Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMAHAMI CARA MENYUSUN PETA DAKWAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah“Ilmu Dakwah III”

Dosen Pengampu : Dr. Ujang Habibi

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Muhammad Aljabar Alrojak
Rizki Vladivostok Efendi

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR
T.A. 2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala, Rabb semesta alam.
Yang senantiasa memberikan kepada kita berbagai nikmat yang tidak terhitung dayanya
dan juga telah menjadikan kita sebagai orang-orang yang mencintai Agamanya dan
berpegang teguh kepada tuntunan syariat-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah
limpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Juga kepada
keluarganya, kepada sahabatnya serta kepada para pengikut setianya yang selalu
berpegang teguh kepada ajaranya hingga hari kiamat.

Merupakan suatu kenikmatan yang besar dan berkat taufik dari Allah Subhanahu
wata’ala. Alhamdulillah penyusunan makalah ini telah selesai untuk memenuhi tugas
yang di berikan oleh Ustadz Ujang Habibi selaku dosen mata kuliah Ilmu Dakwah III di
Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir. Manusia pasti tidak luput dari
kesalahan, begitu juga dengan penyusun makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat di perlukan, sehingga penyusun
dapat memperbaiki pada makalah selanjutnya.

Penyusun mengucapkan jazakumullahkhoiran Katsiron kepada Ustadz Madeni,


M.Pd.Iselaku dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan untuk pembuatan
makalah ini dan para sahabat yang telah membantu penyusun dalam menyusun makalah
ini. Mudah-mudahan Allah selalu membimbing kita kejalan-Nya. Aamiin

Bekasi, 10 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................................................4

Rumusan Masalah.........................................................................................................5

BAB II PEMBAHSAN

Penegrtian Peta Dakwah ...............................................................................................6

Unsur peta dakwah .......................................................................................................7

Indikator Peta Dakwah .................................................................................................9

Cara membuat Peta Dakwah.........................................................................................10

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas dakwah merupakan sebuah keniscayaan dalam Islam. Hal ini
karena dakwah merupakan tugas yang diwajibkan oleh Allah kepada hamba-Nya
agar pesan-pesan Islam bisa sampai ke seluruh umat manusia. Keberhasilan
dakwah tergantung oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penguasaan da’i
mengenai kondisi mad’u dan lingkungan mad’uw. Hal ini karena strategi dakwah
perlu disesuaikan dengan kondisi mad’uw maupun lingkungannya. Oleh karena
itu adanya peta dakwah merupakan suatu keharusan bagi da’i agar ia bisa
menyiapkan strategi dakwah yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
mad’uwnya.
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah
dakwah.Diantara ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan dengan kisah para
rasul dalam menghadapi umatnya.Selain itu ada ayat-ayat yang ditunjukan kepada
Nabi Muhammad ketika beliau melancarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat itu
menunjukan metode yang harus di pahami dan di pelajari oleh setiap muslim.
Karena Allah tidak akan menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan dan
dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-metode
yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an.
Dalam melakukan kegiatan dakwah, salah satu hal yang paling penting
untuk dipelajari dan diketahui adalah tentang mad’u dan segala dialika yang
melingkupinya. Hal ini diperlukan, agar ketika berdakwah seorang da’i tidak salah
memposisikan dirinya, maupun diri mad’u yang dihadapinya. Sehingga kesalah
pahaman antara da’I dan mad’u bisa diminimalisir.Nah, untuk mengetahui perihal
mad’u dan segala dinamika serta keadaan sosial budaya tempat mad’u berada,
diperlukan sebuah pedoman agar seorang da’i dapat dengan mudah menentukan
langkah apa yang seharusnya ia lakukan.
Oleh karena itu, bagian penting yang menjadi persoalan yang kita soroti kali
ini adalah pemahaman kita terhadap manusia dan permasalahannya. Sehingga
gerakan dakwah secara umum dimulai dengan pemahaman Islam, sekaligus

4
pemahaman terhadap manusia dan lingkungannya yang merupakan wilayah
dakwah. Misalnya tidak hanya persoalan iman dan taqwa saja yang kita bicarakan,
akan tetapi masalah keterbelakangan dan kemiskinan, serta bagaimana cara yang
tepat untuk mengentaskan umat dakwah dari jerat ini, menjadi sangat penting dan
tidak mungkin kita pisahkan dari permasalahan dakwah. Namun, prioritas
permasalahan yang akan kita pecahkan perlu kita tetapkan, agar pemecahannya
tidak terlalu melebar atau bahkan tidak dapat dipecahkan.
Jadi disini pentingnya pemahaman kita tentang dibuatnya prioritas terhadap
permasalahan yang dihadapi umat, yang unsure-unsurnya perlu diketahui para
da’I ataupun penyuluh agama dan pengelola dakwah. Oleh karena itu, peta
dakwah adalah merupakan sajian data disekitar permasalahan itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Peta Dakwah
2. Apa saja unsur-unsur dalam Peta Dakwah
3. Apa saja indikator dalam peta dakwah
4. Bagaimana cara menyusun peta dakwah

