Anda di halaman 1dari 154

Kesehatan Lingkungan

by. Rita Gusmiati, M.Kes


Kedudukan Kesling dalam ilmu
kesehatan
• Kesehatan Lingkungan merupakan salah
satu upaya dari ilmu kesehatan
masyarakat dalam mencapai tujuan
Hubungan Ekologi, Ekosistem, Ilmu lingkungan,
kesehatan dan sanitasi lingkungan
Pencemaran lingkungan
• Adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukannya
Agens Penyakit, Manusia, &
Lingkungan
• Epidemiological triad

Fisik
Biologis
Sosial
Interaksi Agens Penyakit,
Manusia, & Lingkungan
1. Interaksi agens penyakit & lingkungan

2. Interaksi manusia & lingkungan


Lanjutan…
3. Interaksi manusia & agens penyakit

4. Interaksi agens penyakit, manusia, & lingkungan


Penyakit
1. Fase Prepatogenesis
2. Fase Patogenesis
Masalah Kesehatan Lingkungan
di Indonesia

• Urbanisasi penduduk
• Tempat pembuangan sampah
• Penyediaan sarana air bersih
• Pencemaran udara
• Pembuangan limbah industri & rumah tangga
• Bencana alam/pengungsian
• Perencanaan tata kota dan kebijakan
pemerintah
Vektor Penyakit
By. Rita Gusmiati, M.Kes
Proses Penularan penyakit
• Kontak langsung
Penularan
• Ex: persinggungan, gigitan, ciuman,
langsung hubnan seks, mata, hidung, mulut

Penularan • Penularan melalui vehikel


tidak langsung • Penularan melalui vektor

Penularan • Residu titik ludah


melalui udara • Debu
Rantai Penularan Penyakit
Jenis Vektor dan penyakit yang
ditularkan
1. Nyamuk
2. Lalat
3. Binatang pengerat (rodent)
4. Kecoa
5. Pinjal / Tungau
6. Kutu (lice)
7. Binatang lunak (moluusca)
8. Lalat hitam (blackfly)
Hygiene Sanitasi Makanan
By. Rita Gusmiati, M.Kes
I. Definisi/pengertian

• Sanitasi berasal dari kata latin sanus yang


berarti bersih atau sehat
• Sanitasi mengandung dua pengertian:
– Usaha pencegahan penyakit
– Kesehatan lingkungan hidup
• Sanitasi : usaha pencegahan penyakit dengan
cara menghilangkan atau mengatur faktor
lingkungan yang berkaitan dengan rantai
perpindahan penyakit
• Sanitasi (hub dgn pengolahan pangan) :
penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang
mampu mencegah terjadinya kontaminasi
makanan atau terjadinya penyakit yang
disebabkan oleh makanan (Marriott NG,
1999)
• Sanitasi makanan : upaya yang ditujukan
untuk kebersihan dan keamanan makanan
agar tidak menimbulkan bahaya keracunan
dan penyakit pada manusia
• Higiene : suatu pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan
perorangan atau manusia beserta
lingkungan tempat orang tersebut hidup
• Higiene makanan : usaha pengendalian
penyakit yang ditularkan melalui bahan
makanan (Bukle, dkk, 1987)
• Higiene dan sanitasi mempunyai arti yang
hampir sama perbedaan :
– Higiene lebih mengarahkan pada aktivitasnya
pada manusia
– Sanitasi : lebih menitikberatkan pada faktor-
faktor lingkungan hidup manusia
Contoh :

• Tindakan higiene • Tindakan sanitasi


– Minuman yang direbus – Pembuatan sumur
– Mencuci tangan yang memenuhi
sebelum memegang standar kesehatan
makanan – Pengawasan terhadap
pencemaran makanan
Tujuan upaya sanitasi makanan:

1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan


2. Mencegah penyebaran wabah penyakit
3. Mencegah beredarnya produk makanan yang
merugikan masyarakat
4. Mengurangi tingkat kebusukan atau
pembusukan pada makanan
Enam prinsip dalam upaya sanitasi
makanan :
1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di
produksi
2. Kebersihan individu dalam pengolahan produk
makanan
3. Keamanan terhadap penyediaan air
4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama
proses pengolahan
6. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan
Faktor yang mempengaruhi sanitasi
makanan :
• Faktor makanan
– Sumber bahan makanan
– Pengangkutan bahan makanan
– Penyimpanan bahan makanan
– Pemasaran makanan
– Pengolahan makanan
– Penyajian makanan
– Penyimpanan makanan
• Faktor manusia
– Kesehatan dan kebersihan individu
– Tidak menderita penyakit infeksi (khususnya
penyakit infeksi saluran pernafasan, pencernaan dan
penyakit kulit, Stokes, 1984)
– Untuk penyaji makanan: bersih dan rapi, mempunyai
etika dan sopan santun , berpenampilan baik serta
mempunyai keterampilan khusus dalam membawa
makanan
– Ikut pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bln-1
tahun
• Faktor peralatan : kebersihan dan cara
penyimpanan peralatan pengolah
makanan hurus memenuhi persyaratan
sanitasi
II. Hubungan makanan dengan
mikroorganisma
• Makanan (WHO) : semua substansi yg
dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-
obatan dan substansi lain yg digunakan untuk
pengobatan
• Makanan yang baik yaitu makanan yg aman
• Aman : terbebas dari :
– Mikroorganisme
– Bahan kimia
– Bahan asing
• Ada empat prinsip menjaga makanan tetap
aman dan terhindar dari penyakit:
– Beli di tempat yang aman/sehat
– Menyimpan makanan di tempat dgn suhu dingin
atau panas, jangan di suhu diantaranya
– Membuang makanan jika meragukan
Syarat makanan yg layak
dimakan/dipasarkan
1. Cukup dalam hal derajat kematangan
2. Bebas dari pencemaran dari setiap tahapan
produksi sampai penjualannya
3. Tidak mengalami perubahan fisik,kimiawi atau
biologis
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang
menimbulkan penyakit yg ditularkan oleh
makanan
Kriteria makanan yg tidak layak
dimakan/dijual
1. Mengandung racun atau zat lain yg membahayakan
kesehatan
2. Mengandung bahan tambahan yang bersifat pemalsuan
3. Terjadi kerusakan yg mengganggu kualitas makanan
(telah melampaui masa berlakunya/kadaluarsa)
4. Bahan makanan yg berasal dari hewan yg sakit, atau
mati karena sakit
5. Dalam proses pengelolaannya tidak memenuhi syarat
higiene dan sanitasi yg dianjurkan
Kriteria makanan busuk

