1) Katup Atrioventrikularis
a. Katup trikuspidalis
Dinamakan deminkian karena tersusun atas tiga kuspis atau daun,
memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup mitral atau biskupidalis
(dua kupis) terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kiri (lihat gambar 2.1)
2) Katup Semilunaris
Normalnya tersusun tas tiga kuspis, yang berfungsi dengan baik tanpa otot
palpilaris dan korda tendinea. Tidak terdapat katup antara vena-vena besar dengan
atrium (Smeltzer & Bare, 2002).
a. Katup Pulmonalis
Katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
b. Katup Aorta
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar ini mempunyai
bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai
penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut.
Adapun katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan
mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
3. Sistem Hantaran Jantung
3. Tanda dan Gejala CHF
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain :
1. Dyspnea
Merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita CHF (Nirmalasari,
2017). CHF mengakibatkan kegagalan fungsi pulmonal sehingga terjadi
penimbunan cairan di alveoli. Hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi
dengan maksimal dalam memompa darah (Nirmalasari, 2017). Hal-hal tersebut
mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh terganggu sehingga terjadi dypnea.
2. Fatigue
Hal ini karena dyspnea berpengaruh pada penurunan oksigenasi jaringan dan produksi
energi sehingga kemampuan aktifitas pasien sehari-hari juga akan menurun yang
dapat menurunkan kualitas hidup pasien (Sepdianto, Tri Cahyo, 2013).
3. Gelisah
Kemungkinan pasien gelisah karena sesak napas dan nyeri dada
1. Kelas 1
- Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan,dyspnea, palpilasi dll
- Asimptomatik
- Kegiatan sehari-hari tidak terbatas
2. Kelas 2
- Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas
- Gejala tidak ada saat istirahat
- Ada bailar (krekels dan S3 murmur)
3. Kelas 3
- Keiatan sehari-hari terbatas
- Tidak ada keluhan saat istirahat
- Aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan,berdebar atau dyspnea
-
4. Kelas 4
- Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan
- Terdapat gejala saat istirahat
- Keluhan meningkat saaat melakukan aktivitas
5. WOC CHF
GOOGLE AKIHHHHH
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiogram Dada
- Kongesti Vena Paru
- Redistribusi Vaskular pada lobus-lobus atau paru
- Kardiomegali
2. Kimia Darah
- Hiponatremia
- Hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung
- BUN dan kreatinin meningkat
3. Urine
- Lebih Pekat
- BJ meningkat
- Na meningkat
4. Fungsi Hati
- Pemanjangan masa protombin
- Peningkatan bilirubin dan enzime hati
7. Penatalaksanaan
1. Medis
RM PASIEN
2. Keperawatan
- Edukasi Exsercise dan Peningkatan Kapasitas Fungsional
- Pemberian Posisi Semi Fowler dan breathing exercise untuk mengurangi usaha
serta meningkatakan fungsi otot pernafasan
- Mengurangi beban kerja jantung melalui pembatasan fisik yang ketat
Nirmalasari, N. (2017). Deep Breathing Exercise and Active Range of Motion Effectively
Reduce Dyspnea in Congestive Heart Failure Patients. NurseLine Journal, 2(2), 159.
https://doi.org/10.19184/nlj.v2i2.5940
Sepdianto, Tri Cahyo, M. D. C. T. (2013). Peningkatan Saturasi Oksigen Melalui Latihan Deep
Diaphragmatic Breathing pada Pasien Gagal Jantung. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan,
1, 8.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddarth. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika.