Anda di halaman 1dari 11

TASYRI’ PADA MASA SAHABAT

Disajikan untuk memenuhi tugas semester genap tahun Akademik


2022/2023
Mata kuliah
Tarikh Tasyri’
Rabu, 12 Oktober 2022

Oleh Kelompok III:


Rendi Yanto (2020 12 0032)
Resa Arifatul Afifah (2020 21 0008)
Nur Khomariah (2021 21 0009)

Dosen pengampu:
Ahmad Khudori, S.H., M.H

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES) &


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
ASH-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA OKI SUMSEL
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan beribu ribu kenikmatan terutama nikmat Iman, Islam
dan ikhsan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan limpahan kepada


junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya,
tabiin tabiatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah


Tarikh Tasyri’ dengan dosen pembimbing :

1. Ahmad Khudori S.H.,M.H


Adapun materi makalah ini berjudul “Tasyri’ pada Masa Sahabat”.
Mohon maaf apabila ada keterbatasan pada makalah ini dikarenakan,
kurangnya sumber sumber yang pemakalah dapatkan.

Sebelum kami akhiri kata pengantar ini, bahwasannya makalah ini


jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan bagi kesempurnaan makalah di masa mendatang. Semoga
makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi semua.

Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Lubuk seberuk, 30 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Hukum Tasyri’ Pada Masa Sahabat.................................3
B. Metode Penetapan Hukum Pada Masa Sahabat.............................3
C. Problematika Tasyri’ Yang Dihadapi Pada Masa Sahabat...........5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................7
B. Saran .............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tarikh tasyri’ terdiri atas dua kata, yaitu tarikh dan tasyri’ secara
bahasa kata tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan,
tahun, sejarah, dan riwayat. Lebih populer dan sederhanan kata tersebut
diartikan sebagai sejarah, hikayat, dan riwayat. Sementara itu tasyri’
beraasal dari kata syariat yang artinya hukum, peraturan, dan perundang-
undangan.
Tasyri’ artinya penetapan undang undang dalam agama islam.
Pada masa rasulullah permasalahan di masyarakat belum begitu banyak
segala permasalahan diserahkan kepada rasulullah yang berpedoman
dengan alqurandan hadits. Akan tetapi, setelah wilayah islam menjadi luas
dan menghadapi berbagai permaalahan baru, maka dasar tasyri’ ,menjadi
berkembang yaitumenggunakan alquran, hadist dan ijtihad. Dari ijtihad
inilah muncul berbagai metode sesuai dengan karakter permasalahan yang
dihadapi dan sesuai dengan metode yag ditemukan mujtahid. 1

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Sumber Hukum dalam tasri’ pada masa sahabat?
2. Bagaimana metode penetapan hukum pada masa sahabat?
3. Apa saja problematika hukum yang dihadapisahabat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sumber hukum tasyri’ pada masa sahabat
2. Mengetahui metode apa saja yang digunakan

1
Mansun Tahir. (2016). Pemikiran TM Hasbi Ash-Shiddieqy: Sumber
Hukum Islam dan Relevansinya dengan Pemikiran Hukum Islam di Indonesia. Al-
Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1(1), 117-152.

1
3. Mengetahui dan memahami problematika yang dihadapi sahabat dalam
menetapkan tasri’

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Hukum Tasyri’ Pada Masa Sahabat


Sumber sumber tasyri’ pada masa ini adalah alquran , assunnah
dan ijtihad (termasuk didalamnya ijma dan qiyas). Sebab keduanya pada
hakikatnya dihasilkan dari jerih payah mujtahidin. Alquran pada masa ini
sudah dibukukan, yaitu pada utsman bin affan, setelah dipertimbangkan
akan kemaslahatannya yang lebih besar. Adapun sumberhukum yang
kedua adalah hadits, yang ketika itu belum dibukukan, sebab
dikhawatirkan akan bercampur dengan alquran. Meski demikian upaya
untuk pemeliharaan tetap dilakukan sehingga kebenaran riwayatnya dapat
dijamin.
Sumber hukum yang ketiga adalah ijtihad. Para sahabat dalam
berijtihad tidak selalu sama, artinya pendapat mereka kadang kadang
berbeda. Berkenaan dengn ibnu qoyyim pernah berkata bila seseorang
sahabat mengemukaakan pendapat suatu hukum atau fatwa pasti ia telah
mempunyai pengetahuan. Setiap ada persoalan baru para sahabat
menyelesaikmya secara baik dan teliti yaitu dengan merujuk kepada
sumbex dasar yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Bila mereka tidak menernukan
hukurnnya pada ktdua sumber tmtbut mereka bcrkumpul husyawarah gma
membicarakan persoalan itu dan hila terjadi kesepakatan bamlah
diputuskan persoalan yang mereka hadapi yang kemudian dikenal dengan
ijtihad2.

