Anda di halaman 1dari 1

RESUME BUKU

Judul buku : Economics Doctrines of Islam (Doktrin Ekonomi Islam)


Penulis : Afzalur Rahman
Penerbit : Dana Bhakti Wakaf
Tahun terbit : 1995
Ada beberapa hal penting yang digunakan oleh masyarakat banyak, misalnya
pekerjaan umum, kereta api, pelayanan pos, keuangan, proyek- proyek listrik tenaga air, dan
sebagainya, semua itu menjadi milik dan dikelola oleh negara dan tidak dapat dilimpahkan
kepada perseorangan.
Pada umumnya pemilikan pribadi diperbolehkan menyangkut di bidang-bidang yang
luas, seperti di bidang produksi, akan tetapi terbatas dalam distribusi, khususnya jika hal itu
menyangkut hak dan kepentingan masyarakat umum. Sedangkan hak milik pribadi terhadap
hal-hal yang sangat bernilai dan memberi manfaat kepada orang banyak tidak diperbolehklan.
Dengan demikian, pemilikan pribadi maupun pemilikan secara umum keduanya
dibatasi oleh kondisi masing-masing tetapi saling terkait dalam keseimbangan yang baik dan
seksama, sehingga masing-masing hak milik tersebut tidak saling menekan dengan
menghancurkan kepentingan hak milik yang lainnya atau mengganggu kepentingan
masyarakat.
Dengan demikian, masyarakat Islam mempunyai sistem ekonomi campuran di mana
hak milik perseorangan dan hak milik umum keduanya diperbolehkan di dalam kepentingan
masyarakat. Namun dapat ditegaskan di bahwa sifat dari hak milik, baik itu pribadi maupun
umum, yang terdapat di dalam Islam sangat berbeda dengan apa yang dimaksud hak milik di
dalam sistem kapitalisme dan komunisme.
Di dalam kapitalisme, hak milik individu adalah mutlak dan tak terbatas, sedangkan di
dalam komunisme, hak milik diabaikan sama sekali. Sedangkan di dalam masyarakat Islam,
hak individu itu berada dalam keadaan norma, bukan tak terbatas seperti yang terdapat di
dalam kapitalisme, ataupun ditekan sama sekali seperti yang terdapat di dalam sistem
komunisme.
Islam mendukung kesamaan ekonomi dalam arti harta tidak dikuasai oleh sekelompok
orang tertentu tetapi harus menyebar ke seluruh masyarakat sehingga semua orang
memperoleh penghidupan yang cukup untuk memenuhui kebutuhan pokoknya; dan setiap
individu harus memperoleh kesempatan yang sama untuk mencari pekerjaan atau melakukan
suatu usaha menurut pilihannya. Hal ini disebabkan oleh sistem kelas atau stratifikasi dapat
tumbuh dengan mudah di dalam masyarakat meskipun telah mencapai persamaan ekonomi.
Oleh karena itu, Islam lebih menekankan pada kesamaan sosial daripada kesamaan ekonomi.
Artinya, manusia itu semua sama, berasal dari satu anggota keluarga, dan terbagi-bagi
menjadi berbangsa- bangsa, suku-suku dan keluarga di mana hal tersebut jangan menjadikan
asing, akan tetapi untuk saling mengenal satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai