Anda di halaman 1dari 11

MOTIVASI BELAJAR PETANI TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN

REFUGIA SEBAGAI PENGENDALI HAMA PADA TANAMAN PADI

MOTIVATION OF FARMER LEARNING ABOUT THE UTILIZATION OF REFUGIA PLANT


AS PEST CONTROL IN RICE PLANT

Aji Chandra Mustofa1, Hamyana2, Rika Despita3


123
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang, Jln. Dr. Cipto 144 A Bedali,
Lawang, Malang 65200
Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Polbangtan
Malang e-mail: ajichandra702@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui


pengaruh motivasi belajar petani tentang pemanfaatan tanaman refugia sebagai
pengendali hama pada tanaman padi, penelitian ini dilakukan di kelompok tani
karya Desa Selorejo Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan pada bulan
Juli – Agustus 2021. Metode yang digunakan untuk penelitian ini merupakan
kuantitatif deskriptif, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder
yang diperoleh dari pihak terkait. Populasi penelitian ini sebanyak 100 orang dari
anggota kelompk tani karya dan diambil 50 sampel untuk penelitian dilakukan
menggunakan teknik random sampling dengan menggunakan rumus slovin
(2016). Variabel yang digunakan dalam kajian ini terdiri dari variabel independen
yaitu penyuluhan (X) dan variabel dependennya yaitu motivasi belajar (Y) Analisa
data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier
sederhana, alat uji yang digunakan adalah SPSS 20 dengan menunjukkan hasil
analisis deskriptif penyuluhan mempengaruhi motivasi belajar signifikan dan
motivasi belajar petani diterima untuk analisis regresi sederhana menunjukkan
hasil bahwa dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel penyuluhan
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebesar 0.776 hal ini berarti t
hitung(0.776 dan sig 0.000 <0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Motivasi
belajar petani tentang pemanfaatan tanaman refugia sebagai pengendali hama
pada tanaman padi berpengaruh signifikan.

Kata kunci : Motivasi Belajar, Tanaman Refugia, Tanaman Padi

1
PENDAHULUAN pembelajaran dalam konsep
pemberdayaan kelompok tani
Motivasi belajar petani dalam berlangsung dalam konsep pendidikan
pemanfaatan tanaman refugia diduga non formal, dan di dalamnya terdapat
masih rendah, khususnya pada pengorganisasian pembelajaran serta
komoditas tanaman padi. Untuk proses pembelajaran kepada petani dari
mengetahui kekuatan motivasi belajar sumber belajar (Zulvera, 2014).
petani, dapat dilihat dari beberapa
Dinas pertanian melalui UPT (Balai
indikator sebagai berikut : penyuluhan
Penyuluhan Pertanian) Kecamatan
atas pembelajaran keberhasilan
Kawedanan ini bergerak membentuk
petani tersebut melalaui proses
kelompok tani pada tiap desa, salah
belajar, dan proses belajar petani
satunya kelompok tani Karya Tani di
pada dasarnya merupakan kegiatan
Kecamatan Kawedanan Kabupaten
penyuluhan. Perubahan perilaku
Magetan. Kelompok Karya Tani adalah
petani kearah kemandirian dalam
kelompok terbaik di Kecamatan
pembelajaran pemanfaatan tanaman
Kawedanan yang telah berjalan selama
refugia merupakan salah satu tujuan,
20 tahun. Dengan berbagai pengalaman
dan terus berupaya mengembangkan
yang sudah di jalani oleh kelompok tani
paradigma kearah pemberdayaan
tersebut tidak lupa juga terdapat peran
petani, namun, sampai dengan saat
penting dari UPT BPP Kecamatan
ini belum ada acuan penyuluhan
Kawedanan.
motivasi belajar dengan jelas
bagaimana memfasilitasi proses Motivasi belajar yang terjadi di
motivasi belajar yang baik yang kelompok tani Karya Tani juga dapat
mengarah ke pemberdayaan petani. mengubah perilaku petani dalam bertani.
Dengan kegiatan melalui praktik motivasi
Motivasi diartikan sebagai
belajar petani tentang pemanfaatan
kekuatan, dorongan, kebutuhan,
tanaman refugia, dapat memberikan
semangat, tekanan atau mekanisme
pendidikan pertanian melalui penyuluhan
psikologis yang mendorong
pertanian mengenai pemanfaatan
seseorang atau sekelompok orang
tanaman refugia, bagaimana mendorong
untuk mencapai prestasi tertentu
motivasi belajar petani “pembelajaran
sesuai apa yang dikehendakinya.
merupakan perubahan berperilaku yang
Motivasi adalah suatu dorongan
bertahan lama dalam perilaku, atau
kehendak yang menyebabkan
dalam kapasitas berperilaku dengan
seseorang , melakukan suatu
cara tertentu yang dihasilkan dari praktik
perbuatan untuk mencapai tujuan
atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya
tertentu (Hakim, 2007).
(Hamidah, 2012).
Proses pembelajaran pertanian
Berdasarkan pernyataan di atas
terjadi dalam kaidah pendidikan non
dapat disimpulkan bahwa dalam upaya
formal menjelaskan “transformative
mengolah sumber daya individu
learning yang di terapkan bertujuan
mempunyai peran dalam upaya
untuk mengubah sikap bertani kearah
peningkatan motivasi belajar petani,
yang lebih baik, melakukan
selain itu faktor sosial juga sangat
perubahan sikap bertani yang lebih
mempengaruhi, seperti kemampuan
efisien dan efektif dalam
karakteristik petani (usia, tingkat
meningkatkan jumlah produksi padi
pendidikan, pengalaman, luas lahan)
dan harus diubah cara bertani yang
dan pembelajaran (ketersediaan materi,
lebih efisien dan efektif” (Syukur,
kesesuaian metode belajar, kesesuaian
2013). Kemudian “interaksi petani
cara pembelajaran) . Fakta di lapangan,
dengan sumber belajar dapat
kurangnya motivasi belajar petani
ditingkatkan dengan menfasilitasi
terhadap pemanfaatan tanaman refugia
pembentukan kelompok belajar petani
sebagai pengendalian hama pada
ke petani. Penelitian pendahuluan dan
tanaman padi.
penelitian terdahulu adalah proses
Rendahnya motivasi belajar petani
2
di kelompok tani Desa Selorejo Teknis analisis data yang
Kecamatan Kawedanan Kabupaten digunakan adalah untuk menjawab
Magetan dipengaruhi dari beberapa hipotesis menggunakan tenik
faktor yang menyebabkan motivasi analisis data deskriptif dan regresi
belajar petani dalam meningkatkan sederhana.
pembelajaran pemanfaatan tanaman
refugia masih rendah, berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
uraian latar belakang diatas penulis
mengambil judul penelitian tugas akhir Pengaruh Penyuluhan
“Motivasi Belajar Petani tentang
Pemanfaatan Tanaman Refugia
sebagai Pengendali Hama pada 1. Tanggapan Responden Mengenai
Tanaman Padi di Kelompok Tani Penyuluhan
Karya Tani Desa Selorejo Kecamatan a. Kesesuaian Dengan Materi yang
Kawedanan Kabupaten Magetan”. Disampaikan
Tanggapan responden mengenai
kesesuaian dengan materi yang
METODE PENELITIAN disampaikan ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
Jenis Penelitian No
Sanga
t (% Setuj
(%)
Ragu
- (%
Tidak
Setuj
(%
Sanga
t Tidak (%
Setuju ) u (4) Ragu ) ) Setuju )
u (2)
(5) (3) (1)

Peneelitian ini menggunakan 1


2
19
19
38
38
30
30
60
60
1
1
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0

metode deskriptif kuantitatif. 3


Mea
10
16
20
32
38
32.7
76
65.
2
1.3
4
2.7
0
0
0
0
0
0
0
0

Pengambilan sampel dilakukan n 3

dengan rumus slovin menggunakan


tabel menunjukkan bahwa
teknik random sampling. Sampel
sebagian besar responden memberikan
dalam penelitian adalah anggota
jawaban “Setuju” terhadap item
kelompok tani karya yang berjumlah
penyataan dari indikator kesesuaian
50 orang. Penelitian ini mengetahui
dengan materi yang disampaikan.
hubungan variabel bebas (x) tehadap
Untuk jawaban “Setuju” mendapat
variabel terikat (Y). (Sugiyono:2016)
respon terbanyak pada item nomor 3
Waktu dan Tempat Penelitian dengan respon sebesar 38 yang
membahas tentang materi yang
Lokasi penelitian ini dilaksanakan disampaikan sesuai masalah yang
di kelompok tani karya Kecamatan dihadapi. Pada jawaban “Sangat
Kawedanan Kabupaten Magetan. Setuju” mendapat respon terbanyak
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan yaitu pada item nomor 1 dan 2 dengan
cara Purposive sampling yaitu respon sebesar 19 yang membahas
dengan cara sengaja karena sebuah tentang Penyuluh menyampaikan
pertimbangan pengakajian dilakukan materi penyuluhan dengan baik dan
di Kecamatan Kawedanan Kabupaten tentang Materi yang disampaikan
Magetan . Waktu pelaksanaan kajian sesuai kebutuhan petani. Jawaban
dilaksanakan pada bulan Juli sampai “Ragu-Ragu” mendapat respon
Agustus 2021. terbanyak pada item nomor 3 yang
membahas tentang Materi yang
Data, Instrumen dan
disampaikan sesuai masalah yang
Pengumpulan data
dihadapi.
Data yang digunakan b. Media yang Digunakan Penyuluh
pertimbangan dalam penelitan ini sesuai dengan Kemampuan Petani
adalah data primer dan Tanggapan responden mengenai
sekunder. Metode pengumpulan Media yang Digunakan Penyuluh Sesuai
data dalam penelitian ini dengan Kemampuan Petani ditunjukkan
menggunakan kuesioner pada tabel di bawah ini.

