Anda di halaman 1dari 68

Praktikum

Kimia Organik

Disusun Oleh :
Rakhmat Ramdhani Alwie
Sitaresmi Yuningtyas

Program Studi Farmasi


Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi
TATA TERTIB
• Bahan praktikum yang akan dikerjakan harus sudah
dikuasai, disiapkan rencana kerja pada sebuah buku
tulis disertai daftar pembagian waktu kerja.
• Mahasiswa diharuskan memakai baju praktikum
berwarna putih (jas lab) dan membawa lap,
masker, tisue, dan korek api.
• Setiap setelah praktikum, harus membuat laporan
sementara
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan praktikum dapat dibuat dalam BUKU TULIS dan
DITULIS TANGAN dan disampul dengan sampul yang sama.
Pengumpulan maksimal seminggu setelah praktikum. Isi dari
laporan:
• Judul praktikum
• Prinsip-prinsip teori
• Alat & Bahan, Prosedur
• Hasil: Pengamatan-pengamatan, gambar seperlunya, Reaksi-
reaksi dan perhitungan
• Pembahasan
• Kesimpulan
• Daftar Pustaka
NILAI PRAKTIKUM
• Laporan Praktikum : 30%
• Kuis : 30%
• Ujian Praktikum : 30%
• Kinerja : 10%

Ket: Keterlambatan pengumpulan laporan akan


dikurangi 20 poin
MATERI PRAKTIKUM
• PERCOBAAN I : Alkohol & Fenol
• PERCOBAAN II : Aldehida & Keton
• PERCOBAAN III : Esterifikasi Fenol (Sintesis Aspirin)
• PERCOBAAN IV : Uji Molekul Hayati: Pati
• PERCOBAAN V : Penentuan bilangan asam
• PERCOBAAN VI : Penentuan bilangan peroksida
• PERCOBAAN VII : Uji Molekul Hayati: Minyak
• PERCOBAAN VIII : Uji Molekul Hayati: Titik Isolistrik Protein
• PERCOBAAN IX : Isolasi dan Penetapan Nikotin
• PERCOBAAN X : Isolasi kafein dari daun teh dan uji alkaloid
RENCANA PRAKTIKUM
• Percobaan 1 : 11 Feb 2023
• Percobaan 2 : 11 Feb 2023
• Percobaan 3 : 18 Feb 2023
• Percobaan 4 : 18 Feb 2023
• Percobaan 5 : 25 Feb 2023
• Percobaan 6 : 25 Feb 2023
• Percobaan 7 : 04 Maret 2023
• Percobaan 8 : 04 Maret 2023
• Percobaan 9 : 11 Maret 2023
• Percobaan 10 : 11 Maret 2023
• Percobaan 11 : 18 Maret 2023
• Ujian Praktikum : disesuaikan 2023
PERCOBAAN 1
ALKOHOL & FENOL
ALKOHOL
• Jika karbon yang mengikat –OH terikat pada satu atom karbon
lain dan 2 atom hidrogen disebut alkohol primer (1o)
• Jika atom karbon yang mengikat gugus –OH terikat pada 2 atom
karbon lain disebut alkohol sekunder (2o)
• Alkohol yang mengikat 3 atom karbon lain di samping gugus -OH
disebut alkohol tersier (3o)
FENOL
• Fenol → gugus –OH terikat pada karbon yang
menjadi bagian langsung dari cincin aromatik.
SIFAT FISIK
• Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka biasanya titik
didihnya semakin tinggi.
• Ketika ukuran suatu alkohol bertambah besar, maka probabilitas
alkohol menjadi berwujud padat semakin besar.
• Sebagian besar senyawa fenol berwujud padat.
• Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.
ALKOHOL & FENOL
• Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal,
tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga
kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok
gugus fungsi yang berbeda.
• Salah satu perbedaan utama adalah bahwa fenol bersifat
jutaan kali lebih asam daripada alkohol.
TUJUAN
Membedakan sifat kimia dari alkohol dan fenol
melalui Uji Lucas, Uji Asam Kromat, Uji Besi (III)
Klorida, dan Uji Keasaman
UJI LUCAS

Tutup & Setelah tercampur,


5 tetes sampel + 1 dikocok dengan diamkan 5 menit
ml reagen Lucas kuat

AMATI
Apabila terdapat tabung yang larutannya masih tidak berwarna, masukkan
tabung tersebut ke dalam penagas air bersuhu 60oC selama 15 menit,
kemudian amati apakah terdapat kekeruhan atau tidak. Catat hasil
pengamatan Anda.

Sampel: 1-propanol, 2-propanol, tert-butil alkohol


UJI LUCAS
• Uji ini dilakukan untuk membedakan alkohol-alkohol primer,
sekunder dan tersier yang dapat larut dalam air.
• Reagen Lucas merupakan suatu capuran asam klorida pekat
dengan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam Lewis,
yang ketika ditambahkan ke dalam asam klorida akan
membuat larutan menjadi lebih asam.
Terbentuk emulsi atau warna awan
• Alkohol tersier → < 5 min.
•Alkohol sekunder → 5 - 10 min
•Alkohol primer → tidak bereaksi
UJI KROMAT

Masukkan ke
Tutup & penangas air suhu
5 tetes sampel + dikocok 60°C (5’)
10 tetes aseton + 2
tetes asam kromat

AMATI

Sampel: 1-propanol, 2-propanol, tert-butil alkohol, fenol


UJI KROMAT
• Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan adanya
asam kromat.
• Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat.
• Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat.
• Fenol biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam kromat.
• Bilangan oksidasi Cr+6 pada asam kromat, yang berwarna merah
kecoklatan, tereduksi menjadi Cr+3, yang berwarna hijau.
UJI BESI (III) KLORIDA

10 tetes sampel +
+ 2 tetes piridin
10 tetes kloroform + kocok AMATI
+ 5 tetes besi (III)
klorida

Sampel: 1-propanol, 2-propanol, tert-butil alkohol, fenol


UJI BESI (III) KLORIDA
• Penambahan besi (III) klorida yang terlarut dalam kloroform
(triklorometana) ke dalam suatu larutan fenol dalam kloroform,
menghasilkan suatu larutan berwarna ketika ditambahkan piridin.
• Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat
bervariasi mulai dari merah sampai ungu.
• Alkohol tidak menghasilkan warna apapun terhadap uji ini.
UJI KEASAMAN

Celupkan
5 tetes sampel + 5 indikator pH CATAT pH
tetes akuades

Sampel: 1-propanol, 2-propanol, tert-butil alkohol, fenol

Sebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada


asam karboksilat dan asam yang lebih kuat daripada alkohol.
PERCOBAAN 2:
ALDEHIDA & KETON
ALDEHIDA & KETON
TUJUAN
• Membedakan sifat kimia dari aldehida dan keton
melalui Uji Asam Kromat, Uji Iodoform, dan Uji 2,4-
Dinitrofenilhidrazin.
UJI ASAM KROMAT

Kocok,
diamkan 10
10 tetes sampel + AMATI
4 tetes asam menit
kromat

Sampel: Formaldehida, Aseton


UJI ASAM KROMAT
• Aldehid dapat dioksidasi oleh asam kromat, sedangkan keton tidak.
• Ketika aldehid teroksidasi, akan terjadi perubahan warna dari coklat
kemerahan menjadi hijau, karena kromat tereduksi menjadi Cr+3.
Inilah yang membedakan aldehid dari keton.
UJI IODOFORM

+ I2/KI tetes
+ 2 ml NaOH 6 demi tetes smp
10 tetes sampel + M, aduk, warna cokelat
2 ml air+ kocok + masukan ke bertahan selama
campur dioksan
penangas 60°C 2’
jika tidak larut
(3-4’)

