Anda di halaman 1dari 8

BHJ 3(2) Supplement 1 2019

BALI HEALTH JOURNAL


ISSN 2599-1280 (Online); ISSN 2599-2449 (Print)
http://ejournal.iikmpbali.ac.id/index.php/BHJ

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE


DENGAN CONTRACT RELAX STRETCHING PADA TERAPI
KONVENSIONAL DALAM MENURUNKAN DISABILITAS CERVICAL
PADA TEXT NECK SYNDROME

I Made Dhita Prianthara1, Komang Tri Adi Suparwati2, Ida Ayu Astiti Suadnyana3
1,2,3
Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Bali Internasional

ABSTRAK

Latar belakang: Text neck syndrome merupakan cidera stress yang berulang akibat dari posisi membungkuk atau menekuk
pada daerah cervical yang terlalu lama saat melihat smartphone, komputer atau perangkat elektronik lainnya. Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dari myofascial release technique dengan contract relax
stretching pada terapi konvensional dalam menurunkan disabilitas cervical pada text neck syndrome. Metode: Penelitian ini
bersifat eksperimental dengan rancangan pre dan post test two group design. Sampel penelitian berjumlah 22 orang yang
dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 diberikan intervensi myofascial release technique dan ultrasound sedangkan
kelompok 2 diberikan intervensi contract relax stretching dan ultrasound. Pengukuran disabilitas dilakukan dengan
menggunakan NPDI (Neck Pain Disability Index). Hasil: Hasil pengujian hipotesis menggunakan Independent Samples Test
pada kelompok 1 diperoleh rerata setelah perlakuan sebesar 15,82±3,737 dan pada kelompok 2 sebesar 19,09±2,256 dengan
nilai p=0,023. Simpulan: Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan myofascial release technique lebih menurunkan
disabilitas dibandingkan dengan contract relax stretching pada terapi konvensional.

Kata kunci: myofascial release technique, contract relax stretching, ultrasound, text neck syndrome

ABSTRACT

Background: Text neck syndrome is a repetitive stress injury caused by cervical bending motion for long period when using
a smartphone, computer or other electronic device. Purpose: The purpose of this study was to determine the effectiveness of
the myofascial release technique with contract relax stretching in conventional therapy in reducing cervical disability in text
neck syndrome. Method: This research is experimental with pre and post test control group design. The research sample of
22 people who were divided into two groups. Group 1 was given myofascial release technique and ultrasound intervention
while group 2 was given contract relax stretching and ultrasound intervention. Disability measured by NPDI (Neck Pain
Disability Index). Result: The results of hypothesis testing using the Independent Samples Test in group 1 obtained a mean
after treatment is 15.82 ± 3.737 and in group 2 is 19.09 ± 2.256 with p value is 0.023. Conclusion: From these results it can
be concluded that the myofascial release technique reduces disability more than contract relax stretching in conventional
therapy.

Keywords: myofascial release technique, contract relax stretching, ultrasound, text neck syndrome


Korespondensi: Riwayat Artikel:
I Made Dhita Prianthara Diterima 12 Oktober 2019
Email: dhitaprianthara@iikmpbali.ac.id Disetujui 20 November 2019
Dipublikasikan 31 Desember 2019
Bali Health Journal
Perbedaan Efektivitas Myofascial Release Technique
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