• Makanan yang telah mengandung toksin


atau bakteri
• Makanan yg rusak dan jika dikonsumsi
dapat menyebabkan keracunan
Kemungkinan masuknya bakteri ke
dalam bahan makanan
• Saat makanan disiapkan
• Saat makanan diolah
• Saat makanan di simpan atau
• Saat makanan disajikan
Faktor yg mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme
• Ekstrinsik:
– Suhu
– Ketersediaan oksigen
– Kelembaban
• Instrinsik:
– Aktifitas air
– pH/keasaman
– Potensi oksidasi-reduksi
– Zat gizi/makanan
Klasifikasi mikroorganisme berdasarkan
suhu
• Thermofilik (high-temperature loving
microorganism) : mo yang tumbuh secara
optimun pada suhu >45oC
– Bacillus strearothemophilus
– Bacillus coagulans
– Lactobacillus thermophilus
• Mesofilik (medium-temperature loving
microorganism : mo yang tubuh optimum pada
suhu 20 – 45oC
– Lactobacilli
– staphylococci
• Psikofilik (cool-temperature-tolerant
microorganism) : -20oC
– Pseudomonas
– Moraxella-Acenobacter
Thermal death (kematian akibat
pemanasan)
• Konsentrasi miroorganisme
• Fase pertumbuhan :
– Fase lambat (lag phase)
– Fase log (log phase) : sel akan tumbuh dan
membelah diri secara eksponensial sampai
jumlah maksimum
– Fase tetap (stationary phase)
– Fase menurun (acccelerated death phase)
Jenis miroorganisme yang merusak
bahan makanan:
1. Cendawan (Molds)
2. khamir (Yeasts)
3. Bakteri (bacteria)
4. Virus (viruses)
III. Hubungan makanan dengan
kesehatan
• Faktor penyebab makanan jadi berbahaya :
– Kontaminasi :
• Parasit (cacing, amoeba)
• microorganisme
(salmonella, shigella)
• Zat kimia (pengawet, pewarna)
• Toksin atau racun yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (Clostridium botulinum)
– Makanan yg pada dasarnya telah
mengandung racun:
• Secara alami makanan tersebut telah
mengandung racun (singkong-HCN, ikan dan
kerang –logam berat ttt)
• Makanan mrpk media perkembangbiakkan
mikroorganisme untuk menghasilkan racun yg
berbahaya bagi manusia
• Makanan sebagai perantara (thypoid abdominalis,
disentri baciller)
Penyakit akibat makanan

1. Infeksi
2. Keracunan :
– Kimiawi
– Intoksikasi:
• Racun dr jaringan tanaman
• Racun dr jaringan hewan
• Racun dr mikroorganisme
Tipe penyakit yg menyerang manusia
berkaitan dengan makanan
• Foodborne diseases (penyakit bawaan makanan) :
gejala penyakit yang terjadi akibat mengkonsumsi
makanan yg mengandung mikroorganisme atau toksin
yg berasal dari tumbuhan, bahan kimia, kuman maupun
binatang
• Food infection : gejala penyakit yang terjadi akibat
masuk dan berkembang biaknya miroorganisme dalam
tubuh manusia melalui makanan yg dikonsumsi
• Food intoxication : gejala penyakit yg terjadi akibat
mengkonsumsi makanan yg mengandung racun yang
ada dalam makanan
Foodborne diseases

• Parasit :
– Taenia saginata (cacing pita sapi)
• ditemukan pada daging sapi yang tidak dimasak
dgn benar
• Menyebabkan anemia, gangguan pada susunan
syaraf pusat
• Pencegahan: memasak daging sampai shg larva
cacing mati
– Taenia soleum (cacing pita babi)
• Ditemukan pada dading babi dan larvanya dapat
tetap hidup pada daging babi yang tidak masak
secara tidak benar
• Larva yang termakan dapat menetap pada
jaringan otot manusia selanjutnya bermigrasi ke
mata dan otak
– D. latum (cacing pita ikan)
• Ditemukan pada ikan
• Menyebabkan anemia
• Pencegahan: memasak ikan dengan benar, penyimpanan
ikan pada suhu beku (<- 10oC)
– T.spiralis
• Dapat menyebabkan kematian jika larve yg terkonsumsi
sangat banyak
• Pencegahannya: memasak sisa makanan sebelum diberikan
kepada ternak (babi), memasak daging secara sempurna,
menyimpan daging pada suhu beku (< -150C) selama 20
hari, mengasinkan atau mengasap daging, menambah
bahan pengawet sesuai anjuran, pengawasan rumah potong
hewan
Food infektion

• Mikroorganisme yg paling banyak


menimbulkan infeksi yaitu golongan
bakteri
• Jenis makanan yg sering terkontaminasi
bakteri penyebab penyakit :makanan
berasam rendah seperti daging, ikan,
telur, susu dan produk olahannya
1. Salmonella sp

• Bakteri berbentuk batang, tdk membentuk spora,


dapat hidup pd lingk. aerob maupun kurang
oksigen,tumbuh baik pd suhu kamar dan
optimun pada suhu 37oC
• Sumber kontaminasi : manusia dan hewan
• Jenis makanan yang sering terkontaminasi :
daging, unggas , susu, telur dan produk
olahanya es krim coklat, sosis daging asap
• Penyakit yg ditimbulkan : salmonellosis dan
demam thypoid
• Waktu inkubasi 5 – 72 jam
• Gejala penyakit: sakit perut, diare, demam,
muntah, dehidrasi, sakit kepala dan lemas
• Salmonella todak tahan panas
• Pencegahan : memanaskan makanan pada
suhu > 66oC selama 20 menit; mencegah
kontaminasi silang antara makanan mentah dan
masak serta kontaminasi dari peralatan
2. Shigella sp

• Penyebab timbulnya shigellosis atau disentri basiller


• Gejala penyakit : sakit perut, diare, demam, sakit
kepala, terdapat darah pada feses, dehidrasi dan
lemah
• Waktu inkubasi 1 – 7 hari
• Kontaminasi shigella pd makanan biasanya berasal
dari feses orang yg terinfeksi
• Makanan yg biasanya terkontaminasi : tuna udang,
kalkun, makaroni, salat dan susu
• Pencegahan: segera memasak dan mendinginkan
makanan dengan baik ; melindungi makanan dr lalat;
penerapan higiene perorangan yg terlibat
pengolahan makanan
3. Vibrio parahaemolyticus

• Banyak ditemukan pada pangan hasil perairan laut dan


pada air laut
• Makanan yg terkontaminasi : ikan laut, kerang, kepiting,
udang dan produk asinan
• Gejala penyakit : sakit dan kram perut, diare(feses cair
dan berdarah), mual, muntah, demam ringan, dingin,
sakit kepala dan lemah
• Pencegahan: memasak dan mendinginkan makanan
dengan benar; tidak menggunakan air laut
membersihkan dan membilas makanan yg akan
dikonsumsi mentah
4. Escherichia coli

• Terdapat pada kotoran manusia dan


hewan
• Penyebab penyakit diare (enteropatogenik
Escherichia coli /EEC)
• Makanan yg terkontaminasi : kerang,
susu, keju dan air minum
5. Clostridium perfringens

• Terdapat pada : tanah, debu, hewan maupun


feses manusia
• Penyakit yang ditimbulkan: gastroenteritis
(gangguan saluran pencernaan)
• Gejala : kejang perut akut, diare, terbentuknya
gas kadang disertai dehidrasi dan lemah
• Makanan yg terkontaminasi yaitu makanan yg
telah dimasak dibiarkan mendingin pada suhu
kamar
• Pencegahan:
– Pendinginan yg cepat dan memadai dr daging dan
makanan lain yg telah dimasak
– Menjaga makanan tetap panas, diatas suhu 60oC
– Pemanasan kembali makanan yg telah dibiarkan
lama pada suhu kamar pd suhu >71oC sebelum
disajikan
– Penerapan higiene perorangan yg terlibat
penanganan makanan
6. virus

• Penyakit yg ditimbulkan : hepatitis, polio


• Virus hepatitis sering dijumpai pada darah, air
seni dan feses manusia dan hewan pembawa
• Makanan yg terkontaminasi virus hepatitis :
makanan yg dikonsumsi mentah, kerang,
susu, strawberi, cake dgn krim kocok
• Gejala hepatitis : demam, pusing, sakit perut,
cepat merasa lelah yang selanjutnya timbul
gejala kuning
• Virus polio ditularkan melalui susu atau
minuman lain yg terkontaminasi
• Gejala : demam, sakit kepala, nyeri otot
dan kelupuhan
Food intoxication /peracunan makanan

• Keracunan makanan : suatu penyakit gastroenteritis


akut yg terjadi karena adanya kontaminasi bakteri hidup
atau toksin yg dihasilkannya pada makanan, atau
kontaminasi zat-zat anorganik dari tanaman dan
binatang
• Karateristik keracunan makanan akibat bakteri :
– Penderita menyantap jenis makanan yg sama
– Penyakit menyerang orang banyak dlm waktu bersamaan
– Sumber penyebab sama
– Gejala penyakitnya mirip antara penderita yg satu dgn lainnya
Klasifikasi keracunan makanan
berdasarkan penyebabnya:
1. Bacterial food poisoning
2. Non-bacterial food poisoning
Bacterial food poisoning

• Keracunan makanan yg terjadi akibat konsumsi


makanan yg terkontaminasi bakteri hidup atau
terkontaminasi toksin yg dihasilkan bakteri
tersebut
• Jenis mikroorganisme pengkontaminasi :
– Staphylococcus aureus
– Clostridium botilinum
– Bacillus cereus
– Pseudomonas cocovenenans
– Racun jamur
Staphylococcus aureus