Teknis Analisis Data


3
dengan tempat / lingkungan setempat.
Sanga
Pada jawaban “Sangat Setuju” mendapat
Ragu- Tidak Sangat
No
t
Setuju
(%)
Setuju
(4)
(%) Ragu
(3)
(%
)
Setuju
(2)
(%) Tidak
Setuju (1)
(%) respon terbanyak yaitu pada item nomor
(5)
6 dengan respon sebesar 21 yang
membahas tentang Metode yang
4 8 16 35 70 7 14 0 0 0 0
digunakan sesuai dengan kebutuhan
5 14 28 28 56 8 16 0 0 0 0 karakteristik petani. Jawaban “Ragu-
Mean 11 22 31.5 63 7.5 15 0 0 0 0 Ragu” mendapat respon terbanyak pada
item nomor 7 dengan respon sebesar 4
Berdasarkan hasil dari tabel yang membahas tentang metode yang
menunjukkan bahwa sebagian besar digunakan sesuai dengan tempat /
responden memberikan jawaban lingkungan setempat.
“Setuju” terhadap item penyataan dari d. Kemampauan Penyuluh yang
indikator kesesuaian dengan materi Digunakan Mengaktifkan Petani
yang disampaikan. Untuk jawaban Dalam Membangun Pengetahuan
“Setuju” mendapat respon terbanyak Tanggapan responden mengenai
pada item nomor 4 dengan respon Kemampuan Penyuluh yang Digunakan
sebesar 35 yang membahas tentang Mengaktifkan Petani Dalam Membangun
penyuluh menyampaikan informasi Pengetahuan ditunjukkan pada tabel di
penyuluhan menggunakan media bawah ini.
Sanga Ragu Sanga
Tidak
yang mudah dipahami. Pada jawaban No
t
Setuju
(%)
Setuj
u (4)
(%)
-
Ragu
(%) Setuj
u (2)
(%)
t Tidak
Setuju
(%)

“Sangat Setuju” mendapat respon 8


(5)
17 3 30 6
(3)
3 6 0 0
(1)
0 0

terbanyak yaitu pada item nomor 5 9 13


4
2 30
0
6 7 1 0 0 0 0
6 0 4
dengan respon sebesar 14 yang Mea 15 3 30 6 5 1 0 0 0 0
n 0 0 0
membahas tentang media yang
digunakan penyuluh sesuai dengan Berdasarkan hasil dari tabel
tempat/ lingkungan setempat. menunjukkan bahwa sebagian besar
Jawaban “Ragu-Ragu” mendapat responden memberikan jawaban “Setuju”
respon terbanyak pada item nomor 5 terhadap item penyataan dari indikator
dengan respon sebesar 8 yang kesesuaian dengan materi yang
membahas tentang media yang disampaikan. Untuk jawaban “Setuju”
digunakan penyuluh sesuai dengan mendapat respon sama banyak pada
tempat / lingkungan setempat. item nomor 8 dan 9 dengan respon
c. Metode yang digunakan Penyuluh sebesar 30 yang membahas tentang
sesuai dengan Kemampuan Petani penyuluh membantu kelompok tani
Tanggapan responden dalam menyusun program kerja dan
mengenai metode yang digunakan pemanfaatan tanaman refugia dan
penyuluh sesuai dengan kemampuan penyuluh mendorong saya untuk
petani ditunjukkan pada tabel di mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
bawah ini. penyuluh. Pada jawaban “Sangat Setuju”
Sanga Ragu Sangat
Tidak
No
t
Setuju
(%
)
Setuj
u (4)
(%
)
-
Ragu
(%
)
Setuju
(2)
(%
)
Tidak
Setuju
(%) mendapat respon terbanyak yaitu pada
item nomor 8 dengan respon sebesar 17
(5) (3) (1)
6 21 42 28 56 1 2 0 0 0 0
7 15 30 32 64 3 6 0 0 0 0 yang membahas tentang penyuluh
Mean 18 36 30 60 2 4 0 0 0 0
membantu kelompok tani dalam
menyusun program kerja dan
Berdasarkan hasil dari tabel pemanfaatan tanaman refugia. Jawaban
menunjukkan bahwa sebagian besar “Ragu-ragu” mendapat respon terbanyak
responden memberikan jawaban pada item nomor 9 dengan respon
“Setuju” terhadap item penyataan dari sebesar 7 yang membahas tentang
indikator kesesuaian dengan materi penyuluh mendorong saya untuk
yang disampaikan. Untuk jawaban mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
“Setuju” mendapat respon terbanyak penyuluh.
pada item nomor 7 dengan respon
sebesar 32 yang membahas tentang
metode yang digunakan sesuai
4
e. Penyuluh Menumbuhkan Motivasi 1 STS 0 0

