Anda di halaman 1dari 13

DPPM UII

LAPORAN PENGABDIAN
BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN PRODUK BALUNG KETHEK (LONCIS) BERDASARKAN


KEBUTUHAN PASAR

Disusun Oleh:

DPL 1: H. Wahyudhi Sutrisno, S.T., M. M., M.T.


NIDN: 0524027902
DPL 2: Ali Maskuri, S.T.
Nama Mahasiswa:
ROAIDA YANTI
19522300

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATAMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

1. Identitas Pengabdian
Pengembangan Produk Balung Kethek (Loncis)
a. Nama Program Pengabdian :
Berdasarkan Kebutuhan Pasar.

b. Skema Pengabdian : Kuliah Kerja Nyata

2. Ketua Pengabdi

a. Nama Lengkap dan Gelar : H. Wahyudhi Sutrisno, S.T., M. M., M.T.

b. NIDN : 0524027902

c. ID Sinta : 6021907

d. Jabatan Fungsional/Golongan : Lektor/IIIc

e. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri /Teknik Industri

3. Alamat Ketua Pengabdi

a. Alamat Rumah : Jln. Kaliurang km.14.5 Yogyakarta 55584

b. Telp/Hp : 081325141787

c. Email : 075220417@uii.ac.id

4. Anggota Pengabdi

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ali Maskuri, S.T


Roaida Yanti
b. Nama dan NIM Mahasiswa : 19522300

5. Lokasi Pengabdian : Pohbusung, Genengsari, Polokarto, Sukoharjo


6. Lama Pengabdian : 1 Bulan

7. Biaya yang diperlukan : Rp. 150.000

Yogyakarta, September 2022

Mengetahui :
Kepala Pusat KKN Ketua Pengabdi,
DPL I

(dr. Edi Fitriyanto, M.Gizi) (H. Wahyudhi Sutrisno, S.T., M. M., M.T.)
NIK : 017110417 NIK : 075220417

Menyetujui,

Direktur DPPM UII

(Dr. Eng. Hendra Setiawan, ST., MT)

NIK: 025200526
INTISARI

Program Pengabdian Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Indonesia (KKN UII)
luring adalah kegiatan wajib yang memadukan pelaksanaan catur dharma UII dengan
metode memberikan pengalaman belajar dan bekerja dengan masyarakat dengan konsep
pemberdayaan dan dakwah islamiyah. Program kegiatan KKN UII angkatan 65
dilakukan secara luring dengan target memberikan luaran berupa pengembangan UMKM
masyarakat Dusun Pohbusung. Tujuan dari KKN luring ini yaitu untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat terutama untuk kelompok pelaku produksi yang ada di
Dusun Pohbusung RT 3 dan RT 4, Genengsari, Polokarto, Sukoharjo.

Program kerja yang dilakukan oleh KKN UII angkatan 65 unit 36 bidang
pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan UMKM produk loncis masyarakat Dusun
Pohbusung. Program kerja yang dilakukan secara individu yaitu pengembangan produk
balung kethek dengan melihat kebutuhan pasar di Dukuh Pohbusung RT 3 dan 4
Sukoharjo. Program kerja individu ini merupakan turunan dari program kerja unit.
Identitas Diri

Nama : ROAIDA YANTI


NIM : 19522300
Prodi : TEKNIK INDUSTRI
Fakultas : TEKNOLOGI INDUSTRI
Nama Program : Pengembangan Produk Balunng Kethek (Loncis)
Berdasarkan Kebutuhan Pasar
DESKRIPSI PROGRAM

Tema Pemberdayaan
Sub Tema Pengembangan Produk Balung Kethek Berdasarkan Kebutuhan
Pasar
Sasaran Penjual Balung Kethek
Manfaat Untuk mengembangkan produk balung kethek sehingga dapat
laku di pasaran dan dapat bersaing dengan kripik lainnya.
Hasil Pengembangan produk dan pemanfaatan teknologi pada produk

Pada program ini, saya mengangkat tema pengembangan produk balung kethek
berdasarkan kebutuhan pasar untuk pelaku usaha loncis di Dukuh Pohbusung, Desa
Genengsari, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo-Solo. Permasalahan yang terjadi adalah
banyaknya pertanian singkong, namun hasil tani singkong tidak di olah dengan baik
sehingga hasil tani singkong dijual secara mentah kepada pengulak dengan harga yang
relatif murah. Sebenarnya banyak sekali olahan singkong di Desa Genengsari, hanya saja
tidak di berdayakan dengan baik sehingga produk-produk tersebut tidak dapat bersaing di
pasaran. Salah satunya adalah Balung Kethek (Loncis). Di Dukuh Pohbusung, banyak
warga yang membuat Balung Kethek kering dan di jual secara mentah ke pengulak tanpa di
goreng dengan harga Rp. 8.000 per kilo. Sedangkan hanya sedikit warga yang berinisiatif
menjualnya setelah di goreng (siap santap). Itupun produk Loncis yang dihasilkan masih
sangat sederhana dan monoton. Sehingga diperlukan adanya pengembangan dan inovasi
produk agar dapat bersaing di pasaran.

