerabat
dekat yang memiliki ikatan nasab, meskipun mereka
wajib dinafkahi, kemudian kepada suami, istri,
kerabat jauh, kerabat susuan, kerabat karena
hubungan pernikahan, baru tetangga.35 Jika tidak
demikian, boleh menyerahkannya kepada yang lain.
Karena semakin dekat derajat kekerabatannya dengan
orang yang menerima sedekah itu, maka semakin bear
pula pahala sedekahnya.

7. Merahasiakan Sedekah kecuali untuk Suatu


Kepentingan
Dianjurkan kepada setiap muslim jika ia
bersedekah untuk merahasiakan sedekahnya dari
pengetahuan manusia sebisa mungkin. Sesungguhnya
hal itu lebih dekat kepada keikhlasan serta lebih
menjaga harga diri dan kehormatan orang yang
menerimanya. Allah SWT berfirman:

َ ‫ت فَنِ ِع َّما ِه ۚ َي َواِ ْن تُ ْخفُوْ هَا َوتُْؤ تُوْ هَا ْالفُقَ َر ۤا َء فَه‬
‫ُ““و‬ ِ ‫صد َٰق‬ َّ ‫اِ ْن تُ ْبدُوا ال‬
‫َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۗ َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِّم ْن َسي ِّٰاتِ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر‬

34
Al-Sayyid Nada, Ensiklopedi Adab Islam, h. 72.
35
Wahbah Zuhaili, Figih Imam Syafi'i. Penerjemah Muhammad
Afifi dan Abdul Hafiz (Jakata: almahira, 2010), h. 474.

47 | S e d e k a h
Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan
tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan
memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih
baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian
kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah:271)
Rasulullah Saw telah menjelaskan bahwa
orang yang merahasiakan sedekahnya termasuk
orang-orang yang dinaungi pada hari ketika tidak ada
naungan kecuali naungan Allah SWT. Rasulullah Saw
bersabda:

ُ‫ص““لَّى هللا‬ َ ‫ض““ َي هللاُ َع ْن““هُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ْ““رةَ َر‬َ ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َري‬
‫ َس “ ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ُم هللاُ فِ ْي ِظلِّ ِه يَ““وْ َم اَل ِظ“ َّل‬: ‫ال‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ َو َرجُ““ ٌل‬، ِ‫ َو َشابٌّ نَ َشَأ بِ ِعبَا َد ِة هللا‬،ُ‫ اَِإْل َما ُم ْال َعا ِدل‬:ُ‫ِإاَّل ِظلُّه‬
‫ َو َر ُجاَل ِن تَ َحابَّا فِي هللاِ اِجْ تَ َم َعا‬، ‫اج ِد‬ ِ ‫ق فِي ْالـ َم َس‬ ٌ َّ‫قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
‫ب‬ٍ “‫ص‬ ِ ‫ات َم ْن‬ ُ ‫ َو َرجُ“ ٌل َد َع ْت“هُ ا ْم“ َرَأةٌ َذ‬، ‫َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَيْ“ ِه‬
‫ص َدقَ ٍة‬َ ِ‫ق ب‬ َ ‫ص َّد‬
َ َ‫ َو َر ُج ٌل ت‬، َ‫اف هللا‬ ُ َ‫ ِإنِّ ْي َأخ‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫ال‬ ٍ ‫َو َج َم‬
‫ َو َر ُج“ ٌل‬، ُ‫ق يَ ِم ْينُ “ه‬ُ “ ِ‫فََأ ْخفَاهَ““ا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش “ َمالُهُ َم““ا تُ ْنف‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ ْ ‫اض‬
َ َ‫َذ َك َر هللاَ خَ الِيًا فَف‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh
golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya
pada hari dimana tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang
pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah
kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung

48 | S e d e k a h
ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di
jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang
diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai
kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata,
‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6)
seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah
lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya
tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya,
serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh
dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air
matanya.”(HR Muslim – Shahih)36
Hadis di atas berisi anjuran untuk
merahasiakan sedekah. Meskipun demikian, apabila
di sana ada kepentingan dan maslahat yang kuat untuk
menampakannya, maka yang lebih baik adalah
menampakannya. Contohnya, orang yang terhomat
bersedekah kepada orang yang membutuhkan di
hadapan khalayak agar mereka mengikutinya untuk
bersedekah. Dengan begitu, ia telah mencontohkan
kepada mereka perbuatan baik. Dan hal itu semua
dilakukan dengan tetap menjaga diri dari riya' dan
tetap menjaga keikhlasan kepada Allah SWT di
dalamnya.37

36
Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj, Sahih Muslim, Jilid 1
(Beirut: Där al-Kitâb al-‘Arabi 2004) h.399
37
Al Sayyid Nada Ensilopedi Adab Islam, D. 72-73

49 | S e d e k a h
8. Istiqamah dalam Bersedekah
Rasulullah Saw bersabda

‫ َم““ا ِم ْن يَ““وْ ٍم‬:‫قال َرسُول هَّللا ﷺ‬ َ :‫ال‬ َ َ‫وعن أبي هُريرة ق‬


:‫ فَيَقُ““و ُل َأ َح“ ُدهُ َما‬،‫“زال ِن‬ ِ “‫العب““ا ُد فِي“ ِه ِإاَّل َملَ َك‬
ِ “‫“ان يَ ْن‬ ِ ‫يُصبِ ُح‬
‫ اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْم ِس““ ًكا‬:ُ‫ َويَقُو ُل اآل َخر‬،‫اللَّهُ َّم َأ ْع ِط ُم ْنفِقًا خَ لَفًا‬
‫تَلَفًا‬
Dari abu Hurairah bahwasanya Nabi Saw
bersabda: "Setiap hari, dua malaikat turn ke bumi,
Salah seorang dari mereka berkata, "Ya Allah,
gantilah harta orang yang bersedekah di jalan-Mu
(dengan rezeki yang lebih banyak)". Sedangkan yang
satunya lagi berkata, "Ya Allah, binasakanlah harta
orang yang menahan hartanya untuk disedekahkan.
(HR al-Bukhari dan Muslim - Muttafaqun ‘alaih)38
Rasulullah Saw bersabda:

‫صلَّى‬ َ ‫ ( ُسِئ َل النَّبِ ُّي‬:‫عن عائشة أم المؤمنين أنَّها قالت‬


‫ َأ ْد َو ُمهَا‬:‫ال‬
َ َ‫ َأيُّ اَأل ْع َما ِل َأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ؟ ق‬:‫هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫َوِإ ْن قَ َّل‬
"Diriwayatkan dari Aisyah r.a: Seseorang bertanya
kepada Nabi Saw, "Apakah perbuatan (ibadah) yang
paling dicintai Allah? Nabi Saw bersabda,
"Perbuatan ibadah yang dilakukan secara tetap
(teratur) meskipun sedikit." (HR al-Bukhari)39
Biografi perawi:

38
Al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari, h. 292.
39
Al-Zabidi, Ringkasan Sahih al-Bukhari, h. 878

50 | S e d e k a h
Aisyah binti Abu Bakar adalah istri dari Nabi
dan Rasul Islam, Muhammad. Dalam penulisan Islam,
kerap pula ditambahkan pada namanya berupa gelar
"Ibu orang-orang Mukmin", sebagai bentuk
penghormatan, yang mana dalil-nya berasal dari ayat
Al-Qur'an. Aisyah lahir pada tahun 604 M, di kota
Mekkah, Arab Saudi dan meninggal pada tanggal 13
Juli 678 M, di kota Madinah, Arab Saudi. Nama
tempat pemakaman aisyah yaitu Al Baqi Cemetery,
Madinah, Arab Saudi. Aisyah adalah anak dari
sabahat Rasulullah yaitu Abu Bakar Assiddiq dan
ibunya Ummi Ruman.

