Anda di halaman 1dari 5

PERSEDIAAN

Mata Kuliah Akuntansi Keuangan I

Kode Mata Kuliah EKA218

Kelas A2

Pertemuan ke-9

Kelompok 7

1. Ni Putu Diah Pranaya Kusuma Putri (27)


2. I Gusti Ayu Sintya Dewi (31)
3. Ni Putu Diva Intan Lestari (33)
4. Desak Gede Novita Anjani (36)

Prodi Sarjana Akuntansi 2022


1.1 Mengidentifikasi Klasifikasi Persediaan

 Pengertian Persediaan
Persediaan adalah barang yang diperoleh perusahaan dari pembelian atau hasil
produksi sendiri yang dimaksudkan untuk dijual kembali atau diolah lebih lanjut dalam
rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya.
Adapun pengertian Persediaan Menurut para ahli, sebagai berikut:
1. Menurut Skousen, Stice, Stice (2004:653), ”persedian ditujukan untuk barang barang
yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan
manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan
dalam kegiatan produksi”.
2. Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah “barang
dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang
digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”.

Persediaan dalam suatu perusahaan terdiri dari berbagai macam dan jenis. Persediaan
memiliki dua karakter penting, yakni:
1. Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan
2. Persediaan tersebut siap dijual kepada para konsumen.

 Klasifikasi Persediaan
Menurut Keiso (2002:444) Persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan
usahanya, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan dagang
terdapat persediaan berupa barang dagangan yang dibeli ke pemasok dengan tujuan
untuk dijual kembali kepada pelanggan.
2. Perusahaan manufaktur
a) persediaan bahan baku dan bahan pembantu (raw material)
Bahan yang dapat dilihat dan digunakan secara langsung maupun tak langsung
dalam proses produksi. Contoh: dalam pembuatan kursi, bahan secara langsungnya
yaitu kayu, bahan tak langsungnya paku dan pelumas.
b) persediaan barang dalam proses (work in process)
Barang yang masih dalam pengerjaan dan belum selesai. Contoh: Kain yang
masih dalam potongan untuk membuat baju
c) persediaan barang jadi (finished goods).
Hasil proses produksi yang sudah siap untuk dijual. Contoh: Baju
 Akuntansi untuk Persediaan
Nilai persediaan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu ditentukan berdasarkan
hasil perkalian dua faktor yaitu jumlah kuantitas atau unit fisik yang ada pada tanggal
tersebut dan biaya perolehan per unit barang persediaan yang bersangkutan
Nilai Persediaan = Kuantitas (Jumlah Unit) x Biaya Perolehan Satuan
Akuntansi persediaan pada dasarnya membahas dua masalah pokok yaitu:
1. Metode penentuan kuantitas atau jumlah unit persediaan yang dimiliki perusahaan
pada suatu waktu.
2. Metode penilaian persediaan

 Penentuan Kuantitas Persediaan


Setiap akhir periode, perlu adanya penentuan kuantitas persediaan, baik di perusahaan
yang menggunakan sistem perpetual maupun fisik. Pada perusahaan yang menggunakan
sistem perpectual, adapun tujuan dilakukannya perhitungan fisik persediaan. Pertama,
untuk mengecek keakuratan catatan persediaan yang dibuat. Kedua, untuk menentukan
jumlah persediaan yang hilang akibat dicuri, menyusut, dsb. Perusahaan dengan metode
fisik melakukan perhitungan fisik persediaan dengan tujuan untuk menentukan jumlah
barang yang ada dalam persediaan dan menentukan beban pokok penjualan.
1. Penghitungan Fisik Persediaan
Perhitungan fisik persediaan merupakan pekerjaan menghitung, menimbang, atau
mengukur setiap jenis barang yang ada dalam persediaan. Biasanya perusahaan yang
padat kegiatan akan menghitung persediaan ketika perusahaan sedang tidak beroperasi
atau pada hari libur. Pada perusahaan yang mengakhiri periode akuntansi di akhir tahun,
perhitungan persediaan dilakukan pada tanggal 31 Desember.
2. Penentuan Kepemilikan Barang
Dalam menentukan kepemilikan barang, semua barang milik perusahaan, baik secara
fisik berada di gudang maupun tidak harus diikutsertakan dalam persediaan. Barang
sudah dicatat sebagai persediaan didasarkan pada hak kepemilikannya. Penentuan yang
lazim digunakan untuk perpindahan hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan:
- Barang Dalam Perjalanan
Kepemilikan barang pada saat perjalanan dapat ditentukan dengan menggunakan
syarat, sebagai berikut:
a) Barang dijual dengan syarat FOB (Free on Board) Shipping Point, artinya
kepemilikan barang berpindah ketangan pembeli ketika pihak pengangkut menerima
barang dari penjual
b) Barang dijual dengan syarat FOB Destination, artinya kepemilikan barang akan
berpindah ke tangan pembeli ketika barang yang diangkut dari penjual sampai ke
tempat pembeli
- Barang Konsinyasi
Barang Konsinyasi adalah barang titipan milik orang lain yang kemudian dijual oleh
penjual dengan menerima komisi dari penjualan tersebut. Oleh karena penjual bukan
pemilik barang, maka barang tersebut tidak perlu dicatat dalam persediaan. Tujuan
dilakukan konsinyasi yaitu dapat mempercepat penjualan, agar penjualan terus berjalan
dan tidak menumpuk di tempat produsen.
 Metode Pencatatan Persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya
persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan yaitu :
1. Sistem Periodik (Physical)
Yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan
jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barang
barang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat
harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik
persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios
majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah,
koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam
namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi
yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada
saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang
meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2. Sistem Permanen (Perpetual)
Yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan
membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual
ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui
posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali
persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga
elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan Pencatatan Sistem Perpetual dan Sistem Periodik
Transaksi Perpetual Periodik
Pembelian Persediaan Rp xx Pembelian Rp xx
Kas/Hutang Rp xx Kas/Hutang Rp xx
Retur Pembelian Hutang Rp xx Hutang Rp xx
& Potongan Harga Persediaan Rp xx Retur Pembelian Rp xx
Biaya Angkut Persediaan Rp xx Biaya Angkut Rp xx
Kas Rp xx Kas Rp xx
Pembayaran Pembelian Hutang Rp xx Hutang Rp xx
Kas Rp xx Kas Rp xx
Persediaan Rp xx Pot pembelian Rp xx
Penjualan Kas/Piutang Rp xx Kas/Piutang Rp xx
Penjualan Rp xx Penjualan Rp xx
HPP Penjualan Rp xx
Persediaan Rp xx
Retur Penjualan & Potongan Retur penjualan Rp xx Retur penjualan Rp xx
Harga Piutang Rp xx Piutang Rp xx
Persediaan Rp xx
HPP Penjualan Rp xx

Pelunasan/ Kas Rp xx Kas Rp xx


Penerimaan Kas Pot Penjualan Rp xx Pot Penjualan Rp xx
Piutang Rp xx Piutang Rp xx

Anda mungkin juga menyukai