Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN MATERI SBdP KELAS 6

TAHUN PELAJARAN 2020-2021

1. Pengertian Tempo
Seperti yang sudah dijelaskan, tempo adalah ukuran untuk kecepatan musik dalam birama.  Tempo bisa
diukur dengan ketukan per menit. Ada Lagu dinyanyikan dengan tempo dengan cepat, dan ada lagu yang
dinyanyikan dengan lambat. Biasanya, tempo sebuah lagu dituliskan di bagian kiri atas lagu. Dengan begitu,
kita bisa menyanyikan lagu tersebut dengan tempo yang tepat. Biasanya tempo lagu bisa memberikan makna
pada lagu tersebut, seperti contohnya lagu tentang pertemanan memiliki tempo cepat. Sedangkan lagu yang
menceritakan kesedihan memiliki tempo lambat Ada beberapa macam tempo agar membuat lagu terdengar
indah.
a. Larghissimo: temponya sangat lambat, mirip seperti mendengung
b. Adagio: tempo lambat tapi santai
c. Lento: tempo lebih lambat dan perlahan
d. Largo: tempo sangat lambat
e. Allegro: tempo cepat
f. Moderato: tempo sedang (tidak lambat dan tidak cepat)
g. Andante: tempo lambat - sedang
h. Andante Moderato: temponya sedikit lebih lambat dari andante
i. Vivace: tempo lebih cepat dan lincah
j. Presto: tempo sangat cepat
Contoh Lagu dan Temponya
 Lagu Ibu Kita Kartini: Moderato
 Lagu Potong Bebek Angsa dari Nusa Tenggara Timur: Alegro
 Lagu Sinanggar Tullo: Alegro
 Lagu Bagimu Negeri: Moderato
 Lagu Anak Kambing Saya: Alegro
 Lagu Syukur: Andante
 Lagu Indonesia Pusaka: Andante
 Lagu Satu Nusa Satu Bangsa: Andante
 Lagu Apuse dari Papua: Moderato
 Lagu Gundul-Gundul Pacul: Moderato

2. Tinggi rendah nada (pitch)


Nah kembali ke pembahasan utama kita, tinggi rendahnya nada disebut dengan pitch yang akan berhubungan
dengan frekuensi atau banyaknya getaran tiap detik. Semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada yang
dihasilkan. Setiap nada mempunyai frekuensi tertentu. Bila banyaknya getaran atau besarnya frekuensi tidak
pas alias kurang, maka nada akan terdengar sumbang. Pitch yang tepat akan bisa menghasilkan bunyi yang
baik.
Berikut urutan tinggi rendah nada yang disebut tangga nada dengan notasi angka dan notasi balok. Semakin
ke kanan, nada semakin tinggi. Sebaliknya, semakin ke kiri, nada semakin rendah. Nada bertitik di bawah
berarti nada rendah, nada tidak bertitik berarti nada sedang, dan nada bertitik di atas berarti nada tinggi.
Contoh :
Tinggi rendah nada pada lagu maju tak gentar yaitu termasuk Tangga Nada Diatonis Mayor. 
Tangga Nada Diatonis Mayor merupakan Tangga Nada yang mempunyai jarak antar nadanya 1 (satu) dan ½
(setengah).
Ciri-ciri tangga nada Diatonis Mayor adalah
- Bersemangat dan berapi-api 
- Mempunyai pola interval : 1 , 1 , ½ , 1 , 1 , 1 , ½
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do = C
- Bersifat riang gembira 

Birama yang digunakan yaitu 4/4

3. tangga nada diatonis minor asli memiliki interval atau jarak nada 1 1/2 1 1/2 1 1. Untuk tangga nada diatonis
minor asli memang hanya mempunyai nada-nada pokok dan belum mendapatkan sisipan nada. Berikut ini ciri-
cirinya :
 Bersifat sedih
 Kurang bersemangat
 Biasanya diawali dan juga diakhiri dengan nada La=A
 aLebih sering bertempo lambat
Contoh lagu yang menggunakan nada minor adalah : syukur, Ayat-ayat cinta, Bubuy Bulan, dan Gugur Bunga.
Tangga nada minor memiliki interval (jarak)          = 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1 

Untuk menentukan nada dasar tangga


Tangga Nada Mol (b) Tangga nada mol rumusnya nada dasar diambil dari nada keempat tangga nada
sebelumnya, dan rumus urutannya seperti di atas juga satu-satu-setengah-satu-satu-satu-setengah.

4. G mayor adalah skala besar berdasarkan G, dengan pitch G-A-B-C-D-E-F#-G


5. Ciri-cirinya adalah:

 Bersifat riang gembira.

 Bersemangat.

 Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do.

 Mempunyai pola interval: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½

6. interval nada adalah jarak antara nada yang satu ke nada yang lain yang diukur tinggi rendahnya. Interval
nada selalu dibatasi dua nada, nada pertama disebut dengan nada pangkal sedangkan nada kedua disebut
dengan nada selang.