Petani untuk Berusaha Tani Lebih


2 TS 0 0
Baik Lagi
Tanggapan responden 3 N 2 6

mengenai Penyuluh Menumbuhkan 4 S 30 120


Motivasi Petani untuk Berusaha Tani
Lebih Baik Lagi ditunjukkan pada 5 SS 18 90

tabel di bawah ini. Total 50 216

Sangat
No
Sangat
Setuju (%)
Setuju
(4)
(%)
Ragu-
Ragu (%)
Tidak
Setuju (%)
Tidak
Setuju
(%) Sumber : Data Primer Diolah 2021
(5) (3) (2)
10 18 36 31 62 1 2 0 0
(1)
0 0
Dari hasil di atas maka total hasil dari : 0
11
Mean
18
18
36
36
31
31
62
62
1
1
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
+ 0 + 6 + 120 + 90 = 216.
Skor 216 merupakan skor terakhir dan
Berdasarkan hasil dari tabel sudah bisa dimasukkan dalam rating
4.12 menunjukkan bahwa sebagian scale yang sudah di tentukan di atas.
besar responden memberikan Maka skor 216 merupakan masuk ke
jawaban “Setuju” terhadap item dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
penyataan dari indikator kesesuaian
dengan materi yang disampaikan. 2. Penyuluh membantu saya untuk
Untuk jawaban “Setuju” mendapat mendapatkan pengetahuan,
respon sama banyak pada item pengembangan dan pemanfaatan
nomor 10 dan 11 dengan respon tanaman refugia
sebesar 31 yang membahas tentang
Penyuluh mampu memberi dorongan Kategori Skala Frekuensi Jumlah

kepada anggota untuk memperbaiki 1 STS 0 0


kekurangan dan memecahkan
masalah dalam kelompok dan 2 TS 0 0

Penyuluh mendorong petani untuk 3 N 2 6


memajukan tanaman refugia. Pada
jawaban “Sangat Setuju” mendapat 4 S 30 120

respon sama banyak yaitu pada item 5 SS 18 90

nomor 10 dan 11 dengan respon


sebesar 18 yang membahas tentang Total 50 216

Penyuluh mampu memberi dorongan


Sumber : Data Primer Diolah 2021
kepada anggota untuk memperbaiki
Dari hasil di atas maka total hasil dari : 0
kekurangan dan memecahkan
+ 0 + 6 + 120 + 90 = 216.
masalah dalam kelompok dan
Skor 216 merupakan skor terakhir dan
Penyuluh mendorong petani untuk
sudah bisa dimasukkan dalam rating
memajukan tanaman refugia.
scale yang sudah di tentukan di atas.
Jawaban “Ragu-ragu” mendapat
Maka skor 216 merupakan masuk ke
respon sama banyak pada item
dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
nomor 10 dan 11 dengan respon
3) Saya bersedia untuk meningkatkan
sebesar 1 yang membahas tentang
sikap belajar pemanfaatan tanman
Penyuluh mampu memberi dorongan
refugia
kepada anggota untuk memperbaiki
kekurangan dan memecahkan
masalah dalam kelompok dan Kategori Skala Frekuensi Jumlah

Penyuluh mendorong petani untuk 1 STS 0 0

memajukan tanaman refugia.


2 TS 0 0
2. Tanggapan Responden
Mengenai Variabel Motivasi Belajar 3 N 1 3

1) Saya mau belajar tentang 4 S 30 120


pemanfaatan tanaman refugia
5 SS 19 95
Kategori Skala Frekuensi Jumlah

5
Total 50 218 sudah bisa dimasukkan dalam rating
scale yang sudah di tentukan di atas.
Sumber : Data Primer Diolah Maka skor 210 merupakan masuk ke
2021 dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
Dari hasil di atas maka total hasil dari 6) Penyuluh mampu mempengaruhi saya
: 0 + 0 + 3 + 120 + 95 = 218. untuk melakukan kegiatan yang
Skor 218 merupakan skor terakhir dan berkaitan dengan kemajuan
sudah bisa dimasukkan dalam rating pertaniannya
scale yang sudah di tentukan di atas.
Maka skor 218 merupakan masuk ke Kategori Skala Frekuensi Jumlah

dalam daerah skala SB (Sangat Baik).


1 STS 0 0
4) Penyuluh membantu saya
melakukan kerja sama antar petani 2 TS 0 0

untuk memotivasi belajar 3 N 1 3

4 S 36 144
Kategori Skala Frekuensi Jumlah

(orang)
5 SS 13 65

1 STS (1) 0 0
Total 50 212

2 TS 0 0
Sumber : Data Primer Diolah 2021
3 N 1 3
Dari hasil di atas maka total hasil dari : 0
4 S 25 100 + 0 + 3 + 144 + 65 = 212.
Skor 216 merupakan skor terakhir dan
sudah bisa dimasukkan dalam rating
5 SS 24 120

Total 50 223 scale yang sudah di tentukan di atas.


Maka skor 216 merupakan masuk ke
Sumber : Data Primer Diolah dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
2021 7) Penyuluh memberi ide/gagasan
Dari hasil di atas maka total hasil dari terbaru tentang tanaman refugia
: 0 + 0 + 3 + 100 + 120 = 223. Kategori Skala Frekuensi Jumlah

Skor 216 merupakan skor terakhir dan


sudah bisa dimasukkan dalam rating
1 STS 0 0

scale yang sudah di tentukan di atas. 2 TS 0 0

Maka skor 223 merupakan masuk ke


3 N 2 6
dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
5) Penyuluh mendorong saya untuk 4 S 30 120

meningkatkan keterampilan dalam 5 SS 18 90


pemanfaatan tanaman refugia
Total 50 216
Kategori Skala Frekuens Jumlah
i

1 STS 0 0
Sumber : Data Primer Diolah 2021
Dari hasil di atas maka total hasil dari : 0
2 TS 0 0
+ 0 + 6 + 120 + 90 = 216.
3 N 4 12 Skor 216 merupakan skor terakhir dan
sudah bisa dimasukkan dalam rating
4 S 32 128
scale yang sudah di tentukan di atas.
5 SS 14 70 Maka skor 216 merupakan masuk ke
dalam daerah skala SB (Sangat Baik).
Total 50 210
8) Penyuluh memberi ide/gagasan
Sumber : Data Primer Diolah terbaru tentang perawatan dan
2021 pengendalian hama pada tanaman
Dari hasil di atas maka total hasil dari refugia
: 0 + 0 + 12 + 128 + 70 = 210. Kategori Skala Frekuensi Jumlah

Skor 210 merupakan skor terakhir dan 1 STS 0 0

6
2 TS 0 0 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
residual menyebar normal, dan jika nilai
3 N 2 6
sig lebih kecil dari 5% atau 0.05 maka
4 S 30 120 dapat disimpulkan bahwa residual
5 SS 18 90
menyebar normal. Dari hasil uji
normalitas diketahui nilai signifikansi
Total 50 216 0.076 > 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa nilai residual berdistribusi normal
Sumber : Data Primer Diolah dan dapat dilihat dengan grafik
2021 Normalitas Probability Plot. Jika data
Dari hasil di atas maka total hasil dari menyebar pada sekitar garis diagonal
: 0 + 0 + 6 + 120 + 90 = 216. dan mengetahui arah dari garis diagonal,
Skor 216 merupakan skor terakhir dan maka model egresi dapat dikatakan
sudah bisa dimasukkan dalam rating normal, sebaliknya jika sebaran data
scale yang sudah di tentukan di atas. jauh dari garis diagonal maka model
Maka skor 216 merupakan masuk ke regresi dapat dinyatakan tidak normal.
dalam daerah skala SB (Sangat Baik).