• Bakteri ini ditemukan pada manusia : terdapat dlm ingus,


dahak, tangan dan kulit, luka yg terinfeksi, bisul dan
jerawat
• Jenis makanan yg menjadi sumber infeksi : olahan
daging dan unggas, ham, krim, susu, keju, saus,
kentang, ikan dan telur masak dan makanan dengan
protein tinggi
• Gejala keracunan : kejang perut, mual, muntah, pusing,
diare berdarah dan berlendir, kejang otot, berkeringat
dingin, lemas, napas pendek, suhu tubuh di bawah
normal. Namun gejala akan hilng dalam 1-2 hari
• Prinsip pencegahan keracunan
staphylococcus:
1. Mencegah kontaminasi makanan: menghindari
pekerja yang yg sedang sakit dalam proses
pengolahan makanan
2. Mencegah pertumbuhan staphylococcus:
mendinginkan dengan segera mungkin semua
bahan makanan , baik mentah ataupun masak
3. Membunuh staphyloccocus : pemanasan yg
memadai
Clostridium botulinum

• Jenis keracunan yg ditimbulkan butulism


• Keracunan butulism berakibat fatal: dapat
menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot tak
sadar
• Gejala keracunan :gangguan pencernaan akut,
mual, muntah, diare, demam, pusing, mulut
terasa kering, fatig (lemah fisik dan mental),
pandangan berubah menjadi dua, sulit menelan
dan berbicara, kelumpuhan otot yg dapat
menyebar ke sistem pernapasan dan jantung
dan kematian
• Bakteri jenis ini ditemukan: tanah, air terkontaminasi,
debu, buah-buahan, sayuran, madu, pakan dan limbah
• Pencegahan:
1. Menggunakan proses pemanasan standar yg sudah diuji untuk
memproduksi makanan kaleng
2. Membuang makanan kaleng yg menggembung atau rusak
kemasannya
3. Tidak mencicipi makanan yg diragukan
4. Menghindari makanan yang telah dimasak dan dibiarkan di
suhu kamar dan tidak dipanaskan lagi
5. Mendidihkan makanan kaleng, terutama pH > 4.5 selama paling
sedikit 15 menit
Bacillus cereus

• Gejala keracunan :pusing, sakit perut, muntah


dan diare
• Produk makanan yg terkontaminasi produk
sereal, puding, saus, sup, produk olahan daging,
sayuran, nasi dan nasi goreng
• Pencegahan : mengkonsumsi makanan segera
setelah dimasak, makanan segera disimpan
pada suhu rendah (<-7oC) atau suhu > 71oC
Pseudomonas cocovenenans

• Sering mengkontaminasi proses fermentasi


tempe bongkrek
• Menghasilkan 2 jenis racun yg mematikan :
toksoflavin dan asam bongkrek
• Pencegahan: menghambat pertumbuhan
Pseudomonas cocovenenas dengan
menurunkan pH ampas kelapa yg akan
difermentasi sampai 5.5
Racun dalam jamur

• Racun yg dihasilkan jamur atau kapang disebut


mikotoksin
• Racun dari jamur menimbulkan penyakit yg
sifatnya kronis
• Berbahaya krn bersifat karsinogenik serta
mutagenik
• Jenis mikotoksin:
– Aflaktoksin oleh genus Aspergillus flavus dan
Aspergillus parasiticus
– Patulin oleh genus Penicillium dan Aspergillus
Keracunan tanaman atau hewan yg
secara alamiah mengandung racun
• Jamur amanita
• Racun glikosida alkaloid steroidal dalam kentang dan
tomat
• Glikosida sianogenik dalam ketela pohon,rebung,
gadung dan sorghum
• Hemaglutinin dari jenis kacang-kacangan (kc. kedela
dan kc. merah)
• Myristicin dalam biji pala
• Asam jengkolat dalam biji jengkol
• Histamin dalam ikan tuna mackerel dan tongkol
IV. Sanitasi lingkungan dalam
penyelenggaraan makanan
• Syarat dapur bersih :
– Selalu dalam keadaan bersih
– Mempunyai cukup persediaan air bersih
untuk mencuci bahan makanan
– Mempunyai tempat sampah
– Alat-alat dapur selalu dalam keadaan
bersih
– Mempunyai ventilasi yg cukup, untuk
memasukan udara bersih, mengeluarkan
asap dan bau yg kurang sedap
– Mempunyai tempat penyimpanan bahan
makanan yg baik, tdk tercemar debu atau
binatang pengerat
– Tdk meletakan zat berbahaya berdekatan dgn
bahan makanan dan bumbu dapur
Sanitasi ruang dapur

• Sanitasi ruang dapur dipengaruhi oleh :


– Lantai dapur : dibuat dari bahan yg tidak licin, mudah
dibersihkan, tdk menyerap minyak dan bahan
berlemah serta tidak retak
– Dinding: terbuat dari bahan yg kuat dan kokoh
– Langit-langit : terbuat dari bahan yg mudah
dibersihkan
– Ventilasi : jumlah yg besar dalam bentuk jendela,
lubang angin, ekstraktor fan dan ekshauster fan
(penghisap asap)
– Cahaya :
• Cahaya terbagi dua:
– Cahaya alam
– Cahaya buatan
• Ruangan yg terang :
– kotoran dan debu yg masuk ke dalam masakan dapat
terlihat
– Kecoa, tikus dan insektisida lain tidak suka
– Lift makanan: untuk mengirim hidangan atau
makanan ke lantai atas
• Dijaga kebersihannya dari tumpahan makanan
• Terbuat dari stainless steel shg mudah dibersihkan
– Saluran air:
• Air pembuangan sisa pencucian bahan makanan
• Pembuangan sisa makanan cair
• Air kotor pencucian alat dapur dan alat saji
• Air kotor waktu membersihkan dapur
• Sanitasi pembuangan sampah
– Membedakan antara sampah basah dan kering
– Meletakkan sampah kering dalam bak sampah dari
kayu/plastik
– Sampah basah diletakkan pd bak sampah yg dari
plastik tebal atau logam ringan yg tahan karat dan
kedap air
– Dasar bak sampah mudah dibersihkan
– Sampah yg ditampung harus dapat diangkut oleh
satu orang
• Sanitasi tempat penyimpanan bahan makanan
– Bahan makanan yg akan disimpan harus dalam
keadaan bersih
– Ruangan penyimpanan dibersihkan secara rutin
– Bahan makanan yg busuk segera di buang. Ruangan
kembali dibersihkan dan disinsfektan pada waktu ttt
– Saat penyemprotan, bahan makanan dijauhkan
• Sanitasi alat dapur
– Pencucian alat dapur:
• Secara manual
• Dengan washing machine
• Sanitasi wilayah pelayanan
– Lemari dan rak penyimpanan alat masak dalam
gudang selalu diawasi, disusun rapi dan bersih
– Didekat kamar disediakan tempat cuci tangan dalam
jumlah yg cukup lengkap dengan sabun, serbet
kertas dan pengering tangan listrik
V. Higiene personal penyelenggaraan
makanan
• Higiene personal : perilaku bersih petugas
penyelenggaraan makanan agar makanan yg ditangani
bersih dan tidak tercemar
• Higiene personal terdiri dari
– Pemeriksaan kesehatan : sebelum diterima bekerja
serta pemeriksaan kesehatan berkala
– Kebersihan tangan dan jari:
• Mencuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap habis
memegang bahan yg kotor dan habis dr toilet
• Kuku senantiasa dipotong pendek
• Tidak memakai cicin atau jam tangan saat menangani bahan
makanan
– Kebersihan rambut: dicuci secara rutin
– Kebersihan hidung:
– Kebersihan mulut dan gigi
– Kebersihan telingan
• Higiene perlengkapan petugas
– Pakaian: khusus; seragam diganti setiap hari;model
dapat melindungi tubuh saat masak; ukuran
pas;mudah dicuci; menyerap keringat; terbuat dari
bahan yg kuat; warna terang dan tidak panas
– Sepatu: haknya pendek; tidak licin; ringan dan
nyaman dipakai
Kerusakan daging
Tanda-tanda kerusakan

Pembentukan lendir
Perubahan warna
Perubahan bau menjadi busuk
karena pemecahan protein dan
terbentuknya senyawa-senyawa
berbau busuk seperti amonia, H2S,
dan senyawa lain-lain
Perubahan rasa menjadi asam
karena pertumbuhan bakteri
pembentuk asam
Ketengikan yang disebabkan
pemecahan atau oksidasi lemak
daging
Faktor Kerusakan
• Mikroba : bakteri, kapang, kamir
• Enzim : asli, dari mikroba
• Pemanasan/Pendinginan
• Serangga dan Pengerat
• Kadar Air
• Oksigen dan Sinar
• Waktu dan Suhu Penyimpanan
Tanda-tanda kerusakan

Pembentukan lendir pada permukaan


ikan
Bau busuk karena terbentuknya
amonia, H2S dan senyawa-senyawa
berbau busuk lainnya → lebih cepat
terjadi pada ikan laut dibandingkan
ikan air tawar.
Perubahan warna kulit dan daging
ikan menjadi kusam atau pucat
Perubahan tekstur → berkurang
kekenyalannya
Ketengikan karena terjadi pemecahan
dan oksidasi lemak ikan
Mudah busuk karena:

struktur daging yang sangat halus


→ mikroba mudah masuk
terdapat enzim alami yang sangat
aktif → kecepatan pembusuk
Kerusakan ikan meningkat
adanya kotoran dalam perut ikan
→ sumber mikroba
pada ikan asin / peda → kapang,
bakteri halofilik (bakteri tahan
garam)
METANIL
YELLOW

PEWARNA
TERLARANG
DAN
BERBAHAYA

RHODAMIN
B

Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Sakarin dan Siklamat

• Permenkes: penderita diabetes atau


sedang menjalani diet kalori
• Batas maksimum siklamat adalah 500
mg – 3 g/kg bahan
• Batas maksimum sakarin adalah 50 –
300 mg/kg bahan
• Siklamat :Amerika → sudah DILARANG

Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan


PENGAWET BERBAHAYA &
Dilarang!!!
BORAKS
• baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras,
siomay, lontong, ketupat, dan pangsit
• lebih kompak (kenyal) teksturnya dan
memperbaiki penampakan
• antiseptik dan pembunuh kuman

FORMALIN
• tahu & mie basah
• mengawetkan mayat & organ tubuh

Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Permenkes Rl No.239/MENKES/PER/V/85
tentang Zat Warna Berbahaya

Butter Yellow* Chrysoidine*


Auramine* Black 7984 Crysoine
Alkanet Burn Umber Citrus Red No. 2*
Chocolate Brown FB

Indanthrene Blue RS
Fast Red E Oil Orange SS*
Magenta*
Fast Yellow AB Oil Orange XO*
Metanil Yellow*
Guinea Green B* Oil Orange AB*
Oil Yellow OB*

Orange G Orange G
Rhodamin B*
Orange GGN Orange GGN
Sudan I*
Orange RN Orange RN
Scarlet GN
Orchid and Orcein Orchid and Orcein
Violet 6B
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Kerusakan Makanan Kaleng

