Anda di halaman 1dari 6

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI

PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

Dasar 1. UU No. 13 Tahun 2003 mengatur hak atas cuti atau istirahat
Pertimbangan tahunan dan izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap
memperoleh gaji/upah pokok.
2. Untuk menjaga ketertiban pelaksanaannya dan demi
kelancaran kegiatan Perusahaan, maka dipandang perlu untuk
menetapkan aturan pelaksanaan cuti dan izin meninggalkan
pekerjaan.
Tujuan Menetapkan tata cara penggunaan cuti dan izin
meninggalkan pekerjaan bagi pekerja di lingkungan PT
AIEI.
Kebijakan Dasar 1. Kebijakan dasar cuti dan izin meninggalkan pekerjaan
mencakup beberapa hal sebagai berikut :
Subyek Halaman
Cuti Tahunan
Cuti Melahirkan, Gugur Kandungan dan Haid
Izin Sakit dan Izin Meninggalkan Pekerjaan
dengan Gaji/Upah Pokok Penuh
Izin Meninggalkan Pekerjaan untuk Menjalankan
Ibadah Agama dan Izin Tanpa Gaji/Upah Pokok

2. Pekerja yang sedang melakukan cuti tahunan, cuti melahirkan,


cuti gugur kandungan, cuti haid, izin sakit, izin meninggalkan
pekerjaan untuk menjalankan ibadah agama ataupun izin
meninggalkan pekerjaan dengan gaji/upah pokok penuh
sebagaimana yang tercantum dalam Surat Keputusan Direksi ini
tidak diberikan Uang Makan ataupun Subsidi Transportasi
sebagaimana yang diatur dalam masing-masing urat Keputusan
Direksi terkait karena sifat kedua komponen tersebut yang
hanya diberikan berdasarkan kehadiran.
3. Mekanisme pelaksanaan cuti dan izin meninggalkan pekerjaan
diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Cuti dan Izin Meninggalkan
Pekerjaan.
4. Setiap pekerja bertanggung jawab untuk merencanakan dan
mengatur pelaksanaan cuti atau izin meninggalkan pekerjaan
sebaik mungkin dengan tetap mempertimbangkan kelancaran
kegiatan operasional Perusahaan.
Ketentuan Umum 1. Hak cuti tahunan merupakan hak istirahat yang dimiliki pekerja
dengan tetap memperoleh gaji/upah pokok penuh.
2. Periode cuti tahunan pekerja dimulai dari awal tahun hingga
akhir tahun.
3. Hak cuti tahunan diberikan kepada pekerja tetap sebanyak 12
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

(dua belas) hari.

Penerbitan dan Masa 1. Cuti tahunan sejumlah 12 (dua belas) hari diterbitkan pada
Berlaku awal tahun untuk tahun berjalan.
2. Masa berlaku cuti tahunan adalah hingga 12 (dua belas) bulan
terhitung dari awal tahun pada saat cuti tersebut diterbitkan.
3. Pelaksanaan cuti tahunan tidak dapat ditangguhkan, dan bila
hak cuti tersebut tidak juga diambil, maka hak cuti menjadi
gugur dan tidak dapat diganti.
4. Untuk pekerja baru, cuti tahunan dapat diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Cuti tahunan diberikan setelah melewati masa percobaan,
sejumlah proporsional sesuai jumlah bulan masuk bekerja
yang telah dilalui dari tanggal masuk kerja hingga akhir
tahun.
b. Khusus untuk perhitungan cuti tahunan pada tanggal dan
bulan masuk kerja pekerja, maka dilakukan pembulatan
sebagai berikut :
 Bagi pekerja yang memiliki tanggal masuk kerja hingga
tanggal 15 (lima belas), maka pekerja diberikan 1 (satu)
hari hak cuti untuk bulan tersebut.
 Bagi pekerja yang memiliki tanggal masuk kerja setelah
tanggal 15 (lima belas), maka pekerja tidak diberikan
hak cuti untuk bulan tersebut.
c. Pada tahun selanjutnya, penerbitan cuti tahunan mengikuti
peraturan yang berlaku.
5. Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka cuti
tahunan yang menjadi hak pekerja diperhitungkan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Hak pekerja atas kuota cuti tahunan yang telah diterbitkan
adalah sejumlah proporsional sesuai dengan jumlah bulan
bekerja yang telah dilalui dari awal tahun hingga terjadinya
PHK, dengan memperhitungkan kuota cuti tahunan yang
telah diambilnya.
b. Khusus untuk perhitungan cuti tahunan pada tanggal dan
bulan terjadinya PHK, maka dilakukan pembulatan sebagai
berikut :
 Bagi pekerja yang tanggal efektif PHK-nya hingga
tanggal 15 (lima belas), maka pekerja tidak diberikan
hak cuti untuk bulan tersebut.
 Bagi pekerja yang efektif tanggal PHK-nya setelah
tanggal 15 (lima belas), maka pekerja diberikan 1 (satu)
hari hak cuti untuk bulan tersebut.
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

Ketentuan 1. Cuti tahunan pekerja wajib dipergunakan dan tidak dapat


Pelaksanaan diganti dengan uang
2. Sebagian dari cuti tahunan dapat dilaksanakan secara bersama-
sama (massal) pada Hari Raya Idul Fitri atau hari-hari cuti
massal lain yang ditetapkan pemerintah.
3. Cuti tahunan pekerja dilaksanakan sesuai dengan persetujuan
atasan.
4. Demi kelancaran pekerjaan maka setiap atasan bertanggung
jawab dalam pengaturan pelaksanaan cuti tahunan pekerja
pada jajarannya.