Hasil Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik pada penelitian ini
dilakukan hanya pada TIGA uji
diantarannya adalah uji normalitas, uji
heterokedastisitas dan uji autokorelasi
sesuai dengan persyaratan uji regresi
linier sederhana.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat Tabel grafik di atas menunjukkan
apakah nilai residual terdistribusi bahwa titik-titik berada tidak jauh dari
normal atau tidak. Untuk itu yang garis diagonal, dan pola grafik normal,
pertama dicari adalah nilai residual sehingga dapat diambil kesimpulan
dari data yang akan dianalisis. bahwa model regresi ini layak dan
Pengujian pada uji normalitas dapat memenuhi uji asumsi klasik.
dilakukan dengan cara kolmogrov- 2. Uji Haterokedastisitas
smimov. Uji kolmogrov-smimov Uji heterokedastisitas bertujuan
dilakukan dengan melihat nilai sig untuk menguji terjadinya perbedaan
yang dihasilkan, distribusi data dapat variance residual suatu periode
dikatakan normal jika nilai sig > 0.05 pengamatan yang lain. Untuk dapat
dan distribusi data dikatakan tidak melakukan uji heterokedasitas maka nilai
berdistribusi normal jika nilai dari sig < residual harus dibuat absolut dan
0.05. Dengan menggunakan aplikasi hasilnya dapat dilihat pada lampiran dan
SPSS maka hasil nilai residual dapat uji heterokedastisitas dapat dilakukan
dilihat pada lampiran dan uji dengan uji glejser, cara penilaiannya
Kolmogorov-smimov dapat dilihat adalah dengan melihat nilai sig > 0.05
pada tabel dibawah ini. maka tidak terjadi heterokedastisitas,
dan jika <0.05 maka terjadi
heterokedastisitas:

Berdasarkan hasil yang dilihat dari


tabel bahwa jika nilai sig. > 5% atau
7
Stand
Untuk hasil uji heterokedastisitas Stand
ardize
dengan uji glejser, maka berdasarkan ardize
Unstandardi d
output di atas diketahui nilai signifikansi Unstandardi d
zed Coeffi
(Sig). untuk variabel penyuluhan adalah zed Coeffi
Coefficients cients
0.543 karena nilai signifikansi variabel Coefficients cients
Std.
penyuluhan lebih besar dari 0.05 maka Std.
Model B Error Beta t Sig.
sesuai dengan pengambilan keputusan Model B Error Beta t Sig.
dalam uji glejser, dapat disimpulkan bahwa 1 (Con 3.68
1 (Con 1.019 .277 .001
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam stant) .024 .180 .1311.896
stant)
model regresi. peny
peny 11.9
3. Uji Autokorelasi uluha .776 .065 .865 .000
uluha .026 .042 .088 .613 23.543
Autokerali adalah keadaan n
n
dimana terjadinya korelasi dari a. Dependent
residual untuk pengamatan satu a. Dependent Variable:
Variable: motivasi
dengan pengamtan lain yang disusun abs_res
belajar
menurut runtut waktu. Model regresi Berdasarkan tabel di atas, dapat
yang baik mensyaratkan tidak adanya diketahui nilai constant (a) sebesar 1.019
masalah autokorelasi. Hasil dari uji sedang nilai penyuluhan (koefisien
auto korelasi Durbin-Watson (DW) regresi) sebesar 0.776 sehingga
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : persamaan regresinya bisa ditulis
Nilai DW pada tabel di atas Y= a+ bX
adalah 2.383 lebih besar dari batas Keterangan :
atas 1.549 (dU) dan lebih kecil dari Y = Variabel Dependen
2.415 (4-dU). Maka sebagaimana a = Konstanta
dasar pengambilan keputusan dalam b = Koefisien Regresi
uji Durbin-Watson di atas dapat Dengan demikian dapat dibuat
disimpulkan bahwa tidak terjadi persamaan regresi sederhana sebagai
autokorelasi. Dengan demikian maka berikut:
analisis regresi linier dapat Y= 1.019 + 0.776 X
dilanjutkan. Dari persamaan tersebut dapat
Estimasi Model Regresi Linier diterjemahkan bahwa variabel
Sederhana penyuluhan mempunyai arah koefisien
Analisis model regresi linier yang bertanda positif terhadap motivasi
sederhana yang digunakan untuk belajar:
mengetahui pengaruh penyuluhan 1. Konstanta sebesar 1.019 mengandung
terhadap motivasi belajar petani pada arti bahwa nilai konstanta variabel
kelompok tani Karya Tani Kecamatan motivasi belajar adalah sebesar 1.019.
Kawedanan Kabupaten Magetan
dilakukan dengan menggunakan 2. Koefisien regresi X sebesar 0.776
SPSS 16. Tabel berikut di bawah ini menyatakan bahwa setiap penambahan
adalah estimasi model regresi yang 1% nilai penyuluhan, maka nilai motivai
diperkirakan. belajar bertambah sebesar 0.776.
Koefisien regresi tersebut bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa arah
pengaruh variabel X terhadap Y adalah
positif