B. Metode Penetapan Hukum Pada Masa Sahabat


Untuk menyelesaikan persoalan persoalan baru para sahabat
kembali kepada alquran dan sunnah nabi. Para sahabat banyak yang hafal
al-quran, kendati pernah timbu keresahan ketika banyak yang ggur dalam

2
Fatma Hakim. (1998). Tasyri'pada Masa Sahabat II.

3
peperangan. Karenanya kembali pada alquran itu mudah. Hadits memang
diriwayatkan dan dihafal tetapi nasib hadits tidak seperti alquran karena
perhatiannya lebih terpusat pada alquran,. Disamping dihafal, alquran juga
ditulis. Berdasar kedua hukum itulh para sahabat berijtihad menggunakan
akal pikiran.3
Adapun cara tasyri' atau metode istinbath yang dilakukan sahabat
pada periode ini aclalah :
1. Mengambil hukum dari zahir nash yaitu hukum yang dikandung olch
nash yang jelas dan rinci
2. Mengambil hukum dari ma'qul nah/ ma’qul al makna yakni
Sebagaimana diketahui bahwa hukum merupakan titah Allah yang
berkaitan dengan manusia dalam bentuk taklif ataupun wadl'iy. Bentuk
taklif hukum berupa tuntutan untuk mengerjakan atau meninggalkan
sebuah perbuatan atau juga berupa pemilihan antara mengerjakan atau
meninggalkan. Dan sebagaimana telah diketahui pula bahwa hukum ada
yang dapat dijangkau oleh rasio manusia (ma'qul al-Makna) 4".

Kamil Musa secara lebih rinci menjelaskan bahwa langkah-langkah


yang diternpuh oleh sahabat dalam menerapkan hukum dari satu persoalan
yang dihadapinya. Pertama ia manelaah kitab Allah, bila ditemukan nash
Al-Qur'an yang cukup jelas dan rinci merujuk hal tersebut, rnaka ia tidak
mmcari lagi sumber yang lain. Kedua, apabila tidak ditemukan dalam Al-
Qur'an ia mencarinya dalam Sunnah yang bisa dipercayai periwayatannya.
Begitu ditemukan hukumnya dalam Sunnah Rasul maka ia tidak menoleh
kepada ra'yu. Ketiga, bila tidak juga ditemukan dalam Al-Qur'an dan
Sunnah, ia bertanya kepada sahabat-sahabat yang lain apakah pernah
mereka menjumpai Rasulullah membuat putusan tentang masalah tersebut.
Jika ada salah satu sebagian sahabat yang mengiakan, maka dibuatlah
putusan tersebut. Keempat, baru setelah tidak menjumpai jawaban yang
3
Khairunnas anfauhum linnas. http://Juniafarma.blogspot.com (diakses pada hari
senin, 10 Oktober 2022 jam 22:10 WIB)
4
Ahmad, A. (2016). Merangkai Ijtihad Jama’i Melalui Ijtihad
Parsial. Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam, 7(1), 55-70.

4
bisa dijadikan pedoman, ia melakukan ijtihad baik secara jama'i dengan
mhabat-sahabat yang lain maupun secara fardi dengan selalu
memperhatikan maqashid al-tasyri'5.

Ahl al-Ra’yu, adalah aliran ahli hukum yang lebih banyak


mengedepankan analisa akal dalam berijtihad. Ahli hukum aliran ini
berpandangan bahwa hukum Islam adalah hukum yang logis, memiliki
prinsipprinsip yang bijaksana berupa latarbelakang hukum (‘illat hukum)
dan tujuan hukum (kemaslahatan umat)6