7. Dalam sebuah tangga nada ada 7 (tujuh) nada yang masing-masing mempunyai nama kuantitas interval,
sebagai berikut:
 c – c : prime.

 c – d : secondo.

 c – e : terts.

 c – f : kuart.

 c – g : kuint.

 c – a : sekst.

 c – b : seprim.

 c – c' : oktaf.

8. Interval nada harmonis adalah dua nada yang dimainkan pada saat bersamaan. Pada tangga nada minor
harmonis nada diawali dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ketujuh.
9. - Prim: yaitu interval nada dari nada satu ke nada yang sama.
- Sekon: yaitu interval nada dari nada satu ke nada kedua di atas atau di bawahnya.
- Terts: yaitu interval nada dari nada satu ke nada ketiga: Misal nada do ke Mi.
- Quart/Kuart: yaitu interval dari nada kesatu ke nada keempat di A.
10. Kuint. Penjelasan : Tangga nada c mayor, nama interval ć ke ģ adalah langkah ke -5 disebut Kuint.
11. Beberapa contoh gambar 3 dimensi

12. Pembuatan gambar dapat dilakukan dengan membuat gambar sendiri, atau menyunting dari gambar yang
bisa di dapat di foto, poster, buku, atau media cetak lain. Usahakan gambar yang diperoleh dengan
menampilkan berbagai sisi : tampakmuka, samping, dan belakang. Cara paling mudah adalah dengan
mengambil gambar dengan kamera digital. Lebih praktis lagi kita gunakan kamera digital yang ada pada
handphone yang kita miliki. Sehingga alat yang kita butuhkan : gunting , cutter, kertas kover atau jenis, lem
Buku/kertas gambar.

 Pensil.
 Pensil warna dengan warna yang lengkap.

 Penghapus.

 Penggaris.

13. Ketiga jenis seni rupa ini tentu dapat menghasilkan hasil yang cantik. Tak heran, teknik pembuatannya sering
diaplikasikan untuk menjadi dekorasi rumah. Seperti pada lukisan, dekorasi dinding, maupun dekorasi meja. .
1.Kolase

Anda pasti tidak asing dengan istilah teknik membuat seni yang satu ini. Kolase adalah teknik karya seni
tempel yang menggunakan berbagai macam bahan dasar berbeda. Seperti misalnya menempelkan kertas,
plastik, maupun kain pada satu permukaan pola sehingga membentuk sebuah karya seni yang unik.

Karya seni yang satu ini memang sudah terkenal akan penampilannya yang menarik. Cara membuatnya pun
cukup mudah. Anda bisa menempelkan bahan-bahan yang berbeda hingga membentuk makna seni yang Anda
inginkan. Misalnya, Anda dapat menempelkan kantong plastik yang sudah digunting sedemikian rupa pada
gambar seorang ballerina untuk membuat tampilan roknya menjadi lebih hidup. Hasil karya seperti ini bisa
dijadikan sebagai dekorasi ruangan, deh! Cukup mudah, bukan?

2. Montase

Apa itu montase? Montase artinya potongan-potongan gambar yang kemudian ditempelkan pada satu bidang
yang sama sehingga membentuk makna baru. Pengertian montase ini tentu berbeda dengan kolase karena
jika kolase menggunakan bahan-bahan dasar yang belum diolah sama sekali, teknik montase menggunakan
bahan dari potongan gambar yang sudah ada.

Langkah-langkah membuat montase sebenarnya juga mudah. Anda bisa mengambil gambar-gambar yang
diambil dari majalah atau koran sebagai bahan montase dan menempelkannya pada bidang lainnya sehingga
menghasilkan makna gambar baru. Atau, Anda juga bisa menggunakan sebuah software untuk memodifikasi
gambar. Istilah seperti ini lebih dikenal dengan photomontage atau photo manipulation. Hasil akhir dari seni
manipulasi foto ini contohnya seperti yang bisa Anda lihat pada gambar montase hewan diatas ini, Ruppers.
Menarik untuk dicoba, ya!

3. Mosaik

Berbeda dengan kedua jenis lainnya, mozaik adalah karya seni tempel yang menggunakan bahan dasar sama.
Seperti contohnya terbuat dari keramik, pecahan kaca, kulit telur, kepingan daun, kepingan batu, kepingan
kayu, dan bahan lainnya. Tetapi, bahan-bahan tersebut haruslah memiliki ukuran yang sama.

14. Lihat No. 13


15. Komik adalah media yang digunakan untuk mengekspresikan ide dengan gambar, sering dikombinasikan
dengan teks atau informasi visual lainnya. Komik sering mengambil bentuk urutan panel yang disandingkan.
Seringkali perangkat tekstual seperti balon ucapan, keterangan, dan onomatope menunjukkan dialog, narasi,
efek suara, atau informasi lainnya.

16. Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

 Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

 Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah.

 Memberikan bayangan langkah kerja.

 Mengkomunikasikan cerita.

 Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.

17. A. Kartun
Bentuk kartun bisa berupa dengan tokoh manusia ataupun hewan yang berisikan cerita humor yang bersifat
menghibur. Indonesia memiliki beberapa tokoh kartun seperti Petruk dan Gareng karya dari Tatang S. dan
sebagainya.
B. Karikatur
Gambar karikatur menampilkan berbagai karakter yang dilebih-lebihkan, unik lucu, dan terkadang
mengandung kritikan dan sindiran. Objek dari gambar karikatur bisa diambil dari tokoh manusia atau hewan.
C. Komik
Gambar ilustrasi dalam bentuk komik terdiri atas rangkaian gambar yang saling melengkapi dan memiliki alur
cerita. Bentuk komik bisa berupa buku maupun lembaran gambar singkat (Comic Strip).
D. Ilustrasi Karya Sastra
Karya sastra berupa cerita pendek, puisi, sajak dan akan tampak lebih menarik minta orang untuk membaca
apabila disertai dengan gambar ilustrasi. Fungsi gambar ilustrasi di sini memiliki tujuan untuk memberi
penguatan dan mempertegas isi atau narasi di dalam materi.

18. Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Tulis

1. Kain Mori
Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari bahan kapas yang telah
mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus. Kain yang bisa digunakan untuk bahan batik
tentunya adalah kain yang mudah menyerap zat-zat pewarna batik.

Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu jenis kain yang memiliki kualitas tertinggi, meski daya
serapnya kurang. Selain itu bisa juga menggunakan kain mori berjenis prima yang memiliki kualitas sedang
dengan benang yang sedikit kasar.  Untuk menghemat biaya bisa juga menggunakan kain mori biru yang
merupakan kain dengan kualitas rendah dengan tekstur kasar.

Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain Kain rayon, Kain Kapas,
Kapas Grey dan bisa juga menggunakan kain sutera.

2. Canting
Canting merupakan salah satu alat utama yang sudah kami terangkan di artikel “2 senjata legendaris batik
tulis“, tanpa canting sebagai alat melukis motif, batik tulis bukanlah batik tulis tradisional dan yang
dibanggakan bangsa Indonesia. 😀
Canting juga memiliki berbagai jenis, untuk lebih lengkapnya bisa di baca di artikel “ Macam-Macam Canting
Batik dan Fungsinya“.

3. Malam atau Lilin Batik


Malam juga salah satu bahan utama pembuatan batik tulis hanya saja malam tidak hanya di gunakan untuk
membuat batik tulis tapi juga menjadi salah satu pembuatan batik cap. Malam atau lilin batik ini secara garis
besar berfugnsi untuk menutupi bagian tertentu agar tidak terkena pewarna atau bisa juga disebut sebagai
perintang, untuk lebih lengkapnya tentang malam anda bisa baca di artikel “Malam atau Lilin Untuk
Membatik“.

4. Zat Pewarna
Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat pewarna alami dan
sintetis/buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk industri batik saat ini sebagian
pembatik lebih banyak menggunakan zat pewarna sintetis karena lebih praktis, bahan mudah didapat, murah
dan terdapat banyak pilihan warna.

5. Wajan dan kompor kecil


Alat ini gak perlu diterangkan detail ya kegunaannya apa? 😀
Yang pasti wajan dan kompor kecil ini berfungsi untuk memanaskan atau mencairkan malam/lilin batik.

6. Gawangan
Kalau yang ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik berlangsung. Gawangan batik ini bisa
terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para juragan batik jaman dulu biasanya memiliki gawangan yang
diberi motif hiasan pada bagian atasnya. Biasanya berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti
naga ataupun motif lung-lungan (tumbuhan).

7. Dingklik
Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai tempat duduk pengrajin.
Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan dengan cara duduk di bawah, tidak dilakukan
dengan berdiri sebagaimana yang dilakukan pengrajin saat membuat batik cap.

8. Bandul
Adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan kain batik agar tidak mudah bergeser ketika sedang
dilukis dengan malam. Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang bisa difungsikan sebagai
pemberat.

9. Taplak
Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik. Alas ini ditempatkan
diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.
10. Meja kayu
Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain sebelum dibatik. Selain itu juga
bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik diatas kain dengan menggunakan pensil.

19. Berikut beberapa motif batik yang populer di Indonesia.

1. Batik Megamendung

Batik Megamendung merupakan motif kain batik khas daerah Cirebon. Motif batik Megamendung sangat khas
dengan bentuk awan besar berwarna cerah dan mencolok. Beberapa warna yang umum digunakan pada batik
Megamendung adalah biru, merah tua, ungu, dan hijau tua.

2. Batik Tujuh Rupa Pekalongan

Pekalongan merupakan salah satu daerah yang terkenal sebagai daerah pengrajin batik dan pusat batik.
Berbagai motif batik yang elegan banyak dihasilkan di kota Pekalongan. Ciri khas batik Pekalongan yakni
didominasi dengan motif tumbuh-tumbuhan dan hewan. Batik Pekalongan akan sangat cantik apabila
dikombinasikan dengan pakaian berbahan polos.

3. Batik Parang Rusak

Motif batik ini pasti sering sekali kalian lihat. Motif batik Parang Rusak merupakan motif batik yang sangat
populer di kalangan pecinta batik. Motif batik Parang Rusak mengandung arti mendalam, yakni peperangan
manusia dalam melawan sifat buruk dan nafsu selama hidup. Batik Parang Rusak sangat sering digunakan
untuk berbagai kerajinan berbahan batik.

4. Batik Keraton
Batik Keraton merupakan batik yang awalnya dibuat oleh para putri dan pengrajin batik yang ada di
lingkungan Keraton. Motif batik Keraton ini sangat kental dengan nuansa elegan, sakral dan sarat akan filosofi
kehidupan. Karenanya, dulu batik Keraton hanya boleh digunakan oleh sebagian orang saja.

5. Batik Priyangan Tasikmalaya

Batik Priyangan Tasikmalaya terkenal dengan ciri khasnya yang memiliki corak yang rapat, rapi, dan berkelas.
Dominasi motif rumput dan tumbuh-tumbuhan menjadi identitas utama batik Priyangan.

6. Batik Lasem

Batik Lasem adalah batik yang berasal dari daerah bernama Lasem yang terletak di perbatasan Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Batik Lasem memiliki ciri khas warna merah menyala. Hal ini disebabkan karena batik Lasem
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.

7. Batik Bali

Ragam batik khas Pulau Dewata ini juga tak kalah populer, lho! Motif batik Bali banyak terinspirasi dari
berbagai hewan seperti kura-kura, burung bangau, dan rusa. Warna-warna yang digunakan pada batik Bali
juga dominan warna cerah, seperti biru, kuning, dan ungu.

8. Batik Pring Sedapur Magetan


Batik Pring Sedapur Magetan merupakan pilihan batik dengan motif sederhana dan simpel. Meskipun begitu,
batik Pring Sedapur sarat akan makna filosofis. Motif batik ini didominasi oleh gambar-gambar tanaman
bambu yang mengandung arti hidup rukun dan tentram.

9. Batik Malang

Kota Malang, Jawa Timur juga punya motif batik kebanggaan. Batik Malang memiliki ciri khas warna cerah.
Motif batik Malang juga unik, yakni kombinasi gambar-gambar candi yang ada di kota tersebut.

10. Batik Betawi

Jakarta juga punya batik, lho! Batik Betawi kerap ditampilkan dalam pameran kebudayaan Betawi ataupun
digunakan pada acara-acara bergengsi seperti perhelatan Abang None Jakarta. Pilihan warna-warna cerah
yang mencolok dipadukan dengan motif unik khas Betawi seperti ondel-ondel, pucuk rebung, nusa kelapa, dan
gambang kromong menjadi ciri khas batik Betawi.

20. Macam – Macam Teknik Membatik

 Teknik canting tulis. Teknik canting tulis merupakan suatu teknik membatik yang paling umum dan
menghasilkan harga jual batik paling tinggi. ...

 Teknik cap 

Teknik batik cap merupakan teknik membatik yang dilakukan dengan menggunakan alat canting cap.
Canting cap tersebut akan dicelupkan pada cairan malam kemudian diucapkan di atas kain mori. Teknik
membatik yang satu ini memiliki kelebihan yaitu menjadi teknik pembuatan batik dengan malam yang
lebih cepat terlebih dibandingkan teknik batik tulis. 

 Teknik ikat celup

Jika teknik canting tulis merupakan sebuah teknik membatik yang sangat sulit, maka teknik ikat celup
merupakan teknik membatik yang sangat mudah. Pembuatan motif pada kain batik dengan teknik ikat
celup dilakukan dengan mengikat sebagian kain kemudian dicelupkan ke dalam cairan pewarna.
Setelahnya ikatan dibuka, kemudian kain yang terikat bisa menghasilkan corak tertentu sesuai lipatan
ikatannya karena kain yang terikat tidak akan terkena cairan pewarna. Teknik membatik ikat celup ini juga
dikenal dengan istilah menjumput. Hasilnya disebut sebagai batik teknik jumputan. Siapa pun bisa belajar
teknik membatik yang satu ini karena bahan, alat dan caranya sangat mudah di coba. 

 Teknik printing

Dari macam – macam teknik membatik diatas, teknik selanjutnya yang Anda harus terapkan adalah teknik
printing. Metode membatik yang semacam ini dilakukan dengan membuat sentuhan batik di atas kain
melalui cara printing.  Jadi untuk membuat batik dengan metode printing, maka alat printing di butuhkan.
Proses pewarnaannya sendiri hanya diwarnai pada satu bagian sisi kain batik saja. Sehingga proses
produksinya akan sangat efisien. Proses membatik dengan printing juga sangat cepat karena itu batik
printing biasanya digunakan oleh perusahaan dan batik printing juga dibanderol jauh lebih murah
dibandingkan batik tulis yang memang butuh ketelitian dan kreativitas seni tinggi untuk
membuatnya. Waktu pembuatan batik dengan metode printing juga sangat cepat. Dalam sekali cetak saja,
satu warna hanya butuh waktu 5 menit untuk membuatnya. Tidak hanya itu, alat printing juga menjadi
sebuah alat membatik yang sangat canggih sehingga motif batiknya memiliki hasil yang sangat detail.

 Teknik colet

Teknik pembuatan batik dengan teknik colet merupakan teknik membatik yang sangat akrab disapa
sebagai teknik lukis. Melalui teknik colet, pembatik harus mengoleskan pewarna kain dengan
menggunakan kuas kemudian dilukiskan motif di atas kain mori. 

21. Poster adalah pengumuman atau iklan dalam bentuk gambar, atau tulisan berisikan himbauan atau ajakan
untuk melakukan sesuatu dan biasanya ditempelkan di dinding atau tempat-tempat
strategis yang sering dilalui banyak orang dan mudah terbaca.
22. Fungsi Dan Manfaat Baliho
 Menyampaikan materi iklan
 Sebagai media promosi yang mudah untuk dilakukan sebab biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar
 Dapat dilakukan secara instant atau promosi kontemporer
 Untuk menaikan penjualan atau market
 Dan untuk menaikan pamor atau popularitas si pengiklan
23. Ciri Ciri Poster
Menggunakan bahasa yang padat, singkat, jelas dan mudah dipahami. Mengandung kalimat-kalimat
persuasif atau bersifat ajakan.
24. Ciri Ciri Poster Komersial
- Desain grafis dari poster harus memuat komposisi yang terdiri atas huruf dan gambar 
-Biasanya poster mengandung unsur-unsur warna yang mencolok
- Berisikan kalimat-kalimat yang cukup singkat, jelas dan mudah dimengerti pembaca
- Biasanya poster di pasang ditempat yang strategis supaya dapat diketahui banyak orang
- Poster biasanya selalu mengandung unsur gambar yang menarik
25. A
Jenis Baliho. Terdapat beberapa jenis baliho yang dapat dibedakan berdasarkan berbagai hal sebagai berikut :

1. Ukuran.
Berdasarkan ukuran atau bentuk-nya, baliho terdiri dari :
- baliho vertikal, yaitu baliho yang dibuat dalam bentuk tegak (potrait), dengan ukuran misalnya lebar 2
meter x tinggi 3 meter atau lebar 4 meter x tinggi 6 meter.
- baliho horizontal, yaitu baliho yang dibuat dalam bentuk memanjang landscape, dengan ukuran misalnya
panjang 4 meter x lebar 3 meter.

2. Tujuan.
Berdasarkan tujuan-nya, baliho terdiri dari :
- reklame sosial, yaitu reklame yang berisi informasi atau himbauan untuk  mengajak masyarakat
melakukan tindakan yang lebih baik.
- reklame komersial, yaitu reklame yang berisikan informasi produk untuk dilihat oleh masyarakat supaya
tertarik dengan produk tersebut. 

3. Bahan.
Berdasarkan bahan pembuatnya, baliho terdiri dari :
- flexi Korea/flexi China, kualitas bahan keduanya tidak jauh berbeda.
- flexy Jerman, kualitas bahan ini lebih bagus dan lebih mahal dibandingkan bahan flexi,  Korea/flexi China. 
- abadros, bahan baliho dengan kualitas paling bagus, biasanya dipasang di dalam ruangan (indoor),
dengan kelebihan bahan memiliki permukaan yang halus sehingga membuat hasil desainnya lebih jelas
(fokus). 
26. TEKNIK yang umum digunakan dalam membuat karya seni patung antara lain sebagai berikut:

 Teknik COR, yakni teknik pembuatan patung dengan menggunakan alat berupa cetakan di mana bahan
patung dituang ke dalam cetakan tersebut.

 Teknik ASSEMBLING, yakni teknik pembuatan patung dengan cara dirakit.

 Teknik CETAK, yakni pembuatan patung dengan jalan dicetak.

 Teknik LAS, yakni pembuatan patung dengan cara menggabungkan sejumlah komponen bahan sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.

 Teknik BUTSIR, yakni pembuatan patung yang dilakukan dengan mengurangi atau pun menambah
bahan.

 Teknik PAHAT, adalah pembuatan patung dengan cara mengurangi bahan yang digunakan.

27. Teknik pahat biasanya dilakukan pada proses pembuatan patung dengan bahan dasar keras seperti kayu,
tulang, batu ganit, batu granit dan bahan dasar yang berstruktur keras lainnya dengan cara mengurangi
bagian-bagian tertentu pada bahan dasar hingga membentuk patung yang diinginkan
28. Sama dengan no. 26
29. ALAT-alat yang dipergunakan dalam membuat patung antara lain sebagai berikut:

1. Butsir, disebut juga sadap. Alat ini digunakan dalam membuat patung dengan bahan kayu atau kawat dan
semacamnya.

2. Pahat, bisa pahat ukir untuk bahan kayu atau pahat ukir untuk bahan patung berupa batu.

3. Cetakan, jika patung dibuat dengan teknik cetak dengan bahan seperti gips.

4. Palu, adalah alat yang digunakan untuk melengkapi pahat.

5. Meja putar, jika patung dibuat dari bahan tanah liat sehingga memudahkan proses pembentukan.

6. Catut atau kakatua, adalah alat yang digunakan apabila bahan patung adalah dari besi.

30. Jenis patung berdasarkan fungsinya, antara lain :  

 Patung Kerajinan, berfungsi untuk dijual karena memiliki nilai jual.

 Patung Seni, berfungsi untuk dinikmati nilai estetikanya.

 Patung Dekorasi, berfungsi sebagai penghias, pelengkap, dan memperindah suatu tempat maupun bangunan.

 Patung Arsitektur, berfungsi sebagai penunjang konstruksi bangunan.

 Patung Monumen, berfungsi sebagai pengingat/pengenang peristiwa/kejadian/sejarah di masa lampau.

 Patung Religi, berfungsi sebagai sarana beribadah umat agama tertentu.

31. Berikut tiga unsur utama dalam seni tari:

1. Wiraga (raga)

Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal dengan gerakan. Tarian
harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan
dalam suatu seni tari memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah
tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian
yang memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu.

Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak karakter yang dimainkan. Misalnya gerak
memutar pergelangan tangan pada tari yang dibawakan oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan.
Begitu pula gerakan berdecak pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti wibawa dan
kekuasaan.

Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan menjadi hampa karena memang yang namanya tari
harus ada unsur gerakan. Maka dari itu, wiraga termasuk ke dalam unsur utama sebuah seni tari.

2. Wirama (irama)

Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari tanpa adanya musik yang
mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih
memiliki makna karena tercipta suasana tertentu.

Seorang penari harus bisa menari sesuai dengan irama, ketukan, dan tempo pengiringnya sehingga bisa
harmonis dan estetis di mata penonton. Selain itu, irama juga bisa sebagai isyarat bagi penari kapan harus
memulai atau mengganti sebuah gerakan. Hal ini sangat berguna ketika sebuah tarian dibawakan oleh banyak
penari sehingga setiap penari tidak tergantung gerakannnya pada penari lain tetapi bisa menyamakan sendiri
dengan irama pengiring.

Irama yang digunakan bisa berupa rekaman (biasa digunakan untuk kepentingan pendidikan) ataupun iringan
langsung dari instrumen musik (seperti gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak
menutup kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan, hentakan kaki, maupun
nyanyian. Apapun bentuknya, irama digunakan sebagai pelengkap sebuah gerakan tari. Meskipun berfungsi
sebagai pengiring, irama juga termasuk ke dalam unsur utama.

3. Wirasa (rasa)

Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada penonton melalui gerakan dan
ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut
melalui mimik wajah dan pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan adalah gadis
desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus menampilkan mimik wajah
yang mendukung.

Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan estetika sebuah seni tari bila dikombinasikan dengan
irama dan gerakan yang mendukung. Dengan adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah
menangkap maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa ini tidak dapat terlepas
dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa, makna tarian tidak akan dapat tersampaikan kepada
penonton. Baca juga: Keindahan Seni Tari

Unsur Tambahan

Setelah mengetahui unsur utama yang harus ada dalam sebuah tarian, alangkah baiknya bila kita juga
mengetahui unsur tambahannya. Memang, unsur ini adalah pelengkap dari ketiga unsur unsur seni tari di atas
tapi tidak serta merta dapat diabaikan begitu saja karena unsur ini sangat mendukung sebuah tarian. Bisa jadi,
apabila beberapa unsur tambahan ini tidak diperhatikan juga dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah
pertunjukkan sendaratari.

4. Tata Rias dan Kostum

Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan kostum dan riasan seadanya. Pasti
ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini
mendukung terciptanya suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat.

5. Pola Lantai

Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak hanya melulu berada di tengah panggung
tapi juga bergerak kesana kemari sehingga tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga
sangat penting untuk tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan
sehingga gerakan yang ditampilakan dapat selaras, kompak, dan teratur.

6. Setting Panggung

Seni pertunjukkan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan panggungnya. Hal ini penting karena
dengan adanya panggung yang sesuai tarian, tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan
pada penonton. Setting panggung yang dimaksud juga termasuk pencahayaan. Sekiranya, panggung
sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Intinya, penata ruangan harus bisa menyesuaikan
dengan tari yang akan dibawakan.

7. Properti

Dalam tarian tertentu, penari akan membawa properti. Properti ini merupakan alat pendukung seperti
selendang, piring, payung, lilin. Meskipun memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga
perlu diperhatikan untuk mendukung visualisasi tarian.

Dengan adanya aksesoris penunjang, penonton makin yakin bahwa tarian yang dibawakan telah dipersiapkan
sebaik-baiknya. Selain itu, juga ada aksesoris penunjang yang memudahkan penonton untuk mengetahui
karakter tarian yang dibawakan.