+ NaOH 6 M
smp warna coklat
menghilang ,
simapan di
penangas 5’,
AMATI
Sampel: Formaldehida, Aseton
UJI IODOFORM
• Senyawa metil keton, tetapi bukan keton yang lain, akan teroksidasi oleh
iod di dalam larutan natrium hidroksida.
• Metil keton akan teroksidasi menjadi asam karboksilat; juga akan
terbentuk iodoform yang berwarna kuning, yang menjadi indikasi uji yang
positif.
• Asetaldehid, tetapi bukan aldehid yang lain, akan memberikan hasil positif
juga terhadap uji ini, karena memiliki kemiripan dalam struktur dengan
metal keton.
• Di samping itu, etanol (teroksidasi menjadi asetaldehid) dan alkohol
sekunder yang dapat teroksidasi menjadi metal keton dapat juga
memberikan hasil positif terhadap uji ini.
Uji 2,4- Dinitrofenilhidrazin

Jika endapan
10 tetes sampel + 20
tetes 2,4-
tidak muncul, AMATI
panaskan 60°C
dinitrofenilhidrazin
(5’)

Sampel: Formaldehida, Aseton


Uji 2,4- Dinitrofenilhidrazin
• Untuk mengenal adanya gugus aldehid dan keton dalam suatu
senyawa dapat dilakukan dengan pereaksi, dinitrofenilhidrazin.
• Reaksi antara aldehid atau keton dengan pereaksi 2,4–
dinitrofenilhidrazin membentuk suatu endapan dari 2,4–
dinitrofenilhidrazon.
PERCOBAAN 3
ESTERIFIKASI FENOL: SINTESIS
ASPIRIN
ASPIRIN
• Asam salisilat memiliki sifat antipiretik
dan analgesik; sayangnya, senyawa ini
terlalu keras terhadap bibir,
kerongkongan dan perut.
• Pada tanggal 10 Agustus 1897, Felix
Hoffmann, seorang kimiawan dari
pabrik kimia Bayer, membuat sampel
asam asetilsalisilat murni untuk pertama
kalinya, yang oleh Bayer diberi nama
dagang aspirin.
• Senyawa ini pun memiliki sifat-sifat
analgesik dan antipiretik.
TUJUAN
• Melakukan sintesis aspirin dengan prinsip dasar
esterifikasi fenol.
PEMBUATAN ASPIRIN
• Panaskan air dalam wadah penangas air.
• Timbang sekitar 1,4 g asam salisilat + 4 mL
anhidrida asam asetat + 5 tetes larutan 85%
H3PO4→ Aduk
• Panaskan selama 5 menit → + 2 ml akuades
• Setelah 2 atau 3 menit, tambahkan lagi 20 mL
akuades dan biarkan labu berisi campuran reaksi
mencapai suhu kamar dan mulai mengalami
kristalisasi.
• Tambahkan 50 mL akuades dingin dan dinginkan
labu beserta isinya dalam wadah penangas berisi
es sehingga proses pembentukan kristal
sempurna.
• Kumpulkan kristal yang diperoleh menggunakan
corong Büchner yang telah dilapisi kertas saring.
Cuci kristal dengan sedikit air dingin.
• Lakukan rekristalisasi dengan etanol → Timbang
kristal
Uji Terhadap Aspirin: Uji Reaksi Pengkompleksan dengan
Besi(III) klorida (FeCl3 )

+ 10 tetes FeCl3 AMATI


sampel + 20 tetes
akuades

Warna Ungu
menunjukkan adanya
asam salisilat
Sampel: Asam salisilat, “my
aspirin”, aspirin komersial
Uji Terhadap Aspirin: Uji Reaksi Pengkompleksan
dengan Besi(III) klorida (FeCl3 )

Asam salisilat

Kompleks warna
ungu
PERCOBAAN 4
UJI MOLEKUL HAYATI: PATI
UJI MOLEKUL HAYATI: PATI
TUJUAN:
• Mempelajari sifat fisis dan kimia dari pati
• Mempelajari reaksi pati yang dihidrolisis sempurna
oleh asam
PATI
• Pati (amilosa maupun
amilopektin) jika terhidrolisis
sempurna (semua ikatan asetal
diputus), akan menghasilkan
hanya D-glukosa.
• Jika dihidrolisis sebagian,
diperoleh produk yang berbeda:
amilosa menghasilkan maltosa
sebagai satu-satunya disakarida
amilopektin menghasilkan
campuran disakarida maltosa dan
isomaltosa (dari percabangan
1→6).
HIDROLISIS PATI
• Hidrolisis sempurna lazim dilakukan dengan asam
encer pada suhu tinggi
• Hidrolisis parsial umumnya terjadi secara enzimatik.
REAKSI PATI