C. Problematika Tasyri’ Yang Dihadapi Pada Masa Sahabat


Persepsi dan pemahaman yang berbeda di antara para sahabat
terhadap substansi masalah yang berkaitan dengan ruh tasyri' dalam
metode ijtihad yang berhasil menyebabkan timbulnya hasil ijtihad yang
berbeda.
Dalam masaIah ini akan dijelaskan tentang faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan para sahabat, antara lain :
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Al-quran.
a. terdapatnya lafal yang mengandung dua pengertian seperti
perselisihan mereka dalam memahami kata Qum' dalam firman
Allah pada QS 2 : 168. Umar dan ibnu Mas'ud bahwa Quru' itu
haid ssedangkan Zaid bin Tsabit memahami bahwa Quru' itu
suci.
b. terdapatnya dua hukum yang berbeda dalam dua persoalan yang.
diduga salah satunya mencakup bagian yang lain. Seperti iddah
wanita hamil yang kematian suami sehingga dikeragui apakah ia
mencakup kepada ketentuan ayat tentang iddah wanita yang
kematian suaminya sehingga harus menunggu empat bulan
sepuluh hari atau iddah wanita hamil sampai melahirkan.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sunnah, antara lain :
5
Kamil Musa. A1 Madkhal ila al-'l'asyri' al-hlami Beirut : 1999, h 98
6
Muhammad, Ichwan. (2012). Ijtihad Ulama Ahl Al-Ra’y dalam Menolak
Hadîts Ahad. Al-'Adalah, 10(1), 313-324.

5
a. Tidak semua sahabat mendengar hadis yang disampaikan oleh
Nabi, dalam hal ini mereka melakukan ijtihad dengan ra'yunya.
b. Adanya kehati-hatian sahabat dalam menerima dan
meriwayatkan hadis.
3. Faktorfaktor yang berkaitan dengan ijtihad, perbedaan pendapat pada
umumnya disebabkan oleh perbedaan dalam menggunakan ra'yu
dalam memecahkan persoalan-persoalan yang tidak terdapat
ketentuannya baik dalam AlQur'an maupun Sunnah serta erat
kaitannya dengan kepekaan intelektual sahahat-sahabat.7
Jadi dengan adanya faktor perbedaan tersebut maka muncullah
beberapa fatwa diantara mereka yang masing-masing mempunyi dalih dan
argumentasi yang berbeda. Akan tetapi fatwa-fatwa tersebut hanya terbatas
pada persoalan persoalan tertentu yang mendesak saja.
Contoh contoh penerapan hukum ijtihad para sahabat:
1. Memerangi orang yang tidak mau membayar zakat
2. Larangan meminum khamar (al-maidah;90)
3. Penetapan azan shalat jumat dua kali (al-jumuah;9)

7
Nanang Abdillah, (2014). Madzhab Dan Faktor Penyebab Terjadinya
Perbedaan. Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 8(1), 20-38.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada periode sahabat yang menjadi rujukan dalam tasyri adalah
Al-Qur'an dan sunah ijtihad mulai menjadi rujukan fuqahak. Periuasan
wilayah Islam telah menghadirkan masalah-masalah baru yang belum
muncul sebelumnya. Dan hal ini sangat berperan dalam memperkaya
khazanah fiqhiyah. kebutuhan akan melakukan ijtihad tidak semata-mata
untuk menjawab masalah-masalah yang baru muncul, tetapi juga untuk
memahami nashh yang ada dalam Al-Qur'an dan sunnah. Sedang ra'yu
dalam ijtihad pada periode ini biasanya dipakai dalam bentuk qiyas.
Ijtihad dilakukan secara bersama dan musyawarah, di mana pada
saat itu para sahabat belum tersebar luas, ijtihad sahabat banyak
mendatangkan suatu kesepakatan umum darii satu generasi atau yang
disebut dengan ijtihad jmaai, di samping itu sikap mereka yang berbeda
pcndapat tidak bisa dielakkan lagi.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
yang terdapat didalamnya, baik dari segi penulisan, susunan kata, bahan
referensi, dan lainnya.Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan
dari pihak pembaca sebagai pengetahuan untuk mewujudkan perubahan
yang lebih baik di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun semoga dapat
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya kami merasa kerendahan hati sebagai manusia yang mempunyai
banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran–bahkan yang
tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT Amin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tahir, Mansun .Pemikiran TM Hasbi Ash-Shiddieqy: Sumber Hukum Islam


dan Relevansinya dengan Pemikiran Hukum Islam di Indonesia. Al-
Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1(1), 2016).

Hakim, Fatma. Tasyri'pada Masa Sahabat II. (1998).

Khairunnas anfauhum linnas. http://Juniafarma.blogspot.com (diakses pada hari


senin, 10 Oktober 2022 jam 22:10 WIB

Ahmad, A. Merangkai Ijtihad Jama’i Melalui Ijtihad Parsial. Syaikhuna:


Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam, 7(1), (2016).

Musa, Kamil. A1 Madkhal ila al-'l'asyri' al-hlami Beirut : 1999, h 98

Ichwan, Muhammad, Ijtihad Ulama Ahl Al-Ra’y dalam Menolak Hadîts


Ahad. Al-'Adalah, 10(1), (2012).

Abdillah, Nanang. Madzhab Dan Faktor Penyebab Terjadinya


Perbedaan. Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, (2014).

Anda mungkin juga menyukai