32. Sebutkan contoh tari kreasi baru beserta asal daerahnya!

1.    Sumbawa                  = Tari Nguri

2.    Jawa Tengah            = Tari Kuntulan, Tari Manipuren

3.    Jawa Barat                = Tari Merak

4.    Jawa Timur               = Tari Banjar Kemuning,

5.    Yogyakarta                = Tari Rampak, Tari Rara Ngigel, Tari Ongkek Manis, Tari Manipuri, Tari Roro Wilis

6.    Bali                             = Tari Kupu-Kupu, Tari Manuk Rawa

7.    Jakarta                       = Tari Yapong

33. Pola lantai tari kreasi daerah adalah pola denah yang dilakukan oleh seoarang penari dengan
perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang (space) untuk menari.
34. Pola lantai terbagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Pola lantai vertikal adalah pola lantai membentuk garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya,
seperti pada Tari Pasambahan dari Sumatera Barat

2. Pola lantai horizontal adalah pola lantai membentuk barisan dari kiri ke kanan atau sebaliknya, seperti
pada Tari Saman dari Aceh

3. Pola lantai diagonal adalah pola lantai membentuk garis lurus dari sudut kiri bawah ke kanan atas atau
dari sudut kanan bawah ke kiri atas

4. Pola  lantai melengkung adalah pola lantai membentuk barisan berkelok, seperti angka delapan, formasi
ular atau huruf U

35. Pola lantai tari dapat kita lihat dari FORMASI atau SUSUNAN yang dibentuk oleh para penari.
Formasi ini terbentuk sebab penari menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Petunjuk posisi para penari ini
adalah dari pola lantai tari yang mereka gunakan.
Yang dimaksud dengan POLA LANTAI adalah suatu garis dengan bentuk tertentu yang dilalui oleh para
penari saat memperagakan gerak pada tari. Pola lantai ini sangat membantu penari memahami posisinya baik
itu pada tari tunggal, tari berpasangan terlebih tari berkelompok.
Pada dasanyanya pola tari lantai ini dibagi menjadi dua kelompok, antara lain adalah sebagai berikut:
 GARIS LURUS, terdiri atas garis horizontal, vertikal, diagonal. Aoabila dikembangkan bisa terbentuk
banyak pola seperti zigzag, segitiga, segiempat dan lain sebagainya.
 GARIS LENGKUNG, terdiri atas lengkung atas lengkung bawah. Bila dikembangkan bisa didapatkan
sejumlah bentuk baru seperti lingkaran penuh, angka delapan dan lain sebagainya.
36. Jenis Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya
Berdasarkan jumlah penarinya, jenis tari dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Tari Tunggal (Solo)
Tari tunggal adalah jenis tari yang dimainkan oleh satu orang penari, bisa laki-laki ataupun perempuan.
Contoh tari tunggal diantaranya adalah Tari Gatotkaca yang berasal dari Jawa Tengah.
2. Tari Berpasangan (Duet)
Tari berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua orang penari, bisa antara perempuan dengan
perempuan, laki-laki dengan laki-laki, maupun perempuan dengan laki-laki. Contoh tari berpasangan adalah
Tari Topeng dari Jawa Barat.
3. Tari Berkelompok (Group)
Tari berkelompok adalah jenis tari yang dimainkan oleh lebih dari dua orang, bisa semuanya laki-laki,
semuanya perempuan, atau campur antara laki-laki dan perempuan. Contoh tari berkelompok adalah tari
Saman dari Aceh.
37. Untuk menunjukkan karakter tari pada wajah diperlukan.
tata rias = karena biasanya supaya wajah dapat sesuai dengan tarian dan karakterntari maka dibutuhkan
riasan di wajah untuk mempercantik wajah

38. Contoh Tari daerah dan Propertinya :

Indonesia memiliki ratusan tarian daerah dengan ciri khasnya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa
tari daerah yang menggunakan properti dalam proses pementasannya:

 Tari Baksa Kembang dari Kalimantan Selatan menggunakan Bogam/rangkaian bunga


 Tari Kuda Gepang dari Kalimantan Selatan menggunakan Gepang

 Tari Baksa Dadap dari Kalimantan Selatan menggunakan busur dan panah

 Tari Gantar Dayak Benuak dari Kalimantan Timur menggunakan tongkat

 Tari Kancet Papatai dari Kalimantan Timur menggunakan Mandau dan perisai

 Tari Bururng Enggang dari Kalimantan Timur menggunakan bulu burung Enggang

 Tari Serimpi dari Jogjakarta dengan properti berupa Jebeng, kemudian pistol, jemparing, dan cundrik,
serta tombak pendek

 Tari Satrio Watang dari Jogjakarta menggunakan Tombak

 Tari Golek Sulung Dayung dari Jogjakarta menggunakan Sampur

 Tari Piring dari Sumatera Barat menggunakan Piring

 Tari Payung dari Sumatera Barat menggunakan Payung

 Tari Lilin dari Sumatera Barat menggunakan Piring dan Lilin

 Tari Kipas Pakarena dari Sulawesi Selatan menggunakan Kipas

 Tari Manimbong dari Sulawesi Selatan menggunakan Parang dan Tameng


 Tari Bosara dari Sulawesi Selatan menggunakan Piring/Bosara

 Tari Pendhet dari Bali menggunakan Bokor

 Tari Legong dari Bali menggunakan Kipas

 Tari Panji Semirang dari Bali menggunakan Kipas

 Tari Musyoh dari Papua menggunakan Tameng dan Tombak

 Tari Lenso dari Maluku menggunakan Sapu Tangan

 Tari Cakalele dari Maluku menggunakan Parang dan Tameng

 Tari Saureka-reka dari Maluku menggunakan Bilah Pohon sagu

 Tari Mpaa Lenggo dari NTB menggunakan Kipas dan Sapu Tangan

 Tari Gandrung dari Lombok menggunakan Kipas

 Tari Sere dari NTB menggunakan Perisai dan Tombak

 Tari Kataga dari NTT menggunakan Pedang dan Tameng

 Tari Cerana dari NTT menggunakan Kotak Sirih dan Pinang

 Tari Likurai dari NTT menggunakan Tihar/Kendang Kecil

 Tari Bedhaya dari Ketawang, Jawa Tengah menggunakan Dodot

 Tari Bondan Payung dari Jawa Tengah menggunakan Boneka, Payung, Kendi

 Tari Golek Manis dari Jawa Tengah menggunakan Golek dan Selendang

 Tari Gandrung dari Banyuwangi, Jawa Timur menggunakan Kipas

 Tari Remo dari Jawa Timur menggunakan Selendang

 Tari Glipang dari Jawa Timur menggunakan Sampur/Selendang

 Tari Reog dari Ponorogo, Jawa Timur menggunakn Topeng reog

 Tari Ketuk Tilu dari Jawa Barat menggunakan Sampur/Selendang

 Tari Jaipong dari Jawa Barat menggunakan Sampur/Selendang

 Tari Merak dari Jawa Barat menggunakan Sampur

 Tarian Cokek dari Jakarta menggunakan Sampur/Selendang

 Tari Japin darei Jakarta menggunakan Sampur/Selendang

 Tari Topeng (Tarian Betawi) dari Jakarta menggunakan Topeng

 Tari Tor-tor Sapitu dari Sumatera Utara menggunakan Cawan/ Mangkok Kecil

 Tari Tandok dari Sumatra Utara menggunakan Tandok dari Anyaman bambu

 Tari Serampang Duabelas dari Sumatra Utara menggunakan Sapu tangan

 Tari Kipas Serumpun dari Sumatera Selatan menggunakan Kipas

 Tari Tanggai dari Sumatera Selatan menggunakan Tanggai berbentuk kuku

 Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan menggunakan Tepak Sirih selengkapnya

 Tari Melinthing dari Lampung menggunakan Kipas

 Tari Cangget dari Lampung menggunakan Jepana, Tombak, Keris, Talam emas, Payung

 Tari Sembah dari Lampung menggunakan Tepak dan Sirih


Contoh properti dalam tari :

Properti tari dalam tari tradisional ada bermacam-macam dan berbeda pada tiap tarian. Namun
contoh properti dalam tari yang paling sering digunakan adalah

 Selendang.
 Topeng.

 Kipas.

 Payung.

 Boneka.

 Piring.

 Keris.

 Tombak.

 Lilin.

 Rangkaian Bunga.

 Rebana.

 Mandau.

 Perisai.

39. Ragam tarian di Indonesia yang pertama adalah tari kreasi daerah. Tari kreasi daerah atau tradisional
adalah tarian yang mengalami beberapa perubahan dari tari yang dilakukan berdasarkan tradisi. Sehingga
ada perubahan pada bentuk, gerak, dan beberapa hal lain namun tetap memiliki ciri khas tarian daerah itu
sendiri.
40. Lihat No. 32
41. Lihat No. 13
42. Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari.  Pada dasarnya, ada dua pola
garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi
kuat. Sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah.

43. Lihat No. 30


44. Reklame komersial adalah reklame yang bertujuan untuk memberikan informasi pada banyak orang terkait
profil perusahaan, produk barang atau jasa, serta hal lain yang berkaitan dengan bisnis guna mendapatkan
keuntungan.
45. 1. Prim: yaitu interval nada dari nada satu ke nada yang sama. Misal: dari nada do ke do

2. Sekon: yaitu interval nada dari nada satu ke nada kedua di atas atau di bawahnya. Misal nada do ke re

3. Terts: yaitu interval nada dari nada satu ke nada ketiga: Misal nada do ke mi

4. Quart/Kuart: yaitu interval dari nada kesatu ke nada keempat di atasnya. Misal nada do ke fa, re ke sol, mi
ke la, dsb.

5. Quin/Kuint: adalah interval lima nada.

6. Sekt: adalah interval enam nada.


7. Septim: adalah interval tujuh nada.

8. Oktaf: adalah interval delapan nada, dalam musik diatonis oktav mengidentifikasikan pengulangan nada
yang sama hanya dalam tingkatan yang lebih tinggi. Misal nada do rendah ke nada do tinggi, sol bawah ke sol
tinggi, dsb.

Anda mungkin juga menyukai