3. Standart error pada estimasi persamaan


regresi adalah ukuran dari kesalahan
prediksi yang menunjukkan angka 0.227,
dapat diartikan bahwa prediksi
kesalahan yang terjadi pada penyuluhan
yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah 0,2%.
8
Hasil Analisis Kelayakan Model dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
1. Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui dari Std.
pengaruh variabel independent secara R Adjusted Error of
parsial, dan dapat dilihat pada tabel di Mod Squar R the
bawah ini: el R e Square Estimate
Unstandard Standa 1 .865a .748 .742 .18027
ized rdized
Coefficient Coeffic a. Predictors: (Constant),
s ients penyuluhan
Std. b. Dependent Variable:
Model B Error Beta t Sig. motivasi belajar
1 (Consta 1.01 3.68
.277 .001 Hasil perhitungan regresi dapat diketahui
nt) 9 1
bahwa koefisien determinasi (R²) yang
penyulu 11.9 diperoleh sebesar 0.748. Hal ini bererti
.776 .065 .865 .000
han 23 74,8% yang artinya R² terletak antara 0 dan
a. Dependent Variable: 1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
motivasi belajar X pada penelitian ini memberikan pengaruh
terhadap variabel Y dengan Persentase
sebesar 74,8%, sedangkan sisanya
Rumus hipotesis yang digunakan
sebesar 25,2% diterangkan oleh variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai
lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.
berikut:
KESIMPULAN
H1 : Penyuluhan mempengaruhi
besarnya motivasi belajar secara
signifikan. Berdasarkan hasil dari kajian tentang
motivasi belajar petani tentang
Variabel penyuluhan
mempengaruhi motivasi belajar sebesar pemanfaatan tanaman refugia sebagai
pengendali hama pada tanaman padi di
0.776 yang bernilai positif artinya
semakin baik penyuluhan, maka semakin kelompok tani Karya Kani Desa Selorejo
Kecamatan Kawedanan Kabupaten
besar pula motivasi belajar kelompok
tani. Magetan sebagai berikut
Signifikansi pengaruh variabel1. Motivasi belajar petani tentang
independen terhadap variabel dependen pemanfaatan tanaman refugia sebagai
dapat dilihat dari nilai Sig. pada kolom pengendalian hama pada tanaman padi di
terakhir. Nilai signifikansi untuk variabel Kelompok Tani Karya Desa Selorejo
penyuluhan sebesar 0.000 dapat Kecamatan Kawedanan Kabupaten
diartikan bahwa variabel ini berpengaruh Magetan menunjukkan bahwa adanya
secara signifikan terhadap motivasi kesadaran petani untuk memanfaatkan
belajar, yaitu nilai signifikannya lebih tanaman menghadapi serangan hama dan
kecil dari 0.05 sehingga dapat penyakit selain menggunakan pestisida.
disimpulkan H1 penyuluhan mempunyai Motivasi belajar petani dapat dikatakan baik
pengaruh signifikan terhapat motivasi atau tinggi terhadap pemanfaatan tanaman
belajar petani diterima. refugia dalam pengendalian hama tanaman
2. Uji Koefisien Determinan (R²) padi.
Koefisien determinasi merupakan2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap
besaran yang menunujukkan besarnya motivasi belajar petani tentang
variasi variabel dependen yang dapat pemanfaatan tanaman refugia sebagai
dijelaskan oleh variabel independen. pengendalian hama pada tanaman padi di
Koefisien determinasi digunakan untuk Kelompok Tani Karya Desa Selorejo
mengukur seberapa jauh variabel bebas Kecamatan Kawedanan Kabupaten
dalam menerangkan variabel terikatnya. Magetan. Hasil dari penyuluhan dapat
Nilai koefisien determinasi ditentukan memberikan pengetahuan kepada petani
dengan nilai R square sebagaiaman sistem pertanaman refugia sebagai
9
mikrohabitat musuh alami, jenis-jenis Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar
musuh alami hama yang menyerang Anwas, Oos M, 2013. Pengaruh Pendidikan
tanaman padi, jenis-jenis tanaman yang Formal, Pelatihan, dan Intensitas
dapat digunakan sebagai tanaman Dani. A. S , E. S. Redjeki , Z. Nasution.
refugia dan tahapan penanaman 2017. Analisis Proses Pembelajaran Dalam
tanaman refugia. Konsep Pemberdayaan Kelompok Tani.
3. Rancangan penyuluhan peningkatan Jurnal Pendidikan 2 ( 8 ). 1077—1080
Motivasi Belajar Petani tentang Dewandini, S.K.R. (2010). Motivasi Petani
Pemanfaatan Tanaman Refugia sebagai Dalam Budidaya Mendong Di Kecamatan
pengendalian hama pada tanaman padi Minggir Kabupaten Sleman. (Skripsi).