2 g Pati + 100 ml UJI BENEDICT


air mendidih (untuk menentukan gula
pereduksi)
REAKSI PATI DENGAN PEREAKSI
IODIUM
PANASKAN
1 tetes Iodium + DINGINKAN
2 ml larutan pati (5’)

+ Na2S2O3
Perlakuan Hasil
Penambahan Iodium
Penambahan Iodium + Pemanasan
Pendinginan
Penambahan Na2S2O3
HIDROLISIS PATI & UJI HIDROLISATNYA

10 ml pati + 1 ml
HCl Setiap menit
PANASKAN disampling dan
ditetesi Iod

Perlakuan Hasil Keterangan


Pemanasan:
Menit ke-1 Netralkan dengan
Menit ke-2 NaOH
Menit ke-3
Menit ke-4
Menit ke-5
Menit ke-6
Uji Benedict UJI BENEDICT
PERCOBAAN 5
UJI MOLEKUL HAYATI: MINYAK
TUJUAN
• Mempelajari penetapan bilangan asam dan persen
asam lemak bebas pada minyak
• Mempelajari penetapan bilangan peroksida pada
minyak
LEMAK & MINYAK
• Lemak dan minyak dapat disebut
triasilgliserol atau trigliserida ialah
anggota lipid.
• Minyak merupakan trigliserida cair,
banyak mengandung asam lemak tak
jenuh, dan berasal dari sumber
nabati misalnya minyak zaitun,
minyak kelapa sawit, minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak jagung.
MUTU MINYAK YANG BAIK
• Kadar air : < 0,1%
• Kadar Kotoran : < 0,01%
• %FFA: <2%
• Bilangan Peroksida: <2 meq
• Bilangan Asam didefinisikan sebagai jumlah mg
KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas yang terkandung dalam 1 g
trigliserida.
• Nilainya sering dinyatakan sebagai Persen Asam
Lemak Bebas (FFA, free fatty acids), yaitu bobot
FFA yang terkandung dalam 100 g trigliserida.
• %FFA indikasi dari jumlah ketengikan
• Residu asam lemak tak jenuh dari
trigliserida juga dapat mengikat
oksigen pada ikatan rangkapnya
membentuk peroksida.
• Peroksida yang dihasilkan pada
autooksidasi atau permulaan
ketengikan ini sangat reaktif dan dapat
ditetapkan secara iodometri sebagai
Bilangan Peroksida.
• Bilangan peroksida dan persen FFA
lazim dijadikan indikator tingkat
kerusakan atau ketengikan minyak.
PENENTUAN BILANGAN ASAM & %FFA

2,5 g minyak
Disatukan,
25 ml etanol yang dikocok, dan
sudah dibasakan dididihkan

Titrasi dalam keadaan


panas dengan NaOH
0,01 N
PENENTUAN BILANGAN
PEROKSIDA
• Penentuan Bilangan Peroksida dengan titrasi
Iodometri
PERCOBAAN 6
UJI MOLEKUL HAYATI: TITIK
ISOELEKTRIK PROTEIN
• TUJUAN:
Mempelajari titik isolistrik dari albumin & L-sistein