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peta Dakwah
Peta secara umum dapat di artikan sebagai gambaran mengenai letak laut,
letak gunung dan sebagainya. Pengertian pemetaan dapat di pahami sebagai
berikut (Poerdaminta 2012; 747) :
a. Peta mempunyai pengertian map dalam bahasa Inggris atau dapat di
artikan sebagai gambar dari lingkungan, letak dan batas geografis suatu
wilayah yang berbentuk grafis.
b. Pemetaan mempunyai gambaran sebagai kondisi social, ekonomi, politik
dan agama dalam bentuk narasi atau uraiaan yang didukung oleh angka
bailk berbentuk table atau data statisti.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian Pemetaan
dakwah adalah suatu gambaran sistematik dan terinci tentang subyek ,obyek
danlingkungan dakwah pada satuan unit daerah . Satuan unitnya dapat
meliputitingkat RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten, bahkan propinsi.
Luas dan besarnya satuan unit yang akan diambil sangat tergantung kepada
kebutuhan akan data. Adapun gambaran petanya meliputi :
1. Deskripsi keadaan.Deskripsi ini dapat dituangkan dalam bentuk uraian,
dan dalam bentuk tabel, grafik dan lainnya yang berkaitan dengan setiap
komponen.
2. Identifikasi masalah dakwah.
Jadi pada dasarnya pemetaan dakwah merupakan deskripsi suatu daerah yang
memuat potensi dari berbagai sudut pandang, untuk mempermudah berjalannya
suatu system dakwah demi tercapainya cita-cita dakwah secara efisien dan efektif.
Sebuah perencanaan dakwah tidak akan mengenai sasaran jika tanpa di
dasarkan kepada data (bank data) yang sahih. Data yang sahih hanya dapat
diperoleh dari sebuah penelitian. Penelitian dakwah akan menghasilkan bang data
yang kemudian dituangkan dalam peta dakwah. Data yang ada dalam peta dakwah
dijadikan landasan untuk perencanaan dakwah.Riset, Bang Data, Peta Dakwah,
Rencana Dakwah (perkiraan masadepan, perumusan target dan tujuan, alternative

6
program, dan prioritas, penentuan metode, waktu, dan tempat, sasaran atau mad’u
dan biaya).
B. Unsur-Unsur dalam Peta Dakwah
Peta dakwah adalah suatu gambaran sistematik dan terinci tentang subyek,
obyek, dan lingkungan dakwah pada satuan unit daerah. Adapun unsur-unsur
penyusunan peta dakwah adalah:
a. Perencanaan
Perencanaan berfungsi memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa tugasnya
dilakukan. Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai dan apabila hal
ini dicapai, siapa yang harus bertanggung jawab, tentang mengapa hal
tersebut harus dicapai.
Perencanaan bisa berfungsi untuk mengatur aktifitas dakwah secara
sistematik dan terkoordinir guna memudahkan dan mengefektifkan usaha-
usaha pencapaian tujuan dakwah.
Planning ditujukan sebagai usaha untuk melihat masa depan,
memberikan rumusan tentang kebijaksanaan maupun tindak tanduk dakwah
masa mendatang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan dakwah yang matang, akan menghasilkan sesuatu hal yang baik
dan maksimal. Karena itu pelaksanaan dakwah harus direncanakan
sedemikian rupa, tidak dilaksanakan asal-asalan, tetapi terprogram dan
terencana dengan baik.
Usaha dakwah islamiyah mencakup segi-segi yang sangat luas, hal
tersebut dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, apabila sebelumnya
sudah dilakukan dengan tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan secara
matang. Artinya, dakwah islamiyah harus terprogramkan secara baik,
dikerjakan sesuai dengan rencana.
Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan secara
lebih terarah dan teratur rapi. Hal ini dapat terjadi karena dengan pemikiran
secara masak mengenai hal-hal apa yg harus di laksanakan dan bagaimana