PENDAHULUAN smartphone ataupun saat menggunakan


komputer saat bekerja. Kebiasaan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tersebut nantinya akan dapat
teknologi di era globalisasi ini tentunya mempengaruhi leher sehingga
sangat banyak memberikan manfaat bagi menyebabkan nyeri. Hal tersebut
kehidupan manusia. Pada jaman sekarang mengakibatkan otot akan terus
ini, di mana teknologi seluler telah mengalami kontraksi untuk menahan
berkembang pesat, semakin banyak orang beban tubuh guna mempertahankan tubuh
yang menghabiskan banyak waktu di agar tetap dalam posisi tersebut. Jika hal
perangkat elektroniknya, seperti tersebut dilakukan secara repetitif dan
smartphone, komputer, tablet dan e- dalam jangka waktu yang lama maka
readers. Sebagai contoh dalam hal akan terjadi luka dan penumpukan sisa
komunikasi pada era sekarang ini sudah metabolisme di dalam jaringan. Setelah
sangat mudah untuk dilakukan oleh itu akan terjadi ischemia akibat dari
karena adanya smartphone. Smartphone kekurangan nutrisi dan oksigen yang
memberikan kita kemudahan dalam dapat menghasilkan nyeri dan
menjalin komunikasi baik dengan keterbatasan gerak sendi pada cervical
keluarga, sahabat ataupun dengan orang yang mengganggu produktivitas kerja
lain yang jauh dari kita. dan aktivitas sehari-hari[4].
Text neck syndrome merupakan Beberapa penelitian telah
cidera stress yang berulang akibat dari menunjukkan bahwa myofascial release
posisi membungkuk atau menekuk pada technique dapat menurunkan nyeri.
daerah cervical yang terlalu lama saat Myofascial release technique merupakan
melihat smartphone, komputer atau salah satu teknik untuk memberikan
perangkat elektronik lainnya.[1]. Text neck regangangan atau elongasi pada struktur
syndrome dapat menyebabkan berbagai otot dan fascia. Regangan tersebut akan
macam keluhan seperti nyeri pada leher, mengembalikan mobilitas dari jaringan
bahu, punggung bagian atas ataupun fascia dan otot dan fungsi sendi normal.
nyeri kepala kronis. Namun nyeri yang Efek yang dihasilkan dari myofascial
paling sering terjadi adalah nyeri leher release technique ini akan langsung
oleh karena pengguna smartphone sering dirasakan seperti pengurangan rasa nyeri
melakukan posisi forward head posture meningkatnya aliran darah oleh karena
yang berkepanjangan saat melihat layar kapiler-kapiler darah akan cepat
perangkat smartphone [2]. membuka (dilatasi) dan akan terjadi
Posisi leher dalam posisi fleksi pembuangan sisa hasil metabolisme yang
yang bervariasi dapat mempengaruhi merupakan racun bagi jaringan tubuh[5].
beratnya tekanan yang terjadi pada leher. Contract relax stretching yang
Sebagai contoh pada saat posisi leher merupakan suatu teknik yang
fleksi kedepan sebesar 15 derajat maka menggabungkan kontraksi otot isometrik
akan terjadi penekanan pada leher sebesar dengan stretching pasif. Kontraksi
27 pounds, pada posisi 30 derajat terjadi isometrik membantu mengurangi nyeri
penekanan sebesar 40 pounds, posisi 45 melalui mekanisme pumping action
derajat terjadi penekanan sebesar 49 sehingga sisa-sisa metabolisme dapat
pounds dan posisi 60 derajat terjadi berkurang. Saat otot diregangkan dengan
penekanan 60 pounds[3]. teknik contract relax stretching akan
Disabilitas pada leher pada mempengaruhi sarkomer yang
dewasa ini sering terjadi pada remaja dan merupakan unit kontraksi dasar pada
orang dewasa yang secara tidak langsung otot[6].
dan terus menerus menundukkan Ultrasound merupakan terapi
lehernya pada saat menggunakan dengan menggunakan gelombang suara

S45
Bali Health Journal
Prianthara, Suparwati & Suadnyana
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

yang dapat digunakan untuk penelitian, c) Subjek berumur 20 sampai


memperbaiki struktur jaringan yang 40 tahun dan berjenis kelamin laki-laki
mengalami gangguan. Ultrasound dapat maupun perempuan. Kriteria eksklusi:
menghasilkan efek fisiologis seperti efek pasien dengan HNP cervical, peradangan
micro massage, thermal dan non thermal. akut, fraktur cervical, spondilolisthesis
Efek thermal yang dihasilkan oleh cervical, dan pasien yang telah mendapat
ultrasound dapat memberikan panas yang intervensi dengan modalitas lain dan
lebih dalam ke jaringan sehingga dapat medikamentosa yang didiagnosa dengan
melancarkan sirkulasi darah dan anamnesis.
metabolisme[7].
Berdasarkan latar belakang Prosedur Pengukuran Disabilitas
tersebut, sangat perlu dilakukan Pengukuran tingkat disabilitas
penelitian tentang perbedaan efektivitas dilakukan menggunakan Neck Pain
myofascial release technique dengan Disability Index (NPDI). Pengukuran
contract relax stretching pada terapi dilakukan pada awal sebelum intervensi
konvensional dalam menurunkan (pre test) dan pada akhir pemberian
disabilitas cervical pada text neck intervensi (post test). Kuisioner NPDI
syndrome. memiliki 10 macam pertanyaan yang
terfokus pada nyeri dan aktifitas hidup
sehari – hari termasuk intensitas nyeri,
METODE perawatan diri sendiri, mengangkat,
membaca, sakit kepala, konsentrasi,
Rancangan Penelitian status bekerja, mengemudi, tidur dan
Penelitian ini menggunakan rekreasi. Pengukuran disabilitas leher ini
rancangan experimental dengan dengan cara mengisi kuisioner yang
rancangan pre and post test two group dinilai dengan menggunakan NPDI,
design, yang dilakukan di Kota Denpasar, dimana NPDI memiliki 10 bagian
dengan Pengambilan sampel dari pertanyaan dari setiap bagian memiliki
populasi dilakukan sesuai kriteria inklusi nilai masing–masing nilainya 0-5, yang
dan eksklusi. kemudian dijumlahkan maka maksimal
adalah 50.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik Analisis Data
fisioterapi di Kota Denpasar. Waktu Data yang diperoleh dianalisis
penelitian dan pengambilan data menggunakan aplikasi SPSS. Data
dilaksanakan mulai bulan Agustus 2018 - deskriptif untuk menganalisis umur dan
November 2018. jenis kelamin menggunakan statistik
deskriptif. Uji normalitas menggunakan
Populasi dan Sampel Saphiro-Wilk test, uji homogenitas
Populasi penelitian adalah remaja menggunakan Levene’s Test. Uji
di Kota Denpasar dengan keluhan text hipotesis menggunakan Paired Samples
neck syndrome berdasarkan assessment T-test untuk sesama kelompok dan
fisioterapi di Kota Denpasar yang Independent Samples T-test untuk
berjumlah 22 orang. Adapun kriteria menguji perbedaan antar kelompok.
inklusi penelitian ini: a) Subjek positif
menderita nyeri akibat dari text neck
syndrome, b) Bersedia menjadi subjek HASIL
penelitian dari awal sampai akhir
penelitian dengan menandatangani surat Pada Tabel 1 Menunjukkan data
perjanjian bersedia menjadi sampel karakteristik jenis kelamin pada

S46
Bali Health Journal
Perbedaan Efektivitas Myofascial Release Technique
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

kelompok perlakuan 1 subjek yang orang (63,6%) dan perempuan sebanyak


berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 5 orang (36,4%).
orang (72,7%) dan perempuan sebanyak Pada Tabel 2 subjek penelitian
3 orang (27,3%), sedangkan pada kelompok 1 memiliki rerata umur
kelompok perlakuan 2 subjek yang (21,36±1,120) tahun dan pada kelompok
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7 2 memiliki rerata umur (21,64±1,362).

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin


Frekwensi Persen
Jenis Kelamin
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 2
Laki-Laki 8 7 72,7 63,6
Perempuan 3 4 27,3 36,4
Total 11 11 100,0 100,0

Tabel 2. Distribusi Data Sampel Berdasarkan Usia


Nilai Rerata dan Simpang Baku
Karakteristik
Kelompok 1 Kelompok 2
Usia 21,36±1,120 21,64±1,362

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas


Uji Normalitas dengan Shapiro Wilk Test Uji
Kelompok 1 Kelompok 2 Homogenitas
Kelompok Data
(Levene’s
Statistik p Statistik p
Test)
Sebelum
0,951 0,655 0,896 0,165 0,069
Intervensi
Sesudah Intervensi 0,949 0,633 0,881 0,108 0,525
Selisih 0,912 0,255 0,876 0,093 0,738

Pada Tabel 3 uji normalitas bahwa data sebelum maupun sesudah


dengan menggunakan Shapiro Wilk Test intervensi memiliki data yang homogen.
didapatkan nilai probabilitas untuk Berdasarkan Tabel 4 didapatkan
kelompok data sebelum intervensi pada hasil beda rerata peningkatan skor NPDI
kelompok 1 dimana nilai p = 0,655 (p > yang dianalisis dengan paired sample t-
0,05) dan setelah intervensi nilai p = test sebelum dan setelah intervensi pada
0,633 (p > 0,05) sedangkan pada kelompok 1 dengan nilai p = 0,000 (p <
kelompok 2 sebelum intervensi nilai p = 0,05) yang berarti bahwa ada perbedaan
0,165 (p > 0,05) dan setelah intervensi yang bermakna dari penurunan tingkat
nilai p = 0,108 (p > 0,05). Hasil tersebut disabilitas sebelum dan setelah intervensi.
menunjukkan bahwa data berdistribusi Pengujian hipotesis sebelum dan setelah
normal. Pada uji Homogenitas dengan intervensi pada kelompok 2 yang
menggunakan Levene’s Test didapatkan menggunakan uji paired sample t-test
nilai p = 0,069 (p > 0,05) untuk didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
kelompok sebelum intervensi dan untuk yang berarti bahwa ada perbedaan yang
kelompok sesudah intervensi nilai p = bermakna dari penurunan tingkat
0,525 (p > 0,05) yang mununjukkan disabilitas sebelum dan setelah intervensi.