Produk Loncis Saat di Jemur Produk Loncis yang di jual


PELAKSANAAN PROGRAM

A. Persiapan Program

1. Observasi
Tahap awal yang dilakukan untuk persiapan program adalah melakukan observasi
terkait UMKM apa saja yang ada di Dukuh Pohbusung khususnya UMKM yang
mengolah singkong. Observasi dilakukan dengan melakukan diskusi dan
wawancara terhadap pelaku UMKM dan tokoh masyarakat (Bapak dan Ibu RT
setempat). Pada tahap ini, diketahui bahwa terdapat dua UMKM yang menjual
olahan singkong yaitu Balung Kethek. Dengan berlandaskan hasil observasi
program kerja disusun dengan memilih fokus dan target. Setelah melakukan
observasi dengan metode diskusi dan wawancara secara langsung, kemudian
melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).

Gambar 1. Diskusi dan wawancara dengan pelaku UMKM Loncis

Gambar 2. Diskusi dan wawancara dengan pelaku UMKM

2. Penyusunan Laporan Hasil Observasi


Selanjutnya, dilakukan penyusunan hasil observasi dengan merangkum data dan
permasalahan yang didapatkan dari survei dan observasi. Kemudian dirumuskan
alternatif solusi melalui program kerja dengan tema yang digunakan adalah
pengembangan produk loncis berdasarkan kebutuhan pasar yang memiliki
beberapa tahapan sesuai kebutuhan.
3. Konsultasi laporan Hasil Obsevasi dengan DPL
Kemudian, hasil penyusunan laporan hasil observasi di konsultasikan ke pada
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

B. Pelaksanaan Program
1. Pemilihan produk UMKM
Tahapan awal dalam pelaksanaan program adalah memilih produk dari UMKM
yang akan dikembangkan. Tahap ini didasarkan dari hasil survei dan observasi.
Maka ditentukan produk UMKM yang akan dikembangkan adalah Balung Kethek
(Loncis), dengan pemilik UMKM yaitu Pak Budiyanto dan Bu Ririn. Hal ini
dikarenakan Loncis memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, serta Bu
Ririn dan Pak Budiyanto merupakan warga Dukuh Pohbusung yang memproduksi
Loncis dan diperjua-belikan.

Gambar 3. Silaturahmi dengan produsen loncis Pak Budiyanto

2. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan pada UMKM pilihan yang mengolah
singkong menjadi Balung Kethek (Loncis) untuk mengetahui permasalahan yang
dialami pada produk mereka. Selain diskusi, saya juga ikut melakukan produksi
untuk mengetahui kekurangan dan permasalahan yang sebenarnya. Dari proses
identifikasi ini, didapatkan beberapa permasalahan yaitu Proses produksi yang
dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kemasan produk yang masih sangat sederhana, dengan hanya dibungkus plastik
tipis yang mudah kusut dan menggunakan lilin untuk segel. Penggunaan lilin
untuk segel ini, sangat riskan karena mudah bocor dan terlepas yang menyebabkan
loncis cepat melempem. Selain itu, varian rasa produk masih monoton hanya
menjual rasa original dan pedas manis.
Gambar 4. Diskusi dengan produsen loncis mentah

Gambar 5. Melakukan Praktek dengan ikut memproduksi loncis

3. Perumusan Alternatif Solusi


Setelah mengetahui permasalahan pada produk, selanjutnya melakukan perumusan
alternatif solusi yang tepat dan cocok bagi Loncis. Pencarian alternatif solusi
dengan melihat produk sejenis di pasaran dan mencari inovasi-inovasi dan
teknologi yang apat diterapkan pada produk Loncis di Jurnal Penelitian. Hasil
pencarian alternatif solusi ini, kemudian didiskusikan kembali dengan pelaku
UMKM Loncis. Sehingga dapat dirumuskan bersama alternatif solusi yang tepat
dan cocok bagi produk Loncis. Alternatif solusi yang berhasil dirumuskan adalah
penggunaan logo dan stiker dengan nama dari pemilik UMKM, penambaan varian
rasa, penggantian plastik kemasan, dan penggunaan hand sealer untuk segel.