7
cara melakukannya dalam rangka menjalankan dakwah, maka dapatlah
dipertimbangkan kegiatan apa yg harus dilakukan.
Apabila kita meninjau riwayat hidup Rasulullah sebelum menerima
risalah, yang penuh dgn berbagai pengalaman, baik sewaktu beliau ke negeri
syam pertama kali (pada usia 12 tahun) maupun ketika beliau kenegeri syam
untuk kedua kalinya(pada usia 25 tahun) untuk mengawal dan menjalankan
dagangannya khadijah, dapat diketahui bahwa pada masa itu seakan-akan
Rasulullah melakukan observasi, karena adanya pergaulan dengan berbagai
bangsa dan suku pada saat beliau berdagang, beliau memperoleh banyak
informasi, data dan fakta tentang agama, adat istiadat, kehidupan suatu
bangsa dan lain-lainnya.
b. Pengumpulan Data
Hal ini disesuaikan dengan tujuan atau komponen dakwah yang akan
dipetakan, apakah komponen subyek dakwah, obyek dakwah atau lingkungan
dakwah, atau keseluruhannya. Juga batasan wilayah yang akan dicakup.
Dalam pengumpulan data menggunakan instrument:
1. Jumlah (keseluruhan, paham agamanya, daftar nama, usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan pekerjaan.)
2. Bidang garap /kegiatan penyiaran lisan dan non lisan.
3. Pengaruhnya dalam masyarakat (tingkat dusun, desa).
4. Wilayah garapannya.
5. Pemahaman tentang kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi umatnya
(kebutuhan dan permasalahan mendesak, sehari-hari), tantangan dakwah
(yang mendesak kini dan yang akan datang).
6. Kondisi keagamaan.
7. Kondisi social budaya termasuk penddidikan.
8. Kondisi social ekonomi.
9. Perkembangan missi lain (program, kegiatan, pendanaan, seberapa besar
pengaruhnya, tokoh penggerak, pusat kegiatan dll)
10. Perkembangan dakwah Islamiyah.[4]

8
Memproses atau menyusun data yang telah didapatkan. Baik disusun secara
manual ataupun dengan komputerisasi. Cara manual misalnya pembuatan tabel
dan grafik. Komputerisasi dengan menggunakan program khusus dalam
komputer.
Dalam penyajian data dapat berisi: Data kuantitatif disajikan dalam bentuk
tabel, grafik. Data kualitatif dianalisis secara deskripsi (menggambarkan apa
adanya) Analisis kondisi, kecenderungan, dan perkembangan yang menjadi fokus
pemetaaan misalnya perkembangan jumlah penganut agama- agama, proses
islamisasi , lembaga-lembaga keagamaan.
Penyajian data yang dapat digunakan sebagai indikator penyusunan peta
dakwah:
1. Profil Sasaran Dakwah /Mad’u
Personal, meliputi data tentang: (1) paham keberagamaan, (2) pendidikan dan
usia, (3) pegangan terhadap adat-istiadat, (4) keadaan sosial-ekonomi, (5)
pekerjaan tetap dan sambilan, (6) kondisi keluarga (banyaknyak anak, kepala
keluarga, (7) kebutuhan utama, (8) permasalahan yang dihadapi dalam sehari-
hari.
Kelompok, meliputi data tentang: (1) tingkat keberagamaan masyarakat, (2)
lembaga sosial yang ada ( LMD, gotong royong dsb), (3) lapisan sosial -
lapisan dalam masyarakat ( pemimpin -awam, , kriteria pelapisan berdasarkan
tingkat ekonomi, sosial politik, sosial agama), (4) norma-norma sosial yang
berlaku (larangan dan kewajiban, tingkatan berlakunya /renggang atau ketat),
(5) pola kepemimpinan sosial (demokrasi, otoriter, liberal), pemimpin yang
paling punya otoritas (tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat di tingkat
desa/dusun/ RW/RT)
2. Subyek Dakwah dan Kegiatannya
Penyajian data tentang keadaan seseorang yang menjadi subyek dakwah
meliputi beberapa hal.
Seperti, keadaan organisasi agama (contohnya, apakah dia Muhammadiah,
non Muhammadiyah). Nama dan sifatnya (nasional, atau local) maksudnya
local atau nasional adalah, apakah Da’I ini sering melakukan dakwah secara