• “Flat sour”, kaleng tidak cembung tetapi isinya


sangat asam
• “Flipper”, kelihatan normal, jika ditekan cembung
ke sebaliknya
• “Springer”, salah satu ujung datar, ujung yang
lain cembung, jika ditekan cembung ke
sebaliknya
• Kaleng cembung (swell), oleh bakteri
pembentuk gas
• Noda hitam
Suhu Optimum
Bahan Suhu Kerusakan jika di bawah suhu
Terbaik optimum
Alpukat 7.5 Coklat bagian dalam
Anggur 7.5 Luka, bopeng, coklat dalam
Apel 1–2 Coklat dalam, lunak dan pecah
Jeruk 2–3 Kulit tidak beraturan
Mangga 10 Warna pucat bagian dalam
Nenas++) 10 – 30 Lembek
Pepaya 7.5 Pecah
Pisang 13.5 Warna gelap jika masak
Suhu Optimum
Bahan Suhu Kerusakan jika di bawah suhu
Terbaik optimum
Buncis 7.5 – 10 Bopeng, lembek, kemerahan
Kentang 4,5 Coklat (browning)
Ketimun 7,5 Bopeng, lembek, busuk
Kol++) 0 Garis-garis coklat tangkai
Terung++) 7 – 10 Bintik-bintik coklat
Tomat hijau 13 Tidak berwarna jika masak,
Tomat matang 10 mudah menjadi busuk
Wortel++) 0 – 1,5 Pecah
Pecah
Pengelolaan limbah
by. Rita Gusmiati, M.Kes
Pengelolaan limbah
• Pengertian
Limbah/waste adalah sisa hasil kegiatan
manusia

• Berdasarkan bentuk digolongkan mjd :


– Limbah padat (sampah)
– Limbah cair
Pengelolaan limbah
• Berdasarkan sifat digolongkan mjd :
– Limbah organik
– Limbah anorganik
• Berdasarkan sumber digolongkan mjd :
– LImbah industri
– Limbah rumah tangga (domestik)
Pengelolaan limbah
• Karakteristik limbah
– Limbah organik
• Dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh
mikroba
• Mengandung unsur C,H,O,N,S,P
• Biasanya berasal dari makhluk hidup (daun-daun,
sisa makanan, lemak, daging, air cucian beras, dll)
• Biasanya lebih banyak berasal dari rumah tangga.
• Dapat terdegradasi alami namun memerlukan
penampungan
Pengelolaan limbah
- Limbah anorganik
- Tidak dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh
mikroba
- Tidak mengandung unsur C,H,O,N,S,P (sintetis)
- Biasanya berasal dari hasil reaksi dan proses kimia
(plastik, botol, karet, dll)
- Biasanya lebih banyak berasal dari industri atau pun
penggunaan produk industri.
- Dapat terdegradasi namun memerlukan perlakuan
khusus.
Pengelolaan limbah
• Pengelolaan limbah rumah tangga
– Karakteristik
• Limbah cair
– Berupa air sisa dari proses Mandi, Cuci dan kakus
– Sifatnya organik
– Banyak mengadung phospat dan sulfat (dari detergent)
– Dapat teregradasi alami
– Memerlukan saluran pembuangan limbah
Contoh : air bekas cucian, mandi, dll
Pengelolaan limbah
• Limbah padat
– Sebagaian besar berupa sisa makanan dan
sayuran
– Sebagian berupa sampah anorganik
– Pengolahan sederhana dengan ditimbun dan
akan terbentuk kompos.
– Dibakar atau dijual untuk di daur ulang
Pengelolaan limbah
• Jamban
– Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia.
– Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk
memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan
tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban
sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi
yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan
dalam membuat jamban.
Pengelolaan limbah
• Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban
adalah sabagai berikut :
– Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air
minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban;
– Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing
tambang pada permukaan tanah;
– Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan
serangga lain;
– Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan
pemandangan yang tidak menyedapkan;
– Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah;
– Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima
masyarakat setempat.
Pengelolaan Limbah
• Dalam penetuan letak kakus ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu jarak
terhadap sumber air dan kakus.
Penentuan jarak tergantung pada:
– Keadaan daerah datar atau lereng;
– Keadaan permukaan air tanah dangkal atau
dalam;
– Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau
padat, pasir, tanah liat atau kapur.
Pengelolaan Limbah
• Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara
sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15
meter atau rata-rata 10 meter.
• Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu
diperhatikan :
– Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban
harus dibuat di sebelah bawah dari letak
sumber air. Andaikata tidak mungkin dan
terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh
kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke
kanan atau kekiri dari letak sumur.
Pengelolaan Limbah
• Bila daerahnya datar, kakus sedapat
mungkin harus di luar lokasi yang sering
digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin,
maka hendaknya lantai jamban (diatas
lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan
air yang tertinggi pada waktu banjir.
• Mudah dan tidaknya memperoleh air.
Pengelolaan Limbah
• Dalam bab ini ada 5 cara pembuatan
jamban/kakus yang memenuhi
persyaratan tersebut di atas, yaitu :
– kakus/jamban sistem cemplung atau galian
– Jamban sistem leher angsa
– Jamban septik tank ganda
– Kakus Vietnam
– Kakus sopa sandas
Pengelolaan Limbah
• kakus/jamban sistem cemplung atau galian
– Jamban dengan bentuk sederhana
– Hanya membutuhkan sebuah lubang/galian dan diatasnya
diberikan penutup dengan lubang dudukan.
– Keuntungan, murah dan mudah dalam pembuatannya
– Kerugian,
• vektor dan hewan lainnya dapat masuk ke dalam
galian
• Berbau
• Harus berpindah saat sudah penuh.
• Berbahaya bila bangunan tidak kuat
Pengelolaan Limbah
• Jamban Leher Angsa
– Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan
air bersih. Pada jamban leher angsa tinja tidak langsung
jatuh ke lubang penampungan kotoran. Lubang
pembuangan kotoran dilengkapi dengan mangkokan seprti
leher angsa. Bila pada mangkokan tersebut dituangi air,
pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang
menggenang yang berfungsi sebagai penutup lubang.
– Keuntungan : bau dan vektor tidak dapat keluar atau
masuk
– Kerugian : memerlukan biaya yang lebih dan daerah yang
banyak air.
Pengelolaan Limbah
• Kontruksi kakus sistem leher angsa ada 3
macam :
– Bak penampungan kotoran langsung di
bawah lubang pembuangan.
– Bak penampungan kotoran di samping bawah
lubang pembuangan dengan penghubung
pipa saluran dan bak resapan.
– Seperti 2 dimana bak resapan sebagai
penyaring.
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
• Penggunaan
– Siramkan air pada mangkokan leher angsa
supaya tidak lengket
– Jongkok atau duduk diatas kloset untuk
melaksanakan hajat.
– Setelah selesai guyur dengan air secukupnya
sampai kotoran bersih
Pengelolaan Limbah
• Pemeliharaan
– Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar
bebas penyakit.
– Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak
pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk
tetap berperan aktif.
– Lantai, kloset jamban harus selalu dalam keadaan bersih.
– Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar
kloset tidak cepat rusak.
– Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke
dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.
Pengelolaan Limbah
• Keuntungan
– Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan pribadi
yang tinggi.
– Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak tidak
cepat penuh.
– Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air dalam
leher angsa.
– Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah.
– Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak.
– Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan.
Pengelolaan Limbah
• Kerugian
– Selalu menguras bila bak penampung penuh
lumpur.
– Biayanya cukup mahal dan perlu keahlian
teknis.
– Bagi masyarakat yang belum biasa
menggunakan perlu bimbingan.
PENGELOLAAN LIMBAH
• Pengolahan limbah terdiri dari Fisik, kimia
dan biologi
• Parameter yang biasa digunakan dalam
pengolahan limbah :
– BOD (Biologycal Oxigen Demand)
– DO ( Dissolved Oxigen)
– TSS (total Suspenden solid)
– SS (suspended solid)
– Ph
– COD (Chemical Oxygen Demand), dll
Pengelolaan Limbah
• Secara Kimia
– Koagulasi
• Prinsipnya adalah pengendapan TSS (total
suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan
• Proses gravitasi
• Dengan koagulasi
– Penambahan koagulan sehingga terbentuk butiran-
butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis
yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap
– Zat yang digunakan biasanya tawas atau kapur.
– Agar dapat bereaksi efektif dibantu dengan pengadukan
Pengelolaan Limbah
• Proses fisik
– Sedimentasi
• Proses pengendapan TSS secara gravitasi
• Dibuatkan bak dengan alas yang miring atau
membentuk kerucut sebagai tempat lumpur
– Filtrasi
• Proses penyaringan SS yang belum mengendap
pada proses koagulasi dan sedimentasi
• Media yang digunakan adalah pasir, arang aktif,
zeolit, dll
Pengelolaan Limbah