Cuti Melahirkan 1. Kepada pekerja wanita yang akan menjalani proses persalinan
diberikan izin meninggalkan pekerjaan selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu setengah) bulan
sesudah persalinan, dengan pemberian gaji/upah pokok penuh.
2. Penetapan jadwal persalinan dilakukan berdasarkan surat
keterangan dokter.

Cuti Gugur 1. Bagi pekerja wanita yang mengalami gugur kandungan, maka
Kandungan kepadanya diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan
gaji/upah pokok penuh selama 1,5 (satu setengah) bulan sejak
terjadinya gugur kandungan sesuai dengan surat keterangan
dokter.

Cuti Haid 1. Bagi pekerja wanita yang dalam masa haid nerasakan sakit
dapat diberikan cuti haid pada hari pertama dan/atau hari ke-2
(dua) pada waktu haid dengan tetap memperoleh gaji/upah
pokok penuh. Pemberian cuti haid tersebut dilaksanakan pada
surat keterangan dokter.
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

IZIN SAKIT DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN GAJI/UPAH POKOK


PENUH
Izin Sakit 1. Pekerja yang tidak masuk karena sakit lebih dari 1 hari
berturut-turut harus menyertakan Surat Keterangan Dokter.
2. Referensi peraturan pemberian gaji/upah pokok bagi pekerja
yang sakit mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 pasal 93 ayat

Izin Meninggalkan 1. Izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap memperoleh


Pekerjaan dengan gaji/upah pokok penuh diberikan sesuai dengan jumlah hari
Gaji/Upah Pokok yang terdapat pada ketentuan Undang-undang No. 13 Tahun
Penuh 2003 pasal 93 ayat 4, yaitu untuk keperluan :

Jumlah
Keperluan
Izin (Hari)
Menikah 3
Menikahkan Anak 2
Pernikahan Saudara Kandung 1
Mengkhitankan Anak 2
Membaptiskan Anak 2
Istri Melahirkan/Gugur Kandungan 2
Suami/Istri atau Orang Tua/Mertua atau Saudara
2
Kandung/Ipar atau Anak atau Menantu Meninggal Dunia
Anggota Keluarga dalam satu Rumah Meninggal 1

2. Bila pekerja memerlukan tambahan waktu untuk izin


meninggalkan pekerjaan, maka pekerja dapat menggunakan
hak cuti tahunannya.
3. Dalam hal pekerja mengalami suatu musibah bencana alam,
kebakaran ataupun hal-hal lain yang bersifat force majeur,
maka pekerjaan tersebut dapat diberikan izin meninggalkan
pekerjaan dengan tetap memperoleh gaji/upah pokok penuh
sesuai dengan mekanisme pelaksanaan yang terdapat pada
Petunjuk Pelaksanaan Cuti dan Izin Meninggalkan Pekerjaan.
4. Dalam hal pekerja tidak dapat hadir di tempat kerja secara
penuh (dating terlambat atau pulang cepat) pada hari kerja
sesuai dengan jadwal atau waktu kerja yang ditentukan, maka
izin hanya dapat diberikan berdasarkan pertimbangan khusus
karena adanya penyesuaian waktu kehadiran akibat kebutuhan
operasional Perusahaan yang bersifat tidak rutin (misalnya
terdapat aktivitas pekerjaan yang mengharuskan pekerja
menginap di kantor pada hari sebelumnya),
SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

keperluan pribadi mendesak yang disetujui atasan ataupun


keperluan terkait izin meninggalkan pekerjaan dengan
gaji/upah pokok penuh sebagaimana yang terdapat pada poin 1
dan poin

Izin Meninggalkan 1. Pekerja diizinkan untuk menunaikan ibadah sesuai dengan yang
Pekerjaan untuk diwajibkan agamanya dengan tetap memperoleh gaji/ipah
Menjalankan Ibadah pokok penuh.
Agama 2. Izin diberikan sesuai dengan periode wakturencana
pelaksanaan ibadah agama yang telah ditetapkan oleh pihak
yang berwenang dengan waktu izin yang dapat diberikan paling
lama adlaha 30 hari kerja.
3. Izin tersebut hanya diberikan kepada pekerja tetap dan hanya
diberikan sekali selama pekerja bekerja.
4. Pekerja yang ingin menunaikan ibadah yang bersifat tidak wajib
sesuai dengan agamanya dapat menggunakan hak cuti tahunan
untuk keperluan tersebut.

Penutup 1. Penyimpangan dari kebijakan ini harus dengan persetujuan


tertulis dahulu dari direksi PT AIEI Sangyo.
2. Kebijakan ini dikemudian hari dapat sewaktu-waktu diubah
dana tau ditambah.
3. Hal-hal lain yang belum diatur dalam kebijakan ini, akan
ditentukan kemudian sesuai dengan perkembangan kebutuhan.

Ditetapkan di Purwakarta
Pada tanggal 1 Maret 2020

Direksi
PT AIEI Sangyo

Shogo Aiba Ikemoto


SURAT KEPUTUSAN DIREKSI
PT AIEI
Cuti dan Izin
No SK-DIR AIEI.002/HR/03/2020 Meninggalkan
Tanggal diterbitkan 1 Maret 2020 Pekerjaan PT AIEI
Tanggal mulai berlaku 1 Maret 2020
Kelompok kebijakan Kondisi dan Syarat Kerja

Anda mungkin juga menyukai