9
local saja atau dia telah tingkat nasional, bidang garapnya (apakah dia akan
berdakwah dengan pengajian, melalui kesenian, sosial, ekonomi, budaya dsb).
Frequensi kegiatan (aktif , kurang akif, pasif).
Juga tentang jumlah keseluruhan (paham agamanya, daftar nama, usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan topik ceramahnya). Pengaruhnya dalam
masyarakat (tingkat dusun, desa, dst). Pemahaman tentang kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi umatnya (kebutuhan dan permasalahan
mendesak , sehari-hari),
Itulah beberapa hal yang dapat disajikan, di analisis dan ditelusuri lebih jauh
sebelum melakukan penyusunan peta dakwah.
C. Indikator Dalam Peta Dakwah
Untuk mempermudah dalam proses penelitian peneliti akan menentukan
terlebih dahulu indicator-indikator pemetaan dakwah. Hal ini bertujuan agar
idikator tersebut dapat di jadikan acuan dalam proses penelitian :6
a. Gambaran geografis ;
a) Gambaran tentang keaadaan lingkungan melipuiti : kondisi social
masyarakat Kelurahan Karyamulya dan adat-istiadat masyarakat.
b) Gambaran luas wilayah meliputi : luas wilayah Kelurahan Karyamulya
dan batasan-batasan Kelurahan Karyamulya.
b. Gambaran kehidupan keagamaan ;
a) Gambaran tentang tempat ibadah umat islam meliputi : keadaan tempat
ibadah dan kegiatan keagamaan yang berlangsung.
b) Gambaran jumlah penduduk berdasarkan agama meliputi : masyarakat
beragama Islam dan non Islam.
c. Gambaran pelaksanaan dakwah ;
a) Gambaran tentang aktifitas dakwah meliputi : da’i yang terdapat di
kelurahan Karyamulya dan mad’unya.
b) Gambaran mengenai media dan materi dakwah meliputi : sarana dan
prasarana dakwah yang digunakan, dan pesan yang di sampaikan.
c) Gambaran organisasi keagamaan dan lembaga keagamaan, meliputi :
program yang di jalankan, serta visi dan misinya.

10
D. Cara Menyusun Peta Dakwah
Kegiatan penyusunan pemetaan dakwah dilakukan melalui berbagai langkah
yaitu:
a. Persiapan
a) Menyusun desain penelitian yang berhubungan dengan tujuan dan
cara penelitian (pendekatan, lokasi dan subjek, teknik pengumpulan
data, dan analisis data.)
b) Pengorganisasian penelitian dan kerjasama.
c) Penyusunan instrument (angket, pedomon wawancara, daftar
pengecekan, skala penilaian bertingkat)
b. Pengumpulan Data
Hal ini di sesuaikan denga tujuan atau komponen dakwah yang dipetakan,
apakah komponen subjek dakwah, objek dakwah, lingkungan dakwah,
atau keseluruhannya. Juga batasan wilayah yang akan dicakup. Dalam
pengumpulan data menggunakan instrument sebagaimana didetatapkan
dalam desain penelitian seperti angket, observasi, wawancara, atau
dokumentasi.
c. Proses Data
Proses data dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual
atau komputas. Cara manual misalnya pembuatan table dan
grafik.Sedangkan komputasi menggunakan program khusus.
d. Penyajian dan Analisis Data
a) Data kualitatif disajikan dalam bentuk table dan grafik. Data kualitatif
dianalisis secara deskripsi (menggambarkan apa adanya).
b) Analisis kondisi, kecenderungan, dan perkembangan yang menjadi
focus misalnya perkembangan jumlah penganut agama, proses
islamiah, dan lembaga-lembaga keagamaan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peta secara umum dapat di artikan sebagai gambaran mengenai letak laut,
letak gunung dan sebagainya. Pengertian pemetaan dapat di pahami sebagai
berikut (Poerdaminta 2012; 747) :
Peta mempunyai pengertian map dalam bahasa Inggris atau dapat di artikan
sebagai gambar dari lingkungan, letak dan batas geografis suatu wilayah yang
berbentuk grafis.
pemetaan mempunyai gambaran sebagai kondisi social, ekonomi, politik dan
agama dalam bentuk narasi atau uraiaan yang didukung oleh angka bailk
berbentuk table atau data statisti.
Adapun memiliki beberapa unsure diantaranya :
a. Perencanaan
b. Pengumpulan Data
Memilik indicator diantaranya :
a. Gambaran geografis ;
b. Gambaran kehidupan keagamaan ;
c. Gambaran pelaksanaan dakwah ;
Adapun cara membuatnya :
a. Penyajian dan Analisis Data
b. Proses Data
c. Pengumpulan Data
d. Persiapan

12

Anda mungkin juga menyukai