• Proses Biologi
• Dari hasil penelitian JICA (1990) diperoleh
hasil limbah buangan rumah tangga
adalah 118 liter/orang/hari, dengan
konsentrasi BOD 236 mg/L
• BOD : Biologycal Oxigen Demand
Kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
menguraikan zat organik di dalam limbah
Pengelolaan Limbah
• DO : Dissolved Oxigen
Jumlah Oksigen yang terlarut di dalam limbah

Proses degradasi limbah organik dipengaruhi oleh


keberadaan bakteri Aerob, anaerob dan fakultatif.

Bakteri aerob : membutuhkan Oksigen untuk metabolisme


Bakteri anaerob : tidak membutuhkan oksigen dalam
metabolisme
Bakteri fakultatif : dapat hidup dan metabolisme pada aerob
dan anaerob
Pengelolaan Limbah
• Proses aerob
– Prosesnya lebih lama
– Membutuhkan oksigen yang banyak
– Memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen
– Memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi yang
luas
– Menghasilkan CO2 dan H2O
– Menghasilkan Lumpur
Pengelolaan Limbah
• Proses anaerob
– Prosesnya lebih Cepat
– Tidak membutuhkan
– Tidak memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen
– Tidak memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi
yang luas cukup bak yang tertutup dan kedap udara
– Menghasilkan CH4 dan H2S
– Menghasilkan lumpur
• Dampak pembuangan air limbah ????
Pengelolaan sampah
by. Rita Gusmiati, M.Kes
LATAR BELAKANG

1. Volume sampah makin besar


2. Kebutuhan dana makin tinggi
3. Lahan TPA sulit dicari
4. Potensi pencemaran Lingkungan
5. Pemborosan sumber daya alam
PARADIGMA LAMA

Pewadahan Pengumpulan
dan
Pemindahan
Pengangku
tan

Sumber
Sampah
Pembuangan Akhir
SISTEM KONVENSIONAL
ASPEK TEKNIS OPERASIONAL
PARADIGMA BARU

Pewadahan Pengumpulan,
pemilahan dan Pemindahan,
pengolahan di pengolahan
rumah tangga : skala kawasan: Pengangkutan
kompo s, daur- UDP K
ulang Pengolahan:
-Daur-ul ang
-Kompos
-Pembakaran
-Pemadatan