Titik isolistrik merupakan nilai pH pada saat gugus


bermuatan positif dan negatif sama banyaknya
sehingga muatan asam amino (atau protein)
menjadi netral.
Pada pH isolistrik, asam amino (atau protein)
mudah diendapkan.
Pembuatan Buffer Sitrat (pH 3,0-
6,2; pKa = 6,40)
0,1 M asam sitrat 0,1 M Na-sitrat akuades (ml) pH
(ml) (ml)
46.5 3.5 50 3.0
43.7 6.3 50 3.2
40.0 10.0 50 3.4
37.0 13.0 50 3.6
35.0 15.0 50 3.8
33.0 17.0 50 4.0
31.5 18.5 50 4.2
28.0 22.0 50 4.4
25.5 24.5 50 4.6
23.0 27.0 50 4.8
20.5 29.5 50 5.0
18.0 32.0 50 5.2
16.0 34.0 50 5.4
13.7 36.3 50 5.6
11.8 38.2 50 5.8
9.5 41.5 50 6.0
7.2 42.8 50 6.2
Uji Titik Isolistrik

5 ml buffer sitrat
+ 1 ml larutan Kocok, Catat
sampel
kekeruhan

(-) tidak terjadi kekeruhan sama sekali;


(+) kekeruhan sedikit;
(++) kekeruhan lebih banyak;
(+++) kekeruhan sangat banyak
PERCOBAAN 7
ISOLASI & PENETAPAN
NIKOTIN
TUJUAN
• Melatih cara ekstraksi dan isolasi nikotin dari
tumbuh-tumbuhan
• Menetapkan kadar produk yang diisolasi dengan
cara gravimetri titrasi
NIKOTIN
• Nikotin adalah senyawa kimia
kelompok alkaloidyang dapat
dihasilkan dari tembakau.
• Nikotin berkadar 0,3-5% dari berat
kering tembakau.
• Nikotin ini berasal dari hasil
biosintesis di akar kemudian
terakumulasi di daun.
NIKOTIN
• Nikotin dapat menyebabkan:
Meracuni saraf, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan
penyempitan pembuluh darah
tepi, ketergantungan, kanker
• Kandungan nikotin : 0,3-5%
bobot kering tembakau
PENETAPAN KADAR NIKOTIN
1 g tembakau yg
sudah dihaluskan + + 20 ml PE
1 ml NaOH 20%

Ekstraksi

Perhitungan: Titrasi dengan


1 ml HCl 0,01 N = 1,6223 mg nikotin
HCl 0,01 N
PERCOBAAN 8
PEMISAHAN SENYAWA
ORGANIK: ISOLASI KAFEIN
DARI DAUN TEH DAN UJI
ALKALOID
TUJUAN
• Melatih ekstraksi dan isolasi kafein dari daun teh
KAFEIN
• Kafein adalah senyawa
alkaloid xantin berbentuk
kristal dan berasa pahit.
• Kafein banyak sekali
ditemukan secara alami pada
bahan pangan seperti biji
kopi, daun teh, dan buah kola.
PENETAPAN KAFEIN DARI DAUN
TEH
12,5 g teh Didihkan 20’, saring
+ 125 ml akuades
+ 12,5 g CaCO3
Filtrat diekstraksi dengan
kloroform

Lapisan kloroform
direkristalisasi
Uji Kromatografi Lapis Tipis (TLC)
• Larutkan sedikit sampel kristal kafein hasil ekstraksi
dari daun teh dengan sedikit diklorometana atau
kloroform.
• Sampel ini ditotolkan di atas pelat TLC sampai
nodanya cukup tebal.
• Lakukan elusi TLC menggunakan eluen etil asetat :
metanol = 3 : 1
• Lakukan elusi juga dengan eluen kloroform-metanol
= 9 : 1.
• Lakukan elusi sampai batas atas pelat, keluarkan dan
keringkan di udara.
• Semprot pelat yang telah dikembangkan dengan
pereaksi semprot Dragendorff dan setelah itu
dipanaskan hingga kering.
• Adanya alkaloid akan ditunjukkan oleh noda pada
pelat yang berwarna jingga.
• Tentukan Rf masing-masing noda, bandingkan!
Uji Alkaloid

Larutan kristal
kafein + 1-2 (+) alkaloid →
pereaksi Meyer kuning muda

Larutan kristal
kafein + 1-2 (+) kafein →
Dragendorff endapan jingga

Anda mungkin juga menyukai