S47
Bali Health Journal
Prianthara, Suparwati & Suadnyana
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

Tabel 4. Uji Rerata Penurunan Disabilitas dengan NPDI Sebelum dan Setelah Intervensi
95% Confidence
Sebelum Setelah Interval
Beda Rerata p
Intervensi Intervensi Batas Batas
Bawah Atas
Kelompok
37,64 15,82 21,818±2,442 20,178 23,459 0,000
1
Kelompok
38,36 19,27 19,091±2,256 17,575 28,062 0,000
2

Tabel 5. Hasil Uji Independent T-test


95% Confidence
Interval
Kelompok n Rerata±SB p
Batas Batas
Bawah Atas
Kelompok 1 11 37,64±3,880
Sebelum -3,462 2,008 0,585
Kelompok 2 11 38,36±1,963
Kelompok 1 11 15,82±3,737
Sesudah -6363 2,070 0,023
Kelompok 2 11 19,09±2,256
Kelompok 1 11 21,82±2,442
Selisih 0,636 4,819 0,013
Kelompok 2 11 19,09±2,256

Berdasarkan Tabel 5 yang dan selalu aktif dalam melakukan


memperlihatkan hasil perhitungan beda pekerjaannya salah satunya seperti
rerata penurunan tingkat disabilitas yang menggunakan komputer ataupun
diperoleh nilai p = 0,013 (p > 0,05) pada smartphone sebagai media untuk belajar
selisih antara sebelum dan sesudah maupun menggunakan internet.
perlakuan. Hal ini berarti ada perbedaan Berdasarkan hasil penelitian AlZarea &
yang bermakna pada intervensi kelompok Patil, 2015 yang menyatakan dari 396
1 dibandingkan dengan kelompok 2 siswa yang belajar di dental college dan
terhadap penurunan tingkat disabilitas. medical college Aljour university yang
aktif menggunakan smartphone,
sebanyak 71,2% siswa mengeluh
PEMBAHASAN terjadinya nyeri leher yang diikuti dengan
nyeri kepala sebanyak 63,3%, iritabilitas
Karakteristik sampel pada sebanyak 54,5%, kegelisahan sebanyak
penelitian ini yaitu pada kelompok 1 50,7%, kurang konsentrasi sebanyak
subjek yang berjenis kelamin laki-laki 47,4%, penyakit mata 36,8%, insomnia
sebanyak 8 orang (72,7%) dan berjenis 31,3%, masalah ingatan 28,5%, depresi
kelamin perempuan 3 orang (27,3%), 19,69% [8].
sedangkan pada kelompok perlakuan 2 Gelombang ultrasound dapat
subjek yang berjenis kelamin laki-laki menghasilkan panas pada jaringan
sebanyak 7 orang (63,6%) dan sehingga menimbulkan beberapa efek
perempuan sebanyak 5 orang (36,4%). fisiologis. Peningkatan suhu jaringan
Dilihat dari umur subjek, kelompok 1 sebesar 1o akan meningkatkan
memiliki rerata umur (21,36±1,120) metabolisme dan proses penyembuhan,
tahun dan pada kelompok 2 memiliki peningkatan 2o sampai 3o mengurangi
rerata umur (21,64±1,362) dimana usia nyeri dan spasme otot, peningkatan 4o
tersebut merupakan usia yang produktif keatas akan meningkatkan ektensibilitas
dan remaja banyak melakukan aktifitas

S48
Bali Health Journal
Perbedaan Efektivitas Myofascial Release Technique
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

collagen dan mengurangi kekakuan otot dan meningkatkan metabolisme dan


sendi[9]. kontraktil otot[11]. Ultrasound
Peningkatan suhu jaringan akan mempengaruhi jaringan ikat otot
memberikan efek vasodilatasi pada sehingga meningkatkan elastisitas,
pembuluh darah dan menghasilkan meningkatkan protein matrix dan
peningkatan sirkulasi darah ke area meningkatkan volume cairan didalam
cidera. Selanjutnya akan terjadi absorbsi matrix. Selain itu juga dapat
zat-zat iritan penyebab nyeri dan masuk meningkatkan tensile strength,
lagi ke dalam pembuluh darah sehingga meningkatkan collagen serta
membantu dalam mengatasi spasme meningkatkan sel fibroblast [10].
otot[10]. Myofascial release technique
Ultrasound akan menghasilkan memberikan efek stretch atau elongasi
efek mekanik pada jaringan. Efek pada struktur otot dan fascia dengan
tersebut juga dikenak dengan tujuan melepas adhesion atau
micromassage yang menyebabkan gaya perlengketan, mengurangi nyeri dengan
friksi pada jaringan sehingga gate control theory, memulihkan kualitas
menimbulkan panas, juga terstimulasinya cairan pelumas dari jaringan fasia,
saraf polimedal dan akan dihantarkan ke mobilitas jaringan dan fungsi normal
ganglion dorsalis sehingga memicu sendi[12].
produksi “P subtance” untuk selanjutnya Cantu dan Grodin pada tahun
terjadi inflamasi sekunder atau dikenal 2001 menyatakan bahwa myofascial
“neurogenic inflammation”. Namun release technique dapat meningkatkan
dengan terangsangnya “P” substance aliran darah dan temperatur cutaneus
tersebut mengakibatkan proses induksi secara signifikan. Myofascial release
proliferasi akan lebih terpacu sehingga technique dapat menyebabakan
mempercepat terjadinya penyembuhan vasodilatasi dari jaringan sehingga
jaringan yang mengalami kerusakan. terjadi peningkatan aliran darah.
Pengaruh gerakan tranduser juga akan Peningkatan volume darah dan aliran
membantu “venous dan lymphatic”, darah pada area tersebut dapat
sehingga akan menghasilkan pumping menyebabkan area tersebut membuang
action dan fleksibilitas kapsul sendi sisa-sisa metabolisme atau cairan yang
meningkat[9]. berlebihan selama pemberian myofascial
Myofascial release technique release technique sehingga terjadi
yang diaplikasikan pada jaringan dapat penurunan nyeri dan pemulihan kualitas
merangsang sel mast yang akan cairan dari jaringan fascia [5].
menghasilkan histamin. Histamin Contract relax stretching dapat
nantinya akan menyebabkan terjadinya mempengaruhi motor unit yang ada pada
vasodilator pembuluh darah sehingga seluruh serabut otot akan teraktifasi
dapat meningkatkan aliran darah ke area akibat dari adanya kontraksi isometrik
yang diaplikasikan. Disamping itu juga yang diikuti dengan inspirasi maksimal.
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler Hal tersebut juga akan menstimulus golgi
dan venule yang dapat menghasilkan tendon organ yang dapat membantu
difusi yang lebih cepat untuk membuang terjadinya relaksasi pada otot setelah
sisa-sisa metabolisme dari jaringan ke kontraksi (reverse innervation) sehingga
darah sehingga dapat menurunkan akan terjadi pelepasan adhesi pada otot
intensitas nyeri dan mempercepat proses tersebut. Kontraksi otot yang kuat akan
penyembuhan[5]. mempermudah mekanisme pumping
Ultrasound memiliki efek terhadap action sehingga proses metabolisme dan
jaringan otot yang dapat menyebabkan sirkulasi lokal dapat berlangsung dengan
terjadi relaksasi, penurunan nyeri pada baik sebagai akibat dari vasodilatasi dan

S49
Bali Health Journal
Prianthara, Suparwati & Suadnyana
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