Hadis di atas menegaskan bahwa Allah lebih


senang terhadap orang- orang yang konsisten dalam
melaksanakan ibadah sekalipun nilainya kecil.
khususnya bersedekah. Karena yang harus dipahami,
bahwa kekayaan dan harta merupakan ujian dari Allah
untuk mengetahui siapakah manusia yang melakukan
amal terbaik.40

H. Hal-Hal yang Membatalkan Sedekah

40
Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis dengan Allah
(Jakata: QultumMedia, 2012), h. 39-41

51 | S e d e k a h
Al-Qur'an memberitahukan bahwa ada beberapa hal
yang dapat membatalkan sedekah, dalam arti tidak menjadi
ibadah yang diberi pahala oleh Allah SWT.

1. al-mann (membangkit-bangkitkan
Artinya, seseorang yang bersedekah kemudian
terus mengingat dan menyebut-nyebutnya di hadapan
orang lain sehingga orang banyak mengetahui bahwa
ia telah bersedekah.
2. Al-adhà (menyakiti)
Artinya, seseorang yang telah bersedekah,
kemudian dengan sedekah itu a menyakiti hati orang
yang menerimanya, baik dengan ucapan maupun dengan
perbuatannya.
3. Ria (memperlihatkan)
Artinya, seseorang menunjukan memamerkan
kepada orang lain bahwa a bersedekah. Misalnya
bersedekah dihadapan orang banyak, padahal ketika
dalam keadaan sepi tidak mau bersedekah. atau
mempublikasikannya dengan maksud agar orang tahu
dan kemudian memuji dan menyanjungnya sebagai
seorang dermawan. Pahala sedekah yang demikian
batal bersedekah dihadapan orang banyak, padahal
ketika dalam keadaan sepi tidak mau bersedekah. tau

52 | S e d e k a h
mempublikasikannya dengan maksud agar orang tahu
dan kemudian memuji dan menyanjungnya sebagai
seorang dermawan. Pahala sedekah yang demikian
batal.
4. Sum 'ah (mendengar)
Artinya, melakukan perbuatan agar orang lain
mendengar apa yang diperbuat, lalu mereka memuji
dan ia menjadi tenar. Sum'ah juga bisa berarti
menceritakan dan membesar-besarkan amalan yang
pernah dilakukan pada orang lain agar mendapat
tempat di hati serta mendapat perhatian dan
keistimewaan.
5. 'Ujub dan takabbur (sikap menunjukan kelebihan)
Artinya, sikap menunjukan kelebihan,
kehebatan, keanehan yang ada pada diri seseorang
agar dipuji oleh orang lain. 'Ujub dan takabbur juga
berarti orang yang menyombongkan kelebihan dan
keunikan yang ada pada dirinya, menganggap dirinya
paling hebat, tidak ada yang dapat menyaingi
kehebatan dan kelebihannya, dan menganggap orang
lain lebih rendah atau lebih hina kedudukannya
dibandingkan dirinya.

53 | S e d e k a h
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan, hadis-hadis tentang sedekah yang


penulis teliti dalam kutub al-Tis’ah mempunyai kualitas
sahih baik dari segi sanad maupun matan. Itu semua
terlihat dari hadis-hadisnya yang secara keseluruhan

54 | S e d e k a h
memiliki sanad hadis yang bersambung dan diriwayatkan
oleh perawi yang tsigah, serta seluruh matan hadisnya
tidak bertentangan dengan kaidah. kaidah kesahihan
matan hadis.

Hadis-hadis Nabi Saw mendorong untuk senantiasa


bersedekah setiap hari baik sedekah materi maupun
nonmateri. Karena sedekah adalah merupakan amalan
sunnah yang memillki ktaman dan lur mengerjakannya.
Diantara hikmah bersedekah diantaranya yaitu menambah
harta kekayaan. memberikan kenyamanan dan ketenangan
hati. menambah umur menghindarkan dari hal-hal yang
buruk, didoakan para malaikat, mendapat naungan dari
Allah, dan juga bisa menjadi salah satu solusi untuk
mengatas berbagai macam masalah Sedekah bukan hanya
berupa materi saja, tetapi sedekah nonmateri juga ada.

