Anda di halaman 1dari 2

STUDIUM GENERALE

Nama : Syalimar Trisnajmi

NIM : 15021079
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas/ Sekolah : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL)
Tema : Budaya Ilmiah Unggul ITB: Masa Lalu, Masa Kini, dan Tantangan Ke Depan
Pembicara : Dr. Ir. Grandprix T. M. Kadja
Hari/ tanggal : Rabu, 18 Januari 2023
Kelas : 07
RESUME *)

Pengenalan Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) adalah lembaga yang
mewadahi pusat atau pusat penelitian yang ada di ITB. LPIT juga membawahi Science and
Technology Park yang menyediakan ekosistem sebagai jangkar hilirisasi dari produk invensi
menjadi produk inovasi.

Sejarah singkat ITB: 3 Juli 1920, institut atau perguruan tinggi teknik pertama yang didirikan saat
kolonial Belanda (dutch colony), dan kedua di dutch empire. Sudah 130 tahun berjalan. Rektor
kedua ITB adalah Prof. Dr. Jacob Clay.

Background story pertemuan scientific antar Peraih Nobel Milikan vs Compton. Compton
merupakan murid dari Milikan, dan mereka berdebat mengenai salah satu topik yang menarik
yaitu Cosmic Ray atau sinar kosmik. Sinar kosmik itu merupakan energi tinggi yang berasal dari
luar angkasa atau outer space. Tetapi bentuk sejatinya dari cosmic ray ini belum diketahui dan
masih diperdebatkan. Perdebatan ini masuk ke dalam koran New York Times. Milikan
berpednapat bahwa cosmic ray ini merupakan foton, tetapi ditentang oleh murid nya sendiri, dia
bilang cosmic ray itu merupakan partikel bermuatan. Apabila ada 2 pendapat seperti ini, yang
kita ambil adalah experiment. Konsekuensi dari pendapatnya Compton, akan dibelokkan oleh
medan magnet yang dimiliki oleh bumi kita, kita harus merancang sebuah experiment untuk
menentukan. Disinilah Jacob clay hadir. Jacob melakukan experiment di Bandung, dia
menambahkan balon yang ada alat pengukuran intensitas sinar kosmiknya, dia melaporkan pada
ketika mendekati garis khatulistiwa tertentu, sinar kosmik itu akan menurun intensitasnya dan
mengalahkan pendapat Compton. Pada tahun 1932 masih terdapat perdebatan. Tidak ada yang
percaya dengan pendapat Clay karena berbanding terbalik dengan hasil experiment yang
dilakukan oleh Robert Milikan. Orang yang percaya dengan hasil kerja Clay hanyalah 2 orang,
yaitu dirinya sendiri dan Compton karena tampaknya Compton mengenal Clay itu siapa dan dia
percaya Clay adalah orang yang dapat dipercayakan. Karena experiment Clay pada tahun 1927
dan 1928 ini, Compton melakukan experiment tambahan berupa ekspedisi. Compton melakukan
8 ekspedisi berbeda di 69 di tempat yang berbeda-berbeda. Compton berkata dia mengutip hasil
kerja Jacob Clay yang sudah melakukan pengukuran dari perjalanan Bandung ke Belanda.
Compton menemukan hubungan yang sangat jelas bahwa sumbu x adalah posisi garis
khatulistiwa dan sumbu y nya adalah intensitas. Pada 1933 Compton mempublikasikan dan dia
mengutipkan data hasil kerja Clay, setelah di verifikasi oleh ilmuwan lain, ilmuwan lain
melakukan experiment yang sama dan mendapatkan hasil yang sama. Akhirnya, Robert Milikan
pun mengakui bahwa cosmic ray itu merupakan partikel bermuatan.
Hal menarik lainnya dari Jacob Clay, secara scientific genealogies adalah anak bimbingan dari
Kamerlingh Ones, dan setaun sebelumnya dia pernah bekerja di laboratorium nya Ernest
Rutherford. Di tahun 1936, Jacob Clay diusulkan untuk mendapatkan penghargaan Nobel, tetapi
dia tidak dapat. In fact, dia tidak pernah mendapatkan penghargaan apapun atas apa yang ia
kerjakan. Untuk sesaat, Clay terlihat sebagai seorang pioneer dan pahlawan tanpa balas jasa.

Dari sejarah yang dipaparkan, dapat dilihat ITB sudah menerapkan budaya ilmiah sejak dahulu.
Budaya ilmiah ini harus berbasis keilmuan, harus berbasis metode scientific yang benar dan
harus berlandaskan kejujuran. Penelitian, riset ilmu harus di publikasikan dan didokumentasikan.
Seperti yang dilakukan Jacob Clay, yaitu mempublikasikan hasil karyanya kepada dunia
sehingga Compton dapat mendapatkan keputusan akhir. Budaya unggul merupakan karakteristik
unique yang dimiliki ITB dan harus diperkuat hingga masa kini. Pada data ranking, ITB selalu
meningkat yaitu naik 226 peringkat hingga saat ini. Dan dilihat dari jumlah publikasi ITB, dari
2019 ke 2022 porsi Q1 nya selalu naik. ITB terus bertumbuh dan berfokus kepada peningkatan
kualitas secara keseluruhan. Jika dibandingkan dengan kampus lain, dapat dilihat persen jurnal
kita adalah yang paling besar. Tantangan ke depan yaitu Budaya ilmu unggul ITB harus
diperkuat. Seperti Kualitas keilmiahan inovasi dan pengabdian masyarakat, kualitas publikasi
ilmiah, sinergi dan kolaboritas: Riset, Akademik, Kemitraan. Tantangan ke depan yang lainnya
yaitu kemampuan menulis dan kemampuan melakukan penelitian. Tantangan ke depan lainnya
adalah mindset bahwa ITB besar karena mahasiswanya. Jangan dibalik. Jangan take it for
granted. Tantangan ke depan yang terakhir adalah segalanya bergantung kepada civitas
akademika, khususnya para mahasiswa.

Contoh bukti konkrit lainnya yaitu, ada anak ITB S1 yang hasil TA nya dipublikasikan di jurnal
Q1. Hal ini karena mahasiswa ITB memiliki kemampuan melakukan penelitian yang baik dan
memiliki kemampuan menulis yang sangat baik sehingga menghasilkan jurnal yang luar biasa
pula.

Seminar ini ditutup dengan kutipan pidato dari Prof. Ir. Jan Klopper, Rektor pertama ITH
Bandung. “Ladies and gentlement students, the prosperithy of this school depends on a lot part
of you.”

Keterangan:
1. Lembar resume yang telah diisi materi dikirimkan via EDUNEX
2. Resume dapat ditulis tangan atau diketik
3. Untuk mengetahui jadwal kuliah berikutnya dan info lainnya, silahkan bergabung di Grup Telegram via tautan:
https://t.me/joinchat/UH0m0KzwrrkexnbE
4. Official Line Account @qpu8078z

Anda mungkin juga menyukai