di Kelompok Tani Karya Desa Selorejo Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi
Kecamatan Kawedanan Kabupaten Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Magetan. Bentuk kegiatan berupa Sebelas Maret, Surakarta
penyampaian materi dan diskusi.dengan Hakim, M. 2007. Kelapa Sawit, Teknis
tujuan peningkatan pengetahuan petani Agronomis dan Manajemennya. Lembaga
yang sasaran kelompok tani karyatani Pupuk Indonesia. Jakarta. 295 hal
yang berjumlah 20 orang, materi yang Hamidah. 2012. Pengaruh Jarak Tanam Dan
disampaikan pemanfaatan tanaman Dosis Pupuk Kandang Terhadap
refugia sebagai pengendali hama pada Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kubis
tanman padi menggunakan metode Bunga Pitih ( Brassica oleracea var.
ceramah, diskusi dan media leaflet, Botrytis.L. subvar. Cauliflora DC ). J.
power point. Pelaksanaan evaluasi Agrifarm 1 ( 2 ) : 34-42
penyuluhan dilaksanakan setelah proses Hasibuan, Malayu S.P 2007, Manajemen
penyuluhan melalui penyebaran Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Kuesioner pre test dan post test untuk Bandung, PT. Bumi Aksa
melihat peningkatan pengetahuan petani Hasibuan. Malaju. S.P 2001. Definisi
mengalami peningkatan sebesar 82 % Produktivitas Kerja dalam Manajemen SDM.
Jakarta : Rajawali Press
SARAN Horgan, F. G., A. F . Ramal., C.C. Bernal., J.
Saran yang dapat diberikan M. Villegas., A. M. Stuart, dan M. L. P
berkaitan dengan penelitian sebagai Almazan. 2016. Applying Ecological
berikut: Enggenering For Sustainable and Resilient
1. Diharapkan petani tidak lagi Rice Production System. Procedia Food
menggunakan pestisida kimia dalam Science, 7-15
menghadapi hama dan penyakit. Ketut S., Dukat Dan A. Yuniati. 2015.
Petani terkadang masih Hubungan Karakteristik Dan Motivasi Petani
menggunakan pestisida di sekitar Dengan Kinerja Kelompok Tani (Studi
tanaman padi dan diharapkan dapat Kasus Desa Cisaat Kecamatan
memanfaatkan tanaman refugia Dukupuntang). Jurnal Agrijati .28 ( 1 )
Ketut S., Dukat Dan A. Yuniati. 2015.
Petani diharapkan dapat Hubungan Karakteristik Dan Motivasi Petani
mempertahankan semangat dan Dengan Kinerja Kelompok Tani (Studi
motivasinya dalam pembelajaran Kasus Desa Cisaat Kecamatan
pertanian selanjutnya Dukupuntang). Jurnal Agrijati .28 ( 1 )
Isbandi R dan Adi. 2005. Ilmu Kesejahteraan
UCAPAN TERIMAKASIH Sosial dan Pekerjaan Sosial. FISIP UI
Penelitian ini dapat dilaksanakan PRESS
dengan baik berkat bantuan dari Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi
berbagai pihak, untuk itu peneliti Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
mengucapkan terimakasih kepada Kusnadi, D. 2011. Dasar Dasar Penyuluhan
BPPSDMP Pertanian. STPPB, Bogor
Levis, Leta Rafael. 1996. Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA Penyuluhan Pedesaan. Penerbit PT Citra
Aditya Bakti. Bandung
Levis, Leta Rafael. 1996. Komunikasi
Azwar S., 2007. Sikap Manusia Teori dan
10
Penyuluhan Pedesaan. Penerbit PT Citra
Aditya Bakti. Bandung
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan
Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press
Nasution. 1982. Metode Research. Jakarta :
Bumi Aksara.
Samsudin, S. 1977. Dasar-Dasar
Penyuluhan Pertanian dan Modernisasi
Pertanian. Bandung : Banacipta
Setiana L. 2005. Teknik Penyuluhan Dan
Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Administrasi Dilengkapi Dengan Metode
R&D. Cetakan Ke15.Cv.Alvabeta.
Bandung
Sujarweni. 2014. Metode Penelitian.
Pusrtaka baru press. Yogyakarta.
Syukur, A. 2013. Transfermative Learning
dalam Kegiatan Pendampingan Kelompok
Tani Rindu Sejahtera (KTRS) di Kupang.
Jurnal Pendidikan Humaniora. (Online), 1
(3):242—253
Yumi, Sumardjo, Darwis S.G., & Basita,
G.S. (2011). Model Pengembangan
Pembelajaran Petani Dalam Pengelolaan
Hutan Rakyat Lestari: Kasus Di Kabupaten
Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Dan Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian
Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 8(3), 196-
210.
Yuniar .A. dan T Endaryanto. 2019. Kajian
Proses Pembelajaran Dalam Penyuluhan
Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensi
Kewirausahaan Petani Jagung Di
Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa
Tengah. AGRITECH. 21 ( 2 ). 1411-1063

11

Anda mungkin juga menyukai