relaksasi setelah kontraksi maksimal dari dalam menangani penurunan tingkat


otot sehingga proses metabolisme dan disabilitas yang diakibatkan oleh text
sirkulasi darah dapat berlangsung dengan neck syndrome.
baik akibat dari vasodilatasi dan relaksasi
dari otot. Dengan demikian pengangkutan
sisa-sisa metabolisme (P substance) dan DAFTAR RUJUKAN
asetabolic yang diproduksi melalui proses
inflamasi dapat berjalan dengan lancar 1. Al-Gharabawi, B. 2017. Text Neck
sehingga rasa nyeri dapat berkurang. Syndrome: A New Concern for
Adanya komponen stretching maka Physical Therapists Worldwide. EC
panjang otot dapat dikembalikan dengan Orthopaedics
mengaktifasi golgi tendon organ sehingga 2. Aggarwal, K.K. 2013. Twenty-six
relaksasi dapat dicapai karena nyeri Percent Doctors Suffer from Severe
akibat ketegangan otot dapat diturunkan Mobile Phone-induced Anxiety:
dan mata rantai viscous circle dapat Excessive use of Mobile Phone can
diputuskan[13]. be Injurious to your Health. Indian
Contract relax stretching terbukti Journal of Clinical Practice, Vol. 24,
memberikan pengaruh terhadap No. 1
penurunan nyeri otot upper trapezius 3. Neupane, S., Ali, U.T., Mathew A.
pada kondisi myofascial trigger points 2017. Text Neck Syndrome –
yang biasanya timbul akibat dari text Systematic Review. Imperial Journal
neck syndrome. Kontraksi otot yang kuat of Interdisciplinary Research, Vol. 3,
akan mempermudah mekanisme pumping No. 7
action sehingga proses metabolisme dan 4. Prianthara, I.M.D. 2014. Kombinasi
sirkulasi lokal dapat berlangsung dengan Strain Counterstrain dan Infrared
baik dan sekaligus akan membuang sisa Sama Baik Dengan Kombinasi
hasil metabolisme[14]. Contract Relax Stretching dan
Infrared Terhadap Penurunan Nyeri
Myofascial Pain Syndrome Otot
SIMPULAN Upper Trapezius Pada Mahasiswa
Fisioterapi Fakultas Kedokteran
Berdasarkan analisis penelitian Universitas Udayana [Skripsi].
yang telah dilakukan dan pembahasan Universitas Udayana
dapat disimpulkan bahwa myofascial 5. Cantu, RI., Grodin, A. 2001.
release technique dengan contract relax Myofascial Manipulation: Theory and
stretching pada terapi konvensional Clinical Application. USA:
dalam menurunkan disabilitas cervical Lippincott William & Wilkins
pada text neck syndrome. Myofascial 6. Muscolino, J.E. 2012. Advanced
release technique lebih menurunkan Treatment Tehiques for the Manual
disabilitas cervical pada kasus text neck Terapist Neck, First Edition,
syndrome. Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA.
7. Michlovitz, S., Bellew, J., Nolan, T.
SARAN 2016. Modalities for therapeutic
Intervention 6th edition. Philadelphia:
Berdasarkan hasil yang diperoleh F.A. Davis Company
pada penelitian ini, baik intervensi 8. AlZarea, Bader K., Patil, Santosh R.
myofascial release technique, contract 2015. Mobile Phone Head and Neck
relax stretching dan ultrasound dapat Pain Syndrome: Proposal of a New
digunakan sebagai intervensi fisioterapi Entity. OHDM: Vol. 14, No. 5

S50
Bali Health Journal
Perbedaan Efektivitas Myofascial Release Technique
BHJ 3(2) Supplement 1 2019

9. Prentice, W.E. 2002. Therapeutic


Modalities for Physical Therapists.
2nd ed. USA: The McGraw-Hill
Companies.
10. Behrens, B.J, 2006. Physical Agents
Theory and Practice Laboratory
Manual, F.A Davis, Philadephia,
USA.
11. Matthieu, G., Rafael, Z., Parodi.
2011. Compression Musculaire
Ischemique VS Technique
Manipulative du Rachis Cervical:
EFFects Sue Le Suil de Douler a la
Pression do Trapeze Superieur.
Journal La Revue de I’Osteopathie,
Paris, Francis
12. Riggs A, Grant KE. 2008. Myofascial
Release. In: Modalities for Massage
and Bodywork. Elsevier Health
Scienses: h. 149-161.
13. Nelson, A.G. and Kokkonen, J. 2007.
Stretching Anatomy. United States of
Amerika: Human Kinetics
14. Pratama, G.R. 2013. Pengaruh
Latihan Contract Relax Stretching
Terhadap Penurunan Nyeri
Myofascial Trigger Point Syndrome
Otot Upper Trapezius Pada Pembatik
Tulis Halus Laweyan [Skripsi].
Program Studi Fisioterapi Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadyah Surakarta.

S51

Anda mungkin juga menyukai