Gambar 6. Melakukan Praktek dengan ikut memproduksi loncis


Gambar 7. Melakukan Praktek dengan ikut memproduksi loncis

Gambar 8. Mencari pengembangan dan inovasi Loncis di Jurnal


penelitian

4. Penyuluhan Pengembangan Produk


Penyuluhan kepada ibu-ibu PKK dilakukan untuk memberikan pengetahuan
terkait pengembangan dan inovasi produk yang harapannya dapat mendorong
untuk mengembangkan produk yang ada di Dukuh Pohbusung. Hal ini
dilandaskan dari kendala dan permasalahan dari beberapa UMKM yang
didapatkan ketika observasi dan pendataan UMKM untuk potensi data.
Permasalahan yang terjadi pada UMKM Loncis beserta alternatif soolusi yang
dapat ditawarkan menjadi contoh aktual dari materi penyuluhan pada ibu PKK.
Secara garis besar penyuluhan berisi penyampaian materi yang meliputi
pengembangan dan inovasi produk UMKM disertai sharing seputar usaha yang
sedang dijalani atau hendak dijalani oleh ibu PKK. Penyuluhan dihadiri oleh 43
peserta. Penyuluhan ini dilakukan bersama dengan anggota kelompok dengan
materi pengembangan desain produk.
Gambar 9. Penyuluhan kepada ibu-ibu PKK

5. Implementasi Alternatif dan Inovasi Produk


Implementasi alternatif dan inovasi produk dilakukan berdasarkan perumusan
alternatif solusi permasalahan produk dan inovasi produk berdasarkan survei
kebutuhan pasar. Terdapat beberapa solusi pengembangan dan inovasi yang di
implementasikan yaitu penambahan varian rasa, penggunaan teknologi hand
sealer, penggantian plastik kemasan, dan pengunaan logo dan stiker pada
kemasan. Proses ini dimulai dengan melakukan survei bubuk perasa, pemilihan
rasa yang cocok dengan Loncis, pelatihan penggunaan alat hand sealer, sampai
pemilihan plastik dan penempelen stiker pada kemasan.

Gambar 10. Pelatihan penggunaan handsealer


Gambar 11. Testimoni varian rasa

Gambar 12. Pengemasan dan penimbangan

C. Luaran
Luaran dari program kerja ini adalah berupa pengembangan produk Loncis.
Beberapa pengembangan yang berhasil dilakukan adalah penambahan varian rasa
untuk Loncis milik bu Ririn yang awalnya hanya memiliki 2 rasa yaitu rasa original
dan pedas manis menjadi 5 varian rasa dengan dengan penambahan rasa Balado,
Jagung Bakar, dan Pedas. Begitupun dengan Loncis milik Pak Budiyanto yang
awalnya hanya memiliki 1 rasa saja yaitu original menjadi 3 varian rasa dengan
penambahana rasa Pedas Manis dan Barbeque. Selain itu, pengembangan yang berhasil
dilakukan adalah penggunaan hand sealer untuk segel produk, penggantian kemasan
plastik, serta penggunaan logo dan stiker hasil desain anggota kelompok yang menjadi
luaran dari prokernya.
Gambar 12. Hasil pengembangan produk loncis Bu Ririn

Gambar 13. Hasil pengembangan produk loncis Pak Budiyanto

D. Evaluasi
Selama pelaksanaan progam hingga pembuatan laporan tidak ada
kendala yang berarti. Namun selama penjalanan program tidak sesuai
dengan matrix yang telah di rencanakan. Banyak kegiatan yang mundur dari
tanggal yang telah ditentukan, hal ini dikarenakan kondisi badan yang
kurang fit saat dilapangan dan juga menyesuaikan dengan acara dan agenda
warga. Selanjutnya evaluasi juga dilakukan terhadap hasil pengembangan
dan inovasi produk Loncis. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelaku usaha Loncis terhadap pengembangan dan inovasi yang
telah dilakukan pada produknya. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan,
pelaku UMKM Loncis, baik bu Ririn maupun pak Budiyanto merasa bahwa
hasil pengembangan dan inovasi produk yang telah dilakukan sangat
memuaskan dan bisa diterapkan pada usaha mereka.

Anda mungkin juga menyukai