Sumber Sampah

Pembuangan Akhir
DEFINISI PENGOLAHAN SAMPAH

• Pengolahan sampah merupakan bagian dari


penanganan sampah dan menurut UU no 18
Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses
perubahan bentuk sambah dengan mengubah
karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.
KEGIATAN PENGOLAHAN SAMPAH

• Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang


dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah,
memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam
sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan
energi).
• Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa
pengomposan, recycling/daur ulang, pembakaran
(insinersi), dan lain-lain.
SUMBER PERMASALAHAN
SAMPAH
• 1. Volume sampah sangat besar dan diimbangi oleh daya
tampung TPA
• 2. Lahan TPA semakin menyempit
• 3. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh
• 4. Fasilitas pengangkutan sampah sampah terbatas
• 5. Teknologi pengolahan sampah tidak optimal
• 6. Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak
segera dikeluarkan dari tempat penampungan sehingga semakin
menggunung
• 7. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah
• 8. Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai
pengelolaan dan pengolahan sampah serta produknya
• 9. Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai
pengolahan sampah secara tepat
• 10. Manajemen sampah tidak efektif.
Berikan opini/pendapat Anda dr Gambar ini!!
Sumber-sumber Sampah
• Pemukiman/rumah tangga
Biasanya sampah rumah tangga berupa
sisa pengolahan makanan, perlengkapan
rumah tangga bekas, kertas, kardus,
gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan
a.Pertanian dan Perkebunan

lain-lain
Pertanian dan Perkebunan
• Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan
organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar
sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar
atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan
kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu
perlakuan khusus agar tidak mencemari lungkungan.
Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik
penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk
mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulan
Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

• Sampah yang berasal dari kegiatan


pembangunan dan pemugaran gedung ini
bisa berupa bahan organik maupun
anorganik. Sampah organik, misalnya :
kayu, bambu, triplek. Sampah Anorganik,
misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata,
ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng
Perdagangan dan Perkantoran
• Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah
dan swasta, biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint,
pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer,
baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film,
komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan
kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh
perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun
Industri
• Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian
proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan
pengemasan produk (kertas, kayu, plastik,
kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk
pembersihan). Sampah industri berupa bahan
kimia yang seringkali beracun memerlukan
perlakuan khusus sebelum dibuang
Jenis-jenis Sampah
• Sampah Anorganik/kering
Sampah Anorganik berasal
dari sumber daya alam tak
terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses
industri.
Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik
dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan
tidak dapat diuraikan
Sampah Organik/basah
• Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam atau dihasilkan
dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah
dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Pengelolaan Sampah
Pemilahan
• Kegiatan pemilahan sampah merupakan
bagian yang sangat penting dalam upaya
mengurangi timbunan sampah yang akan
dibawa ke TPA. Kegiatan pemilahan ini
dilakukan dengan memasukkan sampah
ke dalam 3 wadah/tempat berdasarkan
jenisnya
• Sampah-sampah organik, seperti sisa
makanan, sayuran, buah-buahan, dan
daun-daunan. Sampah jenis ini dapat
dimanfaatkan untuk diolah menjdai
kompos
• Sampah-sampah anorganik yang
bermanfaat, seperti kertas bekas, plastik,
gelas/kaca. Sampah keras dapat
dimanfaatkan kembali menjadi kertas daur
dan memiliki nilai ekonomis.Sampah
plastik dapat digunakan kembali atau
dapat dijual. Sampah gelas/kaca dapat
dimanfaatkan kembali atau dijual.
• Sampah-sampah anorganik yang tidak
bermanfaat, seperti logam kecil, puntung
rokok. Sampah ini ditampung,
dikumpulkan untuk kemudian diangkut
Pengumpulan
• Sistem pengumpulan sampah, khususnya
sampah rumah tangga yang saat ini dilakukan
berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat.
Umumnya di kota-kota besar terutama di
wilayah Jakarta pengumpulan sampah dilakukan
sebagai berikut
1.Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah
sampah tertutup yang dilapisi kantong plastik,
2.untuk menampung sampah yang tidak dapat dimanfaatkan
• Dipo adalah tempat penampungan
sampah sementara (TPS) yang meliputi
satu kelurahan kurang lebih 30.000 warga,
dengan daya tampung sampah sekitar 150
meter kubik
• Pool Container, biasanya terletak di
pinggir jalan di sebuah lokasi pemukiman
dan memiliki volume kurang lebih 6-10
meter kubik, berbentuk sebuah bak
penampungan besi. Pool caontainer ini
diangkut oleh truk dinas kebersihan
dengan sistem hidrolik
Pengangkutan
• Pengangkutan sampah dari tempat
penampungan sementara (TPS) ke tempat
pembuangan akhir (TPA) dilakukan oleh
dinas kebersihan. Pengangkutan sampah
dilakukan dengan sistem pembagian
lokasi, setiap truk pengangkut sampah
mempunyai tugas di wilayah tertentu.
Jenis angkut yang digunakan dalam
pengangkutan sampah ke TPA antara lain
• Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup
besaruntuk mengangkut sampah dari TPS
ke TPA dengan menutup bagian atas
dengan jaring atau terpal
• Truk Kompaktor, mengangkut sampah
dari pemukiman sebagai tempat
pembuangan sampah sementara
• Truk Tripper, mengangkut sampah dari
TPS ke TPA
• Truk Hidrolik Kontainer, bertugas
mengangkut kontainer yang sudah
penuh ke TPA.
Pengaruh pengelolaan sampah terhadap
masyarakat dan lingkungan

Pengaruh yang baik

Pengaru negatif
TERIMA KASIH

154

Anda mungkin juga menyukai