Diantara bentuk-bentuk sedekah menurut hadis Nabi


Saw adalah memberikan sesuatu dalam bentuk mater,
menolong orang yang sangat membutuhkan, berbuat baik
dan menahan diri dari kejahatan, melangkahkan kaki ke
jalan Allah SWT, seperti shalt di mesjid, hubungan intim
suami istri, membacakan/ mengucapkan zikir kepada
Allah SWT, seperti tasbih, takbir, tahmid, tahlil, dan

55 | S e d e k a h
Istighfar menyuruh dan menganjurkan orang Derbuat
Daik dan mencegahnya dari kemungkaran, memberi
pinjaman, dan member senyuman kepada orang lain.

Hadis-hadis Nabi Saw tentang sedekah memiliki


kedudukan yang penting untuk menjelaskan secara detail
dari apa yang dijelaskan al-Qur'an. Sebagai buktinya,
dengan adanya penjelasan sedekah dari hadis Nabi Saw,
maka dapat lebih mudah, dalam, dan jelas untuk
memahami hal-hal yang berkenaan dengan sedekah.

56 | S e d e k a h
DAFTAR PUSTAKA

Andurrahman. Studi Kitab Madis. Yogyakarta; TERAS, 2003

Al-Adabi. Salâbuddin bin Ahmad. Manhai Naad al-matan


"inda "Ulamá' al- Hadits al-Nabawi, Beirut: Dar Afaq
al-Jadìdah, 1983

Al-Albani, M. Nashiruddin. Sahih al-Targhib wa al-Tarhib.


Penerjemah Izzudin Karimi dkk. Jakarta: Pustaka
Sahifa, 2007.

Anas, Mâlik bin. Muwatta Mâlik. Beirut: Dâr al-Kitâb


al-‘Arabi, 2004.

Aritin, Zainul. Matematika Sedekah. Yogyakarta: Mutiara


Media, 2011.

As'ad, Aliy. Terjemah Fathul Mu' in. Yogyakarta: Menara


Kudus, 1980.

Al-Asqalani, Syihâbuddin Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Abu Fadl.


Kitab Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dâr al-Fikr, t.t.

Fathul Baari, Penerjemah Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam,


2007.

Asyur, Ahmad Isa. al-Fighul Muyassar. Penerjemah Zaid


Husein Alhamid. Jakarta: Pustaka Amani, t.t.

Bahreis, Salim. Tarjamah Riyadhus Salihin. Bandung: PT al-


Ma'arif, 1978.
BIOGRAFI PENULIS

Iklima, dilahirkan di Desa Jebak Kec Muaro Tembesi


Kab Batang Hari Pada Tanggal 6 September 2000. Pendidikan
sekolah dasar ditempuh selama 6 tahun di sd 104/ I simpang
jebak dan tamat pada tahun 2012. sekolah lanjutan tingkat
pertama (mts) diselesaikan pada tahun 2015 Di Pondok
Pesantren Al-Jauharen Tanjung Johor, Jambi Sebrang . Lulus
Sekolah Madrasah Aliyah (Ma) Di Pondok Pesantren Al-
Jauharen Tanjung Johor, Jambi Sebrang Pada Tahun 2018.
sebelum melanjutkan pendidikan dibangku kuliah penulis juga
sempat menjalani beberapa kursusan di beberapa pondok yang
terdapat dipulau jawa selama kurang lebih 2 tahun, hal itu
dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan dalam
mempelajari ilmu agama sebelum melangkah ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Mulai menempuh Pendidikan di
sekolah tinggi di institut ilmu qur’an pakultas usuluddin pada
tahun 2020 hingga sekarang.

58 | S e d e k a h

Anda mungkin juga menyukai